Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Annisa Pranowo
"Meningkatnya konsumsi daging sapi selama 10 tahun terakhir, tidak diimbangi dengan laju produksi daging nasional, sehingga pemerintah pusat menggulirkan Program Swasembada Daging Sapi (PSDS) 2014 yang dimulai pada tahun 2010. Dengan potensi yang dimiliki oleh Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) ditetapkan sebagai koridor ekonomi MP3EI yang difokuskan pada sektor peternakan. Penelitian ini mengevaluasi program peningkatan populasi sapi di provinsi NTB, program Bumi Sejuta Sapi (BSS) NTB, dan menganalisis sistem inovasi daerahnya. Program BSS NTB tidak mencapai target populasi yang ditetapkan. Melalui pendekatan kualitatif, permasalahan seperti tingkat pemotongan betina produktif yang meningkat, tingkat kelahiran pedet melalui Inseminasi Buatan masih rendah, penggunaan teknologi pakan masih minim, serta pendampingan Sarjana Membanun Desa (SMD) belum optimal menghambat laju pertumbuhan populasi sapi di NTB. Selain itu, sistem inovasi daerah di program BSS belum berjalan efektif karena masih adanya path-dependent pada masyarakat peternak.
In order to increased the domestic beef production to fullfill beef consumption that has been increased for the past ten years,the central government through Ministry of Agriculture has enacted a program called Beef Self-Sufficiency Program 2014 which was started from 2010. West Nusa Tenggara (NTB) has been appointed as livestock sector in MP3EI. This study will analyzeregional innovation system in the cattle-beef development program in NTB Province, Bumi Sejuta Sapi(BSS) NTB. BSS NTB didn't meet their target on the cattle-beef population. Using qualitative approach, high rate of slaughter of local cows, low birth rate of calf through artificial insemination, low utilization of feed technology and mentoring through Sarjana Membangun Desa (SMD) not optimal identified as the constraint factors in increasing cattle-beef stock. Moreover, regional innovation system in BSS NTB is not effective due to persistence of path-dependent from the cattle-beef farmers."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T42595
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Tesalonika Maureen Permatasari
"Asuransi Usaha Ternak Sapi dan Kerbau merupakan produk asuransi yang penting bagi peternak dalam menghadapi bahaya yang mengancam usaha ternaknya. Penelitian ini membahas (1) pengaturan Asuransi Usaha Ternak Sapi dan Kerbau di Indonesia; (2) pengaturan mengenai Asuransi Usaha Ternak Sapi dan Kerbau di Vietnam; dan (3) risiko kematian akibat PMK sebagai risiko yang ditanggung dalam Asuransi Usaha Ternak Sapi dan Kerbau. Metode penelitian yang digunakan adalah yuridis normatif dengan metode analisis kualitatif. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa perbedaan antara peraturan asuransi usaha ternak sapi di Indonesia dan Vietnam mengenai besaran subsidi premi yang diberikan oleh Pemerintah, risiko yang ditanggung oleh asuransi, dan wilayah yang dapat menerapkan Asuransi Usaha Ternak Sapi dan Kerbau. Pembahasan selanjutnya adalah PMK yang merupakan penyakit yang berdampak besar pada usaha peternakan yang mana seharusnya ditanggung oleh asuransi mengingat PMK termasuk dalam risiko fundamental. Meski demikian, manajemen risiko tetap diperlukan untuk mencegah penyebaran kerugian atau meminimalkan kerugian yang timbul. Oleh karena itu, pemerintah harus mengakui PMK sebagai risiko yang ditanggung oleh asuransi untuk industri sapi dan kerbau di Indonesia.
Cattle and Buffalo Business Insurance is an important insurance product for farmers in facing the risks that can endanger their livestock business. This study discusses (1) regulation on Cattle and Buffalo Business Insurance in Indonesia; (2) regulation on Cattle and Buffalo Business Insurance in Vietnam; and (3) risk of death due to FMD as a risk covered by Cattle and Buffalo Business Insurance. The research method used is normative juridical with qualitative analysis methods. The results of this study can be concluded that there are several differences between the regulations of cattle and buffalo business insurance in Indonesia and Vietnam regarding the amount of premium subsidies provided by the Government, the risks borne by insurance, and the areas that can apply Cattle and Buffalo Business Insurance. The next discussion is FMD, which is a disease that has a major impact on livestock business, which should be covered by insurance considering that FMD is a fundamental risk. However, risk management is still needed to prevent the spread of losses or minimize losses that arise. Therefore, the government must recognize FMD as a risk covered by insurance for the cattle and buffalo industry in Indonesia."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library