Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gayatri Atmadi
"Kantor berita sebagai salah satu media komunikasi massa memiliki peran utama sebagai pusat pengumpulan dan penyebaran berita, feature ( karangan khas ), dan foto ke berbagai surat kabar, majalah, radio televisi serta instansi-instansi pemerintah dan swasta. Penelitian ini memaparkan tentang realitas arus berita ekonomi negara ASEAN dari kantor berita Reuters United Press International (UPI), dan Jaringan Pertukaran Berita ASEAN (JPBA) tanggal 5 November hingga 5 Desember 1989. Skripsi ini meneliti tentang berita ekonomi negara ASEAN yang meliputi persoalan berita ekonomi, bentuk isi berita, arah berita, dan wilayah negara sumber berita. Dengan menggunakan metode analisis isi, penelitian ini menunjukkan bahwa berita ekonomi yang diperoleh dari ketiga sumber berita tersebut paling banyak membahas tentang hubungan kerjasama ekonomi negara ASEAN dengan negara lainnya dan ASEAN dengan sesama negara dengan kecenderungan yang berorientasi positif dari penulisan headline berita, lead berita hingga tubuh berita. kerjasama yang paling menonjol dalam penelitimenjadi topik bahasan utama adalah kerjasama ekonomi di kawasan Asia Pasifik dalam Konperensi Para Menteri Ekonomi ASEAN Ke-21. 9 negara ASEAN. Berita tersebut ditulis mulai Hubungan an ini dan antara negara-negara APEC, dan Pertemuan Analisis penelitian ini menggunakan kerangka pemikiran Johan Galtung tentang Imperialisme Struktural di bidang dari serta pemikiran Al Hester tentang pola arus berita komunikasi 9 internasional. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian UNESCO merumuskan beberapa faktor yang mempengaruhi ekonomi negara telah arus yang berita dunia khususnya arus berita ASEAN, yaitu ; faktor ekonomi, politik, dan perdagangan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1990
S3985
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendriati Trianita
"Munculnya konsep Tata Informasi Dunia Baru dilatar belakangi kerisauan terhadap adanya ketimpangan arus informasi yang mengalir dari negara maju ke negara berkembang. Ketimpangan arus informasi ini tidak bisa dilepaskan dari peran kantor—kantor berita transnasional yang menguasai pencarian dan pendistribusian berita. Masalah dalam arus berita internasional ini tidak hanya ketimpangan dalam jumlah berita namun juga dalam kualitas berita. Pers Barat sering dituduh memberikan citra yang buruk mengenai negara dunia ketiga dengan banyak mengetengahkan berita-berita mengenai krisis dan konflik.
Tuduhan terhadap pers Barat dijawab dengan pemikiran bahwa berita-berita negatif selalu menarik perhatian' orang, tidak saja yang terjadi di negara berkembang. Sementara itu penulisan yang mengandung stereotip yang merugikan dunia ketiga dijawab oleh pers Barat dengan mengatakan gaya negara bahwa kecenderungan itu tidak hanya milik Barat. Di sini jurnalis negara dunia ketiga menjadi penting mengingat berita-berita yang datang dari kantor berita merupakan peran bahan yang akan dipilih dan diolah oleh editor suratkabar. ini ingin menunjukkan peran suratkabar di mentah Penelitian Indonesia, dalam hal ini Kompas, dalam kaitannya dengan perdebatan masalah ketimpangan arus informasi. Keinginan negara dunia ketiga untuk mencari tata komunikasi dunia baru, semestinya tercermin dari pola pemberitaannya dan penyeleksian berita yang diterimanya dari kantor berita besar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis isi berita-berita mengenai konferensi perdamaian Timur Tengah pada suratkabar Kompas dan tiga kantor berita yang dilangganinya, yaitu AFP, AP, dan Reuters. Hasil penelitian menunjukkan penyajian berita cukup seimbang untuk ketiga kantor berita dan Kompas dalam arti menampilkan baik pihak Arab maupun Israel dalam porsi yang sama. Meskipun demikian, terdapat perbedaan yang cukup berarti dalam penyajian berita-beritanya. Hal ini teriihat dari dua topik bahasan yaitu berita mengenai kekerasan di Timur Tengah dan pernyataan bersama Presiden AS Geroge Bush dan Presiden US Mikhail Gorbachev. Jika ketiga kantor berita dalam berita mengenai kekerasan lebih banyak menampilkan pihak Israel dan berita pernyataan Bush-Gorbachev lebih banyak menampilkan Bush, maka Kompas menampilkan tersebut dengan lebih seimbang. Ini menunjukkan adanya wartawan—wartawan Kompas dalam menentukan pihak-pihak peran kualitas berita."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1992
S3953
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wida Martha Sari
"Beberapa waktu yang lalu timbul suatu peristiwa besar yang melanda dunia, yaitu Krisis Teluk. Krisis tersebut berawal dari invasi pasukan Irak ke Kuwait, dan akhirnya menimbulkan pecahnya perang antara pasukan Irak melawan pasukan Multinasional, yang dipimpin oleh Amerika Serikat. Perang senantiasa menarik perhatian publik, karena ia langsung berkaitan dengan nasib suatu negeri dan bangsa, bahkan dunia. Maka tak heran bila media massa, khususnya suratkabar banyak meliput peristiwa tersebut. Oleh suratkabar, peristiwa tersebut selain diturunkan dalam bentuk berita, juga dibahas kembali dalam Tajuk Rencana. Amatlah menarik untuk meneliti Tajuk Rencana, yang berkaitan dengan Krisis Teluk, karena melalui Tajuk Rencana kita dapat mengetahui opini suratkabar dalam masalah Krisis Teluk. Penelitian ini menggunakan metode analisis isi, dengan populasinya adalah seluruh Tajuk Rencana suratkabar Kompas, Merdeka dan Pelita selama periode 2 Agustus 1990 sampai 28 Februari 1991. Sampelnya ditarik secara purposive sampling, dengan menganalisis Tajuk Rencana yang berkaitan langsung dengan Krisis Teluk selama periode tersebut. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah : Secara umum suratkabar yang diteliti selalu berusaha menurunkan Tajuk Rencana Krisis Teluk dengan arah netral namun dengan kecenderungan-kecenderungan tertentu. Seperti misalnya pada Kompas, kecenderungan ini sedikit lebih mendukung Amerika dan sekutu daripada mendukung pihak Irak. Pada Merdeka, kecenderungan ini adalah sangat pro Irak dan Pelita cenderung sedikit lebih pro Irak daripada pro Amerika dan sekutu. Selanjutnya, isu yang banyak dibahas oleh ketiga suratkabar tersebut adalah isu politik internasional, ,dan yang paling sedikit dibahas adalah isu lingkungan hidup."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1992
S3960
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Tulisan ini merupakan sebuah tulisan menyangkut suatu gagasan yang mengusulkan suatu penelitian mengenai agenda media suratkabar dengan agenda publik yang berbasis pada teori agenda setting. Dalam gagasan ini pelaksanaan penelitian diarahkan hanya sampai pada agenda publik. Ini dimaksudkan untuk mengetahui adanya relevansi dunia teoritik dengan dunia empirik menyangkut fenomena media yang mengacu pada asumsi-asumsi teori agenda setting. Sebagai sebuah proposal, tentunya usulan dimaksud masih terbuka untuk dikritik demi mutu proposal yang lebih baik tentunya"
384 KOMAS 10:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library