Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wiryawan Priharnanto
"Pabrik PT XYZ Styrene Monomer memiliki potensi improvisasi proses kontrol yang belum dioptimalkan. Sebelum implementasi Advance Process Control dilakukan, pengendalian proses dilakukan dengan cara konvensional, sehingga operasional pabrik menjadi tidak efisien. Dengan menerapkan Advance Process Control (APC), didapatkan manfaat dari implementasi ini yaitu secara garis besar dapat membuat pabrik lebih stabil dalam operasionalnya, dapat mengurangi konsumsi energi dan mendekatkan spesifikasi produk Styrene Monomer sesuai dengan acuan spesifikasi yang ditentukan. Advance Process Control (APC) berhasil diimplementasikan pada PT XYZ dalam 2 area yaitu EB (Ethylbenzene) dan SM (Styrene Monomer), pada 10 unit / equipment yang berbeda, dengan menghasilkan keuntungan hasil optimisasi aktual sebesar US$ 519.953 per tahun. Implementasi Advance Process Control diperhatikan keamanan dalam pengendalian kontrolnya melalui kajian analisa bahaya pekerjaan pada tiap tahapan implementasinya. Pada implementasi dan operasionalnya Advance Process Control melibatkan tenaga ahli dari berbagai disiplin yang memiliki pengalaman sesuai pada bidang teknis terkait yang diperlukan.

PT XYZ Styrene Monomer plant has a potential process control optimization that has not been fully utilized. Before Advance Process Control implemented, process control was conducted conventionally, impact to the inefficient plant operations. By implementing Advance Process Control (APC),  the benefit of Advance Process Control (APC) implementation are in general enable to achieve more stable operational unit, reduce energy consumption and pushing against styrene monomer specification closer to the production styrene monomer specification.  Advance Process Control (APC) are implemented on 2 areas there are EB (Ethylbenzene) and SM (Stryrene Monomer), applied in 10 different unit / equipment, with the result of optimization on actual benefit US$ 519.954 per year. Advanced Process Control prioritizes safety in its control management through job hazard analysis at each implementation stage. During its implementation and operation, Advanced Process Control involves experts from various disciplines with relevant experience in the required technical fields.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Wiryawan Priharnanto
"Pabrik PT XYZ Styrene Monomer memiliki potensi improvisasi proses kontrol yang belum dioptimalkan. Sebelum implementasi Advance Process Control dilakukan, pengendalian proses dilakukan dengan cara konvensional, sehingga operasional pabrik menjadi tidak efisien. Dengan menerapkan Advance Process Control (APC), didapatkan manfaat dari implementasi ini yaitu secara garis besar dapat membuat pabrik lebih stabil dalam operasionalnya, dapat mengurangi konsumsi energi dan mendekatkan spesifikasi produk Styrene Monomer sesuai dengan acuan spesifikasi yang ditentukan. Advance Process Control (APC) berhasil diimplementasikan pada PT XYZ dalam 2 area yaitu EB (Ethylbenzene) dan SM (Styrene Monomer), pada 10 unit / equipment yang berbeda, dengan menghasilkan keuntungan hasil optimisasi aktual sebesar US$ 519.953 per tahun. Implementasi Advance Process Control diperhatikan keamanan dalam pengendalian kontrolnya melalui kajian analisa bahaya pekerjaan pada tiap tahapan implementasinya. Pada implementasi dan operasionalnya Advance Process Control melibatkan tenaga ahli dari berbagai disiplin yang memiliki pengalaman sesuai pada bidang teknis terkait yang diperlukan.

PT XYZ Styrene Monomer plant has a potential process control optimization that has not been fully utilized. Before Advance Process Control implemented, process control was conducted conventionally, impact to the inefficient plant operations. By implementing Advance Process Control (APC), the benefit of Advance Process Control (APC) implementation are in general enable to achieve more stable operational unit, reduce energy consumption and pushing against styrene monomer specification closer to the production styrene monomer specification. Advance Process Control (APC) are implemented on 2 areas there are EB (Ethylbenzene) and SM (Stryrene Monomer), applied in 10 different unit / equipment, with the result of optimization on actual benefit US$ 519.954 per year. Advanced Process Control prioritizes safety in its control management through job hazard analysis at each implementation stage. During its implementation and operation, Advanced Process Control involves experts from various disciplines with relevant experience in the required technical fields.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Santi Puspitasari
"Diversifikasi barang jadi karet alam sangat diperlukan untuk mendukung peningkatan konsumsi domestik produksi karet alam nasional. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memanfaatkan karet alam termoplastik hasil kopolimerisasi cangkok emulsi lateks karet alam dengan monomer termoplastik sebagai bahan aditif jenis peningkat indeks viskositas minyak pelumas. Penelitian ini dimaksudkan untuk mempelajari pengaruh penambahan berbagai dosis karet alam termoplastik (kopolimer dari karet alam - stirena) ke dalam minyak lumas dasar golongan parafinik HVI 60 dan HVI 650 terhadap nilai indeks viskositas minyak pelumas baru.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa reaksi kopolimerisasi cangkok emulsi yang dijalankan pada rasio karet alam terhadap monomer stirena sebesar 85:15, pada suhu 65oC selama 7 jam, dengan penambahan 1% insiator amonium peroksidisulfat dan 2% surfaktan sodium dodesil sulfat mampu menghasilkan karet alam termoplastik (TPNR, kopoli NR-ST) dengan efisiensi cangkok 56,48%. Pada dosis 5% TPNR terhadap minyak lumas dasar berfungsi dengan baik sebagai peningkat indeks viskositas karena memenuhi persyaratan indeks viskositas standar sesuai Surat Keputusan Ditjen Migas Nomor 85K/34/DDJM/1998, dan dapat bersaing dengan minyak pelumas komersial tipe 20W-50, 10W-40 dan 15W-40.

Diversification of rubber goods are highly needed to enhance natural rubber domestic consumption. One of the efforts is by using thermoplastic natural rubber that is synthesized from emulsion graft copolymerization of natural rubber latex with thermoplastic monomer as index viscosity improver of lubricating oil. The research aimed to study the effect of thermoplastic natural rubber (natural rubber?styrene copolymer) addition, at various concentration, into base paraffinic lube oil (HVI 60 and HVI 650) on index viscosity value of lubricating oil.
The result showed that emulsion graft copolymerization at composition ratio of natural rubber to styrene monomer 85:15, at 65oC for 7 hours, with addition of 1% ammonium peroxidisulfate as initiator and 2% sodium dodecyl sulfate as surfactant produced thermoplastic natural rubber (TPNR, copoly NR-ST) with grafting efficiency of 56,48%. The TPNR can be functioned properly as index viscosity improver at 5% concentration to base paraffinic lube oil either HVI 60 or HVI 650. The obtaining new lubricating oils could fulfill the index viscosity standard requirement refered to Decree of Directorat General of Oil and Gas No 85K/34/DDJM/1998, and could compete with the commercial lubricating oil type 20W-50, 10W-40, and 15W-40.
"
Bogor: Pusat Penelitian Karet ; Institut Pertanian Bogor. Departemen Fisika, 2016
530 KKP 32:1 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library