Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Endang Winiati Bachtiar
Abstrak :
Ruang Lingkup dan Cara Penelitian: Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR) belum diketahui dengan pasti penyebabnya. Namun ada dugaan gangguan kekebalan melalui mekanisme infeksi dan mekanisme autoimun dapat berperan dalam patogenesisnya. Ketidak-seimbangan jumlah dan proporsi pada subpopulasi limfosit, dapat menyebabkan kelainan kekebalan. Beberapa penelitian terhadap SAR dan hubungannya dengan subpopulasi limfosit tersebut telah dilaporkan, namun hasil yang ditemukam tidak saling mendukung. Keragaman hasil yang dilaporkan para peneliti tersebut, mungkin disebabkan karena para peneliti tidak menggolongkan penderita SAR berdasarkan tipe lasi, yaitu tipe minor dan tipe mayor. Keragaman hasil mungkin pula disebabkan oleh karena sebagian peneliti menggunakan darah lengkap sebagai bahan pemeriksaan. Penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk menetapkan adanya kelainan kekebalan seluler yang ditemukan pada penderita SAR, dengan analisis jumlah dan proporsi subpopulasi limfosit, serta dikaitkan dengan tipe lasi SAR. Pada penelitian ini digunakan sediaan limfosit yang dimurnikan untuk menetapkan proporsi setiap subpopulasi dengan bantuan flow cyrometry. Selain proporsi, jumlah absolut setiap subpopulasi limfosit ditetapkan pula. Subjek penelitian terdiri dari 19 penderita SAR yang terdiri dari 12 penderita SAR tipe minor dan 7 penderita SAR tipe mayor, serta 8 orang normal sebagai kontrol. Hasil penelitian dianalisis secara statistik (uji Mann-Withney) dengan membandingkan proporsi dan jumlah absolut antara kelompok normal dengan penderita SAR dan antara kelompok SAR tipe minor dengan tipe mayor. Hasil dan kesimpulan: Pada kelompok penderita SAR ditemukan nilai yang lebih rendah daripada kelompok normal pada: jumlah absolut sel Th (P< 0.05), proporsi sel Th (P< 0.01) dan nisbahTh/Ts (P<0.01). Proporsi sel Ts pada kelompok penderita SAR lebih tinggi daripada kelompok normal (p< 0.01). Nisbah Th/Ts pada penderita SAR tipe mayor lebih rendah dibandingkan dengan penderita SAR tipe minor (P<0.0 I) dan proporsi sel Ts pada penderita SAR tipe mayor lebih tinggi daripada SAR tipe minor (P< 0.01). Dengan demikian, disimpulkan bahwa pada pendrita SAR ditemukan adanya tanda-tanda kelainan kekebalan seluler yang semakin nyata pada penderita SAR tipe mayor.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nina Marliana
Abstrak :
Ruang lingkup dan cara penelitian: Metilprednisolon (MPL) merupakan glukokortikoid yang berperan penting dalam respon imun spesifik yaitu efek supresi terhadap sel limfosit T, sehingga digunakan untuk mencegah rejeksi pada pasta transplantasi organ. Untuk pencegahan tersebut diperlukan metilprednisolon dosis tinggi untuk jangka pemberian cukup lama yang dapat menyebabkan efek samping obat yang berat yaitu efek imimosupresi yang kuat. Obat yang diinkorporasikan ke dalam liposom terbukti dapat memberikan efek yang lebih kuat dibandingkan obat babas tetapi MPL tidak terinkorporasi dengan baik dalam liposom sehingga disintesis MPLP. Metilprednisolon palmitat (MPLP) adalah senyawa yang berhasil diinkorporasikan ke dalam liposom membentuk liposom metilprednisolon palmitat (LMPLP). Metilprednisolon palmitat diharapkan dapat menurunkan efek samping yang ditimbulkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek supresi liposom metilprednisolon palmitat terhadap proliferasi limfosit T subpopulasi CD4+ dan CDS+ yang distimulasi oleh concavalin A. Limfosit dipisahkan dari darah perifer manusia, kemudian dikultur dengan pemberian LMPLP pada konsentrasi 0,4 mM, 0,1 mM dan 0,025 mM dibandingkan MPL pada konsentrasi yang sama. Jumlah limfosit hasil kultur dihitung menggunakan kannar hitung improved Neubauer yang diwarnai dengan trypan blue 0,25 %. Selanjutnya limfosit T subpopulasi CD4+ dan CDS+ dihitung menggunakan antibodi monokional yang dilabel dengan zat warna fluorescein isothiocyanate dan phycoerythrin memakai low-cytometer. Hasil dan kesimpulan: Hasil kultur limfosit in vitro, pemberian LMPLP maupun MPL menyebabkan penurunan jumlah limfosit yang bermakna dibandingkan liposom atau kontrol RPMI, sedangkan pemberian LMPLP menunjukkan kecenderungan memberikan efek supresi terhadap proliferasi limfosit T yang lebih besar dibandingkan MPL walaupun secara statistik tidak berbeda bermakna (p > 0,05). Pemberian LMPLP maupun MPL pada konsentrasi 0,4 mM, 0,1 mM dan 0,025 mM tidak menunjukkan penurunan jumlah sel limfosit T subpopulasi CD4- maupun CD8+ yang berbeda bermakna (p > 0,05). Liposom metilprednisolon palmitat lebih menekan proliferasi sel CD84 dibandingkan CD4. Sedangkan lerhadap rasio jumlah sel limfosit T subpopulasi CD4+/CD8+ diperoleh dosis optimal pada pemberian LMPLP konsentrasi 0,1 mM.
Scope and methods: Methylprednisolone is a glucocorticoid which is very important in specific immune response, especially in suppression effect to T lymphocyte and it has been used to prevent the rejection of organ transplantation. For that purpose, a high dose of methyprednisolone was used and in long term therapy may have a side effect such strong immunosuppression. Drugs incorporating in liposome give more strong effect that free drugs, but methyprednisolone not good incorporating in liposome. So methylprednisolone palmitate (MPLP) was sinthetized for that purpose. Methylprednisolone palmitate was successfully incorporate in liposome as a liposome methylprednisolone palmitate (L-MPLP). Liposome methylprednisolone palmitate was expected has minimum side effect. The aim of this study is to explore to know the suppression effect of L-MPLP to the subpopulation of CD4+ and CDs+ T lymphocyte proliferation which have been stimulated by concanavalin A. Lymphocyte was isolated from human peripheral blood and cultured in L-MPLP and MPL at the dose of 0,4 mM, 0,1 mM and 0,025 mM. The number of lymphocyte was counted by improved Neubauer and stained with 0,5% tryphan blue. CD4+ and CDs subpopulation of lymphocyte was counted by monoclonal antibody labelled by fluorescein isothiocyanate and phycoerythrin using flow-cytometer. Result and summary: Lymphocyte culture in vitro after administration of L-MPLP or MPL decreased number of lymphocyte significantly compared to liposome or RPMI as control. Although the administration of MPLP showed tendency of the reduction of the presentation of more than MPL but statistically not significance (p > 0,05). The administration of L-MPLP or MPL at the dose of 0,4 mM, 0,1 mM and 0,025 mM not showed a significance decreased of CD4+ and CDs+ subpopulation of T lymphocyte. The has administration of L-MPLP or MPL was not changing CD4+ and CDs+ subpopulation T lymphocyte. Liposome methylprednisolone palmitate could be suppressed the proliferation of CDC more than CD4+ subpopulation T lymphocyte. The optimal dose of L-MPLP to decrease the ratio CD4+ and CDs+ subpopulation T lymphocyte was 0,1 mM.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2004
T13617
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library