Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Dede Wiharto
"Akta notaris adalah dokumen hukum yang sering diterjemahkan oleh penerjemah tersumpah ke dalam bahasa Inggris. Proses penerjemahan akta notaris harus dilakukan dengan memerhatikan berbagai perbedaan linguistik, budaya, dan sistem hukum antara teks sumber (TSu) dan teks sasaran (TSa) agar pesan TSu dapat disampaikan dengan baik dalam TSa. Penelitian ini membahas tentang prosedur penerjemahan dan tema serta rema akta pernyataan keputusan rapat dan perubahan anggaran dasar yang diterjemahkan oleh penerjemah tersumpah. Akta ini dipilih sebagai sumber data analisis karena mengandung berbagai klausa kompleks dan istilah hukum serta bisnis yang cukup menantang ketika diterjemahkan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dan berorientasi pada produk. Analisis dilakukan dengan teori prosedur penerjemahan dan teori linguistik sistemik fungsional yang berfokus pada pembahasan tema dan rema. Analisis menunjukkan adanya 10 prosedur penerjemahan yang diterapkan oleh penerjemah yaitu transposisi, penambahan, penghapusan, modulasi cakupan makna, modulasi sudut pandang, kalke, eksplisitasi, padanan lazim, padanan kultural dan parafrase. Selain itu, penelitian ini juga menemukan bahwa terdapat 67 satuan analisis yang tidak mengalami pergeseran tema dan rema, 6 satuan analisis yang mengalami pergeseran tema, dan 6 satuan analisis yang mengalami pergeseran tema dan rema.
Notarial deed is a legal document which is often translated by a sworn translator from Indonesian into English. The translation of a notarial deed must consider the linguistic, cultural, and legal system differences between the source text (ST) and the target text (TT) so that the message in ST can be conveyed properly in TT. The aim of this study was to analyze the themes and rhymes and translation procedures in a deed of statement of resolutions of meeting and amendment to articles of association. This deed was chosen as the data to be analyzed because it contained complex clauses, legal terms, and business terms which are challenging to be translated. The method used in this research was descriptive qualitative and focuses on product-oriented translation. The analysis was carried out using the theory of translation procedures and the theory of functional systemic linguistics on themes and rhemes. Based on the analysis, it is found that there are 10 translation procedures, namely transposition, addition, deletion, meaning modulation, point of view modulation, calque, explicitation, cultural equivalence, recognized translation, and paraphrase. This study also found that the themes and rhemes in 67 data are not changed, the themes in 6 data are changed, and the themes and rhemes in 6 data are changed."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Siti Meiranti Nabilah Irawan
"Some terminologies found in legal texts may constitute culture-bound items since they are only used in specific legal systems. Thus, it is essential for the translators to be able to translate legal documents with the right approach to maintain the same legal effect and concept of the source legal terms. This study aims to investigate the translation strategies used in translating five selected Indonesian legal terms in the Basic Agrarian Law 1960 and to examine whether the translations provide similar concepts or legal effects with the source terms. The analysis is performed by using qualitative method, which is explaining the translation strategies used and comparing the definitions of the source terms and their translations. The study identifies several strategies applied by the translator, which are borrowing, addition, transposition, modulation of scope, and modulation of point of view. The study also finds that the English equivalents possess similar concepts and legal effect with the source terms, despite some minor differences. Taking the findings into consideration, it can be said that the strategies applied manage to produce comprehensible translations and to maintain the concept and the legal effect of the selected Indonesian legal terms.
Beberapa istilah yang ditemukan di dalam teks hukum dapat mengandung unsur keterikatan budaya karena hanya digunakan di dalam sistem hukum tertentu. Oleh karena itu, kemampuan penerjemah berperan penting dalam menerjemahkan dokumen hukum dengan pendekatan yang tepat agar tetap menjaga efek dan konsep hukum dari istilah hukum sumber. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi strategi penerjemahan yang digunakan dalam menerjemahkan lima istilah hukum Indonesia yang terdapat di dalam Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria 1960 dan untuk menguji apakah terjemahan tersebut memberikan konsep atau efek hukum yang serupa dengan istilah sumber. Analisis penelitian dilakukan dengan metode kualitatif, yaitu menjelaskan strategi penerjemahan yang digunakan dan membandingkan definisi istilah sumber dan terjemahannya. Penelitian ini mengidentifikasi beberapa strategi yang diterapkan oleh penerjemah, yaitu pungutan, penambahan, transposisi, modulasi cakupan makna, dan modulasi sudut pandang. Penelitian ini juga menemukan bahwa padanan Bahasa Inggris yang digunakan penerjemah dalam menerjemahkan istilah hukum sumber memiliki konsep dan efek hukum yang serupa dengan istilah sumber walaupun terdapat sedikit perbedaan. Dari penemuan tersebut, dapat disimpulkan bahwa strategi penerjemahan yang diterapkan berhasil menghasilkan terjemahan yang dapat dipahami dan tetap mempertahankan konsep dan efek dari istilah hukum sumber yang dipilih."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library