Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
Nayla Aprilia Latukau
"
ABSTRAKPenelitian ini membahas mengenai preferensi penonton dewasa muda di Indonesia terhadap festival film. Festival film pada penelitian ini merujuk pada screening dalam acara The World of Ghibli Jakarta. Melalui penelitian ini, penjelasan mengenai preferensi penonton dewasa muda terhadap screening film ini akan dipaparkan menggunakan teori Media Use. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian kualitatif, dengan paradigma konstruktivisme. Hasil penelitian menemukan bahwa penonton memiliki preferensi terhadap screening film ini. Preferensi terhadap screening ini yang terbentuk didasari atas dua hal, yaitu kesukaan atau preferensi penonton terhadap film-film Studio Ghibli (sebagai film-film yang ditayangkan pada screening ini), serta adanya ekspektasi akan adanya pengalaman menonton yang berbeda, melihat bahwa screening ini diadakan di bioskop.
ABSTRACTThis study discusses the preferences of young adult audiences in Indonesia for film festivals. The film festival in this study refers to screening in The World of Ghibli Jakarta event. Through this research, an explanation of young adult audience preferences towards screening this film will be presented using Media Use theory. This research was conducted with a qualitative research method, with a constructivism paradigm. The results found that viewers have a preference for screening this film. Preference for this screening is formed based on two things, namely the audiences preference for Studio Ghibli films (as films shown on this screening), as well as the expectation of a different viewing experience, seeing that this screening is held in cinema."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Hasea Christophorus
"Popularitas dari budaya populer Jepang seperti manga atau anime di dunia, selain berpengaruh terhadap industri kreatif dan ekonomi, juga mempunyai peran yang penting dalam pariwisata Jepang. Kota Mitaka adalah salah satu contoh daerah di Jepang yang terkena dampak dari ketenaran budaya populer Jepang dalam hal pariwisata. Penelitian ini menganalisis bagaimana pop culture tourism yang terjadi di kota Mitaka melalui Museum Ghibli. Penelitian menggunakan metode kualitatif dan analisis deskriptif dengan menggunakan data yang didapat dengan studi kepustakaan melalui berbagai sumber bacaan, yang kemudian dianalisis menggunakan kajian pop culture tourism oleh Lundberg dan Lexhagen. Berdasarkan data yang ditemukan, dinyatakan bahwa Museum Ghibli sudah menarik 650 ribu pengunjung setiap tahunnya. Lebih lanjut, dapat dinyatakan bahwa Museum Ghibli memiliki aspek-aspek penting yang dibutuhkan untuk kesuksesan pop culture tourism pada suatu destinasi budaya populer. Hal-hal seperti inovasi dalam suatu destinasi, pemahaman akan fenomena budaya populer dan memuaskan penggemarnya, serta peran teknologi telah berhasil menarik perhatian wisatawan.
The popularity of Japanese pop culture such as manga or anime in the world, as well as influencing the creative industry and the economy, also has an important role in Japanese tourism. Mitaka City is an example of an area in Japan that has been affected by the Japanese popular culture popularity in terms of tourism. This study analyzes how pop culture tourism occurs in the city of Mitaka through the Ghibli Museum. The study used qualitative methods and descriptive analysis using data obtained by literature studies through various reading sources, which were then analyzed using the study of pop culture tourism by Lundberg and Lexhagen. According to the data found, the Ghibli Museum has attracted 650 thousand visitors every year. Furthermore, it can be stated that the Ghibli Museum has important aspects needed for the success of pop culture tourism in a pop culture destination. Things such as innovation in a destination, understanding the phenomenon of popular culture and satisfy the fans, and the role of technology has succeeded in attracting tourist's attention."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Afifah Kusumaningrum
"Antropomorfisme adalah salah satu perangkat sastra yang tidak hanya digunakan dalam karya sastra, namun juga sering digunakan dalam film, terutama film animasi. Studio Ghibli, sebuah studio animasi dari Jepang, sering kali menggunakan antropomorfisme dalam film mereka, salah satunya dalam film Neko no Ongaeshi (2002). Untuk mengkaji antropomorfisme dalam film ini, penulis menggunakan teori-teori antropomorfisme dari Wells (1998; 2009) dan Danielsson (2020). Temuan dari penelitian ini adalah tokoh-tokoh hewan antropomorfik dalam film ini sebagian besar masih tetap mempertahankan beberapa perilaku alami hewan mereka. Tokoh-tokoh ini juga tentunya memiliki karakteristik dan perilaku manusia, antara lain adalah berjalan tegak dengan dua kaki, berbicara, memakai pakaian atau aksesoris, dan memiliki kebangsaan atau etnik. Tokoh-tokoh antropomorfik juga berperan sebagai pembawa pesan yang sesuai dengan tema film ini. Pesan-pesan yang dibawa adalah pentingnya percaya pada diri sendiri dan membalas kebaikan orang lain, kritik terhadap pemerintahan totaliter, dan representasi perbedaan cara pandang antara generasi tua dan generasi muda.
Anthropomorphism is a literary device that is not only used in literary works but also in films, especially animated ones. Studio Ghibli, a Japanese animation studio, often uses anthropomorphism in their films. One of them is Neko no Ongaeshi (2002). To study anthropomorphism in this film, anthropomorphism theories from Wells (1998; 2009) and Danielsson (2020) are used. The results are most of the anthropomorphic animal characters in this film still show some of the animal's natural behavior. They also show human characteristics and behaviors such as walking upright on two legs, talking, wearing clothes or accessories, and having nationality or ethnicity. This film also uses anthropomorphic characters to convey messages related to the themes of this film. These messages are the importance of believing in yourself and returning others’ favors, a critique of totalitarian government, and representations of different perspectives between the older and younger generations."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library