Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Vina Tantya
"Kondisi tanah di Jakarta bagian Utara memiliki lapisan tanah yang cukup tebal dcngan karakteristik yang tidak begitu baik, yaitu mempunyai konsistensi yang sanggt lunak hingga lunak (very soft to soft) dengan tekanan konus yang kurang dari 10 kg/cm2. Sehingga daya dukung dan penumnan menjadi masalah utama dalam pelaksanaan pembangunan.
Mengacu kepada permasalahan di atas perlu kiranya dibuat suatu peta mengenai daya dukung dan penurunan yang disesuaikan dengan peruntukan bangunan. Data-data yang didapat dalam proses pemetaan ini berupa data sekunder berupa -data bor log dan data sondir. Dari hasil pengumpulan data-data dilakukan penyederhanaan bentuk penampang penyederhanaan sondir, penyederhanaan parameter,dan pembagian zona lokasi. Dilanjdtkan dengan perhitungan daya dukung dan penurunan pondasi Serta pembuatan peta daya dukung sesuai dengan batas-batas penurunan.
Dari hasil pengumpulan dan pengolahan data didapat jerlis tanah yang dominan di lokasi pemetaan adalah lempung dan lanau dengan konsistensi sangat lunak - lunak hingga sdang_ Daya dukung yang dihasilkan rata-rata cukup rendah yaitu berkisar antara 0.3 - 3 kg/cm2.
Hasil dari pemetaan daya dukung dan penurunan auerupakan inf0m1asi yang sangat berguna untuk mengetahui sebaran nilai daya dukung dan penurunan di Iokasi pemetaan, dan sebagai informasi awal menganai kondisi tanah di Iokasi pemetaan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S34579
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ali Mahmud
"

Pekerjaan timbunan pada tanah lunak bukanlah hal yang baru tetapi masih cukup banyak terjadi kegagalan karena timbunan di tanah lunak umumnya dilakukan pada faktor keamanan yang rendah. Hal penting untuk mencegah kegagalan adalah adanya kontrol instrumentasi dari pengukuran dilapangan yang mudah dilakukan dan mudah diinterpretasikan yang berkorelasi dengan faktor keamanan. Maksud dari tulisan ini adalah mempelajari karateristik deformasi dari timbunan yang berkaitan dengan faktor keamanan sehingga dalam aplikasi praktis, penggunaan indikator penurunan dan lendutan dapat dikorelasikan pada faktor keamanan.

 


The work of embankment on soft soil is not new but there are still quite a lot of failures. This is because embankment on soft soil is carried out on low safety factors. The important thing to prevent failure is the control from instrumentation from field measurements that is easy to do and easy to interpret that correlates with safety factors. The purpose of this paper is to study the deformation characteristics of embankment related to safety factors so that in practical applications, by using reading from settlement and displacement markers can be correlated with security factors.

 

"
2019
T53200
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Sumanto Putro
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas nilai parameter kompresi sekunder yang didapatkan dari hasil pengujian tanah lunak di Marunda. Pada tanah lunak, konsolidasi sekunder turut berkontribusi dalam total settlement yang terjadi. Kompresi sekunder terjadi dalam jangka waktu yang lama akibat adanya dilatasi dari struktur tanah. Data yang diperoleh dalam penelitian ini didapat dari hasil uji menggunakan oedometer standar berdiameter kecil dan oedometer modifikasi berdiameter besar. Pengujian dilakukan dengan memberikan variasi beban dan lamanya waktu uji. Dari hasil analisa data didapat nilai Cα yang semakin kecil seiring dengan besarnya tegangan yang diberikan. Semakin lama pembebanan, kurva konsolidasi semakin menunjukkan asimtot.

ABSTRACT
This paper discuse about the value of secondary compression parameters obtained from the soft soil test results in Marunda. On soft soil, secondary consolidation contribute to the total settlement that occurred. Secondary compression occurs for long periods due to dilatation of soil structure. In this study, data obtained from standart oedometer with small diameter and oedometer modification with large diameter. Testing was done with load variation and duration of the test. From the data analysis, found that Cα values decreased if the load increased. Consolidation curve will be show asymptotes if the loading time more long."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S45653
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
M Amhar Wajdi Yanreginata
"Perencanaan kota yang masif memaksa pemanfaatan ruang bawah tanah, paling tidak dalam infrastruktur transportasi. Penelitian ini membahas pengaruh terowongan undercrossing terhadap struktur terowongan eksisting, khususnya di bawah Jakarta Clay. Penelitian ini dibagi menjadi 2 langkah menggunakan analisis elemen hingga dengan model Hardening Soil dan menggunakan perangkat FEA. Langkah pertama adalah melakukan analisis balik untuk mendapatkan nilai parameter tanah aktual kemudian dilanjutkan dengan langkah 2, yaitu melakukan analisis undercrossing twin tunnel dengan variasi jarak 0.5D, 1.5D, dan 2.5D. Berdasarkan hasil penelitian lankah pertama menunjukkan penggunaan korelasi E50 = 3500N untuk tanah kohesif dan E50 = 2800N untuk tanah pasiran dengan parameter kekuatan tanah efektif membuahkan hasil yang paling cocok dengan monitoring. Hasil penelitian langkah kedua menunjukkan adanya deformasi vertikal yang terjadi pada struktur terowongan eksisting dan deformasi vertikal pada permukaan tanah menunjukkan hasil dengan pola yang seragam. Kemudian tegangan geser maksimum mengalami perubahan seiring pengeboran terowongan undercrossing 1 dan 2.

Massive urban planning forces the utilization of basements, at least in transport infrastructure. This study discusses the influence of undercrossing tunnels on existing tunnel structures, especially under Jakarta Clay. This research was divided into 2 steps using finite element analysis with the Hardening Soil model  and using FEA devices. The first step is to conduct a reverse analysis to obtain the actual soil parameter values then proceed with step 2, which is to perform a twin tunnel undercrossing analysis  with distance variations of 0.5D, 1.5D, and 2.5D. Based on the results of the first lankah study, it shows the use of correlation E50 = 3500N for cohesive soil and E50 = 2800N for sand soil with effective soil strength parameters producing results that are most suitable for monitoring. The results of the second step of research showed the presence of vertical deformation that occurred in the existing tunnel structure and vertical deformation on the ground surface showed results with a uniform pattern. Then the maximum shear stress changes as undercrossing tunnels 1 and 2 are drilled."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bachtiar Efendi
"ABSTRAK
Denah struktur yang berbentuk "L" ini akan didirikan di daerah Depok pada kondisi tanah lunak. Seperti yang telah kita ketahui baliwa percepatan tanah lunak bisa mencapai lima kali percepatan tarsal} keras. Dad pengalaman kcrusakan struktur akibat gempa telah terbukti bahwa struktur yang mempunyai bentuk yang sederhana yang lebih tahan terhadap gempa. Dengan konvigurasi "" L "" seperti ini, ketidaksimetrisan akan dapat mengakibatkan penglaruh-pengaruli torsi yang susah diperkirakan clan dapat sati;at merusak struktur bila dilanda gempa. Denali seperd ini apabila tidak boleti ada dilatasi maka akan beresiko tinggi apabila didirikan di daerah rawan gempa.
Untuk membahas masalah ini kita harus unjau dasar-dasar perencanaan bangunan tahan gempa, meliputi , keadaan alam, keadaan teknik serta keadaan ekonomi hal ini bertujuan untuk mencegah korban jiwa clan rnence1:1 kernD material. Men~~enai sistem struktur clan analisiss yang digunakan akan ditentukan sesuai den-an parameter dan kondisi fisik dari struktur tersebut.
Sedangkan untuk analisa struktur menggunakan bantuan program STAAD III versi 20.1. Dengan mengunakan program komputer ini diharapkan output yang diliasiIkan memenuhi standar yang berlaku di Indonesia, mengingat program ini adalah produk luar tentunya banyak hal yang harus disesuaikan dengan peraturan yang berlaku di sini sehingga mendapatkan hasil yang benar-benar memernihi standar baik dari segi etisiensi. keamanan, kenyamanan dan biaya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S35629
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Umar Alfaruqi Abdurrahman
"Tanah lunak merupakan salah satu jenis tanah yang sering kali menimbulkan permasalahan jika tidak dilakukan perencanaan yang baik. Salah satu alternatif untuk meningkatkan daya dukung tanah lunak adalah dengan memanfaatkan material bambu sebagai cerucuk dan matras pada pondasi struktur bangunan. Material bambu memiliki keunggulan yaitu jumlah yang melimpah, murah, umur panen singkat, ramah lingkungan, gaya buoyancy yang dapat dioptimalkan. Pada penelitian ini dilakukan perbandingan penurunan tanah antara metode analitis, elemen hingga dengan pengamatan instrumentasi lapangan pada suatu bangunan dermaga di tepi sungai Kapuas, Pontianak yang memanfaatkan cerucuk matras bambu sebagai perkuatan struktur pondasinya. Deposit tanah pada lokasi tersebut didominasi oleh tanah lunak hingga ketebalan 28 m dengan muka air tanah yang dangkal. Analisis penurunan dilakukan menggunakan metode analitis dan metode elemen hingga. Konstruksi struktur revetment dibuat secara bertahap mengikuti hasil observasi alat instrumentasi lapangan. Pada metode analitis penurunan elastis tanah dimodelkan sebagai material elastik sedangkan pada perhitungan penurunan konsolidasi menggunakan teori konsolidasi 1 dimensi. Pada analisis elemen hingga, lapisan tanah dimodelkan sebagai Mohr-Coulomb. Cerucuk bambu dimodelkan sebagai elastic-plastic spring. Matras bambu dimodelkan elastic beams. Dari hasil observasi instrumentasi dan perhitungan metode analitis dan elemen hingga didapatkan bahwa bangunan revetment dengan struktur cerucuk matras bambu memberikan kestabilan dari kelongsoran dan kegagalan daya dukung. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan bambu sebagai struktur cerucuk dan matras untuk perkuatan tanah lunak dapat dilakukan dan mampu memberikan tambahan daya dukung untuk tanah lunak.

Soft soil is one type of soil that often causes problems if proper planning is not carried out. An alternative method to improve the bearing capacity of soft soil is by utilizing bamboo materials as piles and mattress in the foundation of a building structure. Bamboo material is chosen because of its advantages such as abundance, affordability, short harvesting period, environmental friendly, and buoyancy optimization. In this study, a comparison of settlement was conducted between analytical method, finite element method, and field instrumentation observations on a wharf structure along the Kapuas River in Pontianak, which utilizes bamboo mattress piles as soil reinforcement. The soil deposit at the site is predominantly soft soil up to 28 m for the thickness with shallow groundwater levels. Settlement analyses were performed using analytical method and finite element method. The construction of the revetment structure was done gradually following observations from instrumentation. In the calculation of elastic settlement using analytical methods, the soil is modelled as an elastic material whereas in the calculation of consolidation settlement the soil is modelled using one dimensional consolidation theory. In the finite element method, the soil layers were modelled as Mohr-Coulomb materials. Bamboo piles were modelled as elastic-plastic springs, while bamboo mattress were modelled as elastic beams. From the instrumentation observations and analytical and finite element method, it was found that the revetment structure with bamboo pile and mattress provided stability against sliding and failure of bearing capacity. Thus, it can be concluded that the use of bamboo as piles and mattresses for reinforcing soft soil can be carried out and provides additional support for soft soil."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kaisha Tamara
"Pondasi tiang bor merupakan tipe pondasi yang sering digunakan dalam konstruksi karena adanya fleksibilitas desain dan pelaksanaan di lapangan. Seringkali kapasitas lateral tiang pondasi ditingkatkan dengan penggunaan tiang grup. Pondasi diameter besar kemudian muncul pada struktur lepas pantai sebagai substitusi dari tiang grup tersebut guna mempermudah proses konstruksi dengan tingkat keamanan yang sama. Studi yang dilakukan adalah meninjau perilaku pondasi tiang bor dengan diameter besar pada tanah lunak terutama untuk meninjau gaya-gaya reaksi terbesar yang mempengaruhi pergerakan pondasi. Lapisan tanah lunak yang tebal kemudian diinterpretasikan melalui data tanah di Ancol, Jakarta Utara. Pemodelan tanah dan struktur pondasi tiang bor dilakukan dengan bantuan perangkat lunak PLAXIS 3D Foundation untuk meninjau arah gaya-gaya reaksi dalam tiga dimensi.

Bored pile is one of the foundation type widely used in construction because of its design flexibility. For a laterally-loaded bored pile, an additional pile and pilecap plays an important role in influencing the lateral capacity. Large diameter bored pile then proposed to substitute group pile in order to simplify construction method. This study examine laterally-loaded large diameter bored pile behavior on soft soil to comprehend the distribution of lateral soil resistance and failure behavior. Thick soft soil layer interpreted through soil testing data at Ancol, North Jakarta with domination of silt. A thorough analysis of this system are modeled using three-dimensioal numerical method, PLAXIS 3D Foundation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T53403
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Malik Pahad
"Tanah lunak seringkali menjadi permasalahan dalam proses pembangunan pembangunan infrastruktur seperti gedung atau jalan. Tanah lunak merupakan jenis tanah yang memiliki daya dukung rendah serta tingginya tingkat kompresibilitas tanah tersebut. Oleh karena itu, stabilisasi tanah lunak diperlukan, salah satu metode yang tepat untuk digunakan dalam melakukan stabilisasi tanah adalah metode vacuum consolidation. Metode vacuum consolidation merupakan salah satu metode stabilisasi tanah yang menggunakan bantuan pompa sebagai vakum dan prefabribricated vertical drain (PVD) sebagai saluran drainase airnya. Data dan parameter tanah lunak didapatkan dari uji lapangan dan uji laboratorium. Dalam menganalisa data untuk mengetahui efek metode vacuum consolidation terhadap kompresibilitas tanah lunak dilakukan analisa perhitungan penurunan menggunakan bantuan software Midas GTS NX, dimana hasil dari analisa permodelan akan dibandingkan dengan penurunan aktual di lapangan. Analisa data dengan software Midas GTS NX dilakukan dalam tahapan construction stage, yaitu: kondisi awal (initial state), kondisi saat proses vakum dimulai (suction drain), dan kondisi setelah proses vacuum consolidation dihentikan (leave time). Hasil dari perhitungan penurunan (settlement) menggunakan software Midas GTS NX adalah 0,801 meter dengan waktu proses vakum selama 90 hari, dan hasil penurunan (settlement) aktual di lapangan akibat proses vakum adalah 0,974 meter (SP1) dan 0,866 meter (SP2).

Soft soil is often a problem in the process of developing infrastructure such as buildings or roads. Soft soil is a type of soil that has a low bearing capacity and a high level of soil compressibility. Therefore, stabilization of soft soil is needed, one of the appropriate methods to be used in conducting soil stabilization is the vacuum consolidation method. The vacuum consolidation method is a soil stabilization method that uses a pump as a vacuum and prefabricated vertical drain (PVD) as a water drainage channel. Soft soil data and parameters were obtained from field tests and laboratory tests. In analyzing the data to determine the effect of the vacuum consolidation method on the compressibility of soft soil, a settlement analysis was carried out using the Midas GTS NX software, where the results of the modeling analysis will be compared with the actual settlement in the field. Data analysis with Midas GTS NX software was carried out in the construction stage, namely: initial conditions, conditions when the vacuum process was started (suction drain), and conditions after the vacuum consolidation process was stopped (leave time). The results of the settlement calculation using the Midas GTS NX software are 0.801 meters with a vacuum processing time of 90 days, and the actual settlement results in the field due to the vacuum process are 0.974 meters (SP1) and 0.866 meters (SP2)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sianturi, Mawarni
"

Adanya galian dan beban alat berat pada tanah lunak di sekitar tiang pancang menyebabkan pergerakan lateral tanah yang menghasilkan tekanan pasif pada fondasi tiang sehingga mengalami pergeseran. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perilaku pergeseran tiang pancang pada studi kasus yang berlokasi di Gresik, Jawa Timur akibat pengaruh beban surcharge berupa alat berat dengan/tanpa adanya galian pada tanah lempung lunak. Perilaku pergeseran tiang disimulasikan menggunakan program aplikasi berbasis metode elemen hingga MIDAS GTS NX. Tiang pancang dimodelkan dengan menggunakan model konstitutif elastis dan elasto – plastis untuk mendapatkan hasil deformasi yang sesuai dengan kondisi aktual di lapangan. Sedangkan tanah dimodelkan dengan menggunakan model konstitutif tanah hardening soil untuk menggambarkan perilaku perubahan kekakuan pada tanah lempung. Analisis dilakukan untuk memeriksa kerusakan dan pergeseran lateral tiang pada kondisi lapangan serta pada skenario galian dan beban yang berbeda. Hasil analisis menunjukkan bahwa kondisi di lapangan dengan galian sedalam 0.8 m dan beban alat berat seberat 21.9 kN/m2 yang bekerja sejauh 6 m dari tiang yang digali tidak menyebabkan tiang bergeser sesuai kondisi pergeseran aktual di lapangan. Pada analisis pengaruh tahap konstruksi galian dan beban alat berat, pola pergeseran lateral tiang cenderung meningkat secara linier seiring pertambahan kedalaman galian namun tidak meningkat secara linier seiring pertambahan jarak beban alat berat.


Excavation and heavy equipment loads in soft soil around the pile cause lateral movement of the soil that produces passive pressure on the pile foundation so that it shifts.  This study aims to analyze the behavior of pile displacement in a case study located in Gresik, East Java due to the influence of surcharge loads in the form of heavy equipment with/without excavation in soft clay soil. The pile displacement behavior was simulated using a finite element method-based application program MIDAS GTS NX. The piles were modeled using elastic and elasto-plastic constitutive models to obtain deformation results in accordance with actual conditions in the field. The soil was modeled using a hardening soil constitutive model to illustrate the behavior of stiffness changes in clay soil. Analyses were conducted to examine the damage and lateral displacement of the piles under field conditions as well as under different excavation and load scenarios. The analysis showed that the field condition with 0.8 m deep excavation and 21.9 kN/m2 heavy equipment load acting 6 m away from the excavated pile did not cause the pile to shift according to the actual shifting condition in the field. In the analysis of the effect of excavation construction stage and heavy equipment load, the lateral displacement pattern of the pile tends to increase linearly as the excavation depth increases but does not increase linearly as the distance of the heavy equipment load increases.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library