Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Henry Manampiring
Jakarta: Kompas Media Nusantara, 2022
180 HEN f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Remon Lapisa
Abstrak :
ABSTRAK
Upaya mengurangi konsumsi energi pada bangunan komersial bervolume besar menjadi salah satu fokus penelitian di Perancis saat ini, mengingat konsumsinya 24,1% dari total energi untuk seluruh bangunan di Perancis. Salah satu cara yang banyak dikembangkan adalah penempatan Lanterneau (jendela atap) yang berfungsi sebagai sumber pencahayaan alami, saluran ventilasi udara dimusim panas yang bisa menjadi sumber pendinginan gratis (free cooling) dan sebagai sumber energi surya gratis yang ditransmisikan oleh kaca lanterneau yang transparan. Pada penilitian ini, dengan menempatkan lanterneau 2,43% dari total luas permukaan atap, energi listrik untuk lampu berkurang sebesar 12,25 kWh/m2.an (59,6% dari kebutuhan). Disamping itu, kita bisa membuang energi kalor dari interior bangunan pada musim panas sebesar 6,9kWh/m2.an, yang seharusnya diredam oleh sebuah sistem pendingin (Air conditioner).
Abstract
Efforts to reduce energy consumption in commercial buildings are large-volume became one focus of research in France today, because 24.1% of total energy consumption for all buildings in France, used by commercial buildings. One way that often is the placement Lanterneau developed on the roof of the building, which serves as a source of natural lighting, natural ventilation channel in the summer (as free cooling), and the media transmit solar energy through a transparent glass layer. In this study, by placing lanterneau 2.43% of the total surface area of the roof, electrical energy for lighting was reduced by 12.25 kWh/m2.an (59.6% of needs). On the other hand, we can evacuate the heat energy from the interior of the building, in the summer by 6.9 kWh/m2.an, which should be done by a cooling system (air conditioner).
2011
T30425
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Gumay Poetri
Abstrak :
ABSTRAK
Pro dan kontra mengenai pembangunan hunian vertikal berupa rumah susun sederhana di Kota Jakarta membuat saya ingin mengangkat isu mengenai kampung vertikal. Di kampung, terdapat ruang-ruang sosial tempat warga berinteraksi sehingga tercipta budaya rukun dan gotong-royong yang merupakan ciri khas dari sebuah kampung. Ruang sosial tersebut ialah teras yang menjadi wadah terjadinya interaksi sosial. Tujuan studi ini ialah untuk mengungkap makna teras dalam interaksi sosial di kampung vertikal dan pengaruhnya saat ruang teras tersebut tidak dihadirkan dalam kampung vetikal. Adanya makna kampung yang hilang bagi warga saat ruang teras tidak dihadirkan kembali dalam kampung vertikal dapat diketahui melalui cognitive maps. Cognitive maps adalah metodologi yang digunakan untuk mendapatkan pandangan atau persepsi manusia terhadap pengalaman hidupnya di tempat tertentu. Studi ini melibatkan beberapa keluarga di Rusunawa Jatinegara Barat untuk mengetahui bagaimana warga memandang teras dalam kehidupannya saat berada di Kampung Pulo. Berdasarkan metode cognitive maps yang telah dilakukan oleh responden, teras yang dimaksud oleh warga di kampung adalah sebuah ruang terbuka dimana warga dapat saling melihat dan berinteraksi satu sama lain. Ruang sosial berupa teras yang dibutuhkan oleh warga kampung horizontal nyatanya bukan merupakan teras rumah yang pada umumnya digunakan sebagai tempat menerima tamu dan sebagai pembatas antara pagar dan badan rumah.
ABSTRACT
The pros and cons of Vertical Housing Development in the form of Simple Flats in the City of Jakarta made me want to raise the issue of vertical kampung. In kampung, there are social spaces that generate interaction resulting to create a culture of harmonious and mutual cooperation which is the hallmark of kampung. Social space called terrace which functioned as a place to enable social interaction. The purpose of this study is to reveal the meaning of the terrace for the villagers in vertical Kampung and its influence when the terrace room is not presented in vertical kampung The missing meaning of terrace can be known by exploring the meaning of kampung for the villagers through cognitive maps. Cognitive maps are the methodologies that used to gain a human perception or view of life experiences in a particular place. This study will involve some families in Rusunawa, West Jatinegara, on the view of the villagers about the terrace in their lives when in Kampung Pulo. Based on cognitive maps method that have been done by respondents, terrace meaning by villagers is an open space where people can see and interact each others. In fact, social space in the form of terrace that required by villagers is not a terrace house which is generally used as a place to recieve guests and as a barrier between fences and body of the house.
2017
S69032
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji desain teras dan bahan bakar PLTN jenis HTR-PBMR (HIGH TEMPERATURE REACTOR - PEBBLE BED MODULAR REACTOR) 50 MWe keadaan Beginning of Life (BOL) sampai Ending of Life (EOL) deengan masa operasi 8 tahun. Parameter yang dianalisis dalam penelitian ini adalah distribusi suhu di dalam teras, persen pengkayaan U235, komposisi bahan bakar, kekritisan, dan koefisien reaktivitas suhu teras. Penelitian dilakukan dengan menyiapkan data parameter desain teras antara lain densitas nuklida, dimensi bahan bakar dan teras, dan distribusi suhu aksial teras. Paket program SRAC2006 digunakan untuk mendapatkan nilai faktor multiplikasi effektif (Keff) teras dari data input yang telah disiapkan. Hasil penelitian menunjukkan nilai kekritisan teras berbanding lurus dengan penambahan pengkayaan U235. Pengayaan optimum tanpa penggunaan burnable poison didapatkan pada nilai 10,125% dengan reaktifitas lebih sebesar 3,12% pada BOL. Penambahan burnable poison Gd2O3 didapat nilai optimumnya sebesar 12 ppm dengan nilai reaktifitas suhu teras tanpa burnable poison dan penggunaan Gd2O3 dan Er2O3 bernilai negatif yang menunjukkan sifat inherent safety-nya
Jakarta: Pusat Pengembangan Energi Nuklir (PPEN). Badan Tenaga Nuklir Nasional,
530 JPEN
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Setyawati
Abstrak :
Penelitian tentang terjemahan ragam jurnalistik dilakukan dengan tujuan mendeskripsikan pergeseran bentuk dan makna bahasa yang terjadi pada judul dan teras berita buletin LKBN Antara, Warta Berita. Cara mengetahuinya adalah dengan menganalisis data penelitian yang telah ditentukan, sehingga diperoleh hasil yang jelas mengenai pergeseran bentuk dan makna yang terjadi. Dengan menggunakan landasan teori ahli penerjemahan bahasa Nababan, Rochayah, dalam penentuan aspek yang akan diteliti yaitu bentuk dan makna dengan metode deskriptif menghasilkan beberapa kesimpulan yang mengungkapkan bahwa pergeseran bentuk dan makna yang terjadi dengan mempertimbangkan faktor linguistik dan nonlinguistik. Penerjemah mempertimbangkan keberterimaan hasil terjemahan oleh pembaca bahasa sasaran. Dalam proses penerjemahan bahasa ragam jurnalistik ditemukan terjadi pergeseran baik bentuk dan makna. Pergeseran bentuk yang ditemukan adalah pergeseran bentuk jenis kalimat tunggal menjadi kalimat majemuk ataupun sebaliknya; pergeseran konstruksi aktif menjadi konstruksi pasif. Pergeseran makna yang terjadi adalah pergeseran makna konotatif yang berbeda antara dalam bsu dan bsa.
2000
S45695
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library