Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 44 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hadi Sunaryo
Abstrak :
Pemakaian antibiotika golongan tetrasiklin dalam bidang peternakan makin banyak digunakan, baik untuk pengobatan teraak maupun sebagai pemacu pertumbuhan, karena golongan tetrasiklin merupakan jenis antibiotika yang mempunyai spektrum keija yang luas, harganya relatif murah, dan mudah didapat. Pemberian antibiotika pada hewan menyebabkan adanya residu pada pangan asal temak seperti daging, telur, dan susu. Bahan pangan tersebut umumnya diolah dengan pemanasan sebelum dikonsumsi, sehingga p^rlu diteliti pengaruh pemanasan terhadap kandungan residu antibiotika tersebut. Tujuan penelitian ini mengetahui pengaruh pemanasan pada suhu air mendidih terhadap kandungan residu antibiotika golongan tetrasiklin (oksitetrasiklin, tetrasiklin, dan klortetrasiklin) dalam telur ayam. Waktu pemanasan pemanasan yang digunakan 1, 5, 10, 15, dan 30 menit setelah air mendidih (+100 °C). Residu golongan tetrasiklin dideteksi menggunakan Kromatografi Cair Kineija Tinggi (KCKT) dengan fase gerak asam oksalat 0,0025 M ; asetonitril (8;2). Hasil yang diperoleh menunjukkan proses pemanasan dapat menurunkan kandungan residu antibiotika golongan tetrasiklin. Persentase residu yang tertinggal setelah pemanasan selama 30 menit pada suhu air mendidih pada kuning telur oksitetrasiklin 8,8%, tetrasiklin 20,9% dan klortetrasiklin 36,5%. Sedangkan residu yang tertinggal pada putih telur oksitetrasiklin 9,2%, tetrasiklin 20%, dan klortetrasiklin 35,7%. ...... The application of antibiotics tetracycline's in the livestock is increasing very rapidly, either as treatments for a diseases or used as growth promotor, since antibiotic tetracycline's had a broad spectrum activity, relatively inexpensive, and available in drug store. Antibiotics to the animal may caused its residue in their products, sucks as meat, eggs, and milk. However, food of animal origin are generally prepared by heating, therefore the effect of heating to the concentration of antibiotics residues should be studied. The aim of this s^udy was to find out the effect of heating chicken's eggs boiling water to the concentration of tetracycline's residue (oxytetracycline, tetracycline, and chlortetracycline ) in it. The length of heating were 1, 5, 10, 15, and 30 minutes after boiling point (about 100 C). The tetracycline's residues was detected using High Performance Liquid Chromatography (HPLC ) with oxalic acid 0,0025 M ; acetonitrile (8 ; 2) as mobile phase. The results indicated that heating reduced the concentration of the tetracycline as residues. The percentages of oxytetracycline's, tetracycline's and chlortetracycline's residue detected in egg yolks after heating the eggs for 30 minutes in boiling water were 8,8%, 20,9% and 36,5% respectively. While the residues detected in white eggs 9,2%, 20% and 35,7% for oxytetracycline, tetracycline and chlortetracycline respectively.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
S32171
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Kalif Helmi Hijriyati
Abstrak :
Penelitian terhadap telur dan larva kerapu bebek (Cromileptes altivelis) dilakukan di Hatchery Skala Rumah Tangga Desa Air Saga, Tanjung Pandan, Belitung. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas telur yang didatangkan dari BBBL Lampung, derajat penetasan, pertumbuhan dan perkembangan larva selama 15 hari. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa telur ikan kerapu bebek dari BBBL Lampung mempunyai kualitas yang baik. Derajat penetasan telur sebesar 42%, laju pertumbuhan spesifik 0,55 dan indeks aktivitas kehidupan 0,384. Larva yang baru menetas (D-1) mempunyai kuning telur dan gelembung minyak untuk cadangan makanan. Proses penyerapan kuning telur hingga larva berumur 2 hari. Pada hari ke-3 larva masuk ke dalam tahap potslarva. Panjang total larva pada hari ke-7 3,1 mm; hari ke-13 4,3 mm; dan tumbuh dengan cepat mencapai 5 mm pada hari ke-15. ...... Observation on eggs and the early life history of Cromileptes altivelis have been conducted in the Backyard Hatchery in the Village of the Air Saga, Tanjung Pandan, Belitung. The purpose of this study was to determine the quality of eggs which was transported from Lampung, hatching rate, growth, and development of larvae for 15 days. The hatching rate of eggs was 42%, the specific growth rate was 0,55 and survival index activity was 0,384. Newly hatched larvae (D-1) have egg yolk and oil bubbles to the proposed food. Yolk absorption processed to (D-2). At (D-3), the larvae were into the stadium of postlarvae. Morphological data showed that the total length of larvae on (D-7) was 3,1 mm, became 4,3 mm on (D-7) and grew faster to reach 5 mm on (D-15).
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
T30167
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Pramudya
Abstrak :
Kadmium ( Cd ) adalah logam berat yang ticlak berguna bagi tubuh dan dapat menimbulkan keracunan pada makluk fi^dup. Logam ini cenderung terakumulasi dalam jaringan tubuh dan mempunyai waktu paruh yang panjang. Cd masuk kedalarn tubuh melalui saluran pemapasan dan pencemaan. Makanan yang menganclung Cd menyebabkan masuknya logam ini ke dalam tubuh manusia. Telur ayarn petelur diduga mengandung Cd yang berasal dari pakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Cd terhadap, produktivitas dan alcumulasinya dalam telur ayarn petelur. Tiap kelompok terdiri dari 20 ekor ayam. dan masing-masing diberi pakan yang ditambah Cd 10 dan 20 mg tiap kg pakan selama 2 bulan. Sebagai kontrol adalah kelompok ayam yang diberi pakan yang tidak ditambah Cd. Produksi telur diamati setiap hari. Sampel diambil setiap minggu, dioksidasi dengan campuran asam, dan dianalisis dengan memakai spektrofotometer ,serapan atom dimana prinsipnya adalah pengulcuran radiasi yang diserap oleh atom yang ingin ditentukan kadamya. Metode ini dipilih karena sederhana, cepat, peka, teliti dan selektif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa toksisitas Cd menurunkan produksi telur dari kelompok yang menclapat Cd 10 dan 20 mg per kg pakan mulai minggu ke-7 dari perlalcuan. Hal ini disebabkan karena Cd menghambat absorpsi kalsium yang dibutuhkan untuk pembentukan kulit telur. Pada umumnya, kadar Cd dalarn putih dan kuning telur dari kelompok yang yang mendapat pakan ditambah Cd 10 dan 20 mg tiap kg pakan, lebih tinggi daripada kontrol. Meskipun sebagian besar perbedaannya tidak nyata. Kadar Cd dalam putih telur lebih besar daripada dalam kuning telur dengan perbandingan 4: 1. ......Cadmium ( Cd ) is a heavy metal useless to the body and it can affect toxicity to biological life. This metal tends to accumulate in the tissues and has a long half-life. Cd enters the body through respiratory and digestive tract9. Cd-contaminated foods cause this metal to enter the human body. The eggs of the layer chicken are suspected to contain cadmiuni^ which comes from the poultry feed. The aim of this study was to know the effect of cadmium on the productivity and its accumulation in the eggs of layer chicken. Each group consisted of 20 chicken and were given poultry feed plus Cd 10 and 20 mg per kg of poultry feed respectively for 2 months. As the control group was the chicken fed without Cd addition. The egg production was observed everyday. Samples were taken everyweek, oxidized with an acid mixture, and analyzed using atomic absorption spectrophotometer, the principle of which was to measure the radiation absorption by the atom being determined. This method was chosen because of its simplicity, rapidity, sensitivity, accuration, and selectivity. The results indicated that cadmium toxicity decreased the egg production of the groups fed with Cd 10 and 20 mg per kg of poultry feed respectively, which started from the 7th week of the treatment. Probably, this was caused by Cd, which inhibited calcium absorption used for egg-shell formation. In general, the concentration of Cd in egg whites and yolks of the groups treated with Cd 10 and 20 mg per kg of poultry feed respectively, were higher than that of the control group. However most of the
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahidin Wahab
Abstrak :
ABSTRAK
Dalam penelitian ini dibahas rancangan alat penetas telur ayam dengan pengendali berbasis mikrokontroler AT89C51, yang memiliki CPU 8-bit sebagai pusat pemroses dengan 4 Kbyte ROM di dalam satu kemasan. Telur yang digunakan adalah telur ayam yang telah dibuahi dan bersih. Sensor yang digunakan adalah sensor temperatur dan sensor posisi rak telur. Pengerak rak telur menggunakan dua buah motor DC. Pemakaian pengendali penetas telur ayam dalam temperatur ruangan 27®C - 33®C. Perangkat lunak ditulis dalam bahasa assembler 8051
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Abstrak :
Intensive explotation of flyingfish roe in Makasar Strait and flores Sea has been occured sine 1970 's therefore its fishery product degraded signifantly. in the last 30 years. Requirement of fishery management plan for flyingfish, espicially in Makassar strait and flores sea is urgent to keep sustainable fishery. This article shows several updated information regarding flyingfish roe production, and a management plan for its fishery resource.
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Kelimpahan rotifer lokal (Brachionus rotundiformis) di genangan air dekat perairan pantai Tumpaan, Minahasa Selatan, Sulawesi Utara memotivasi disain penelitian untuk mengeksplorasi kemampuan produksi telur dormannya. Pengembangan produksi dan pengemasan telur dorman dipacu oleh kebutuhan pembenihan fauna laut akan pakan alami. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan biomassa telur dorman yang dihasilkan dari kultur massal rotifer dalam medium kultur berbasis teknologi terapan tanpa mikroalga. Produksi rotifer telah dilakukan dengan kultur rotifer dalam media tanpa mikroalga dan tanpa aerasi, hanya menginokulasi bangkai ikan kedalam air asin yang diramu dari air sumur ditambah garam dapur sampai kadar garam 20-25 ppt. Koleksi telur dorman yang diperoleh dari rotifer hasil produksi massal, kemudian dikarakterisasi berdasarkan bentuk, tampakan inti, dan morfometrinya.Telur dorman yang diperoleh kemudian digolongkan dalam 4 tipe dengan karakteristik telur dan inti yang berbeda. Pengukuran ukuran sebaran telur dorman hasil kultur massal menunjukan panjang telur terdistribusi pada ukuran 79,51-118,08 µm, lebar telur dorman pada ukuran 62,73-84,27 µm, sedangkan untuk panjang inti telur dorman dengan ukuran 53,61-82,39 µm. Sediaan biomassa telur dorman dalam jumlah cukup akan dikemas dalam kapsul-kapsul yang terbuat dari beberapa jenis material.
Bandung: Unisba Pusat Penerbitan Universitas (P2U-LPPM), 2017
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Indra T. Maulana
Abstrak :
ABSTRAK
Telur ayam merupakan salah satu produk peternakan yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Telur sangat mudah diperoleh dan harganya murah sehingga terjangkau oleh seluruh kalangan masyarakat. Telur dapat diubah menjadi pangan fungsional dengan cara memberikan ayam ras sebagai sumber telur perlakuan berupa pemberian ransum ditambah dengan sediaan mikroemulsi limbah minyak ikan. Limbah minyak ikan terlebih dahulu dimurnikan sebelum dijadikan sediaan. Hasil analisa kandungan asam lemak didalam telur dengan GCMS menunjukkan bahwa telur yang dihasilkan oleh ayam yang diberikan sediaan mikroemulsi memiliki kandungan omega-3 jauh lebih tinggi dibandingkan telur yang dihasilkan oleh ayam yang hanya diberikan ransum dan konsentrat tanpa dibuat sediaan mikroemulsi
Bandung: Unisba Pusat Penerbitan Universitas (P2U-LPPM), 2017
600 ETHOS 5:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sudarto
Abstrak :
ABSTRAK
Kondlsl lingklungan pemukiman jika tidak dnkelola dengan baik akan berdampak buruk terhadap derajat kesehatan masyaxakat, Salah satu jenis penyakit yang erat kaitanya dengan kondlsi lingkungan adalan infeksi cacingan. Penyakit cacingan yang proses penularanya melalui perantara tanah masih mempakan masalah kesehatan masyarakat khususnya pada anak-anal: ban-L di daerah pedesaan maupun pcrkotaan. Anak sebagal calon generasi penerus bangsa merupakan aset yang perlu mendapatkan perhatian, karcna mereka akan menentukan nasib suatu bangsa/negara. Dilain pihak_ anak dengan segala keterbatasanya masih rentan terhadap suatu penyakit yang dapat menggangu pcrtumbuhan dan perlcembanganya. Penyakit infcksi casing dalam tubuh manusia dapat menghisap darah dan unsur gizi yang diperlukan tubuh. Sehingga dapat memuunkan daya tahan tubuh dan produktivitas. Walaupun tidak berakibat fatal nam\m penyakit ini berdarnpak cukup Iuas pada anak-anak seperu; Anemia, malnuuisi, gangguan tungsl kognitip dan menurunkan prcstasi bciajar Sena produktifitas. Penelltian mi bertujuan untuk mengetahui hublmgan antara kontammasx telur cacing di lingkungan pemukiman dengan kejadian infeksi cacingan pada anak usia 5-12 tahun di Kecamatan Baros Kabupatcn Serang, selain itu diteliti juga taktor nslko lamnya yang dapat rnempengaxuhi tcxjadinya infeksi cacing pada anak seperti sanitasi lingkungan yang terdiri dan jamban keiuarga, sarana air bcrsih, SEAL, pembuangan sampah dan jenis Iantai rumah. Faktor lainya dari kardkteristik keluarga yaitu pcrilaku sehat anak, tingkat pengetahuan 1bu dan anak, kondisi ekonomi kcluarga dan jenis kelamin anak. Penelitian ini merupakan studi epidemiologi kesehatan lingkungan yang bersifat ODSCFVQSI dengan menggunalcan desam crossectional (potong lintang). Sampcl azialah anak usia 5-12 tahun yang ada di Kecamatzm Baros Kabupaten Serang, dengan jumlah sampel masing-masmg untuk anak 125 dan sampel linglnmgan (lanan) sebanyak 125. Pengumpulan data dilakukan dcngan pemcriksaan sampel tanah dan tinja anak serta dengan wawancara. Untuk uji hipotesis menggunakan chi-square. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa prevalensi kasus infeksi cacingan pada anak usia 5-12 tahun dl kecamatan Baros Rabupatcn Serang sebcsar 40,8%. 1-lasil anaiisis menunjukan adanya hubungan yang bermakna antam tanah tcrkontarninasi telur cacing, Jamban Keluarga., sarana an bersih, sarana pembuangan an' limbah, tempat pembuangan sampah, jcnis Iautai, tingkat pengtahuan anak dan perilaku sehat anak dengan kejadian mieksi cacmgan pacia anak usla 5-12 tahun dengan tangkat kemaknaan P < U,U5. Hasnl analisis multivaxiat dengan negresi logistik ganda diperoleh model bahwa kejadian infeksi cacingan pada anak usia 5-12 tahun terbuktj bcrhubungan cral dengan kondisi jamban kcluarga, tanah yang terkontaminasi telur cacing, faktor perilaku anak, tingkat pengetahuan anak, tcmpat pcmbuangan sampah dan _|en1s lantal rumah. Adanya pengamh variabel jamban terhadap tanah yang tcrccmar telur cacing dan pengetahuan anak serta taktor perllaku, menunjukan bahwa tezjadinya pencemaran tanah oleh telur cacing karena faktor kebemdaan jamban yang masih rninirn dan tidak saniter, dengan tingkat pengelahuan anak yang rendah sehingga penlakunya turut mendukung terjadinya kontaminasi telur cacing di tanah dengan cara defekasi/buang kotoranya tidak cn jamban, maka tanah terkontaminasi oleh telur cacing yang ada dalam unja sclungga menimbulkan kejadian infcksi cacingan. 1-1 ini terbutku dengan kondisi jamban yang tidal( samter bensxko 13,2 kah xmtuk tezjadinya infeksi cacingan, perilaku yang buruk berisiko 9,8 kali untuk anak mcndcrita cacmgan, tanah yang terkontaminasi telur cacing berisiko 9,9 kali, tingkat pengetahuan anak rendah berisiko 7,5 kali, tempat pembuangan sampah berisiko 6,5 kali untuk Ieqadinya inicksl cacingan dan _|en1s lantai rumah yang tidak saniter bensnko 5,9 Kali untuk terjadinya infeksi cacing. Peneliti menyaranlcan adanya upaya-upaya yang lebih kongkmt untuk mencegah dan menycbamya kasus infeksi caoingan melalui pcnyediaan sarana sanitasi Iingkungan yang baik khususnya. dalarn penyediaan jamban Kcluarga atau MCR, dengan mehbatkan semua unsnr yang terkait untuk menciptakan kondisi lingkungan yang sehat. Sena dilakukan penyuluhan kepada anak-anak dan masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan dalam bidang kesehainn, sehingga mereka dapal rnenjaga dan meningkatkzm kondisi demjat kesehatanya dengan cara hidup di lmgkungan perumahan yang sehat dan menerapkan perilalcu hidup bcrsih dan sehat. Disamping itu harus dilakukan perneriksaan kebexsihan pribadi anak baik di sekolah maupun dirumah secara rutin oleh guru dan orang tua anak.
ABSTRACT
Settlement environment condition if not managed carefully will giving had impact toward public health level, one of diseases that related closely with environment condition is worrny infection. Wormy disease infecting nom soil was still become public health problems especially in children whether villages or urban. Children as next generation of the nation are assets that need a focus, because they will define destiny of a nation. On the other hand children with all of their limitation is still susceptible toward a disease that disturbing development and growth. Wormy infection disease in human body can absorb blood and nutrition substances that needed by body, thus decreasing body endurance and productivity. Although not fatal but this disease impact is quite wide on children such as anemia, malnutrition, cognitive iimction disturbance and decreasing studying performance and productivity. This research purpose is to identify relation of worm egg in settlement environment with worrny infection cases on children years of 5 - 12 old ages at Baros Sub-district Serang Regency, besides also researched other risk factors that affecting womry infection on children as environment sanitation that consist of family toilet, sanitation, hygiene water, SPAL, trash can and house tile. Other factors from family characteristic are children healthy behavior, mother and her children education level, family economy condition and children gender. This research is epidemiology study of environment health that has the character of observation with cross sectional design. Samples are children ages of 5 - 12 years old at Baros Sub-district Serang Regency, with total samples each for children 125 and environment samples (soil) 125. Data gathering performed by soil samples and children feces also interview. For hypothesis test is using chi-square. This research shows that prevalence of wormy infection cases on children ages of 5 - 12 years old at Baros Sub-district Serang Regency is 40.8%. Analysis result shows significant relation between soil contaminated with worm egg, family toilet, tile style, children knowledge level and -children healthy behavior with wormy infection cases on children ages 5 - 12 years old with P value < 0.05. Multivariate analysis result with double logistic regression obtained model that wormy infection cases on children ages of 5 - 12 years old proved closely related with family toilet condition, contaminated soil with worm egg, children behavioral factor, children knowledge level, trash can and house tile style. Toilet variable effect toward contaminated soil with worm egg and children knowledge as well as behavioral factors, shows that contaminated soil caused by minimal toilet and unsanitary, and low children knowledge level. So that their behavior supporting contamination of worm egg in soil by defaces not in toilet, then soil contaminated with worm egg that available in feces and causing wormy infection. In proved with toilet condition that unsanitary has risk 13.2 times of worrny infection, bad behavior has risk 9.8 times of children infected wormy, contaminated soil with worm egg risk 9.9 times, children low knowledge level risk 7.5 times, trash can risk 6.5 times of wonny disease and house tile style that unsan'ry risk 5.9 times of wormy infection. Researcher suggested performing more solid efforts to prevent and spreading of wormy infection cases through supplying good environment sanitation medium especially in supplying family toilet or MCK, by entangling all related element to create healthy environment condition. Moreover, perfonned counseling toward children and public to increase health degree condition by living in healthy settlement and implementing hygienic and healthy behavior. Besides, performed children individual checkup, whether in schools or houses routinely, with teachers and parents.
2007
T34522
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>