Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Lisa Maulida
"
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan membandingkan prediktabilitas refraksi kelompok sudut tertutup primer dengan katarak yang menjalani fakoemulsifikasi berdasarkan perhitungan kekuatan lensa tanam menggunakan formula Hoffer-Q dan SRK/T. Penelitian ini merupakan uji klinis acak terkontrol tersamar ganda. Dilakukan analisis pada 46 mata dari 42 orang, dua puluh tiga mata pada masing-masing kelompok. Sebelum operasi, dilakukan pemeriksaan biometri pertama dengan IOL Master untuk tiap kelompok dan pada 2/3 minggu pasca operasi dilakukan pengukuran BCVA. Proporsi dalam 0,5 D 56,52% pada kelompok Hoffer-q dan 52,18% pada SRK/T, Mean Absolute Error (MAE) 0,58 ± 0,39 D pada kelompok Hoffer-q dan 0,59 ± 0,34 D pada SRK/T, Mean Refractive Error (MRE) -0,39 ± 0,59 D pada kelompok Hoffer-q dan -0,41 ± 0,54 D pada SRK/T. Formula Hoffer-q dan SRK/T memiliki prediktabilitas refraksi yang sebanding pada kelompok sudut tertutup primer dengan katarak.
ABSTRACTThis study is aimed to compare refractive predictability of 2 formula; Hoffer-q and SRK/T in primary angle closure disease with cataract. This is a Randomized Clinical Trial. Analysis was done in 46 eyes from 42 subjects, which divided into 23 eyes in each group. The first biometry with IOL Master was done before the surgery and BCVA was done at 2 or 3 weeks after the surgery. Proportion within 0,5 D is 56,52% for Hoffer-q and 51,18 for SRK/T, Mean Absolute Error (MAE) was 0,58 ± 0,39 D for Hoffer-q dan 0,59 ± 0,34 D for SRK/T, Mean Refractive Error (MRE) was -0,39 ± 0,59 D for Hoffer-q and -0,41 ± 0,54 D for SRK/T. Hoffer-q and SRK/T have comparable refractive predictability in primary angle closure disease with cataract."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Hasbiya Tiara Kamila
"Latar belakang: Glaukoma merupakan kondisi rusaknya saraf optik yang mengakibatkan penderitanya mengalami penurunan lapang pandang dan ketajaman penglihatan. Saat ini, glaukoma masih menjadi penyebab utama kebutaan ireversibel di dunia. Kondisi menurunnya kemampuan penglihatan hingga kebutaan pada pasien glaukoma berdampak dalam fungsinya dalam menjalani aktivitas sehari-hari sehingga kualitas hidup penderita dapat menurun. Glaukoma yang tidak diketahui penyebab pastinya disebut sebagai glaukoma primer, yang kemudian dibagi menjadi dua subtipe yaitu sudut terbuka dan sudut tertutup berdasarkan kondisi anatomis dan patofisiologi. Perbedaan perjalanan penyakit pada kedua subtipe glaukoma primer tersebut diyakini dapat memengaruhi kualitas hidup penderitanya secara berbeda. Dengan demikian, penelitian ini dilakukan untuk membandingkan kualitas hidup antara pasien glaukoma primer sudut terbuka dengan sudut tertutup.
Metode: Penelitian ini merupakan studi cross-sectional. Pasien glaukoma primer sudut terbuka dan sudut tertutup yang aktif berobat di RSCM Kirana hingga Juli 2022 diundang untuk berpartisipasi. Penilaian kualitas hidup dilaksanakan dengan The 25-item National Eye Institute Visual Function Questionnaire (NEI-VFQ-25) berbahasa Indonesia yang telah divalidasi.
Hasil: Terdapat 70 subjek dari tiap kelompok. Terdapat perbedaan yang signifikan (p = 0.012) pada skor rerata kualitas hidup antar kelompok, dengan glaukoma primer sudut tertutup (72.38) lebih tinggi dibanding sudut terbuka (65.53).
Kesimpulan: Pasien glaukoma primer sudut tertutup memiliki kualitas hidup yang lebih baik dibanding pasien glaukoma primer sudut terbuka.
Introduction: Glaucoma is a condition where the optical nerves are damaged, resulting in reduced visual fields and decreased visual acuity. Glaucoma is the leading cause of irreversible blindness in the world. Visual impairments in glaucoma cause the patients inconveniences in doing their daily activities and thus could decrease their degree of quality-of-life. Primary glaucoma is idiopathic, meaning that there is no definite cause of the disease. Primary glaucoma could be differentiated into 2 subtypes according to the anatomic and pathophysiologic conditions: open angle glaucoma and angle-closure glaucoma. The disease progression of each subtype is different and thus each subtype may affect the quality-of-life of the patients in different manners. This study is aimed to compare the quality-of-life between patients with primary open angle glaucoma (POAG) and primary angle-closure glaucoma (PACG).Method: Cross-sectional study was conducted. The patients of POAG and PACG that were actively seeking treatment in RSCM Kirana until July 2022 are invited to participate. Quality-of-life of the patients were evaluated using the validated Bahasa Indonesia version of 25-item National Eye Institute Visual Function Questionnaire (NEI-VFQ-25).Result: Each of the groups consisted of 70 subjects. This study shows significant difference (p = 0.012) of the quality-of-life scores between the groups, with PACG scored higher (72.38) than POAG (65.53).Conclusion: PACG patients have better quality of life compared to POAG patients."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library