Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Defriman Djafri
"ABSTRAK
Indonesia sebagai negara berkembang pada saat sekarang ini berupaya
meningkatkan kesejnhteraan rakyat rnelalui pertumbuban indusrialisasi yang patut
didukung oleh sernua pihak. Sejalan dengan pertumbuhan dan kondisi pentingnya atas
kebutuhan tenaga listrik, Pembanguoan bidang kelistrikan dewasa ini cenderung
meningkat sejalan dengan kebutuhan energi listrik untuk berbagai pembangunan
maupun untuk kebutuhan keluarga sebsri-bsri. Salah satu sarana yang dibangun antara
lain Jaringan Saluran Udara T egangan Ekstra Tinggi (SUTET) 500 kV.
Banyaknya keluban dan masyarakel yang berada dan tinggal disekitar jaringan
Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) yang kemungkinan adanya dampak
radiasi medan elektromagnet dan jalur SUTET pada populasi masyarakat di lima desa
(Jubang, Kendawa. Klikiran, Limbangan dan Tega/ Glagah) pada K
Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan infonnasi hubungan pajanan medan
elektromagnetik yang berasal dsri SUTET 500 kV terhadap hipersensitivitas pada
populasi masyarakat di lima desa (Jubang, Kendawa, Klikiran, Limbangan dan Tegal
Glagal1) pada Kahupaten Brebes.
PeneJirian ini mengunakan desain studi cross sectional dengan jwnlah sampel
397 responden pada total populasi di lima desa (Jubang. Kendawa, Klikiran, Limbangan
dan Tegal Glagah) pada Kabupaten Brebes.
Didapatkan rata-rata lruat medan listrik di dalam rumah sebesar 0,0719 kV/m
menunjukan basil yang lebih rendah jika dibandingkan dengan rata-rata kual medan
listrik diluar sekitat rumah sebesar 0,9n2 kV/m, artinya konstribusi kuat medan listrik
di 1uar sekitat rumah yang diterima oleh responden lebih besar dengan adanya SUTET
500 kV jika dibandingkan kuat medan listrik di dalam rumah. Diperoleh lebih dari 50%
responden mengalarni hlpersensitivitas yakni sebanyak 276 (69,5%) responden dari
397 responden.
Dari analisis menunjukan basil signifikan hubungan kuat medan listrik yang
diterima responden dengan hipersensitivitas dengan POR ~ 1,94 (95%CI: 1,19-3,17)
nilai p9),01, responden yang menerima kuat pajanan medan listrik lebih dari 5 kV hn
Slandar WHO melalui IRPAIINIRC pada populasi umum (sarnpai 24 jam/hari) berisiko
1,94 (2 Kali) mengalami hlpersensitivitas jika dibandingkan responden yang menerirna
lruat pajanan medan 1istrik kurang atau sama dengan 5 kV/m. Untuk medan magnet
didapatkan besil yang sama rata-rata kuat medan magnet di dalam rumah dengan kuat
rnedan magnet di 1uar rumah yakni sebesar 0,001021 mT, sedangkan di luar sekitar
rumah sebesar 0,001650 mT.
Lama tinggal/bermukim merupakan faktor risiko yang sangat besar jika dilihat
dari nilai POR: 2,5 (95o/.Cl: 1,36-4,48), artinya tidak ada alasan lain bahwa tinggal di
bawah SUTET jelas tidak aman, orang yang tinggal/bermukim di bawah SUTET 500kV
lebih dari 10 tahun berisiko 2,5 kali mengalami hipersensitivitas jika dibandingkan
dengan orang yang lama tinggallbermukim di bawah SUTET SOOkV kurang dari 10
tahun, semakin lama bermukim/tinggal di bawah SUTET tentu semakin lama pula
responden terpajanllerpapar oleh medan e!ektromagnetik.
Perlunya peningkatan upaya promntif dan preventif tentang risiko dan dampak
medan elektromagnetik/SUTET terhadap masyarakat. Dan perlnnya penelitan lebih
lanjut dengan memperhatikan metodologi penelitian, pemilihan disain studi dan subjek
penditian serta aspek-aspek lain agar bisa memperjelas dan menemukan jalh'aban dari
kontroversi dampak medan elektromagaetik selama ini.

ABSTRACT
Indonesia as developing countries at this present moment copes increasing
prosperity of public through growth of industrialization properly supported by all
party/sides. In line with growth and condition of the importance of to requirement of
electric power, Development of electricity area these days tends to increase in line with
requirement of electric energy for various development and also for requirement of
everyday family. One of the infrastructures up is network< high voltage power lines 500
kV.
A lot of it complaint from residing public and ready to be around network high
voltage power lines 500 kV which possibility that existence of radiation impact of
electromagnetic field from network high voltage power lines 500 kV at population in
five rural communities ( Jubang, Kemiawa, Kliliran, Limbangan. Tega/ Glagah) at SubProvince
Brebes. Intention/Purpose of this research is get information the Relationship
of electromagnetic fields exposure high voltage power lines 500 kV to hypersensitivity
at population in five rural communities ( Jubang, Kendawa, Kliliran. Limbangan, Tegal
Glagah) at Sub-Province Brebes.
This research uses study design cross-sectional with number of samples 397
responders at population total in five rural communities ( Jubang, Kendawa, Kliliran,
Limbangan, Tega/ Glagah) at Sub-Province Brebes.
Got average of electric field strength within doors 0,0719 kV/rn presents lower
result if it is compared to average of electric field strength is external by around house
0,9772 kV/m, mean contribution electric field strength outside around house received by
bigger responder with existence of SUTET 500 kVs if it is compared to electric field
strength within doors. Obtained more than 50"/i, responder to experience hypersensitivity
namely 276 ( 69,5%) responder out of 397 responders
From analysis presents result of significant the relation of electric field strength
received by responder with hypersensitivity with POR = 1,94 ( 95%CI: 1,19-3,17) value
p=O,O I, responder receiving strong of electric field exposure more than 5 kV/m standard
WHO through IRPAIINIRC at population of public (to 24 hours/day) to receives risk
1,94 ( 2 Multiplied) experiences hypersensitivity if it is compared to responder receiving
strong of electric field exposure is less or equal to 5 kV/m. For magnetic field is got by
the same result average of magnetic field intensity within doors powerfully outdoors
magnetic field namely 0,001021 mT, while outside around house 0,001650 mT
Old lived/residence stripper was a real big risk factor if it is seen from value
POR: 2,5 ( 95%Cl: 1,36-4,48), mean there is no other reason that living in under SUTET
to explain not safe, man living under SUTET 500 kV more than 10 years receives risk
2,5 times to experience hypersensitivity if it is compared to man who is old lived under
SUTBT 500 kV less than I 0 years, longer residence under SUTET of course longer also
exposure of responder by electromagnetic field.
The importance of improvement of health promotion effort and preventive about
risk and electromagnetic field/ SUTET impact to public. And the importance of further
elite ·with correct research methodologies. election designs study and research subject
and other aspects that can clarifY and finds answer from electromagnetic field impact
controversy till now."
2007
T32489
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Rinaldi
"SUTET 500 kV Ungaran - Bandung Selatan terbentang sepanjang 342.8 km menghubungkan area l&2 (Distribusi Jakarta Raya & Tangerang dan Distribusi Jawa Barat ) dengan area 3&.4 (Distribusi Jawa Tengah dan Distribusi Jawa Timur & Bali). Pada tanggal 3 Mei 1998 sejak pukul 12.03, proses sinkronisasi sulit dilakukan karena tidak tercapainya kondisi sinkron di kedua sisi.
Data pada alat Perekam Data Gangguan (DPR = Data Fault Recorder) di Bandung Selatan-Ungaran menunjukkan adanya distorsi (osilasi) gelombang tegangan. Osilasi (distorsi) gelombang tegangan berupa tegangan lebih menyebabkan Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET) Bandung Selatan tidak sinkron dengan GITET Ungaran. Osilasi tegangan diatas adalah suatu fenomena resonansi inti besi (ferroresonance) Karena di sisi 500 kv tidak ada gangguan, maka osilasi ini diduga disebabkan adanya flash over di sisi selcunder Trafo Tegangan Kapasitor
Untuk membuktikan terjadinya resonansi inti besi di sisi sekunder Trafo Tegangan Kapasitor dilakukan simulasi dengan menggunakan perangkat lunak Electromagueiic Transien! Program ,HffTP). Simulasi dilakukan dengan melakukan penutupan saklar (switching) di GITET Bandung Selatan pada keadaan GITET Ungaran terbuka , kemudian dilihat kurva tegangan di sisi primer dan sekunder CVT di Ungaran_ Dari hasil simulasi diketahui terjadi Resonansi Inti Besi di sisi sekunder CVT yang ditandai dengan terdistorsinya gelombang tegangan sehingga salah satu syarat sinkronisasi yaitu tegangan di kedua GITET harus sama tidak terpenuhi. Simulasi kedua dilakukan pemasangan FSC (Ferroresonance Suppression Circuit) dalam selang waktu tertentu, kemudian dilepas. Simulasi ini dilakukan unluk memilih lama waktu pemasangan FSC yang tepat, sehingga saat FSC dilepas tidak terjadi lagi distorsi gelombang tegangan. Simulasi ketiga dilakukan dengan ntenggunakan perangkat Iunak MATLAB versi 5.0 yang memiliki fasilitas FFT (Fast Fouder Transform) untuk melihat frekuensi yang dominan pada gelombang tegangan sekunder CVT."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S39513
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pekik Nusantara Perdana
"ABSTRAK
Artikel junal ini mengkaji tentang konflik yang terjadi antara PT. PLN Persero APP Bandung Raya dengan masyarakat terdampak pembangunan SUTET serta model resolusi konflik yang dilakukan. Penulis berargumen bahwa konflik yang terjadi antara masyarakat dengan PT. PLN Persero APP Bandung Raya memiliki potensi untuk mengganggu kinerja korporasi sehingga perlu adanya model resolusi konflik yang tepat. Studi sebelumnya membahas korporasi menjadi dua jenis yaitu BUMN dan BUMS yang seringkali mengalami gesekan dengan masyarakat. Namun, kebanyakan studi sebelumnya membahas mengenai korporasi yang bekerja di bidang pertambangan dan tidak memasukan model resolusi secara spesifik. Kelebihan tulisan ini adalah penulis membahas BUMN non-tambang sebagai objek penelitian serta memaparkan model resolusi lain berupa peanganan keluhan selain pelaksanaan CSR Konflik antara masyarakat lokal Desa Neglasari dengan PT. PLN Persero APP Bandung Raya menjadi studi kasus yang penulis gunakan. Artikel jurnal ini menggunakan metode kualitatif dengan mengumpulkan data primer yang berasal dari wawancara secara langsung dan data sekunder yang berasal dari studi pustaka maupun data lainnya. Artikel jurnal ini dilakukan di Desa Neglasari, Kecamatan Banjaran, Bandung Selatan.

ABSTRACT
AbstractThis article is discussing about conflict between PT. PLN Persero APP Bandung Raya and local communities that affected by the SUTET construction with the resolution conflict model that can be done. The author argue that conflict that accure between PT. PLN Persero APP Bandung Raya and Neglasari rsquo s local communities can interfere the corporation performance so need for a model of conflict resolution. Previous studies discussing about two types of corporation, there are BUMN and BUMS which is often in conflict with communities. However, the previous studies still defficient because most of studies just discussing about mining corporation and without explain the conflict resolution model specifically. The article has the diffrence because it rsquo s discussing about non mining corporation with the model of conflict resolution for completing th previous studies. This article using the conflict between PLN with the communities at Desa Neglasari as a case study. This article used qualitative methods and uses primary and secondary data for information. This research was conducted on SUTET tower in Desa Neglasari, Kecamatan Banjaran, South Bandung."
2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Paul Michael
"ABSTRAK
Kebakaran hutan tanpa kita sadari memberikan dampak buruk tak hanya bagi mahluk hidup penghuni hutan, manusia, tetapi juga pada sistem transmisi listrik dengan jarak tertentu dengan lahan hutan yang terbakar tersebut. Pada tahun 2014 menurut Badan Nasional Penanggulanan Bencana BNPB tercatat 3556.10 Ha hutan di salah satu propinsi di Indonesia, yaitu di Kalimantan Barat terbakar. Terbakarnya hutan tersebut bisa saja berdampak pada kualitas transmisi di Kalimantan Barat. Perubahan temperatur lingkungan konduktor akibat dari kebakaran hutan dengan jarak tertentu terhadap transmisi berdampak pada perubahan temperatur operasional konduktor tersebut. Perubahan temperatur operasional koduktor akan berdampak pada perubahan resistansi dari konduktor tersebut. Perubahan nilai resistansi konduktor berpengaruh pada perubahan kapasitas hantar arus KHA atau ampasitas konduktor saluran transmisi tersebut. Perubahan ampasitas berdampak pada performansi daya yang tersalur pada transmisi tersebut. Perubahan temperatur operasional konduktor juga berpengaruh terhadap perubahan nilai jarak antara titik horizontal konduktor terhadap lendutannya sag konduktor tersebut. Untuk itu dalam studi ini, dilakukan analisa pengaruh kebakaran hutan dengan jarak tertentu terhadap performansi transmisi SUTET 275 kV. Hasil dari evaluasi dengan metode penelitian yang dilakukan ini, performansi daya nilai resistansi, reaktansi, ampasitas, rugi daya yang hilang menjadi panas dan sag yang tersalur dapat diketahui.

ABSTRACT
Wildfires unknowingly had an adverse impact not only for forest dwellers living beings, human beings, but also on the electric transmission system with a certain distance with the burning forest land. In 2014 according to the National Agency for Disaster Prevention BNPB recorded 3556.10 hectares of forest in one of the provinces in Indonesia, namely in West Kalimantan on fire condition. The forest fire could have an impact on the quality of transmission in West Kalimantan. Changes in environmental temperature conductor due to forest fires with a certain distance to the transmission impact on changes in operating temperature of the conductor. Operational temperature conductor changes will have an impact on the change in resistance of the conductor. Conductor resistance value changes affect the change in current carrying capacity CRC or ampacity of conductor transmission line. Ampacity changes have an impact on the performance of the power channeled in such transmissions. Conductor operating temperature changes also affect the change in value of the horizontal distance between the point of the conductor to the lower position sag of the conductor. Therefore in this study, analyzed the effect of forest fires with a certain distance to the performance of 275 kV transmission voltage wires. The results of the evaluation conducted by the method of this study, the performance of the power value of resistance, reactance, ampacity, lost power loss into heat and sag channeled knowable."
2017
T46917
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ilham Dwi Prasetyo
"Arus dan tegangan pada suatu konduktor listrik bisa menyebabkan terjadinya fenomena munculnya gelombang elektromagnetik. Paparan medan elektromagnetik bisa menyebabkan bahaya terhadap sistem tenaga listrik yang dilaluinya dan juga manusia yang berada disekitar saluran transmisi listrik tersebut. Skripsi ini membahas karakteristik medan listrik di sekitar saluran transmisi dan mencari solusi untuk memastikan paparan medan elektromagnetik aman untuk manusia. Simulasi yang ada pada skripsi ini menggunakan desain transmisi saluran udara tegangan ekstra tinggi 275 kV yang akan digunakan PT. Perusahaan Listrik Negara dan peraturan menteri tentang jarak aman paparan medan listrik untuk manusia. Metode yang digunakan pada skripsi ini adalah perhitungan menggunakan Matlab untuk menghitung muatan konduktor dan menggunakan Microsoft Excel untuk menghitunga data-data yang lain. Dari hasil simulasi, didapatkan bahwa jarak aman minimum horizontal untuk bangunan, pada polusi menengah 19,5 meter, pada polusi tinggi adalah 20 meter, dan pada polusi sangat tinggi adalah 21 meter. Nilai medan listrik yang dekat dengan permukaan bumi Near Ground Level Electric Field pada polusi menengah 4,124 kV/m, pada polusi tinggi 4,471 kV/m, dan pada polusi ekstra tinggi 4,769 kV/m.

Current and voltage in electrical conductor can cause electromagnetic field phenomenon. Electromagnetic field exposure can harm the electrical system that causes it and people who live near the field. This book discusses characteristic of electric field around transmission lines and gives the solution for the problems of electromagnetic radiation to make sure that the field is safe for humans and transmission lines. The simulation given in this book uses the spcification of transmission lines that will be used by PT. Perusahaan Listrik Negara and uses standars given by Power Ministry of Indonesia about the safe distance of electromagnetic exposure. Methods used in this project are calculations using Matlab for conductor charge and Microsoft Excel to calcuate other data. From the simulation, it is concluded that the minimum safe distance for moderate polution level is 19,5 meter, for high polution level is 20 meter, and for very high polution level is 21 meter. Electric field value at near ground level for moderate polution level is 4.124 kV m, for high polution level is 4.471 kV m, and for very high polution level is 4.769 kV m. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library