Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dhea Redyawati Obstetrica
"Pengetahuan mengenai gambaran sulur dan pola sulur kulit yang terdapat pada ujung jari tangan dan telapak "tangan serta ujung jari kaki dan telapak kaki, disebut dermatoglifi. Obyek penelitian dikhususkan pada anak perempuan penderita thalassaemia dan perempuan nonthalassaemia. Untuk mengetahui adanya perbedaan dermatoglifi ujung jari tangan dan telapak tangan antara kedua kelorapok tersebut, telah dilakukan analisis dermatoglifi. Metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah'mencetak dermatoglifi ujung jari tangan dan telapak tangan sesuai dengan Cummins dan Midlo. Hasil analisis dermatoglifi ujung jari dan telapak tangan anak perempuan penderita thalassaemia menunjukkan frekuensi tipe pola "whorl" 35,3%, "loop" ulna 62,3%, "loop" radial 0,7%, dan "arch" 1,7%, dengan indeks Dankmeijer 4,7 dan indeks Furuhata 56,1; sedangkan pada perempuan nonthalassaemia frekuensi tipe pola "whorl" 31,3%, "loop" ulna 64,3%, "loop" radial 3,3%, dan "arch" 1,0%, dengan indeks Dankmeijer 3,2 dan indeks Furuhata 46,3. Rata-rata jumlah total triradius pada ujung jari tangan anak perempuan penderita thalassaemia 13,40; sedangkan pada perempuan non-thalassaemia 13,10. Rata-rata jumlah semua sulur pada ujung jari tangan anak perempuan penderita thalassaemia 129,00; sedangkan pada perempuan non-thalassaemia 128,23. Rata-rata besar sudut atd pada kedua telapak tangan anak perempuan penderita thalassaemia 91,03; sedangkan pada perempuah non-thalassaemia 80,93. Kesimpulan yang dapat dirumuskan dari basil penelitian ini adalah: (1) Dermatoglifi ujung jari tangan anak perempuan penderita thalassaemia tidak berbeda dengan perempuan non-thalassaemia; (2) Dermatoglifi telapak tangan (sudut atd) anak perempuan penderita thalassaemia berbeda dengan perempuan non-thalassaemia."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1990
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agita Pramita
"Remaja merupakan periode dimana individu disibukkan dengan tujuan yang berkaitan dengan masa depan. Namun, remaja yang memiliki penyakit kronis akan menghadapi berbagai permasalahan yang berdampak terhadap kemampuan mereka menghadapi kehidupan di masa depan. Thalassaemia Mayor merupakan salah satu penyakit kelainan darah yang diturunkan dan merupakan penyakit kronis yang dapat menimbulkan berbagai masalah mengenai harapan masa depan bagi penderitanya. Penelitian-penelitian menunjukkan bahwa harapan berhubungan dengan kemampuan individu untuk bertahan hidup, menghadapi penyakit, dan berpikir mengenai masa depan.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dan menggunakan teori harapan dari Snyder (1994) yang mengatakan bahwa harapan merupakan kombinasi dari willpower (kemampuan individu yang dibutuhkan seseorang untuk mencapai tujuan) dan waypower (kapasitas individu yang digunakan untuk menemukan jalan untuk meraih tujuan) yang digunakan untuk mencapai tujuan.
Penelitian ini melibatkan empat orang subyek remaja yang berusia 15-22 tahun. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan karakteristik optimisme, self-esteem, dan afek positif pada keempat subyek dalam mencapai beberapa tujuan yang mereka miliki. Willpower & waypower berbeda tergantung pada tujuan yang dimiliki. Tiga orang subyek memiliki willpower tinggi dan waypower rendah. Hanya satu orang subyek yang memiliki willpower & waypower tinggi untuk semua tujuannya.

Adolescence is a period where individual occupied with a purpose related to the future. But, there are several problems exist for the adolescents with a chronic illness affecting to their ability to encounter future life. Thalassaemia Major is an inherited disease caused by a genetic blood disorder and one of a chronic illness which presents a wide range of problems including expectations of the future. Numerous studies indicate that hope related to individual ability to survive, cope with illness, and start a future thinking.
In this study, the researcher used qualitative research method and hope theory from Snyder (1994) who defines hope as a willpower (individual?s capacity which initiate and sustain movement to reach the goals) and waypower (individual?s ability to find one or more effective ways to reach that goals) for goals.
This study involved four adolescents with Thalassaemia Major aged 15-22 years. The results of this study found that all subjects had hope characteristics such as optimism, self-esteem, and positive affect to reach their own goals. They also had different willpower and waypower level which depend on their goals. Three subjects had high willpower and low waypower. Only one subjects had high willpower and waypower for all her goals."
2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Australia : The Thalassaemia Association of W.A, 1995
616.152 CON t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Febrisa Dhewi Ramadhany
"ABSTRACT
Thalassemia merupakan salah satu penyakit kelainan sel darah merah yang diturunkan oleh orang tua sejak lahir. Thalassemia mengakibatkan protein yang ada di dalam sel darah merah rusak dan tidak mampu berfungsi dengan baik. Hingga saat ini penyakit thalassemia belum dapat disembuhkan, namun penyakit thalassemia dapat dicegah dengan melakukan deteksi dini atau tes prenatal yang dikenal dengan skrining. Pada penelitian ini deteksi dini dilakukan dengan bantuan komputer. Ada beberapa teknik yang telah digunakan untuk mengklasifikasi skrining data thalassemia, salah satu metode yang mampu mengklasifikasi penyakit thalassemia diantaranya adalah Support Vector Machines (SVM) dan Multi-Layer Perceptron (MLP). Data thalassemia yang digunakan diperoleh dari RSAB Harapan Kita, Indonesia. Data tersebut memiliki yang memiiki 10 fitur. Setelah pengujian dilakukan, klasifikasi dengan menggunakan metode SVM menunjukkan hasil akurasi lebih baik sebesar 97,47190988%  dengan rata-rata running time 0,145899875 detik. Sedangkan MLP memperoleh hasil akurasi terbaik sebesar 63,91% dengan rata-rata running time 0,009033 detik. Kesimpulan yang diperoleh menunjukkan bahwa teknik klasifikasi menggunakan SVM memiliki akurasi yang  lebih baik apabila dibandingkan dengan MLP. 

ABSTRACT
Thalassaemia is a red blood cell disorder that is inherited by parents from birth. Thalassaemia results in damaged proteins in red blood cells and are unable to function properly. Until now, thalassaemia has not been cured, but thalassaemia can be prevented by early detection or prenatal testing known as screening. In this study, early detection is done with the help of a computer. There are several techniques that have been used to classify thalassaemia data screening, one method that is able to classify thalassaemia include Support Vector Machines (SVM) and Multi-Layer Perceptron (MLP). The thalassaemia data used was obtained from Harapan Kita Hospital, Indonesia. The data has 10 features. After the testing is done, the classification using the SVM method shows better accuracy results of 97.447190988% with an average running time of 0.145899875 seconds. While MLP obtained the best accuracy results of 63.91% with an average running time of 0.009033 seconds. The conclusions obtained showed that the classification technique using SVM had better accuracy compared to MLP."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library