Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Baby Asrofa
"ABSTRAK
Pencahayaan merupakan salah satu hal yang penting dalam melakukan suatu aktivitas kerja. Cahaya terdiri dari dua sumber utama yaitu sumber cahaya alami dan sumber cahaya buatan. Sumber cahaya alami memiliki karakteristik yang tidak dapat diubah dan merupakan sumber cahaya yang sudah tersedia oleh alam sehingga manusia tidak dapat merubah karakteristik maupun kekuatan cahayanya. Berbeda dengan sumber cahaya buatan. Sumber cahaya buatan merupakan lampu memiliki karakteristik dapat diatur tingkat pencahayaannya. Hal ini karena lampu terdiri dari komponen-komponen yang mampu disediakan dan diatur oleh manusia. Lampu juga memiliki beberapa jenis yang dibedaan dari material pembuatannya. Dengan adanya karakteristik lampu beserta pencahayaan yang dapat diatur maka lampu juga memiliki fungsi yang berbeda. Hal ini dapat dibedakan berapa besar tingkat pencayaan pada lampu untuk menerangi suatu ruang atau bidang kerja. Kuat pencahayaan pada suatu lampu menerangi ruangan dapat diukur dengan menggunakan lux meter. Sehingga pencahayaan memiliki standar-standar untuk menerangi setiap ruangan berbeda

ABSTRACT
Lighting is one of the important things in doing a work activity. Light consists of two main sources, namely natural light sources and artificial light sources. Natural light sources have characteristics that cannot be changed and are a source of light that is availableby nature so that humans cannot change the characteristics or strength of their light. Unlike the artificial light source. An artificial light source is a lamp that has characteristics that can be adjusted to its lighting level. This is because the lightsconsist of components that can be provided and regulated by humans. The lamp also has several types that are distinguished from the manufacturing material. With the characteristics of the lights and lighting that can be adjusted, the lights also have different functions. It can be distinguished how much the level of illumination on the lamp to illuminate a space or field of work. Strong lighting on a lamp illuminating a room can be measured using lux meters. So lighting has standards to illuminate each room differently.
"
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lukman Aditya
"Rugi-rugi (losses) pada saat terbentuknya pasangan elektron-hole (e-h pairs) di dalam solar cell adalah timbulnya transmission-loss dan termalizationloss. Aplikasi konsep up & down conversion dibahas pada Tesis ini untuk mengurangi rugi ? rugi tersebut sehingga perbaikan efisiensi solar cell bias dicapai. Proses up-conversion melibatkan energi photon yang rendah dikonversi menghasilkan energi photon yang lebih tinggi untuk mengurangi transmission loss. Down-conversion melibatkan energi photon yang tinggi dikonversi menjadi energi photon yang lebih rendah untuk mengurangi thermalization loss.
Dalam riset ini dilakukan analisa dan simulasi terhadap aplikasi konsep up/down-conversion untuk mendapatkan perbaikan efisiensi pada solar cell. Dengan menggunakan simulator PC1D 5.9, sumber cahaya sekunder (secondary light source) diberikan dengan asumsi sebagai proses luminescence oleh up/downconverter masing ? masing dari rear surface dan front surface sesuai dengan prinsip konversi photon pada aplikasi tersebut.
Simulasi dilakukan dengan memberikan variasi spektrum cahaya secara transien pada cahaya sekunder dan variasi intensitas cahaya dengan batasan maksimum terrestrial sun 0,1 W/cm2. Efisiensi maksimum didapat sebesar 18,71% untuk aplikasi up-converter, dan 20,18% untuk aplikasi down-converter dengan kondisi matahari tak terkonsentrasi.
Hasil simulasi konsep up/down-conversion tersebut menunjukkan dapat mengurangi rugi ? rugi pada solar cell dan memperbaiki efisiensi untuk disain solar cell, dan dapat diaplikasikan untuk jenis solar cell konvensional yang ada sekarang.

The losses appeared when electron-hole pairs are formed in solar cell indicated as transmission and thermalization loss. The application of up/downconversion concept is discussed in this Thesis, in order to reduce both loss, so the efficiency of solar cell can be improve. Up-conversion process involving two low energy photons converted into higher energy photon for reducing transmission loss. Down-conversion involving high energy photons converted into two lower energy photons for reducing thermalization loss.
In this research has been analyzed and simulated about up/downconversion concept to achieved an improvement of solar cell efficiency. By using PC1D 5.9, a secondary light source is provided and it assumed as a luminescence from up/down-converter, which is directly emited from front and rear surface according to each conversion process.
The variation of secondary light intensity is given in this simulation with the maximum limits 0,1 W/cm2 of terrestrial sun. Maximum efficiency obtained was 18.71% for the up-converter applications, and 20.18% for the down-converter applications with unconcentrated sun.
The Results of applied up / down-conversion show can reduce losses in the solar cell and improve efficiency for solar cell design, and it can be applied also to the conventional solar cell.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T40908
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Rafni Rafid
"Latar belakang: Memar merupakan salah satu kekerasan fisik yang paling sering terjadi. Akan tetapi, perubahan warna memar belum cukup untuk menentukan usia memar dan sering kali bukti adanya memar tidak terlihat dengan pengamatan langsung tanpa alat. Oleh sebab itu, peneliti ingin menilai kemampulaksanaan sumber cahaya alternatif (ALS) dalam memperkirakan usia memar. Metode: Penelitian eksperimental dengan teknik consecutive sampling dengan jumlah 20 memar pada orang dewasa berkulit sawo matang. Sampel yang memenuhi kriteria akan dibekam di lengan atas kiri dan kanan di bagian sisi dalam untuk induksi memar. Memar kemudian diamati sesaat setelah induki dengan pengamatan langsung tanpa alat dan pengamatan dengan sumber cahaya alternatif (ALS) dengan panjang gelombang 430-470 nm sampai memar tidak tampak lagi dengan ALS atau paling lama hari ke-28 pengamatan. Hasil: Di awal induksi, memar berwarna merah dan merah keunguan. Memar lalu berubah warna menjadi ungu, kuning, dan coklat seiring dari hari ke hari. Perbandingan luas memar ditemukan signifikan secara statistik pada hari ke-4, hari ke-5, hari ke-6, hari ke-7, hari ke-8 dan hari ke-15. Perbandingan ada dan tidaknya memar ditemukan signifikan secara statistik pada hari ke-7 dan pada hari ke-8. Median usia memar yang diamati secara langsung tanpa alat yaitu 6 hari sedangkan median usia memar yang diamati dengan ALS yaitu 8,5 hari. Perbandingan usia memar ditemukan signifikan secara statistik dengan nilai p<0,05. Kesimpulan: Penggunaan ALS dapat memberikan gambaran yang lebih akurat dalam membantu melihat adanya memar dibandingkan dengan pengamatan langsung tanpa alat. Kata kunci: pengamatan langsung, sumber cahaya alternatif, usia memar, ukuran memar, warna memar

Introduction: Bruises are one of the most common forms of physical violence. However, the discoloration of a bruise is not sufficient to determine the age of a bruise and the evidence of a bruise is often not visible by direct observation without any tools. Therefore, the researcher aimed to assess the efficacy of alternative light sources (ALS) in estimating the age of bruising. Methods: Experimental study with consecutive sampling in tan-skinned adults. Twenty samples that meet the criteria will be cupped on the left and right upper arm on the inside for bruising induction. Then, bruises were observed after induction by direct observation without any tools and observation with an alternative light source (ALS) with wavelenght 430-470 nm until they were not visible with ALS or until the 28th day of observation. Results: Right after induction, the bruises were red and purplish in color. The bruise color then changes to purple, yellow, and brown as the day progresses. The comparison of bruise area was found statistically significant on the day-4, day-5, day-6, day-7, day-8 and day-15 observations. The comparison of the presence and absence of bruising was found to be statistically significant on day-7 and day-8 observations. The median age of bruising observed directly without tools was 6 days, while the median age of bruising observed with ALS was 8.5 days. The comparison of bruise ages was found to be statistically significant with p value <0.05. Conclusion: The use of ALS can provide a more accurate picture to see the presence of bruises compared to direct observation without tools. Keywords: alternative light source, bruise color, bruise age, bruise size, direct observation."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library