Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Farida Yuniarty
Abstrak :
Prevalensi kurang gizi baik makro maupun mikro pada anak sekolah cukup tinggi. Hal ini akan berdampak buruk terhadap kemampuan belajar dan prestasi di sekolah, daya tahan tubuh, pertumbuhan dan berkurangnya nafsu makan (Soemantri, 1985; Chwang et al. 1988, Lawless, 1994, Soekarjo, 2001). Karenanya, masalah ini harus ditangani dengan baik. Salah satu upaya yang depat dilakukan adalah dengan memberikan suplementasi susu yang difortifikasi besi dan seng. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah efek suplementasi susu 2 kali sehari selama 6 bulan, dapat memperbaiki status gizi pada pengukuran 3 bulan setelah suplementasi dihentikan. Rancangan penelitian ini adalah longitudinal, prospektif observational study selama 3 bulan, yang dilakukan kepada anak berusia 7-9 tahun di daerah miskin perkotaan Jakarta. Penelitian ini dilaksanakan mulai Bulan Februari hingga Mei 2008, di 5 SDN di kelurahan Balimester dan Kampung Melayu, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur. Jumlah sampel sebanyak 209 anak, dimana 107 orang anak selama 6 bulan mendapatkan suplementasi susu yang difortifikasi besi dan seng (kelompok susu fortitikasi) dan 102 orang mendepatkan susu non fortili.kasi (kelompok susu non fortitikasi). Pengukuran antropometri, asupan makanan dan karakteristik subject dilakukan 3 bulan setelah suplementasi dihentikan. Hasil analisis bivariat menunjukkan, terdapat hubungan bermakna antara status gizi pade 0 bulan, status gizi pade 6 bulan, asupan protein, jumlah anak, penghasilan orang tua dan tingkat pendidikan ibu terhadap status gizi pada saat 3 bulan setelah suplemenlasi dihentikan. Pemberian suplementasi susu, baik yang difortifikasi besi dan seng maupun tanpa fortikfikasi, 2 kali sehari selama 6 bulan dapat meningkatkan status gizi pada pengukuran 3 bulan setelah suplementasi dihentikan. Juga tidak terjadi perubahan status gizi antara pengukuran diakhir suplamentasi dengan 3 bulan setelahnya. Status gizi anak sangat ditentukan oleh asupan hariannya. Asupan harian anak pada penelitian ini sebagian besar kurang dari 80% AKG, sehingga mereka sangat berisiko kekurangan gizi baik makro maupun mikro. Usaha-usaha yang telah dilakukan oleh pemerintah antara lain memberikan suplemenlasi zat gizi, pemberian makanan tambahan anak sekolah (PMTAS) perlu dilanjutkan. Pembarian susu yang difortifikasi zat gizi dapat dijadikan satu alternatif pilihan.
Prevalence of micro and macronutrient deficiency are quite high in school-age children. It can make detrimental effects on learning ability, school performance, resistance to disease, physical growth and appetite (Soemantri, 1985; Chwang et al. 1988, Lawless, 1994, Soekarjo, 2001). Therefore, the problem should be bendled seriously. Iron and zinc fortified milk supplementation is one alternative to improve nutritional status. This study aimed to evaluate the effect of a six months iron, zinc fortified milk which had been given twice a day to undernourished children aged 7-9 years in poor urban area of Jakarta, on their nutrient intake, anthropometry indices and nutritional status after 3 months supplementation begin stopped. Design of this study is observational, prospective kohort. The study had been lasted 3 months, February to May 2008 in 5 Primary Schools. Two hundred and nine subjects who participated in previous study were observed and measured their nutritional status, anthropometry indices and socio-economic characteristic. A hundred and seven subjects received iron-zinc fortified milk and a hundred and two subjects received regular milk for 6 months. Iron and zinc fortified or non fortified milk supplementation, twice a day for 6 months, improve nutritional status, anthropometry indices when measured 3 months after supplementation or the effect of nutritional status improvement still has been maintained when measured 3 months later. Bivariat analysis results had been shown, there was a signilicant relationship between nutritional status before and after supplementation on nutritional status next 3 months. Also there was found and significant result on protein intake, number of child, parent revenue and mother educational level on nutritional status 3 months after supplementation. Nutritional status of children will be related to their daily nutrient intake. After the milk supplementation was stopped, their daily food intake becoming decrease. Their dally nutrient intake mostly less than 80 % RDA and make them have high risk of macro-micro nutrient deficiency. Some efforts have been done by govermnent such as micronutrient supplementation, complementary food for school children, suppose to be continued. Another alternative has been offered by this study result was giving fortified milk supplementation.
Depok: Universitas Indonesia, 2008
T21278
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Apit Nopiyanti
Abstrak :
ABSTRACT
Pemberian ASI eksklusif dapat mencegah gangguan pertumbuhan dan perkembanganpada bayi serta risiko berbagai masalah kesehatan di masa depan. Penelitian inidilakukan untuk mengetahui faktor dominan yang berhubungan dengan lamapemberian ASI eksklusif. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectionalpada 151 ibu menyusui di wilayah kerja Puskesmas Cipayung, Depok. Penelitian inimenggunakan data sekunder dari penelitian ldquo;Intervensi Peningkatan ASI dan MPASIDalam Rangka Penerapan Program 1000 Hari Pertama Kehidupan rdquo;. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa terdapat 70,2 ibu memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan.Analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan bermakna antara status bekerja ibu,pengetahuan ibu, suplementasi susu, asupan energi, dan asupan karbohidrat selamamenyusui dengan pemberian lama pemberian ASI eksklusif. Analisis multivariatmenunjukkan suplementasi susu pada ibu menyusui sebagai faktor dominan yangberhubungan dengan lama pemberian ASI eksklusif OR= 4,096 . Terlihat bahwasuplementasi susu pada ibu menyusui dapat meningkatkan pemberian ASI eksklusifhingga 6 bulan.
ABSTRACT
Exclusive breastfeeding could prevent child rsquo s growth and development disorders andalso prevent the risk of health problems occurring later in life. The purpose of this studywas to determine the dominant factor that related to exclusive breastfeeding duration.A cross sectional design study was used with 151 breastfeed mothers at working areaof Puskesmas Cipayung, Depok as participants. This study used secondary data from ldquo Intervensi Peningkatan ASI dan MPASI Dalam Rangka Penerapan Program 1000Hari Pertama Kehidupan rdquo research. In this study, 70,2 mothers were found to give 6months exclusive breastfeeding. Bivariate analysis found that mother rsquo s working status,mother rsquo s knowledge, milk supplementation, energy intake and carbohydrate intakeduring breastfeeding were significantly related to exclusive breastfeeding duration.Multivariate analysis resulted that milk supplementation was the dominant factor thatrelated to exclusive breastfeeding duration OR 4,096 . Milk supplementation forbreastfeed mothers was found to increase the duration of exclusive breastfeeding up to6 months.
2017
S69364
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library