Ditemukan 1 dokumen yang sesuai dengan query
Muh Subair
"Artikel ini merupakan hasil penelitian kualitatif dengan fokus kajian pada memori kolektif masyarakat Bugis tentang perjumpaan Islam dan tradisi lokal. Dengan melakukan pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan analisis dokumen, penelitian ini memperlihatkan bahwa tradisi mallappessang olok-kolok ternyata memicu kontroversi dalam masyarakat. Realitas tradisi berbasis cerita lisan masyarakat ini kemudian dianalisis secara naratif. Mallappessang olok-kolok adalah tradisi “tolok bala” yaitu cara lokal yang dilakukan sebagai aksi pencegahan terhadap bahaya bencana. Contoh praktik Tolak bala Mallappessang olok-kolok dalam masyarakat Bugis adalah dengan cara melepas hewan di hutan dalam rangka mengharapkan kesembuhan dari suatu penyakit. Ternyata ada yang memandang tradisi itu sebagai hal yang bertentangan dengan Islam dalam aspek kesinambungannya dari animisme, dinamisme dan pelaksanaannya yang dinilai tidak masuk akal. Pada sisi lain, ada juga kelompok yang menganggap mallappessang olok-kolok sebagai tradisi yang sesuai dengan ajaran Islam. Seperti melepas hewan di hutan untuk memberi makan hewan buas dimaknai masyarakat Bugis sebagai ungkapan persahabatan manusia dengan alam, melepas hewan dapat menjadi pengikat hubungan dengan leluhur melalui tata-cara pelaksanaannya yang disesuikan dengan petunjuk leluhur, dan melepas hewan di hutan juga menjadi pengikat kebersamaan yang ditandai dengan keikutsertaan keluarga, kerabat, dan tetangga dalam proses pelaksanaannya. Narasi perbedaan cara pandang ini kemudian bergulir menjadi diskusi atau dialog antara Islam dan budaya lokal yang kemudian berdampak pada lahirnya tradisi penghormatan terhadap keberadaan tradisi tersebut. Dialog Islam dan budaya lokal merupakan tanda kemajuan pemikiran masyarakat Islam yang tidak sekedar menerima tradisi sebagai warisan, tetapi juga sebagai ilmu pengetahuan yang berdampak pada penguatan hubungan manusia dengan alam.
This article presents the findings of a qualitative research study that delves into the collective memory of the Bugis community concerning the intersection of Islam and local traditions. Collecting data through observation, interviews, and document analysis, this study shows that the Mallappessang olok-kolok (Releasing animals) tradition has sparked controversy in the community. The study analyzed the oral storytelling-based community’s tradition narratively. Mallappessang olok-kolok constitutes a “tolok bala” tradition, a local ritual designed for averting disasters. The Bugis society practices it by releasing animals into the forest to hope for healing from an illness. Some view the practice as contrary to Islam’s continuity from animism and dynamism and its implementation as unreasonable. On the other hand, others consider the tradition adheres to Islamic teachings. Releasing animals into the forest to feed wild animals expresses human harmony with nature. The act is also viewed as bonding with ancestors, following ancestral guidelines, and fostering community unity as families, relatives, and neighbors actively participate in the ritual. The narrative of this different perspective then rolls into a discussion or dialogue between Islam and local culture, which then impacts the existence of respect for the presence of these traditions. The conversation between Islam and local culture is a sign of progress in the thought of Islamic society that accepts traditions as heritage and science impacting on strengthening human relations with nature."
Kalimantan Barat : Balai Pelestarian Nilai Budaya, 2023
900 HAN 7:1 (2023)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library