Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 243 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pambudi Bekti Pratiwi
Abstrak :
ABSTRAK
Stunting merupakan masalah kesehatan masyarakat yang perlu diatasi karena berhubungan dengan meningkatnya risiko kesakitan dan kematian, terhambatnya perkembangan motorik, dan pertumbuhan mental. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengetahui gambaran dan faktor dominan kejadian stunting pada balita di Desa Talagamulya Kabupaten Karawang tahun 2013. Desain penelitain yang digunakan adalah cross sectional. Sampel pada penelitian ini berjumlah 118 balita yang didapat dengan cara total sampling. Penelitiani ini dilakukan pada bulan April sampai Mei 2013. Pengumpulan data dilakukan dengan pengukuran tinggi badan, panjang badan, wawancara dengan kuesioner dan lembar FFQ semikuatitatif. Analisis data dilakukan dengan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi stunting balita usia 12-36 bulan di Desa Talagamulya sebesar 38,2% dan status gizi TB/U normal sebesar 61,8%. Analisis uji statistik menunjukkan hubungan yang bermakna antara berat lahir, panjang lahir, asupan energi, asupan protein, asupan zat besi, riwayat pemberian ASI eksklusif, dan pendidikan ibu dengan kejadian stunting. Faktor yang paling dominan dengan kejadian stunting adalah panjang lahir setelah dikontrol variabel asupan energi, berat lahir, asupan lemak, asupan besi, asupan seng pemberian ASI dan pengetahuan gizi.
ABSTRACT
Stunting is a public health problem that needs to be addressed due to the increased risk of morbidity and mortality, impaired motor development, and mental growth. This study aims to determine and reveal the main factors in the incidence of stunting in children under five Talagamulya village Karawang regency in 2013. This study uses cross sectional research design. Samples in this research were 118 toddlers obtained by total sampling. This research was conducted in April and May 2013. The data was collected by measuring height, body length, questionnaires and interviews with FFQ semikuatitatif sheet. Data were analyzed by chi square test. The results showed that the prevalence of stunting in children aged 12-36 months was 38.2% Talagamulya village and nutritional status of height for age normal of 61.8%. Statistical analysis showed a significant association between birth weight, birth length, energy intake, protein intake, iron intake, history of exclusive breastfeeding, and maternal education with incidence of stunting. The most dominant factor in the incidence of stunting was birth length after the controlled variable intake of energy, birth weigth, intake of fat, intake of iron, intake of zinc, breastfeeding and nutrition knowledge.
2013
T35447
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iis Fatimah
Abstrak :
ABSTRAK Stunting atau perawakan pendek pada anak merupakan suatu ?tragedi yang tersembunyi? dan dampaknya menyebabkan gangguan pada pertumbuhan dan perkembangan anak yang irreversibel. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan kejadian stunting pada balita usia 24 ? 59 bulan di Kelurahan Harapan Mulya Kota Bekasi tahun 2013. Disain penelitian adalah cross sectional dan melibatkan 143 sampel yang diambil dengan sampel acak sederhana. Status stunting dinilai berdasarkan Z-score TB/U menurut klasifikasi WHO. Pengukuran tinggi badan menggunakan microtoice, berat badan menggunakan timbangan digital, asupan makanan (energi, protein, vitamin A, zink) menggunakan FFQ semikuantitatif. ASI, berat lahir, penyakit infeksi, pendidikan ayah dan ibu, status ekonomi didapatkan melalui wawancara. Hasil analisis menunjukkan sebanyak 32,9% balita usia 24-59 bulan tergolong stunting. Uji chi-square menunjukkan berat lahir, asupan energi dan protein, asupan zink, pendidikan ayah dan status ekonomi berhubungan signifikan dengan kejadian stunting. Analisis regresi logistik menghasilkan berat lahir sebagai faktor dominan yang berhubungan dengan kejadian stunting setelah dikontrol pendidikan ayah dan asupan energi (p=0,003;OR=6,663;CI=1,87? 23,5). Untuk mencegah kejadian stunting pada balita, disarankan pemeriksaan kehamilan yang teratur, memberikan makanan bergizi seimbang untuk balita sesuai AKG yang dianjurkan, mempersiapkan status kesehatan dan gizi yang baik untuk remaja perempuan sebelum kehamilan.
ABSTRACT Stunting or short stature is a ?hidden tragedy? and its impact causes disorder to a irreversible child?s development. The aim of this study were to determine the dominant factor of stunting among children aged 24-59 months at Harapan Mulya sub-district in Bekasi city 2013. Design was a cross sectional study on 143 children whom chosen by simple random sampling. Status of stunting were expressed by height for age z-score (HAZ) according to the WHO classification. Children?s height were measured using microtoise, body weight was measured with digital scales, nutrients intake (energy, protein, vitamin A and zink) were collected throught semiquantitative FFQ. Breastfeeding, birthweight, infection disease, education of father and mother and economic status were collected through interview. The analysis result showed 32,9% children aged 24-59 months were stunting. Chi-square test showed birthweight , energy and protein intake, zinc intake, father education and economic status were significant correlate with stunting. Logistic regression analysis showed birthweight variable as a dominant factor which related to stunting after being controlled by father education and energy input (p=0,003;OR=6,663;CI=1,8723,5). Suggestion for deterrence of stunting is the regular pregnancy inspection, giving nutritious wellbalanced under five years food input as according to AKG suggested, preparing good nutrient and health status for woman adolescent before pregnancy.
Depok: Universitas Indonesia, 2013
T35912
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lasarus Atamou
Abstrak :
Stunting merupakan masalah kesehatan yang menjadi perhatian semua negara di dunia bahkan pada desa lokus stunting di indonesia khususnya di propinsi tertinggi kejadian stunting Nusa Tenggara Timur yang belum pernah diteliti. Penelitian cross sectional dilakukan untuk mengetahui hubungan determinan stunting dengan kejadian stunting di desa lokusstunting. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 166 ibu balita yang dipilih melalui metode proportional random sampling pada empat desa lokus stunting. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitas. Ditribusi frekuensi digunakan untuk melihat hasil univariat setiap variabel yang diteliti. Uji Chi Square digunakan untuk melihat analisis bivariat dan menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan ibu (p=0,033), pola asuh ibu (p=0,016), pendapatan orang tua (p=0,025), pemanfaatan pelayanan kesehatan (p=0,022), rumah tangga sanitasi (p=0,025), jenis kelamin (p=0,036), jarak kelahiran (p=0,000) dan riwayat penyakit infeksi (p=0,025) dengan kejadian stunting. Hasil analisis multivariat menggunakan regresi logistik ganda menunjukkan bahwa faktor yang paling berhubungan dengan kejadian stunting di desa lokus stunting adalah pengetahuan ibu (p=0,000 OR 35,167; CI 95% 6,064-295,438). Pemberian asuhan keperawatan pada komunitas balita stunting sebagai populasi rentan dapat dilakukan dengan meningkatkan pengetahuan ibu tentang stunting sehingga peningkatan pengetahuan dapat berdampak pada pemahaman stunting pada balita dan menurunkan angka kejadianstuntingdi desa lokus stunting ......Stunting is a health problem that is of concern to all countries in the world, even in the village of stunting locus in Indonesia, especially in the province with the highest incidence of stunting in East Nusa Tenggara which has never been studied. A cross sectional study was conducted to determine the relationship between the determinants of stunting and the incidence of stunting in the stunting locus village. The number of samples in this study were 166 mothers of children under five who were selected through the proportional random sampling method in four stunting loci villages. The instrument used is a questionnaire that has been tested for validity and reliability. Frequency distribution is used to see the univariate results of each variable studied. Chi Square test was used to see bivariate analysis and showed that there was a relationship between mother's knowledge (p=0.033), mother's parenting pattern (p=0.016), parents' income (p=0.025), utilization of health services (p=0.022), household sanitation (p=0.025), gender (p=0.036), birth spacing (p=0.000) and history of infectious disease (p=0.025) with stunting. The results of multivariate analysis using multiple logistic regression showed that the factor most related to the incidence of stunting in the stunting locus village was maternal knowledge (p = 0.000 OR 35.167; 95% CI 6,064-295,438). The provision of nursing care to the stunting toddler community as a vulnerable population can be done by increasing mother's knowledge about stunting so that increased knowledge can have an impact on understanding stunting in toddlers and reduce the incidence of stunting in the stunting locus village.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kamalludin Behzad
Abstrak :
this study was aimed to assess factors socioeconomic water and sanitation access to health service and immunization status of the children lees than five years with occurrence of stunting in Sikka and Lombok District in in temore Province .our data was secondary data has been collected By Research center UI after analyzing data with stata 2010 unvariat bivariate analysis in summary we find that from 2593 children under five 54.47 were normal and 45.53 were stunted and in multivariate analysis the male children had1.2 time the risk stunted and had significant association with stunting according age of mother at the age 20-30 year have risk 6.1time to stunted age <20 year had 5 time more risk of stunting and significant association with stunted and in socioeconomic have significant association with stunted poor family had 1.1 time more risk to stunted by going high every level socioeconomic prevalence of stunting going down. Use of soap in hygiene activity non us of soap had 1.5 time risk to stunted than who used soap in hygiene activity had less risk to stunted. Use of soap had significant with stunted. And according health service utilization that family who used form selfmedication had more stunted children than who use community private or government facility and health service utilization in long term illness had significant association with stunting.
Depok: Universitas Indonesia, 2012
T30051
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Kustri Suharningsih
Abstrak :
ABSTRAK Dampak yang ditimbulkan dari keadaan stunting adalah terganggunya fungsi kognitif. Masa-masa seribu hari pertama kehidupan adalah waktu kritis pertumbuhan anak. Kondisi stunting pada balita di Indonesia dan dunia masih tinggi. Prevalensi stunting pada baduta di Bojong Kamal mengalami peningkatan dari 18,3% pada tahun 2017 menjadi 30,9% pada tahun 2018. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Tujuan dilakukan penelitian ini untuk mengetahui persentase stunting pada baduta dan mencari faktor paling dominan terhadap kasus stunting pada baduta usia 13-23 bulan di wilayah kerja Puskesmas Bojong Kamal tahun 2018. Sampel penelitian sebanyak 89 orang yang dipilih secara systematic random sampling. Data dikumpulkan melalui pemeriksaan antropometri untuk menentukan kasus stunting pada baduta, kuesioner untuk mengumpulkan data riwayat pemberian ASI, riwayat penyakit infeksi, pendidikan orang tua, penghasilan orang tua, dan kunjungan posyandu, serta dari kuesioner food recall 24 jam untuk asupan makan. Persentase stunting baduta usia 13-23 bulan di wilayah kerja Puskesmas Bojong Kamal adalah sebesar 32,6%. Asupan energi menjadi faktor dominan yang membedakan kejadian stunting pada baduta usia 13-23 bulan di wilayah kerja Puskesmas Bojong Kamal dikontrol oleh riwayat penyakit infeksi, asupan protein dan pendidikan ibu.
ABSTRACT The effect of stunting is cognitive disfunction. The first 1000 days period of life is a critical time for child's growth. The number of stunting condition in children in Indonesia and around the world are still high. The prevalence of stunting in children under 2 years old on Bojong Kamal have been increased from 18.3% in 2017 to 30.9% in 2018. This study is a quantitative research and with cross sectional design. The purpose of this study is to know the persentage of stunting and to find out the most dominant factor in stunting cases in children age 13-23 month living on the working region of Puskesmas Bojong Kamal. Samples of the study about 89 children were choosen by systematic random sampling. Datas collected from the samples are from ix Universitas Indonesia antopometry examination, questionnaire to collect the history of breast feeding, history of infection disease, education level of the parents, income of the parents, visit to Posyandu, and questionnaire of food recall 24 hours for food consumption. Percentage of stunting in children age 13-23 months in working region of Puskesmas Bojong Kamal is 32.6%. Energy intake is the dominant factor which differentiate the stunting cases in children age 13-23 months in working region of Puskesmas Bojong Kamal controlled by history of infection disease, protein intake and mother's education.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunita Eka Putri
Abstrak :
Penyakit Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit endemis di sebagian besar wilayah Indonesia, termasuk juga di wilayah tropis lainnya. Tidak semua yang terinfeksi virus dengue akan menunjukkan manifestasi DBD berat. Status gizi erat hubungannya dengan status imunologi seseorang yang berkaitan dengan imunopatogenesis dari DBD. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan stunting dengan kejadian DBD pada balita di Kabupaten Sumbawa. Desain studi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah studi analitik dengan rancangan kasus control. Sampel kasus akan di ambil dari keseluruhan kasus, dan untuk sampel kontrol akan diambil dengan menggunakan tekhnik sampel acak (Simple Random Sampling). Sehingga dapat disimpulkan jumlah kasus 97 (total kasus) keluarga yang memiliki balita dengan diagnosa DBD selama tahun 2018 sampai Maret 2020 (dari 5 wilayah kerja puskesmas dengan jumlah DBD pada balita terbanyak) sedangkan kontrol 194 keluarga yang memiliki balita yang merupakan tetangga kasus. Dari hasil bivariat dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara status gizi dengan kejadian DBD pada balita di Kabupaten Sumbawa (p value = 0.0001) dengan OR = 3.269 (95% CI: 1.757-6.083). Pada analisis multivariate menunjukkan hal yang sama (p value = 0.0001) dengan OR = 3.22 (95% CI: 1.679-6.174). Hal ini menunjukkan bahwa balita dengan status gizi pendek dan sangat pendek meningkatkan risiko 3.22 kali terkena DBD.
Dengue Hemorrhagic Fever is an endemic disease in most parts of Indonesia, including in other tropical regions. Not all infected with dengue virus will show severe DHF manifestations. Nutritional status is closely related to a person's immunological status related to immunopathogenesis of DHF. The purpose of this study was to determine the relationship of stunting with the incidence of DHF in toddlers in Sumbawa Regency. The study design that will be used in this study is an analytic study with a case control design. Case samples will be taken from all cases, and for control samples will be taken by using a random sample technique (Simple Random Sampling). So it can be concluded the number of cases 97 (total cases) of families who have toddlers with DHF diagnoses from 2018 to March 2020 (from 5 working areas of puskesmas with the highest number of DHFs in toddlers) while control of 194 families who have toddlers who are neighboring cases. From the bivariate results it can be concluded that there is a significant relationship between nutritional status and the incidence of DHF in children under five in Sumbawa Regency (p value = 0.0001) with OR = 3,269 (95% CI: 1,757-6,083). In multivariate analysis showed the same thing (p value = 0.0001) with OR = 3.22 (95% CI: 1,679-6,174). This shows that toddlers with short and very short nutritional status increase the risk of 3.22 times getting DHF.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sando Pranata
Abstrak :
ABSTRAK
Nama : Sando PranataProgram Studi : Ilmu Kesehatan MasyarakatJudul : Hubungan Riwayat Penyakit Dengan Kejadian Stunting PadaAnak Berumur Dibawah Lima Tahun 0 - 59 Bulan DiIndonesia Tahun 2013 Analisis Data Riskesdas 2013 Latar Belakang : Prevalensi kejadian stunting di Indonesia masih cukup tinggi,begitu juga dengan prevalensi frekuensi penyakit ISPA, Pneumonia, TB Paru danMalaria. Semakin buruk status gizi balita akan meningkatkan frekuensi terjadinyapenyakit. Dan sebaliknya semakin sering balita menderita penyakit maka statusgizi semakin buruk dalam jangka waktu lama .Tujuan dan Metode : penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan riwayatpenyakit dengan kejadian stunting pada anak berusia dibawah 5 tahun 0 ndash; 59bulan di Indonesia pada Tahun 2013. Penelitian ini menggunakan data sekunderRiskesdas Tahun 2013 dengan sampel sebanyak 68.909 balita. Variabel yangdigunakan adalah stunting, riwayat penyakit, berat lahir, umur balita, jenis kelaminbalita, imunisasi, umur ibu, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, umur ayah, pendidikanayah, pekerjaan ayah, jumlah anggota keluarga dan sosial ekonomi.Hasil : Balita yang mengalami ge; 3 riwayat penyakit, sebanyak 47,4 menderitastunting. Model regresi logistik ganda memperlihatkan bahwa setelah dikontrol olehberat lahir, umur balita, jenis kelamin, pendidikan ibu, pendidikan ayah,pekerjaan ayah, anggota keluarga dan sosial ekonomi, balita yang menderita ge; 3 riwayat penyakit mempunyai resiko untuk menderita stunting 1,6 kali lebihtinggi dibandingkan dengan balita yang tidak menderita penyakit, dan 1,1 Kalidengan balita yang menderita 1 riwayat penyakit serta 1,2 kali dengan balitayang menderita 2 riwayat penyakit.Simpulan : Masalah stunting pada balita tidak sekedar masalah riwayat penyakitsaja saja melainkan berkaitan erat dengan masalah asupan gizi, lingkungan danpelayanan kesehatan sehingga dalam penanganannya memerlukan upaya lintassektor.Kata kunci : Stunting, Balita, Riwayat penyakit
ABSTRACT
Nama Sando PranataProgram Studi Public Health SciencesJudul Relationship between Medical History with Stunting Diseasein Children Aged Under Five Year 0 ndash 59 months inIndonesia in 2013 Data Analysis Riskesdas 2013 Background The prevalence of stunting incidence in Indonesia is still quite high,likewise the frequency of the prevalence of respiratory disease, pneumonia,pulmonary TB and Malaria. The worse the nutritional status of children willincrease the frequency of occurrence of the disease. And conversely the oftentoddler suffer from the disease getting worse nutritional status in the long term .Objective and Methods This study aims to analyze the relationship betweenmedical history with the incidence of stunting in children under 5 years 0 59months in Indonesia in 2013. This study uses secondary data Riskesdas in 2013with a sample of 68 909 children under five. The variables used were stunting,medical history, birth weight, age, gender toddler, immunization, maternal age,maternal education, maternal occupation, age, father, father 39 s education, father 39 soccupation, number of family members and social economy.Results Toddlers who have one history of the disease, as many as 35.9 sufferfrom stunting. Multiple logistic regression model showed that after controlled bybirth weight, age, sex, mother 39 s education, father 39 s education, father 39 s occupation,family members and social economy, children who suffering from ge 3 history ofthe disease were at risk to suffer from stunting 1,6 times higher compared withinfants who did not suffer from the disease, and 1,1 times with a toddler whosuffered first history of the disease and 1,2 times with a toddler who suffered 2history of diseaseConclusion The problem of stunting in toddler is not about disease history, butstrongly associated with the intake of nutrition, environment and health care sothat handling and requires efforts across sectors.Keywords Stunting, Toddler, medical hystory
2017
T47235
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mega Santi Widya Putri
Abstrak :
ABSTRAK
Nama : Mega Santi Widya PutriProgram Studi : Ilmu Kesehatan MasyarakatJudul : Pengaruh Konsumsi Susu Dengan Kejadian Stunting Pada Anak Usia 24 Bulan DiKecamatan Duren Sawit Tahun 2018Pendahuluan: Stunting merupakan kekurangan gizi kronis akibat kekurangan asupan zat gizi dalamwaktu yang lama, biasanya diikuti dengan frekuensi sering sakit, yang disebabkan oleh berbagai faktorseperti kurangnya pengasuhan, penggunaan air yang tidak bersih, lingkungan yang tidak sehat,terbatasnya akses terhadap pangan dan kemiskinan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuipengaruh konsumsi susu dengan kejadian stunting pada anak balita usia 24 bulan di Kecamatan DurenSawit tahun 2018. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian casecontrol, jumlah sampel penelitian ini adalah 74 orang, pada kelompok kasus 37 anak, dan pada kelompokkontrol 37 anak. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Duren Sawit pada anak balita usia 24 bulan.Hasil: Hasil penelitian analisis bivariat menunjukkan terdapat pengaruh antara konsumsi susu, frekuensiminum susu, jumlah minum susu, mulai minum susu, pendidikan ibu, pengetahuan gizi ibu, penyakitinfeksi, asupan energi, asupan lemak, dan asupan zat besi dengan kejadian stunting. Tidak ditemukanpengaruh pendidikan ayah, pekerjaan ayah, pekerjaan ibu, besar keluarga, riwayat ASI Eksklusif, asupankarbohidrat, dan asupan kalsium dengan kejadian stunting. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwakonsumsi susu, penyakit infeksi, dan asupan energi berpengaruh terhadap kejadian stunting dan yangpaling dominan dalam mempengaruhi kejadian stunting adalah konsumsi susu. Kesimpulan: Konsumsisusu memiliki pengaruh dengan kejadian stunting pada anak usia 24 bulan.Kata Kunci :Balita, Stunting, Konsumsi Susu
ABSTRACT
Name Mega Santi Widya PutriStudy Program Public Health SciencesTitle Influence of Milk Consumption with Stunting Event in 24 Month Child inDistrict Duren Sawit East Jakarta Year 2018Introduction Stunting is a chronic malnutrition caused by a lack of long term nutritional intake, usuallyfollowed by frequent frequent illness, caused by factors such as lack of care, impure water use, unhealthyenvironment, limited access to food and poverty . Purpose This study aims to determine the effect ofmilk consumption with the incidence of stunting in children aged 24 months in Kecamatan Duren Sawitin 2018. Method This study is a quantitative study with case control research design, the number ofsamples of this study was 74 people, in case group 37 children, and in the control group of 37 children.This research was conducted in Duren Sawit Subdistrict in children aged 24 months. Results The resultsof bivariate analysis showed that there was influence between milk consumption, milk drinkingfrequency, milk drinking, milk, mother education, mother 39 s nutrition, infectious diseases, energy intake,fat intake, and iron intake with stunting events. No effect of father 39 s education, father 39 s work, mother 39 sjob, family size, history of exclusive breastfeeding, carbohydrate intake, and calcium intake with stuntingevents. The result of multivariate analysis showed that milk consumption, infectious diseases, and energyintake had an effect on stunting event and the most dominant in influencing stunting incidence was milkconsumption. Conclusion Milk consumption has an influence with stunting events in children aged 24months.Key words Toddler, Stunting, Milk Consumption
Depok: Universitas Indonesia, 2018
T50622
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deka Nata Kustanto
Abstrak :
Meningkatnya prevalensi stunting anak balita mengindikasikan bahwa stunting menjadi masalah serius yang dihadapi oleh Indonesia karena berpotensi menurunkan kualitas SDM dan produktifitasnya di masa mendatang. Dengan menggunakan data IFLS tahun 2007 dan 2014, studi ini akan menelusuri status nutrisi anak-anak pada usia balita dan kemampuan kognitif mereka saat memasuki usia sekolah di tahun 2014. Diestimasi dengan menggunakan metode Ordinary Least Square OLS , hasil studi menemukan bahwa kemampuan kognitif anak-anak yang mengalami stunting pada usia di bawah lima tahun cenderung lebih rendah dibandingkan dengan kemampuan kognitif anak-anak lainnya. Kondisi ini akan semakin memburuk jika mereka tetap berstatus stunting ketika memasuki usia sekolah. Tetapi, kondisi ini berbeda jika status nutrisi mereka membaik, maka kemampuan kognitif mereka juga cenderung akan meningkat. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa stunting adalah musuh besar bagi suatu negara karena akan menurunkan kualitas sumber daya manusia dan dalam jangka panjang dapat menurunkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini mengimplikan bahwa untuk membangun sumber daya manusia tidak hanya diperlukan perbaikan dari aspek pendidikan saja, tetapi juga status nutrisi sejak di dalam kandungan, karena stunting merupakan konsekuensi dari kondisi kehamilan ibu yang mengalami kekurangan nutrisi.
The increasing of stunting prevalence of preschool age children indicate that Indonesia facing serious problem because these condition could decreasing the quality of human capital and productivity in the future. Using longitudinal Indonesia Family Life Survey IFLS data 2007 and 2014, this study tracking nutritional status children at early age and cognitive ability when they reach school age in 2014. Estimate with ordinary least square, this study find out that the children who has stunting status in the early age or under five years old tend to get lower value in cognitive test than others. These condition getting worse if they still has stunting at school age. But, this could be different if the nutritional status getting better, the cognitive test tend to be increase too. These result conclude that stunting is a great enemy for the country, which is could to decrease the quality of human capital and for the long term, that also could decrease economy welfare. This imply that developing human capital not only need improvement in education aspect, but also nutritional status from the early age maternal pregnancy, because stunting are the consequences from the undernutrition maternal pregnancy.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>