Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sigit Wirawan
"ABSTRAK
Penyakit kanker merupakan penyakit yang sangat kompleks sehingga memerlukan pendekatan multidisiplin baik dalam diagnostik maupun terapi. Durasi penegakkan diagnosis dan terapi pada pasien kanker mempengaruhi hasil akhir pasien tersebut. Keterlambatan terapi dapat disebabkan oleh keterlambatan dokter dalam merujuk pada pelayanan kesehatan primer dan keterlambatan sistem pelayanan kesehatan pada proses penegakkan diagnosis dan dimulainya terapi definitif pada kanker. Penelitian ini merupakan studi analisis deskriptif menggunakan metode campuran kuantitatif dan kualitatif untuk mengetahui data insidens keterlambatan terapi pada pasien kanker yang dirujuk ke Departemen Radioterapi RSUPN Dr. Cipto Mangunkusmo pada bulan Mei - Agustus 2015 serta mengevaluasi faktor yang mempengaruhi keterlambatan tersebut. Terdapat 294 orang pasien yang diikutsertakan dalam penelitian ini setelah mendapatkan persetujuan tertulis. Pada keterlambatan terapi akibat keterlambatan dokter, dari 62 pasien yang dirujuk dari pelayanan kesehatan primer didapatkan 18 pasien (29%) mengalami keterlambatan rujukan. Keterlambatan diagnosis terjadi pada 78 pasien (26,5%). Sedangkan pada keterlambatan tindakan pengobatan terjadi pada 172 pasien (58,5%). Dari seluruh pasien didapatkan 132 pasien (45%) mengalami keterlambatan dokter dan sistem. Berdasarkan analisis statistik menunjukkan adanyan hubungan yang signifikan antara keterlambatan rujukan (p<0,01), keterlambatan diagnosis (p<0,01) dan keterlambatan tindakan pengobatan (p<0,01) dengan keterlambatan terapi akibat keterlambatan dokter dan system. Tingginya angka keterlambatan terapi kanker pada penelitian ini ditemukan akibat keterlambatan dokter dan sistem, khususnya pada keterlambatan pada penegakkan diagnosis dan tindakan pengobatan.

ABSTRACT
Cancer is a very complex disease that requires a multidisciplinary approach both in diagnostics and therapy. The duration of the diagnosis and treatment of cancer patients affect the outcome of these patients. Delay in treatment may be caused by the delay in referring physicians in primary health care and health care system delay in the commencement of the process of diagnosis and definitive therapy in cancer. This study was a descriptive analytical study using a mix of quantitative and qualitative methods to determine the incidence of therapy delays in cancer patients who were referred to the Department of Radiotherapy RSUPN Dr. Cipto Mangunkusmo in May to August for 2015 and evaluate the factors that influence the delay. There were 294 patients included in this study after obtaining written consent. Doctor's delay due to delayed treatment, from 62 patients referred from primary health care is obtained for 18 patients (29%) experienced a delay in referral. Delay in diagnosis occurred in 78 patients (26.5%). While the delay in treatment action occurred in 172 patients (58.5%). From all patients had 132 patients (45%) experienced doctor and system delay. Statistical analysis showed a significant correlation between the reference delay (p <0.01), late diagnosis (p <0.01) and delays in treatment measures (p <0.01) with a delay due to delayed therapy and doctor system. The high number of delays in cancer therapy in this study was found as a result of delays doctor and systems, in particular on the delay in diagnosis and treatment.eterlambatan terapi akibat keterlambatan dokter dan system. Tingginya angka keterlambatan terapi kanker pada penelitian ini ditemukan akibat keterlambatan dokter dan sistem, khususnya pada keterlambatan pada penegakkan diagnosis dan tindakan pengobatan."
Lengkap +
2016
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Dwi Mulia
"ABSTRAK
Keterlambatan pengobatan kanker payudara merupakan masalah serius yang dapat memengaruhi kesintasan hidup seseorang. Terutama mereka yang berobat di rumah sakit rujukan, kemungkinan besar telah mengalami keterlambatan berulang. Sehinggu tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi keterlambatan pengobatan kanker payudara tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan desain cross sectional dengan sampel dari rumah sakit rujukan nasional pada tahun 2013 - 2016. Pengobatan dikatakan terlambat jika membutuhkan waktu lebih dari tiga bulan untuk mendapatkan pengobatan sejak pertama kali datang ke rumah sakit. Penelitian ini menggunakan analsisi cox regresi dengan tingkat kemaknaan 0,005. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa faktor yang paling memengaruhi keterlambatan pengobatan pada pasien yang pernah mendapatkan pengobatan adalah tempat tinggal PR 1,593 95 CI 1,031 ndash; 2,462 . Kemudian faktor yang memengaruhi keterlambatan pada pasien baru adalah tingkat pendidikan PR 1,743 95 CI 1,025 ndash; 2,997 dan riwayat pengobatan alternative PR 2,741 95 CI 1,419 ndash; 5,296.

ABSTRACT
Delayed treatment of breast cancer is a serious problem that can worsen the survival period. Then, there is patients already experiencing repeated delays. The purpose of this study is to find out what factors influences the delay of treatment. The study was done with cross sectional design taken from 564 samples of patient breast cancer in Cipto Mangunkusumo General Hospital between 2013 and 2016. Data collected based on register hospital. Time of delay treatment that measured the time from the first came to hospital to the first treatment in hospital. Delay was defined when there was more than 3 months from come to hospital to first treatment. The study based on cox regression was used with p value "
Lengkap +
2017
T47992
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Yuke Prastyo
"Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi kronik dengan prevalensi tinggi di dunia, khususnya Indonesia. Tuberkulosis merupakan penyakit global akibat jumlah kasus dan jumlah kematian yang tinggi. Penyakit ini sebenarnya dapat dicegah dengan diagnosis dan pengobatan dini, namun hal tersebut masih menjadi kendala di Indonesia karena masih banyak terjadi keterlambatan diagnosis akibat keterlambatan oleh pasien maupun keterlambatan oleh fasilitas pelayanan kesehatan. Keterlambatan diagnosis tuberkulosis berpotensi memperburuk keadaan ekonomi pasien. Meski program penanggulangan tuberkulosis ditanggung oleh jaminan kesehatan nasional, dalam upaya penegakkan diagnosis tuberkulosis seringkali banyak biaya biaya pre-diagnosis yang dikeluarkan oleh pasien diluar jaminan JKN tersebut, mulai biaya langsung dan biaya tidak langsung. Penelitian ini bertujuan untuk melihat korelasi antara waktu keterlambatan diagnosis dan besaran biaya pre-diagnosis tuberkulosis di Jakarta Timur. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang cross sectional dengan sampel populasi sebesar 100 pasien tuberkulosis. Pasien kemudian diwawancarai menggunakan kuisioner tentang pembiayaan selama mengalami tuberkulosis. Pada hasil uji statistik didapatkan bahwa waktu keterlambatan diagnosis total dan waktu keterlambatan pasien memiliki korelasi bermakna dengan besaran biaya pre-diagnosis p= 0,006; r= 0,274 dan p= 0,011; r= 0,254 . Akan tetapi tidak didapatkan korelasi bermakna antara waktu keterlambatan fasilitas kesehatan dengan besaran biaya pre-diagnosis p= 258; r= 0,114 . Dapat disimpulkan jika keterlambatan diagnosis berkorelasi dan cenderung meningkatkan besaran biaya pre-diagnosis tuberkulosis di Jakarta Timur.

Tuberculosis is a chronic infectious disease with high prevalence in the world, especially Indonesia. This disease can be prevented by early diagnosis and prompt treatment but there still remain problems in Indonesia because there are many delayed diagnosis which are caused by delays of patients or healthcare system. Delay in tuberculosis diagnosis potentially worsen the patient rsquo s economic situation. Although tuberculosis management programs were covered by the national health insurance, patients need to spend a lot of money for the diagnosis costs pre diagnosis cost which are not covered by JKN, consist of the direct and indirect costs. The aim of this study is to examine the correlation between delay time in diagnosis and pre diagnosis costs of tuberculosis in East Jakarta. This study uses cross sectional design which takes 100 tuberculosis patients as sample population from East Jakarta. Patients were interviewed using a questionnaire about finance during acquiring tuberculosis. The statistically result shows a significant correlation between delay time in diagnosis total diagnosis delay and patient delay and pre diagnosis cost p 0.006 and r 0.274 p 0,011 and r 0,254 . But, There is not signifikan correlation between healthcare system delay and pre diagnosis cost p 0,285 r 0,114 . It can be concluded that the delayed diagnosis relates and tends to increase the pre diagnosis costs of tuberculosis in Jakarta Timur."
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library