Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 26 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dwini Normayulisa Putri
Abstrak :
Asam suksinat dapat diproduksi dari tandan kosong kelapa sawit (TKKS) melalui proses fermentasi. Pada penelitian ini, produksi asam suksinat dilakukan menggunakan isolat bakteri dari rumen sapi melalui metode Semi Simultaneous Saccharification and Fermentation (SSSF). Isolat bakteri dari cairan rumen sapi diperoleh dengan melakukan tahap isolasi terlebih dahulu. Tahapan isolasi dilakukan dengan melakukan enrichment, subkultur, isolasi, dan fermentasi bakteri. TKKS sebagai sumber karbon, juga dilakukan tahap pretreatment terlebih dahulu menggunakan larutan peracetic acid dan alkaline peroxide serta tahap prehidrolisis menggunakan enzim selulase untuk menghasilkan glukosa. Tahap SSSF dilakukan dengan konsentrasi awal glukosa yang berbeda, yaitu 0,45; 0,48; dan 0,61 g/L. Berdasarkan hasil yang diperoleh, konsentrasi, yield, dan produktivitas asam suksinat tertinggi sebesar 3,12 g/L, 0,312 g/g TKKS, dan 0,13 g/L/jam, secara berurutan, diperoleh pada konsentrasi awal glukosa sebesar 0,61 g/L. Selain itu, berat kering bakteri dan konversi glukosa tertinggi sebesar 0,0775 gr dan 73,61 %, secara berurutan, juga diperoleh pada konsentrasi awal glukosa sebesar 0,61 g/L. Estimasi parameter kinetika pertumbuhan bakteri juga dilakukan dalam penelitian ini. Berdasarkan perhitungan, laju pertumbuhan spesifik tertinggi sebesar 0,051 jam-1 diperoleh pada konsentrasi awal glukosa sebesar 0,61 g/L. ......Succinic acid can be produced from oil palm empty fruit bunches (OPEFB) through a fermentation process. In this study, succinic acid production was carried out using bacteria isolated from cattle rumen through the Semi Simultaneous Saccharification and Fermentation (SSSF) method. Bacteria were isolated from cattle rumen fluid by doing the isolation stage first. The stages of isolation were carried out by doing enrichment, subculture, isolation, and fermentation of bacteria originated. OPEFB as a carbon source, were pretreated through pretreatment stage using peracetic acid and alkaline peroxide solution and then continue to the prehydrolysis stage using cellulase enzymes in order to produce glucose. The SSSF stage was carried out with different initial glucose concentrations, which are 0.45; 0.48; and 0.61 g/L. Based on the results obtained, the highest concentration, yield, and productivity of succinic acid of 3.12 g/L, 0,312 g/g EFB, and 0.13 g/L/h, respectively, were obtained at the initial glucose concentration of 0.61 g/L. In addition, the highest dry weight of bacteria and glucose conversion were 0.0775 gr and 73.61 %, respectively, were also obtained at the initial glucose concentration of 0.61 g/L. Estimation of bacterial growth kinetics parameters was also carried out in this study. Based on calculations, the highest specific growth rate of 0.051 h-1 was obtained at the initial glucose concentration of 0.61 g/L.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T52328
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aqila Salmaagista
Abstrak :
Asam suksinat yang digunakan pada berbagai indsutri sebagian besar diproduksi melalui proses kimiawi, yaitu hidrogenasi katalitik menggunakan bahan bakar fosil yang prosesnya berpengaruh buruk bagi lingkungan. Maka, penelitian produksi melalui fermentasi sedang banyak dilakukan. Namun, fermentasi menghasilkan banyak produk samping serta pengotor sehingga dibutuhkan metode separasi yang memiliki selektivitas dan efektivitas tinggi. Salah satu metode yang umum digunakan adalah ekstraksi reaktif menggunakan amina tersier sebagai ekstraktan dan alkohol primer sebagai diluen. Pada penelitian ini digunakan tributylamine sebagai ekstraktan dan 1-decanol sebagai diluen dengan memvariasikan konsentrasi ekstraktan. Ekstraksi dilakukan kepada larutan model fermentasi yang mengandung empat komponen yaitu asam suksinat, asam format, asam asetat, dan asam laktat dengan memvariasikan konsentrasi asam suksinat. Ketiga variasi konsentrasi ini digunakan untuk menentukan konsentrasi optimal untuk ekstraksi reaktif asam suksinat dari larutan model fermentasi. Larutan hasil ekstraksi kemudian dianalisis menggunakan High-Performaces Liquid Chromatography (HPLC) untuk mengetahui konsentrasi asam suksinat untuk kemudian dilakukan perhitungan koefisien distribusi, loading ratio dan efisiensi ekstraksi. Berdasarkan hasil yang diperoleh, larutan model dengan konsentrasi awal asam suksinat 10 g/L memberikan koefisien distribusi dan loading ratio tertinggi yaitu 9,02 dan 0,20 secara berurutan. Efisiensi ekstraksi tertinggi diperoleh pada variasi konsentrasi asam suksinat 5 g/L dengan nilai 90%. Nilai koefisien distribusi dan efisiensi ekstraksi tertinggi diperoleh pada penggunaan ekstraktan dengan konsentrasi 1,25 mol/kg diluen dan loading ratio tertinggi diperoleh pada penggunaan ekstraktan dengan konsentrasi 0,50 mol/kg diluen. ......Most of the succinic acid used for industrial purposes is produced through a chemical process using fossil fuels as the raw material, where it is an environmentally unfriendly processes. Therefore, the research for bio-succinic acid production through fermentation is being conducted. But, fermentation produces a lot of by-products so an effective and highly selective separation method is needed. One of the commonly used separation methods is reactive extraction using tertiary amines as the extractants and primary alcohol as the diluent. This study uses tributylamine as the extractant and 1- decanol as the diluent with varying the concentration of extractant. The extraction is done to a model fermentation solution that consists of four components which are succinic acid, formic acid, acetic acid, and lactic acid with the initial concentration of succinic acid as the variations. These variations are used to determine the optimal concentration for succinic acid extraction from the fermentation broth model. The extracted liquid is then analyzed using High-Performances Liquid Chromatography (HPLC) to determine the concentration of succinic acid that then used for the calculation of distribution coefficient, loading ratio and extraction efficiency. Based on the result, the highest distribution coefficient and loading ratio of 9,02 and 0,20, respectively, were obtained at the model fermentation broth with an initial concentration of 10 g/L. Meanwhile, the highest extraction efficiency was obtained at model fermentation broth with an initial concentration of 5 g/L, which was 90%. The highest distribution coefficient and extraction efficiency were obtained on the usage of extractant with a concentration of 1,25 mol/kg diluent and the highest loading ratio was obtained on the usage of extractant with a concentration of 0,50 mol/kg diluent.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Saodah
Depok: [Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, ], 2008
S32980
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Linda Susanti
Abstrak :
Penggunaan pati sebagai eksipien dalam sediaan farmasi, perlu dimodifikasi terlebih dahulu. Modifikasi tersebut bertujuan untuk menghasilkan pati dengan sifat fungsional yang lebih bervariasi sesuai dengan kebutuhan. Pada penelitian ini, dilakukan modifikasi pati dengan membuat pregel pati singkong yang dilanjutkan dengan esterifikasi suksinat anhidrid. Pregel pati singkong suksinat (PPSS) merupakan hasil modifikasi pati singkong secara fisika dan kimia yang dibuat dengan mereaksikan pregel pati singkong (PPS) dengan suksinat anhidrid 4%. PPS dan PPSS dikarakterisasi secara fisika, kimia, dan fungsional. Selanjutnya, pregel pati singkong suksinat digunakan sebagai bahan penyalut lapis tipis tablet. Dilakukan percobaan pendahuluan pada tablet plasebo yang disalut dengan PPSS konsentrasi 3, 5, dan 7%. Diperoleh hasil terbaik pada konsentrasi 5% kemudian dibandingkan dengan tablet yang disalut dengan HPC 5%. Larutan penyalut terdiri dari PPSS 5% sebagai polimer dan PEG 400 sebagai plasticizer sebesar 10% dari bobot polimer kering. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PPSS dapat digunakan sebagai bahan penyalut lapis tipis tablet. ......The utilization of starch as excipient in pharmaceutical dosage form, need to modified first. The aim of this modification was to produce cassava with variation of functional characteristic according to the application. In this research, starch was modified by making pregelatinized cassava starch and then esterificated with succinic anhydride. Pregelatinized cassava starch succinate (PPSS) is a physically and chemically modified starch product which made by reacting pregelatinized cassava starch (PPS) with succinic anhydride 4%. PPS and PPSS was characterized by physical, chemical, and functional properties. Moreover, pregelatinized cassava starch succinate was used as film former in coated tablet. In pra eliminary study, placebo tablet was coated by PPSS with concentration 3%, 5%, and 7%. The result showed that the best concentration is in 5% and then was compared with coated tablet by HPC 5%. Film solution containing PPSS 5% w/v as polymer and 10% w/w PEG 400 as plasticizer based on the dry polymer weight. This research showed that PPSS can be used as a coating agent in the tablet form.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2007
S32978
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miftah Rizkiawelly Fitri
Abstrak :
Film cepat hancur merupakan alternatif sediaan konvensional yang membutuhkan polimer pembentuk film dengan sifat yang kuat, elastis dan cepat hancur. Koproses merupakan salah satu metode untuk memperoleh eksipien dengan gabungan sifat unggul dua atau lebih eksipien. Penelitian ini bertujuan untuk membuat eksipien koproses MDS-PVP dengan tiga perbandingan, mengkarakterisasinya dan menggunakannya sebagai polimer dalam film cepat hancur. Film cepat hancur dievaluasi terhadap penampilan, rasa, waktu hancur, kekuatan elongasi dan peregangannya. Hasil karakterisasi eksipien koproses MDS-PVP pada tiga perbandingan menunjukkan adanya perubahan sifat fisik dan fungsional, tapi tidak mengubah karakter kimia masing-masing eksipien. MDS- PVP digunakan sebagai polimer dalam formulasi film. Evaluasi film cepat hancur menunjukkan bahwa film dengan MDS-PVP (1:1) sebagai polimer memiliki kriteria yang baik sebagai film cepat hancur dengan waktu hancur 23,3 ± 1,53 detik, sifat mekanik yang baik dan disolusi propranolol HCl lebih dari 80 % pada detik ke- 120 (kurang dari tiga menit). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa MDS-PVP (1:1) dapat digunakan sebagai polimer pembentuk film cepat hancur. ......Fast dissolving film is an alternative for conventional dosage form which required film former polymer with good mechanic properties and ability to rapidly disintegrated. Coprocess is one method to obtain an excipient with combination of good properties from two or more excipients. The aim of the study was to produce coprocess excipient of MDS-PVP in three different ratios, characterize it and apply it as polymer in fast dissolving film. Fast dissolving film was evaluated on its appearance, taste, disintegration time, swelling index, elongation break and tensile strength. The results of characterization of co-process MDS-PVP show the difference of physical properties without change in the chemical character of each excipient. MDS-PVP was used as polymert for formulation of fast dissolving film. Film which has MDS-PVP (1:1) as polimer had good criteria as fast dissolving film with disintegration time of 23.3 ± 1.53 seconds. It also showed good appearance, good mechanical properties, and better drug release profile. The results demonstrate that MDS-PVP (1:1) has great potential to be excipient for fast dissolving film.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S47546
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Nur Azizah
Abstrak :
Sediaan lepas tunda adalah sistem pelepasan termodifikasi, dimana obat tidak langsung dilepaskan setelah diberikan, dengan tujuan melindungi lambung dari obat yang dapat mengiritasi. Pembuatan sediaan lepas tunda membutuhkan eksipien yang dapat menahan pelepasan obat dilambung, yaitu dengan melakukan modifikasi protein kedelai dengan cara suksinilasi dan asetilasi. Tujuan penelitian ini adalah membuat tablet enterik ibuprofen menggunakan protein kedelai suksinat asetat sebagai pembentuk matriks. Protein kedelai suksinat asetat (PKSA) adalah eksipien yang dibuat dari reaksi suksinilasi dengan suksinat anhidrida 125% b/b dan asetilasi dengan asetat anhidrida 125% v/b. Derajat substitusi PKSA sebesar 75,25%. Matriks tablet enterik ibuprofen dibuat dalam 3 formula dengan metode granulasi basah. F1 yang mengandung PKSA merupakan formula yang lebih baik dibandingkan dengan F2 (PKSA:HPMCP) 1:1 dan F3 (HPMCP). Laju disolusi maksimum F1 adalah pada menit ke 15 sebesar 16,07% dalam pH 1,2 dan 72,31% dalam pH 6,8. Substitusi bertingkat suksinilasi dan asetilasi belum dapat digunakan sebagai matriks tunggal sediaan lepas tunda. ......Delayed release dosage is modified release system which the drug is not immediately released after administration, with the purpose to protecting the stomach from medications can cause irritate. Making delayed release dosage require an excipient that can hold the release of drugs in stomach, that is by doing the modification of soy protein with succinylation and acetylation. The purpose of this research is to make the enteric tablet of ibuprofen use soy protein acetate succinate as matrix formers. Soy protein acetate succinate (SPAS) is an excipient made from succinylation with succinate anhydride 125% w/w and acetylation with acetate anhydride 125% v/w. SPAS has degree of substitution 75,25%. Matrix enteric tablet of ibuprofen made in 3 formulas by wet granulation method. F1 is containing SPAS is a better formula to compared with F2 containing SPAS:HPMCP 1:1 and F3 containing HPMCP. The maximum dissolution rate F1 is on the 15 minutes by 16,07% in pH 1,2 and 72,31% in pH 6,8. Multilevel substitution with succinylation and acetylation can’t be used as single matrix delayed release dosage.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
S59552
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shitta Aspendira Dharmastuti Adisasmito
Abstrak :
ABSTRAK Asam suksinat merupakan salah satu dari 12 bahan kimia building blockteratas oleh Departemen Energi Amerika Serikatmemiliki aplikasi di berbagai industri, seperti pangan, farmasi, petrokimia, kosmetik, dan pertanian. Kambing merupakan salah satu hewan ruminansia dengan populasi yang lebih banyak dibandingkan sapi dan harga yang terjangkau. Salah satu bakteri yang dapat memproduksi asam suksinat adalah Actinobacillus succinogenes, yang termasuk dalam filum Actinobacteria (0,86%)di hewan ruminansia, terutama di rumen sapi. Bakteri Actinobacillus succinogenesmemiliki kemampuan untuk menghasilkan asam suksinat alami dengan nilaiyield, produktivitas, dan efisiensi fermentasi yang cukup tinggi dengan sumber daya terbarukan.Asam ini dapat diproduksi melalui konfigurasi fermentasi dari isolat bakteri terimobilisasi dengan bantuan biomassa TKKS sebagai sumber karbon. Prosedur imobilisasi mampu membantu bakteri untuk tahan terhadap lingkungan yang kurang adaptif serta memastikan tetap berjalannya metabolisme pada bakteri. Proses fermentasi pada penelitian ini menggunakan konfigurasi Semi-Simultaneous Saccharification and Fermentationyang merupakan gabungan dari konfigurasi Separate Hydrolysis and Fermentation danSimultaneous Saccharification and Fermentationuntuk meningkatkan hasil produksi asam suksinat. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bio-asam suksinat menggunakan isolat bakteri terimobilisasi dari rumen kambing melalui konfigurasi SSSF serta mendapatkan konsentrasi awal glukosa, konsentrasi sumber nitrogen, dan konsentrasi senyawa pengatur pH untuk optimasi konsentrasi, yield, dan produktivitas bio-asam suksinat. Penelitian ini diawal dengan isolasi dan imobilisasi bakteri dari rumen kambing yang dilakukan dalam 5 tahap, yaitu enrichment, subkultur dan isolasi, fermentasi, analisis hasil fermentasi, serta imobilisasi. Lalu, dilakukan preparasi TKKS yang terdiri atas 3 tahapan, yaitu pretreatment, pra-hidrolisis, dan analisis kandungan glukosa. Terakhir, dilakukan proses fermentasi untuk isolat bakteri terimobilisasi dan TKKS yang sudah dipreparasi melalui 2 tahap, yaitu konfigurasi SSSF dan analisis hasil fermentasi untuk menentukan konsentrasi awal glukosa, konsentrasi sumber nitrogen, dan konsentrasi senyawa pengatur pH terbaik untuk mendapatkan konsentrasi, yield, dan produktivitas bio-asam suksinat terbaik.
ABSTRACT Succinic acid is one of the 12 top chemicals building block by the United States Department of Energy that has applications in various industries, such as food, pharmaceuticals, petrochemicals, cosmetics, and agriculture. Goats are one of the ruminants with a larger population than cattle and affordable prices. One of the bacteria that can produce succinic acid is Actinobacillus succinogenes, which is included in the Actinobacteriaphylum (0.86%) in ruminants, especially in the cattle rumen. The bacteria Actinobacillus succinogeneshas the ability to produce natural succinic acid with high yield value, productivity, and fermentation efficiency with renewable resources. Succinic acid can be produced through fermentation configuration from immobilized bacteria isolate with the help of OPEFB biomass as a carbon source. The immobilization procedure can help bacteria to be resistant to the environment that is less adaptive and ensures that the metabolism continues in bacteria. The fermentation process in this study uses a Semi-Simultaneous Saccharification and Fermentation configuration which is a combination of the configuration of Separate Hydrolysis and Fermentation and Simultaneous Saccharification and Fermentation to increase the yield of succinic acid. This study aims to obtain bio-succinic acid using immobilized bacterial isolates from the goat's rumen through SSSF configuration and obtain the initial glucose concentration, nitrogen source concentration, and concentration of pH regulating compounds to optimize the concentration, yield, and productivity of succinic bio-acid. This research will begin with the isolation and immobilization of bacteria from the goat rumen to be carried out in 5 stages, namely enrichment, subculture and isolation, fermentation, analysis of fermentation results, and immobilization. Then, the OPEFB preparations will consist of three stages, namely pretreatment, pre-hydrolysis, and analysis of glucose content. Finally, a fermentation process will be carried out for immobilized bacterial isolates and OPEFB preparations that have been prepared through 2 stages, namely SSSF configuration and analysis of fermentation results to determine the initial glucose concentration, nitrogen source concentration, and concentration of the best pH regulating compound to obtain concentration, yield best bio-succinic productivity.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Ramadhita
Abstrak :
Secara umum, formulasi farmasetik dipengaruhi oleh beberapa faktor formulasi dan proses variabel. Dalam kenyataannya, respon farmasetik atau sifat dari suatu sediaan obat pasti dipengaruhi oleh formulasi farmasetik. Hubungan antara faktor formula dan respon farmasetik secara individu yang biasanya non linear umumnya ditunjukkan dengan permukaan respon. Dengan menyatukan masing-masing respon individu bisa ditetapkan nilai optimum dari proses formulasi. Lebih lanjut penelitian pragelatinisasi pati singkong suksinat sebagai eksipien farmasetik telah dikembangkan. PPSS merupakan modifikasi pati secara fisika dan kimia. Pada penelitian ini, PPSS dan polietilen glikol (PEG) 400 masing-masing digunakan sebagai polimer dan plastisizer dalam bahan formula lapis tipis. Nilai optimum dari PPSS dan PEG 400 dalam formula telah diamati dengan metode permukaan respon. Parameter respon dari formula bahan penyalut lapis tipis adalah kenaikan bobot, waktu hancur tablet salut dan ketebalan lapisan tipis. Hasilnya menunjukkan bahwa nilai optimum dari PPSS dan PEG 400 masing-masing adalah 5 – 6,7% dan 10 – 11,6% (dari nilai PPSS) dalam formula bahan penyalut.
In general, a pharmaceutical formulation is affected by several formulations factors and process variables. Additionally, pharmaceutical responses or properties of the dosage forms must be affected by the pharmaceutical formulation. The relationship between the formulation factors and the individual pharmaceutical response, which is usually non linier, can be represented by response surface. By overlaging each the individual response, can obtain the optimum value of the formulation factors. Furthermore, the utilization of pregelatinized cassava starch succinate (PPSS) as pharmaceutical excipients have been addressing. PPSS is a physically and chemically modified starch. In this research, PPSS and polyetilen glikol (PEG) 400 were used as the polymer and plasticizer in the film coating formulation, respectively. The optimum amount of PPSS and PEG 400 in the formulation was obtained by response surface method. The response parameters of the film coating formulation were presentation of weight increase, disintegration time of coating tablet and thickness of film coating layer. The result shows that the optimum amount of PPSS and PEG 400 are 5–6,7% and 10–11,6% (of the PPSS amount) respectively in the film coating formulation.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S33077
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fanny Rahmawati
Abstrak :
Brotowali adalah salah satu tanaman obat yang umum digunakan secara tradisional di Indonesia. Dalam bentuk aslinya, brotowali mempunyai kelemahan organoleptik seperti, rasa pahit dan bau yang tidak enak. Untuk menutupi kekurangan tersebut, ekstrak brotowali diubah kedalam bentuk sediaan salut gula. Pragelatinisasi Pati Singkong Suksinat (PPSS) digunakan sebagai bahan penyalut karena memiliki beberapa keuntungan seperti, viskositas tinggi, larutan yang jernih dan stabil pada suhu rendah. Hasil dari uji sensori terhadap formula A dan B menunjukkan bahwa kedua formula tersebut dapat menutupi rasa pahit tablet inti brotowali sampai dengan 100 %. Pengukuran viskositas terhadap formula B menunjukkan mudah mengalir dengan baik pada alat penyemprot dibandingkan formula A . Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa PPSS dapat digunakan sebagai bahan penyalut pada tablet salut gula. ......Brotowali is one of the medicinal plant that common used tradisionally in Indonesia. In real form, brotowali have much performance weakness such a bitter taste and ungood smell. To cover that weakness, the brotowali extract is formulated into sugar coated tablet form. Cassava Starch Pragelatinated Succinate (PPSS) is used as the coating material, having much benefit such as high viscosity, clear solution and stable at low temperature. The result from the sensory test toward A and B formula showed that both formula can cover the bitter taste from brotowali tablet up to 100 %. Viscosity measurement toward B formula showed flow better than A formula on spray gun. The reasearch concluded that PPSS can be used as a coating material in coating sugar tablet.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2008
S32924
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Panyadewi Wijaya
Abstrak :
Bentuk sediaan oral lepas terkendali granul mukoadhesif sedang dikembangkan dalam sistem penghantaran obat karena mampu meningkatkan waktu tinggal obat pada saluran cerna dan menahan pelepasan obat lebih lama. Untuk melekat pada saluran cerna dan menahan pelepasan obat digunakan eksipien khusus yang dikenal sebagai polimer mukoadhesif. Berdasarkan penelitian sebelumnya, pragelatinisasi pati singkong suksinat (PPSS) diketahui memiliki potensi sebagai polimer mukoadhesif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan granul yang terbuat dari PPSS dan kombinasinya dengan polimer lain yaitu Carbopol 974P, natrium karboksimetilselulosa (Na CMC) dan metilselulosa dalam menahan pelepasan obat serta menyelidiki kekuatan dan durasi mukoadhesif dari formula yang mengandung PPSS. Durasi pelekatan granul diteliti dengan uji wash off sedangkan kekuatan mukoadhesif diuji menggunakan texture analyser. Hasil uji wash off menunjukkan bahwa formula yang mengandung PPSS 100% (formula 1) mampu melekat pada mukosa lambung paling lama sedangkan formula kombinasi PPSS:Carbopol 974P dengan perbandingan 30:70 (formula 7) mampu melekat pada mukosa usus paling lama diantara formula kombinasi lainnya. Seluruh formula kombinasi PPSS dan Carbopol 974P mampu menahan pelepasan obat lebih lama.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S32685
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>