Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Astuty
Abstrak :
Pelayanan kamar operasi merupakan salah satu bentuk pelayanan yang sangat mempengaruhi tampilan suatu rumah sakit. Seiring dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, kegiatan bedah menjadi bentuk pelayanan kesehatan spesialistik yang mahal, jadi harus efisien pengelolaannya. Instalasi Kamar Operasi RSUD Pasar Rebo mempunyai 4 kamar operasi yang melayani bedah cito dan elektif. Dengan disatukannya pelayanan tindakan bedah cito dan elektif di instalasi kamar operasi ini, tindakan bedah elektif sering diundur pelaksanaannya karena harus mendahulukan pelaksanaan tindakan bedah cito yang mendapat prioritas utama dan adakalanya bedah elektif terpaksa ditunda/dibatalkan pelaksanaannya. Kapasitas waktu yang tersedia dari jam 8.00 pagi s.d 14.00 siang juga pada kenyataannya tidak dimanfaatkan seefisien karena belum adanya sistem penjadwalan operasi yang baik, pemakaian kamar operasi selalu dimulai diatas jam 8.00 pagi sehingga waktu kerja yang terbuang dimasing-masing kamar operasi rata-rata 32,87% perhari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran/karakteristik sistem pelayanan tindakan bedah di Instalasi Kamar Operasi di RSUD Pasar Rebo dan membuat tehnik penjadwalan yang sesuai sehingga produk yang dihasilkan dapat efisien dan optimal. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional dan melakukan analisa kuantitatif terhadap data sekunder untuk membuat model kuantitatif dan analisa deskriptif. Dari hasil penelitian diketahui utilisasi kamar operasi sebesar 46,66% pada saat bedah cito masih dilakukan bersama-sama dengan bedah elektif. Lalu dari simulasi diperoleh besar utilisasi kamar operasi untuk bedah elektif (tanpa bedah cito) rata-rata sebesar 39,25% di setiap kamar operasi dengan 9 kasus perhari. Dengan simulasi juga dapat diketahui kapasitas optimal kamar operasi untuk mengerjakan bedah elektif sebanyak 18 kasus per hari. Dengan mengetahui kapasitas optimal masing-masing kamar operasi dan lama waktu operasi untuk masing-masing tindakan bedah dapat dibuat sistem penjadwalan yang sesuai untuk Instalasi kamar Operasi RSUD Pasar Rebo. Dengan adanya penjadwalan dapat diketahui berapa besar kapasitas yang berlebih setiap hari dan disarankan membuat perencanaan untuk pemanfaatannya sehingga Instalasi Kamar Operasi dapat sebagai salah satu revenue center rumah sakit.
Developing a Model for Scheduling of Elective Surgery Service for The Surgery Theatre Installation of The Pasar Rebo HospitalSugery theatre service is one of the hospital services that make an image to the hospital performance. In line with advanced knowledge and technology, surgical operation become more expensive specialistic health service and need to be managed efficiently. The Surgery Theatre Installation of The Pasar Rebo Hospital have four surgical theatres which serve surgical operations both emergency and elective surgery. As The Surgery Theatre Installation served surgical operations both emergency and elective surgery, resulting in postponement or cancellation of elective surgical operations. Allocated time to serve surgical operations is from 8.00 a.m to 2.00 p.m daily. This allocated time had not been utilized effectively because of unmanaged scheduling for surgical operations resulting in lost of worktime about 32,87% for each surgical theatre daily. The purpose of this study was to describe characteristic of surgical service acheduling system of The Pasar Rebo Hospital and subsequently to develop a model to manage better through scheduling technique. This study was a cross sectional study with quantitative model related to scheduling of surgery services. The result of this study showed that each surgical theatre utilization rate was about 46,6% when both emergency and elective surgical operations performed in those surgical theatres. After performing simulation, utilization rate of elective surgery without emergency surgery was about 39,25% with 9 cases for each surgical theatre daily. In addition, optimal capacity of Sugery Theatre Installation was 18 cases daily. After knowing optimal capacity for each surgical theatre and average time for each surgical operation, a model of well managed scheduling system can be developed for The Surgery Theatre Installation of The Pasar Rebo Hospital. After implementing well managed scheduling system, The Surgery Installation of The Pasar Rebo Hospital would be able to know daily capacity for each surgery theatre and develop a plan to utilize effectively each surgery theatre daily resulting in increasing revenue for The Pasar Rebo Hospital.
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T438
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Viella Cecilia Wijaya
Abstrak :
Kami melakukan penelitian tentang efek pemberian minuman berkarbohidrat pada dua jam pra induksi anestesia terhadap pengurangan ketidaknyamanan prabedah untuk pasien operasi elektif. Tiga puluh sembilan pasien dewasa dengan status fisik ASA 1 dan 2 diikutsertakan dalam penelitian ini yang diacak dengan penyamaran tunggal untuk mendapatkan 300 mL minuman yang mengandung glukosa 5% atau air putih pada waktu dua jam pra induksi anestesia. Seharusnya penelitian dilakukan terhadap 68 pasien namun akibat kesalahan terhadap penghitungan jumlah sampel di awal penelitian kami dan keterbatasan waktu maka penelitian hanya dilakukan terhadap 39 pasien. Digunakan VAS sebagai metode pengukuran ketidaknyamanan prabedah yang ingin dinilai yaitu kecemasan, rasa lapar dan rasa haus. Tidak terjadi efek samping aspirasi pare pada semua subyek penelitian. Terjadi penurunan nilai VAS yang bermakna pada kedua kelompok perlakuan (p<0.05) terhadap variabel kecemasan dan rasa haus pada pengukuran di menit ke-90 dan 120 setelah pemberian minuman. Sedangkan pada variabel rasa lapar hanya terjadi penurunan nilai VAS yang bermakna pada kelompok yang mendapat minuman glukosa 5% di menit ke-90. Perbandingan nilai mean dan SD untuk penurunan VAS kecemasan, rasa lapar dan rasa haus diantara kedua kelompok hasilnya tidak bermakna (p>0.05). Kesimpulannya adalah pemberian air putih saja cukup efektif untuk menurunkan ketidaknyamanan prabedah yang berupa kecemasan dan rasa haus, namun tidak efektif untuk mengurangi rasa lapar.
We studied the effects of carbohydrate drink given two hours pre-induction of anesthesia in reducing preoperative discomforts for elective surgery patients. Thirty-nine adult patients with physical status ASA 1 and 2 were included in the study and randomized double blinded to preparation with 300mL of glucose 5% drink or plain water. The sample size was supposed to be 68 but we miscalculated it a1 the beginning of the study and also because of the lack of time, we only look 39 patients as our sample. Visual Analog Score (VAS) was used as a method of scoring the preoperative discomfort variables, which were anxiety, hunger and thirst. There were no adverse effects such as pulmonary aspiration occurred in the study. VAS was measured before, 90 and 120 minutes after the drink was given. It happened to be that both of the drinks were very effective in reducing VAS of anxiety and thirst but there were no difference between the two groups (p>0.05). Both of the drink was less effective in reducing hunger preoperatively. In conclusion, plain water is as effective as glucose 5% drink in reducing anxiety and thirst preoperative if given two hours pre induction of anesthesia.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
T18039
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kuncoro Wibowo
Abstrak :
Tujuan : Mengetahui dan membandingkan kekerapan hipotensi dan hipertensi reaktif pada ibu hamil yang menjalani bedah sesar dengan anestesi spinal menggunakan bupivakain 12,5 mg. Metode : Uji klinik tersamar ganda. Penelitian dilakukan di IGD RSCM pada bulan Oktober 2004-Januari 2005, pada ibu hamil yang menjalani bedah sesar dengan anestesi spinal mengguankan bupivakain 12,5 mg, Pasien dibagi menjadi 2 kelompok ; 32 pasien mendapatkan prehidrasi ringer laktat 500 ml dan 32 pasien lainnya mendapatkan kombinasi prehidrasi ringer laktat 500 ml dan efedrin 12,5 mg intravena. Pada pasien ini diamati kekerapan hipotensi,hipertensi reaktif Hasil : Kekerapan hipotensi 57,6 % pada kelompok prehidrasi ringer laktat 500 ml dan 28,1 % pada kelompok kombinasi prehidrasi ringer laktat 500 ml dan efedrin 12,5 mg intravena (p < 0,05 dan 1K 29,79 ; 30,11 ). Kekerapan hipertensi reaktif pada kedua kelompok tidak berbeda bermakna (3,1 % vs 0 % ) Kesimpulan : Kombinasi ringer laktat 500 ml dan efedrin 12,5 mg intravena lebih baik dalam mencegah hipotensi tanpa disertai dengan hipertensi reaktif pada ibu hamil yang menjalani bedah sesar dengan anestesi spinal menggunakan bupivakain 12,5 mg. Kata kunci : Prehidrasi ringer laktat, efedrin intravena, hipotensi, hipertensi reaktif, bedah sesar, anestesi spinal.
Target: Knowing and comparing frequency of hypotension and reactive hypertension at pregnant mother which perform cesarean surgical operation with spinal anesthesia using bupivakain 12,5 mg Method: Double blind randomized clinical trial. Research conducted in IGD RSCM in October 2004- January 2005 for pregnant mother which experience cesarean surgical operation with spinal anesthesia using bupivakain 12,5 mg, Patient divided to become 2 group ; 32 patient get prehydration 500 ml ringer lactate and 32 other patient get prehidrasi 500 ml ringer lactate combination with ephedrine 12,5 mg intravenous and this patient is perceived by frequency of hypotension and reactive hypertension Result of : Frequency of hypotension is 57,6 % in prehydration 500 ml ringer laktat group and 28,1 % in prehydration 500 ml ringer laktat combination with ephedrine 12,5 mg intravenous group (p < 0,05 and 1K 29,79 ; 30,11 ). Frequency of reactive hypertension both of two group do not different in statistic (3,1 % vs. 0 ) Conclusion : Combination prehydration 500 ml ringer laktat and ephedrine 12 mg intravenous better in preventing hypotension without accompanied with reaktif hypertension at pregnant mother which experience cesarean surgical operation with spinal anaesthesia using bupivakain 12,5 mg Keyword: Prehidrasi ringer lactate, intravenous ephedrine, hypotension, reactive Hypertension, cesarean surgical operation, spinal anesthesia
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
T20900
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library