Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Danielle Tahitoe
"ABSTRAK
Infeksi virus hepatitis ditemukan di seluruh dunia dan merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius. Dari semua infeksi virus hepatitis yang paling penting adalah Hepatitis B (WHO,1982).
Diperkirakan di dunia terdapat sekitar 300 juta karier virus hepatitis B (VHS) kronis (WH0,1988). Prevalensi karier terendah terdapat di Amerika Utara dan Eropa Barat (0,1-0,5 %) sedangkan prevalensi tertinggi di Asia Tenggara dan Afrika Sub Sahara (8-20%).
Di dunia sebagian besar karier VHB nya terdapat di Asia menyusul Afrika (WHO,1988).
VHB mengakibatkan manifestasi klinis berupa hepatitis B akut dan berbagai komplikasinya. VHB sangat penting dalam epidemiologi penyakit, bila dikaitkan dengan karier VHB kronis yang dapat merupakan sumber penularan bagi lingkungannya (WH0,1988).
Karier VHB dapat ditentukan bila dalam darahnya mengandung hepatitis B surface antigen (HBsAg). Adanya HBsAg dapat diukur dengan cara radio immuno assay (RIA) atau enzyme linked immunosorbent assay (ELISA). Selain HBsAg dalam darah pengidap juga dapat (hepatitis B "e"antigen ) dan anti HBe.
Prevalensi HBsAg di Indonesia berkisar 5 - 10% dan di beberapa daerah mencapai 15% - 19%. Keadaan ini membuat Indonesia tergolong daerah dengan endemisitas hepatitis B sedang sampai tinggi. Tingginya prevalensi HBsAg dan petanda VHB lainnya pada penyakit hati kronis, terutama karsinoma hepatoseluler menimbulkan dugaan bahwa penyakit hati kronis di Indonesia mempunyai hubungan yang erat dengan infeksi VHB (Sulaiman,1987).
Sebelum penemuan HBsAg oleh Blumberg pada tahun 1964, diperkirakan bahwa penularan virus hepatitis terjadi secara parenteral, yaitu melalui penyuntikan darah dari pengidap. Lebih lanjut diperjelas bahwa cara penularan klasik VHB dengan jalan parenteral justru hanyalah merupakan bagian kecil saja dari cara penyebaran VHB (Prince, 1970 ; Blumberg, 1970).
Pada awal penelitian penderita Hepatitis B di negara tropis, diketahui bahwa sebagian besar penderita hepatitis B tidak mempunyai riwayat mendapat suntikan, transfusi darah atau cara penularan lain yang dapat menyebabkan terjadinya infeksi oleh virus."
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Purnama Astuti
"ABSTRAK
Hepatitis virus B yang telah menjadi masalah kesehatan masyarakat, dapat ditularkan secara parenteral, oral, dan kemungkinan secara seksual. Infeksi virus hepatitis B (VHB) dapat diketahui dengan adanya antigen-antigen virus serta antibodinya yang dapat dideteksi di dalam serum penderita. Hepatitis B surface antigen (HBsAg) yang merupakan salah satu petanda serologi infeksi VHB, dilaporkan terdapat pada air susu ibu, sekret vagina, air liur, dan semen. Tetapi peranannya dalam penyebaran penyakit belum jelas. Dalam penelitian ini telah dilakukan pemeriksaan HBsAg secara kualitatif dan kuantitatif (titer) dengan teknik RPHA terhadap serum dan plasma semen 20 orang pria penderita hepatitis virus B. Plasma semen yang mengandung HBsAg terdapat pada 8 orang (40%) dari 20 orang yang diteliti. Dengan uji korelasi jenjang Spearman, diperoleh kesimpulan bahwa terdapat korelasi positif antara titer HBsAg serum dengan titer HBsAg plasma semen (db=0.001). Selain itu, juga dapat disimpulkan bahwa titer HBsAg di alam plasma semen rendah ("
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1985
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library