Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bambang Purwo Sri Sedono
Abstrak :
Bahan manganat CaMnO3 adalah bahan yang mengalami transisi fase magnetik dari keadaan isolator (paramagnetik) menjadi konduktor (feromagnetik) atau sebaliknya. Preparasi bahan CaMnO3 dilakukan melalui proses reaksi zat padat yaitu dengan mencampurkan bahan dasarnya yang terdiri dari CaCO3 dan MnO2 sesuai dengan perhitungan stoikiometri. Proses pencampuran dilakukan dengan menggunakan ball mill dengan variasi waktu penggerusan 3, 6, 9 dan 12 jam. Setelah itu proses preparasi dilanjutkan dengan memberikan perlakuan panas dengan variasi suhu pemanasan 400°C, 600°C, 800°C dan 1000°C serta variasi lama pemanasan 3, 6 dan 9 jam. Pengukuran ESR terhadap CaMnO3 telah dilakukan pada temperatur ruang dengan lebar sapuan 500 mT dan pada frekuensi 9,47 GHz. Hasil pengukuran ESR menunjukkan bahwa CaMnO3 bersifat paramagnetik yang secara dominan berasal dari bahan dasar MnO2. Pada temperatur pemanasan 800oC, penambahan waktu milling tidak memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap faktor g Lande dan konsentrasi spin paramagnetik bahan belum memiliki satu pola yang konsisten. Sementara itu, pengaruh tersebut mulai terlihat pada temperatur pemanasan 1000oC dengan indikasi kenaikan nilai g dari 2.07 hingga 2.12 dan penurunan konsentrasi spin paramagnetik bahan. Pengaruh temperatur pemanasan pada waktu milling 12 jam dan waktu pemanasan 9 jam terlihat dengan adanya kenaikan nilai g dari 2.07 hingga 2.46 dan kenaikan konsentrasi spin paramagnetik bahan. ......CaMnO3 is a manganate sample that undergoes magnetic phase transistion from paramagnetic insulator to ferromagnetic conductor or vice versa. Preparation of CaMnO3 was done by solid state reaction (mixing the raw materials of CaCO3 dan MnO2) based on the stoichiometric calculations. The mixing processes was done by using ball mill equipment and by varrying the milling time of 3, 6, 9 and 12 hours. The processes is then continued by giving heat treatment with the temperature variations of 400°C, 600°C, 800°C and 1000°C and also with the heating time variations of 3, 6 and 9 hours. ESR measurements of CaMnO3 was done at room temperature with sweep width of 500 mT and frequency of 9.47 GHz. ESR results showed that at room temperature, CaMnO3 was paramagnetic that was dominantly originated from the raw material of MnO2. At a heating temperature of 800oC, an increasing of milling time did not give significant influences to the g Lande factor and also the concentration of paramagnetic spins of the sample did not show a tendency to a concistence. However, the influences was slightly observed at a heating temperature of 1000oC identified by the increasing of the g Lande factor from 2.07 to 2.12 and also by the decreasing of the concentration of paramagnetic spins of the sample. The influence of heating temperature at milling time of 12 hours and heating time of 9 hours is identified by an increasing of g Lande factor from 2.07 to 2.46 and also by the increasing of the concentration of paramagnetic spins of the sample.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
T20648
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Taufan
Abstrak :
ABSTRAK
Material sebagai unsur pernbentuk alat produk telcnologi yang diperlukan dalam hidup manusia sampai saat ini telah mengalami perkembangan yang pesat, bempa peningkatan kualitas material yang telah dikenal sebelumnya maupun dengan adanya inovasi baru dari jenis-jenis material yang sebelumnya tidak lazim dipergunakan sebagai alat produk teknologi. Pengaruh perlakuan panas mempakan salah satu metode yang digunal-can dalarn rangl-ca peningkatan kualitas material besi tuang kelabu, yang dapat dilcatakan hampir selalu hadir dalam besi tuang kelabu tetapi pengaruhnya yang pasti masih menjadi penelitian.

Penelitian ini bertujuan untuk rnempelajari pengaruh temperatur terhadap kekerasan, distribusi pengerasan, dan struktur mikro pada proses perlalcuan panas besi tuang lcelabu. Parameter penelitian adalah temperatur 700, 750, 800, 850, dan 900°C dengan masing-masing waktu tahan 30 menit_ ?

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi penurunan kekerasan pada temperatur 700, 750, dan SO0°C masing-masing sebesar 12,44 %, 8,61 %, dan 8,61 % dan teijadi peningkatan kekerasan pada temperatur 850 dan 900°C masing-masing sebesar 73,47 % dan 117,22 %. Distribusi pengerasan ketika sampel clipanaskan pada temperatur austenisasi dan kemuclian clicelup dalam oli menunjukkan bahwa bagian atas sampel memiliki kekerasan yang lebih besar dibandingkan bagian tengahnya Struktur mikro sampel yang dipanasl-can pada temperatur 700, 750, clan 800°C adalah grafit clengan matriks perlit clan ferit. Sedangkan struktur mil-:ro sampel yang dipanaslcan pada temperatur 850 dan 900°C adalah grafit dan bainit.
2000
S41583
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library