Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Umar Soleh
"Usaha peningkatan produksi garam nasional belum berkembang, termasuk dalam usaha peningkatan kualitasnya. Peningkatan kualitas garam rakyat dapat dilakukan dengan pengendalian air laut sebagai bahan baku garam melalui teknik bioabsorbsi bahan pengotor berupa kalsium dan magnesium. Penelitian dilakukan dengan memanfaatkan Gracilaria sp. sebagai bioabsorben kalsium dan magnesium. Hasil penelitian menunjukkan keberadaan Gracilaria sp. tidak berpengaruh nyata terhadap perubahan kandungan kalsium dan magnesium pada perairan tambak. Kandungan rata-rata kalsium pada tambak kontrol ±878,26 mg/liter dan tambak perlakuan ±977,41 mg/liter. Namun demikian terdapat korelasi positif yang signifikan (sig.=0,814) antara lama waktu penanaman dan kandungan kalsium dalam rumput laut dengan kandungan kalsium tertinggi ±1.306,5 mg/100g terjadi pada hari ke-75. Adapun lama waktu penanaman dan kandungan magnesium dalam Gracilaria sp. terjadi korelasi negatif yang kuat (sig.= -0,673) yaitu ±36,10 mg/100g pada hari ke-75. Terdapat juga korelasi positif secara kuat antara kandungan kalsium pada Gracilaria sp. dengan salinitas dan pH perairan. Disimpulkan bahwa pemanfaatan rumput laut jenis Gracilaria sp. sebagai bioabsorben mampu menyerap kalsium sebagai pengotor dari air bahan baku garam, dan belum mampu secara optimal untuk penyerapan magnesium pada perairan tambak garam. Atas hasil penelitian disarankan dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan manfaat dari Gracilaria sp. secara optimal sebagai bioabsorben pada tambak garam. Penelitian lanjutan di antaranya melalui teknik penanaman Gracilaria sp. sebagai bioabsorben paling efektif sehingga mendapatkan kualitas air bahan baku garam yang paling tepat.

The efforts to increase the national salt production has not been growing, including to improve its quality. To increase the quality of traditional salt can be done by controlling the sea water quality as raw material through bioabsorbtion salt impurities techniques, such as calcium and magnesium. The study was conducted by utilizing bioabsorbent Gracilaria sp.. The results showed the presence of Gracilaria sp. did not significantly influence the changes of calcium and magnesium content in the water of salt pond. The average content of calcium in the control pond was 878.26 mg/liter and the treatment ponds 977.41 mg/liter. However, positive correlations significantly occurred (sig. = 0.814) between duration of planting and calcium content in Gracilaria sp. with the highest calcium content that was 1306.5 mg/100g occurred in the 75th day. The duration of planting and the content of magnesium in Gracilaria sp. showed negative correlation (sig. = -0.673) that was 36.10 mg/100g on the 75th day. There was a strong positive correlation between calcium content in Gracilaria sp. with salinity and pH of the water. The research concluded that the use of Gracilaria sp. as bioabsorbent was able to absorb calcium as impurities from salt pond water. Contrary, it was unable to optimize the absorption of magnesium in the water of salt pond. It is recommended to continue research to get the optimal benefits of Gracilaria sp. as a bioabsorbent in the brackishwater ponds. It is suggested to alter the seaweed cultivation techniques as bioabsorbent to get the most appropriate quality of raw material salt water."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
T41707
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Basofi
"Kenaikan muka air laut sebagai dampak fenomena pemanasan global telah mengakibatkan terjadinya perubahan garis pantai di seluruh dunia, didalamnya termasuk pesisir Madura yang merupakan sentra produksi garam nasional. Penelitian ini mengkaji perubahan garis pantai dan wilayah yang berpotensi sebagai tambak garam di pesisir selatan Kabupaten Pamekasan. Variabel pengunaan lahan, kemerengan lereng, ketinggian tempat, kenaikan muka air laut dan letak garis pantai secara time series kedua masalah yang diteliti. Informasi spasial ketinggian dengan interval 1 meter diperoleh dengan menggunakan metode ANUDEM berbasis citra Quicbird. Analisisi overlay citra Iqonos 2006 dengan citra Quikbird 2014 menemukan bahwa wilayah pantai yang berubah terletak di Kecamatan Pademawu. Analisis peta yang didasarkan pada scenario kenaikan muka air laut yang di keluarkan IPCC diperoleh wilayah yang berpotensi sebagai area tambak garam baru terletak di Kecamatan Pademawu.

Sea level rise as an impact of global warming phenomenon has changed shoreline around the world, including Madura shoreline that happen to be central of national salt production. This research tries to examine the changes in coastline environment and to find a potential area for salt pond in south Pamekasan Regency. Land use, slope, altitude, sea level rise and shoreline in time series used as variables to examine that problems. Spatial information for coastal altitude in interval 1 meter range was obtained bay using AMUDEM method based of Quickbird imagery of 1 meter intervals obtained using the method based ANUDEM QuickBird imagery. Overlay analysis from Iqonos imagery in 2006 and Quickbird imagery in 2014 found that from over south coastal area in Pamekasan, Pademawu shoreline is the only one that changes. Analysis based on topographic map and scenario from IPCC found that the most potential area in Pamekasan to be salt pond located in Pademawu District.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S59394
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library