Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 32 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Iman Anshori, compiler
Jakarta: PT Mediatama Saptakarya, 2017
333.91 IMA m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Walesh, Stuart G.
New York : John Wiley & Sons, 1989
628.21 WAL u
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nurmaini
Abstrak :
ABSTRAK Penyakit diare di Indonesia yang mempunyai angka kesakitan sekitar 40% pertahun, terutama menyerang anak-anak balita sekitar 70-80% dan angka kematian balitanya 20-40% dari seluruh kematian. Penyakit diare pada SKRT 1992 menduduki urutan kedua setelah infeksi saluran pernafasan. Penyakit diare tidak hanya dipengaruhi oleh lingkup pelayanan air bersih dan jamban saia, ternyata sikap dan tingkah laku manusia yang menggunakan sarana air bersih dan jamban keluarga dengan baik juga menentukan penurunan angka kejadian diare di masyarakat. Selain faktor-faktor di atas faktor-faktor lainnya yang juga mempengaruhi kejadian diare, seperti faktor kepadatan penduduk, faktor sosial ekonomi, dan sebagainya. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran kejadian diare serta hubungannya dengan faktor sumber air minum, kepadatan, dan pengetahuan tentang kejadian diare. Penelitian ini merupakan analisa lebih lanjut terhadap data sekunder yang berjudul Community Development for Rural Sanitation di kecaxnatan Sliyeg Indramayu tahun 1994 oleh Pusat Penelitian Kesehatan UI. Desain yang digunakan cross sectional study, dengan jumlah populasi sekaligus sebagai sampel ada 184 rumah tangga. Analisis ini dilakukan dengan analisis univariat dan bivariat dengan SPSS. Kejadian diare yang didapatkan hanya 9,2%. Dari hasil uji bivariat faktor kepadatan yang terdiri dari jumlah anggota keluarga dan jumlah balita di rumah berhubungan secara bermakna dengan kejadian diare, sedangkan sumber air minum dan pengetahuan tidak bermakna dengan kejadian diare. Disarankan dalam melakukan suatu intervensi dibidang kesehatan tidak hanya dalam satu aspek, tetapi harus semua aspek supaya intervensi yang telah dilakukan bermanfaat bagi masyarakat dan perlunya menggalakkan NKRBS, karena jumlah anggota keluarga terbukti berperanan dalam peningkatan kejadian diare.
abstract The incident of diarrhea in Indonesia which have 40% of morbidity rate per year severe children under five year old with mortality rate among the children severity of about 20-40% out of all number of death. The diarrhea disease at SKRT 1992 are in the second rank after respiratory infection. The diarrhea disease only affected by scope of water supply and family privy, attitude and behavior of people who use water supply and family privy facility in appropriate way also affect decreasing of diarrhea in society. Out of the factors above other factors that also affecting of the incident of diarrhea are family income, social economy, etc. Objective of this research are to know the description of the incident of diarrhea and its associated to the factors of water sources, density of family members and respondent knowledge of diarrhea. This research are further analysis to secondary data under the title IT Community Development for Rural Sanitation, in Kecamatan Sliyeg Indramayu in 1994" which were held by Pusat Penelitian Kesehatan UI. Design which applied to the research was cross-sectional study with total population 184 householders, and way of analysis operated was univariate and bivariate by SPSS. The incident of diarrhea among population only 9.2% . And from bivariate test, density factor significant to the incident of diarrhea, while factors of water source and knowledge of respondent are not significant to the incident of diarrhea.
Depok: Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hafshah Farah Fadhilah
Abstrak :
Penyakit diare menjadi permasalahan utama di negara-negara berkembang termasuk di Indonesia, diare juga menjadi penyebab utama gizi kurang yang bisa menimbulkan kematian. Banten merupakan sala satu provinsi dengan angka kejadian diare yang tinggi. Sedangkan daerah Kabupaten/Kota di Provinsi Banten dengan kasus diare tertinggi untuk semua umur pada tahun 2019 adalah Kabupaten Lebak dengan total 50.270 kasus. Kelompok umur dengan jumlah kasus diare terbanyak adalah usia balita dengan total lebih dari 14.000 kasus. ï»¿Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kejadian diare terhadap karakteristikanak balita dan orang tua, personal hygine, dan sanitasi lingkungan. Penelitian ini menggunakan data sekunder dengan desain cross-sectional dengan jumlah sampel sebanyak 209 anak balita usia 24-59 bulan. ï»¿Dengan variabel dependen yaitu kejadian diare dan variabel independen yaitu usia anak, jenis kelamin anak, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, penghasilan keluarga, kebiasaan mencuci tangan, kebiasaan jajan, Kebiasaan Pemakaian Alas Kaki saat bermain di luar rumah, kebersihan kuku, dan kebiasaan BABS, sumber air minum, penyimpanan air bersih setelah dimasak, dan kepemilikan jamban. ï»¿ Hasil analisis bivariat pada penelitian ini menunjukkan bahwa adanya hubungan antara usia anak ( p- value = 0,001; OR = 2,990), pendidikan ibu dengan ( p- value = 0,027; OR =  0,404), kebiasaan ibu mencuci tangan dengan air mengalir ( p- value = 0,001; OR = 0,335), dan sumber air minum ( p- value = 0,005; OR = 0,329)  dengan kejadian diare pada balita usia 24-59 bulan di Desa Karangkamulyan, Kecamatan Cihara, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten tahun 2020. ......Diarrhea is a major problem in developing countries including Indonesia, diarrhea is also a major cause of malnutrition that can lead to death. Banten is one of the provinces with a high incidence of diarrhea. While the Regency / City area in Banten Province with the highest diarrhea cases for all ages in 2019 was Lebak Regency with a total of 50,270 cases. The age group with the highest number of cases of diarrhea is under five with a total of more than 14,000 cases. This study aims to determine the relationship between the incidence of diarrhea on the characteristics of children under five and their parents, personal hygiene, and environmental sanitation. This study used secondary data with a cross-sectional design with a total sample of 209 children under five aged 24-59 months. The dependent variable is the incidence of diarrhea and the independent variables are the age of the child, the sex of the child, the mother's education, the mother's occupation, family income, hand washing habits, snack habits, the habit of using footwear when playing outside the house, nail hygiene, and defecation habits. sources of drinking water, storage of clean water after cooking, and ownership of latrines. The results of the bivariate analysis in this study showed that there was a relationship between the child's age (p-value = 0.001; OR = 2.990), mother's education (p-value = 0.027; OR = 0.404), the mother's habit of washing hands with running water (p- value = 0.001; OR = 0.335), and drinking water sources (p-value = 0.005; OR = 0.329) with the incidence of diarrhea in toddlers aged 24-59 months in Karangkamulyan Village, Cihara District, Lebak Regency, Banten Province in 2020.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Galang Rambu Mustaqim
Abstrak :
Latar belakang. Cijantung merupakan Kelurahan dengan kepadatan penduduk yang tinggi sehingga berisiko mencemari air tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar risiko penggunaan air tanah sebagai sumber air bersih bersama dengan faktor risiko lainnya terhadap kejadian diare pada balita di Kelurahan Cijantung, Jakarta Timur. Metode. Penelitian dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Juni 2018 menggunakan desain studi cross sectional pada 124 sampel rumah tangga Kelurahan Cijantung. Hasil. Terdapat hubungan yang bermakna pada variabel kondisi sarana pembuangan tinja p=0,019; OR=3,487 dan kondisi sarana pembuangan sampah p=0,037; OR=3,346 terhadap kejadian diare pada balita. Tidak terdapat hubungan yang bermakna pada variabel jenis sumber air bersih p=0,084 dan perilaku mencuci tangan orang tua/pengasuh p=0,191 terhadap kejadian diare pada balita. Sebanyak 90 sampel air tanah dan 40 sampel air perpipaan/PAM tidak memenuhi syarat bakteriologis Permenkes No.32 Tahun 2017. Kesimpulan. Penggunaan air tanah sebagai sumber air bersih tidak memiliki pengaruh yang bermakna terhadap kejadian diare pada balita di Kelurahan Cijantung tahun 2018.
Background. Kelurahan Cijantung has a high population density, making it's at risk for having polluted groundwater. This study aims to know the risk of diarrhoea among toddler by the use of groundwater and other related risk factors in Kelurahan Cijantung, East Jakarta. Method. Study was conducted from May until June 2018 using cross sectional study design of 124 household samples of Kelurahan Cijantung. Results. Fecal disposal facilities condition p 0,019 OR 3,487 and waste disposal facilities condition p 0,037, OR 3,346 variables have a significant correlation with the incidence of diarrhea among toddler. Meanwhile types of water sources p 0,084 and parent's handwashing behavior p 0,191 has no significant correlation with the incidence of diarrhea among toddler. As much as 90 of all groundwater samples and 40 of all piped water PAM samples do not qualify the bacteriological standard stated on Permenkes No.32 Tahun 2017. Conclusion. The use of groundwater as the household's main source of water has no significant risk effect on diarrhea among toddler in Kelurahan Cijantung 2018.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salmaa Afkari
Abstrak :
Periode balita adalah fase rentan terhadap risiko kesehatan yang dapat menghambat pertumbuhan anak serta menyebabkan kematian. Diare menjadi perhatian utama dalam kesehatan balita karena menjadi penyebab utama kematian dan penyakit pada kelompok usia tersebut, terutama di negara-negara berkembang. Berdasarkan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 dan 2017, prevalensi diare pada balita di Indonesia cenderung stagnan, hanya mengalami sedikit penurunan dari 14,3% pada tahun 2012 menjadi 14,1% pada tahun 2017. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh antara sumber air minum dan sanitasi rumah tangga terhadap kejadian diare pada balita di Indonesia dengan menggunakan analisis propensity score matching berdasarkan data SDKI 2017. Penelitian bersifat kuantitatif dengan menggunakan desain studi observasional.  Populasi penelitian ini yaitu seluruh anak di bawah usia lima tahun (0-59 bulan) yang tercatat dalam data SDKI 2017. Hasil analisis propensity score matching menemukan bahwa efek rata-rata dari layanan air minum yang tidak layak menunjukan hasil yang tidak signifikan terhadap peningkatan kejadian diare pada balita berdasarkan nilai statistic t yang dihasilkan dengan nilai efek peningkatan risiko sebesar 2,0%. Sementara itu, efek rata-rata dari layanan sanitasi yang tidak layak memenuhi nilai asumsi yang signifikan berdasarkan nilai t yang dihasilkan terhadap peningkatan kejadian diare pada balita dengan nilai efek peningkatan risiko sebesar 3,8%. Perbandingan hasil analisis propensity score matching dan analisis regresi logistik biner menunjukkan sedikit perbedaan pada nilai odds ratio yang dihasilkan, namun tidak terlihat signifikan. Temuan ini menunjukan masih diperlukan penanganan terhadap kejadian diare pada balita. Diperlukan upaya dalam penerapan program edukasi yang berfokus pada pencegahan diare untuk mengurangi kejadian diare pada balita terkait sanitasi jamban. Selain itu, diperlukan pengembangan infrastruktur dan peningkatan ketersediaan fasilitas sumber air minum dan sanitasi agar akses fasilitas dapat tercapai merata di seluruh wilayah Indonesia. ......The under-five period is a phase vulnerable to health risks that can stunt a child's growth and cause death. Diarrhea is a major concern in the health of children under five as it is the leading cause of death and illness in this age group, especially in developing countries. Based on data from the Indonesian Demographic and Health Survey (IDHS) in 2012 and 2017, the prevalence of diarrhea in children under five in Indonesia tends to stagnate, only experiencing a slight decrease from 14.3% in 2012 to 14.1% in 2017. This study aims to examine the effect of drinking water sources and household sanitation on the incidence of diarrhea in children under five years old in Indonesia using propensity score matching analysis based on the 2017 IDHS data. The research was quantitative in nature using an observational study design.  The population of this study was all children under the age of five (0 - 59 months) recorded in the 2017 IDHS data.  The results of the propensity score matching analysis found that the average effect of unimproved drinking water services showed insignificant results on increasing the incidence of diarrhea in children under five years of age based on the t-statistic value generated with an increased risk effect value of 2.0%. Meanwhile, the average effect of unimproved sanitation services meets the significant assumption value based on the resulting t value on the increase in the incidence of diarrhea in children under five with an increased risk effect value of 3.8%. Comparison of the results of propensity score matching analysis and binary logistic regression analysis showed a slight difference in the resulting odds ratio values, but did not appear significant. These findings indicate the handling of the incidence of diarrhea in toddlers. Efforts are needed to implement educational programs that focus on diarrhea prevention to reduce the incidence of diarrhea in children under five years of age related to latrine sanitation. In addition, it is necessary to develop infrastructure and increase the availability of water supply and sanitation facilities so that access to facilities can be achieved evenly throughout Indonesia.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heni Rengganis
Kementerian Pekerjaan Umum, 2015
627 JTHID 6:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yaumil Akhir
Abstrak :
Hotel adalah salah satu konsumen air terbesar. Kategori kebutuhan air di hotel bervariasi dari kebutuhan air minum hingga kebutuhan irigasi kebun di mana setiap kebutuhan memiliki kriteria kualitas air yang berbeda. Namun di Indonesia, semua kebutuhan air di hotel dipenuhi dengan satu kualitas air, yaitu air bersih. Ini menyebabkan limbah pada sumber daya air bersih terbatas dan biaya pengadaan air bersih di hotel. Penggunaan greywater sebagai sumber air alternatif di hotel adalah cara untuk mengurangi konsumsi air bersih di hotel. Penggunaan greywater dapat dimaksimalkan dengan memproses greywater sesuai dengan setiap kriteria kualitas air yang diperlukan di hotel. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengembangkan skema pemanfaatan greywater untuk memenuhi kebutuhan air di sebuah hotel berdasarkan kategori kebutuhan dan kriteria kualitas air. Potensi greywater di sebuah hotel ditinjau melalui studi literatur dan studi kasus di sebuah hotel bintang-lima di Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan greywater di hotel memiliki potensi untuk menghemat hingga 65,20 % dari konsumsi air bersih, setara dengan 43,04 m3/hari dan menghemat biaya pasokan air sebesar Rp 10.607.000 per tahun.
Hotel is one of the biggest water consumers. The water needs category in hotels varies from drinking water requirements to garden irrigation needs where each requirement has different water quality criteria. But in Indonesia, all water needs in hotels are met with one water quality, which is clean water. This causes waste in limited clean water resources and the cost of procuring clean water at the hotel. The use of greywater as an alternative water source in hotels is a way to reduce the consumption of clean water in hotels. The use of greywater can be maximized by processing greywater according to each water quality criterion needed at the hotel. Therefore, this research was conducted to aim for developing a scheme for utilizing greywater to meet water requirements in a hotel based on the category of water quality needs and criteria. The potential of greywater in a hotel is reviewed through literature studies and case studies in a five-star hotel in Jakarta. The results showed that the use of greywater in hotels has the potential to save up to 65,20 % of clean water consumption, equivalent to 43,04 m3/day and save water supply costs of IDR 10.607.000 per year.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T53411
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Maysarah
Abstrak :
Penyediaan akses air bersih yang memadai saat ini menjadi tantangan berat bagi Pemerintah Kota Bekasi. Berdasarkan data dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Patriot dan PDAM Bekasi Tahun 2018, kedua PDAM ini baru mampu melayani 21,76 % wilayah Kota Bekasi. Masih terbatasnya cakupan layanan penyediaan air bersih menyebabkan masyarakat masih menggunakan air tanah diantaranya melalui sumur gali atau sumur bor. Hal ini sangat rentan terhadap pencemaran air tanah yang salah satunya ditandai dengan adanya kontaminasi fekal. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi tingkat pencemaran dan sebaran fekal pada air tanah serta mengkaji faktor-faktor seperti data sosio-ekonomi, kejadian turunnya hujan 24 jam sebelum pengambilan sampel air, jenis sumur, dan jarak antara sumur dan tangki septik yang berisiko menyebabkan kontaminasi fekal pada air tanah di Kota Bekasi dengan lokasi studi yakni Kelurahan Jatiluhur, Kelurahan Sumur Batu, dan Kelurahan Jatirangga. Sebanyak 255 sampel air dari berbagai jenis sumur diambil pada musim hujan. Pengujian kualitas air tanah dilakukan dengan parameter pH, suhu, total coliform, dan E. coli. Pengujian total coliform dan E. coli dilakukan dengan menggunakan IDEXX Colilert-18 dimana konsentrasi E. coli dihitung menggunakan metode Most Probable Number (MPN). Hasil pengujian menunjukkan bahwa kadar pH rata-rata yaitu 5,5; suhu rata-rata sebesar 28,8°C; konsentrasi rata-rata Total Coliform yakni 868,9 MPN/100 mL dan konsentrasi E. coli rata-rata sebesar 276,5 MPN/100 mL. Hasil penelitian menunjukkan 60% sumber air tanah pada 3 (tiga) kelurahan terkontaminasi E. coli dimana 24% diantaranya memiliki konsentrasi E. coli melebihi 100 MPN/100 mL. Selain itu, terdapat terdapat perbedaan kontaminasi E. coli yang signifikan pada ketiga kelurahan dari hasil uji Kruskal-Wallis. Berdasarkan uji statistik, diketahui bahwa jenis sumur seperti sumur gali dan jarak antara sumur dan tangki septik yang berjarak <5 meter dan 5-10 meter secara signifikan mempengaruhi kontaminasi E. coli di air tanah. ......Provision access to adequate clean water is currently a serious challenge for the Bekasi City Government. Based on data from Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Patriot dan PDAM Bekasi in 2018, both of them are only able to serve 21,76%. The limited scope of clean water supply services causes the community to still use groundwater from dug wells or boreholes. This is very susceptible to groundwater pollution, one of which is characterized by fecal contamination. This study aims to identify the level of fecal pollution and distribution in groundwater and assess factors such as socio-economic data, rainfall events 24 hours before water sampling, types of wells, and the distance between wells and septic tanks that are risk of fecal contamination in groundwater in Bekasi City with the study locations are Jatiluhur, Sumur Batu, and Jatirangga Urban Village. A total of 255 water samples from various types of wells were taken during the rainy season. Groundwater quality testing is carried out with parameters pH, temperature, total coliform, and E. coli. Testing for total coliform and E. coli was carried out using IDEXX Colilert-18 where the concentration of E. coli was calculated using the Most Probable Number (MPN) method. The test results show that the average pH level is 5.5; average temperature of 28.8 ° C; the average concentration of Total Coliform was 868.9 MPN / 100 mL and the average concentration of E. coli was 276.5 MPN / 100 mL. The results showed 60% of groundwater sources in 3 (three) villages were contaminated with E. coli where 24% of them had E. coli concentrations exceeding 100 MPN / 100 mL. In addition, there are significant differences in E. coli contamination in the three villages based on Kruskal-Wallis test result. Based on statistical tests, it is known that the type of wells such as dug wells and the distance between the well and the septic tank which are <5 meters and 5-10 meters significantly influence E. coli contamination in groundwater.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Nurmansyah
Abstrak :
Skistosomiasis merupakan penyakit parasit akut dan kronik yang disebabkan oleh infeksi cacing yang tergolong dalam genus schistosoma yang hidup dalam pembuluh darah usus dan kandung kemih. Di Indonesia, Schistosoma japonicum hanya ditemukan di Sulawesi Tengah. Wilayah kecamatan Lore Timur merupakan daerah endemik dengan prevalensi tertinggi tahun 2015 yaitu 67 kasus dari 148 kasus di Sulawesi tengah. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian penyakit skistosomiasis di Wilayah Lore Timur. Desain penelitian ini adalah case control yang melibatkan 52 responden. Hasil Penelitian menunjukan faktor yang berhubungan dengan kejadian skistosomiasis adalah perilaku pemanfaatan alat pelindung diri p = 0.008 dan perilaku pemanfaatan sumber air p = 0.004 . Faktor yang paling mempengaruhi kejadian skistosomiasis adalah perilaku pemanfaatan sumber air dengan nilai OR = 9.483 . Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai evaluasi bagi pelayanan keperawatan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat serta perencanaan strategi bagi pemerintah daerah untuk mencegah masyarakat terinfeksi skistosomiasis.
Schistosomiasis is an acute and chronic paracitic disease caused by infection of worm genus Schistosoma that lives in intestine vessel and uterus. In Indonesia, Schistosoma Japonicum is only found in Central Sulawesi. East Lore is an endemic area with the highest prevalence in 2015 which was estimated by 67 of 148 cases in Central Sulawesi. This study was aimed to identify factors that can cause Schistosomiasis in East Lore region. A case control study was conducted which was participated by 52 respondents. The results show that factors that influence Schistosomiasis were behavior of using self protection tools p 0,008 and water source p 0,004. The most influenced factor of Schistosomiasis was using of water source OR 9,483. Result of this study can be used as an evaluation tools for nursing service, It is useful to increase people awareness and strategic planning of government especially in reducing the prevalence of Schitosomiasis.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T46904
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>