Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Dian Iskandar Wibowo
Abstrak :
Penggunaan besi tuang nodular dl dunia industri semakin berkembang karena sifat mekanis besi luang nodular yang lebih baik daripada besi luang lainnya. Sifat mekanis besi tuang nodular ditentukan oleh matriksnya. Untuk meningkatkan kekuatan mekanis besi luang nodular dapat dilakukan lewat proses austemper. Proses austemper diawali dengan austenisasi pada temperatur 900°C selama 60 menit diianjurkan dengan austemper pada temperatur 375°C dan 425"C dengan waktu tahan 30. 60. dan 90 menit. Pengujian tarik, kekerasan. dan mikro dilakukan untuk menganalisa hasil proses austemper. Dari hasil penelitian diperoleh peningkatan sifat mekanis yaitu kekuatan tarik dan kekerasan. Perubahan sifat mekanis tersebut terjadi karena adanya perubahan struktur mikro dengan terbentuknya struktur balnit dan austenit sisa.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S41236
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Sehat Maulana
Abstrak :
Besi tuang nodular telah banyak digunakan sebagai komponen mesin seperti : poros engkol, propeler, gir dan sebagainya. Besi tuang ini memiliki sifat mekanis yang dapat diandalkan yaitu kombinasi kekuayan tank dan keuletannya sehingga banyak dipakai sebagai pengganti baja dengan biaya produksi yang lebih murah. Disamping itu, untuk mendapatkan sifat mekanis yang diinginkan pada besi tuang nodular dapat dilakukan proses perlakuan panas yang salah salunya yaitu proses Austemper. Hasil dari proses ini disebut Ausrempered Duclile Iron (ADI). Hal-hal yang harus diperhatikan dalam proses austemper meliputi komposisi kimia besi, waktu tahan dan temperatur austenisasi, Serta waktu tahan dan temperatur austemper Pada penelitian ini dilakukan proses austemper untuk mengetahui pengaruh temperatur terhadap peningkatan sifat mekanis dari besi tuang nodular yang nodularitasnya sekitar 30 %.
Tahap pertama dilakukan austenisasi dimana sampel dipanaskan sampai temperatur 850°C ditahan selama 30 menit untulc mendapatkan matriks austenit yang seragam kemudian ditransformasikan menjadi bainit melalui tahap austemper yaitu pendinginan dari ternperatur austenisasi sampai temperatur terbentuknya matriks bainit yaitu 275°C, 325°C, 375°C, 425°C, 4’75°C dan ditahan selama jangka waktu 30 menit.
Hasil penelitian dapat diketahui setelah dilakukan pengujian kekuatan tarik dan kekerasan sena pengamatan struktur mikro. Secara umum kekuatan tarik dan kekerasan hasil proses austemper meningkat jika dibandingkan hasil as-cast. Peningkatan sifat mekanis ini paling tinggi terjadi pada temperatur terbentuknya bainit bawah, 275°C dan 325°C yang diiringi dengan penurunan regangan atau elongasi sedangkan pada temperatur diatasnya terjadi peningkatan elongasi. Perubahan si Fat mekanis ini dipengaruhi oleh fasa yang terbentuk dengan kombinasi kuat tarik, kekerasan dan regangan yang optimium telj adi pada temperatur austemper 275°C.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S41999
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library