Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
R. Sigit Koesma
"

Tumor larings telah dikenal sejak zaman kuno. Soerhave dan Morgagni pada abad ke 17, setelah melakukan otopsi, mengumumkan bahwa tumor larings merupakan penyebab kematian penderita itu. Tetapi karena kesukaran melakukan pemeriksaan larings pada penderita, para ahli pada waktu itu tidak berhasil menegakkan diagnosis tumor larings yang menyebabkan sumbatan larings sehingga mengakibatkan kematian.

Seteiah Chevalier Jackson menciptakan laringoskop, barulah pemeriksaan dan diagnostik kelainan di larings, terutama karsinoma larings, berkembang dengan pesat. Dengan laringoskopi langsung kelainan di daerah glotis dan supraglotis, tempat yang sering ditemukan karsinoma, dapat dilihat dengan jelas. Apalagi setelah Gustav Killian memperkenalkan laringoskop suspensi, dan pada zaman modern ini, dengan pemakaian mikroskop operasi, tiap bagian dari larings dapat diperiksa dengan lebih jelas dan intensif sekali. Dengan cara ini dapat diambil biopsi jaringan dengan tepat untuk pemeriksaan histologik.

Jackson membuat ketentuan, bahwa pada seorang penderita yang berumur sekitar 50 tahun, bila suaranya parau lebih lama dan pada parau yang disebabkan oleh influenza, maka penyebabnya dapat diperkirakan oleh suatu tumor larings, kecuali bila dapat dibuktikan_ bahwa tidak ditemukan adanya tumor di larings.

Ternyata ketentuan dari Jackson ini terbukti benar, sehingga dengan dcmikian pada tiap penderita dengan suara parau lebih lama dari 2 minggu, haruslah diperiksa dengan teliti, dengan laringoskopi tak langsung, maupun dengan laringoskopi langsung. Pemeriksaan laringoskopi langsung perlu sekali dilakukan, bila pada laringoskopi tak langsung, komisura anterior tidak dapat dilihat dengan jelas, oleh karena tempat ini merupakan tempat predileksi untuk kanker primer di pita suara, dan dengan cara ini pula diambil biopsi dari tumor untuk pemeriksaan histologik. untuk mendiagnosis jenis tumor.

Cara pemeriksaan radiologik. dengan melakukan tomografi. besar tumor dapat dilihat, sehingga dapat dilihat pula sampai kemana meluasnya tumor itu di larings.

Pada tahun terakhir ini para ahli mencoba mengetahui adanya karsinoma "in situ" di daerah yang dicurigai, dengan melakukan pewarnaan "in vivo" memakai biru toluidin. Tetapi pewarnaan ini masih belum dapat dipercaya, karena selain dari pada sel kanker, juga sel radang mengambil warna biru sehingga bukan saja pada karsinoma "in situ" yang menjadi biru, tetapi juga suatu erosi dilarings akan berwarna biru.

Pada karsinoma larings, jika pada pewarnaan dengan biru toluidin pada pemeriksaan laringoskopi langsung, selain dari pada tumor yang secara makroskopik kelihatan juga ada bagian lain yang berwarna biru oleh zat warna itu, maka sebaiknya selain dari pada biopsi dari jaringan tumor yang tampak itu, dilakukan juga biopsi di tempat yang berwarna biru itu. Apabila pada pemeriksaan histologik bagian itu ternyata suatu karsinoma, maka berarti tumor lebih luas dari pada jaringan tumor yang tampak makroskopik, atau ada sarang primer lain.

Pengobatan kanker larings masih tetap merupakan problems yang sukar diatasi, oleh karena yang harus dikeluarkan ialah pita suara dan sekitarnya, sedangkan organ ini diperlukan untuk berbicara, untuk berkomunikasi.

Disfoni sampai afoni pada stadium dini sudah sangat mengganggu penderita dalam pergaulan sehari-hari. Dan makin lanjut penyakitnya, makin gawat gejalanya, selain dari pada afani, juga pernapasan terganggu, dengan stridor, sesak napas dan asfiksia.

Sebelum tahun 1967, pengobatan karsinoma larings yang dapat diberikan di sini hanyalah radioterapi, kuratif maupun paliatif untuk semua stadium.

Jika setelah radioterapi ternyata terjadi residif, maka pada waktu itu kita tidak dapat berbuat apa-apa. Sehingga dengan terusnya meluas tumor itu saluran napas makin sempit, dan akhirnya tersumbat sama sekali Paling-paling hanya dapat dibuatkan trakeostoma untuk menjamin jalan napas, tetapi penjalaran serta membesarnya tumor itu tidak dapat dicegah.

Larings menjadi besar, keras dan terfiksasi. Seluruh kulit leher menjadi tebal dan kaku oleh karena infiltrasi kanker menjalar ke kulit. Ke posterior, tumor akan menyumbat esofagus, sehingga terjadi disfagia, dan dengan demikian perlu dibuatkan gastrostomi. Akhirnya penderita ,meninggal, selain oleh karena asfiksia, juga olah karena kurang makan dan perdarahan masif karena pecahnya pembuluh darah di mediastinum.

"
Depok: UI-Press, 1980
PGB 0069
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Herqutanto
"Rumah Sakit Khusus THT-Bedah Proklamasi adalah sebuah rumah sakit khusus yang produk unggulannya adalah pelayanan THT (Telinga-Hidung-Tenggorok). Rumah sakit ini dipandang sebagai salah satu rumah sakit terbaik dalam bidang THT, dengan dukungan para dokter spesialis THT yang mayoritas adalah staf pengajar FKUI-RSCM. Dari falsafah rumah sakit tersirat bahwa prinsip kerja rumah sakit (dari kita untuk kita) akan berjalan dengan baik apabila terdapat kepuasan yang tinggi dari para dokter yang bekerja di rumah sakit, baik terhadap rumah sakit maupun terhadap rekan sejawat. Kegiatan pemasaran rumah sakit pada saat ini mulai difokuskan pada pemasaran internal, yaitu untuk lebih meningkatkan kepuasan seluruh karyawan rumah sakit. Dirasakan perlunya data tentang kepuasan para dokter terhadap rumah sakit. Data tersebut dapat dipakai sebagai acuan pihak manajemen rumah sakit untuk dapat membuat skala prioritas dalam memenuhi keinginan para dokter (yang sekaligus juga adalah "pemilik" rumah sakit).
Penelitian ini adalah sebuah studi kasus dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Tujuan penelitian adalah untuk rnengetahui tingkat kepuasan dokter terhadap rumah sakit secara keseluruhan. Sebagai variabel terikat adalah kepuasan dokter terhadap rumah sakit, sedang variabel bebas adalah karakteristik dokter (usia, jenis kelamin, lama bekerja, status praktek, waktu untuk rumah sakit, penghasilan dari rumah sakit, jumlah saham), fasilitas rumah sakit (fasilitas medis, fasilitas penunjang medis, lingkungan rumah sakit), dan pelayanan rumah sakit (tarif, pelayanan perawat, pelayanan administrasi, kebijakan direksi). Populasi penelitian adalah seluruh dokter yang praktek di rumah sakit. Sampel penelitian berjumlah 20 orang dokter, sedangkan wawancara mendalam dengan 4 orang mewakili pihak-pihak yang berkompeten. Pengumpulan data kuantitatif dilakukan dengan menggunakan kuesioner, sedangkan data kualitatif dengan panduan wawancara.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kepuasan dokter secara statistik tidak dipengaruhi oleh karakteristik individu dokter, sedangkan untuk variabel fasilitas rumah sakit dan pelayanan rumah sakit, semua atribut secara statistik signifikan mempengaruhi kepuasan dokter, kecuali atribut pelayanan perawat yang secara statistik tidak mempengaruhi kepuasan dokter. Dari semua atribut yang secara statistik signifikan, dilakukan analisis multivariat dengan teknik backward method, dan didapatkan bahwa pelayanan administrasi adalah atribut yang paling mempengaruhi kepuasan dokter terhadap rumah sakit.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh pihak rumah sakit dalam rangka peningkatan kepuasan dokter yang pada akhirnya akan meningkatkan kinerja rumah sakit.
Bibliografi: 25 (1987-2003)

The Satisfaction of the Doctors towards Proklamasi ENT-Surgery Special Hospital as a Part of its Internal Marketing in the Year 2003Proklamasi ENT-Surgery Special Hospital is a special hospital with its core product in the field of ENT services. The hospital is considered as one of the best ENT hospital in Indonesia, since it has a full support from experienced ENT Specialists from The Medical Faculty University of Indonesia. The hospital principle states that the work is to be conducted together. This principle suggests that the high satisfaction among the doctors is needed if the hospital is to work successfully. Hospital marketing program is currently focused on internal marketing, substituting the previous marketing programs aimed at increasing patient satisfaction, to increase all employees' satisfaction, Therefore, data on the satisfaction of the doctors would be very important for the management to set priority scales in order to fulfill the need of the doctors (who are also "the owners" of the hospital).
This is a case study, involving both quantitative and qualitative approaches. The purpose of the study is to look at the doctors' level of satisfaction towards the hospital as a hole. The dependent variable is doctors' satisfaction towards the hospital, and independent variables comprise doctors' individual characteristics (age, sex, length of work, work status, percentage of time spent for the hospital, percentage of income from the hospital, and number of share owned), hospital facilities (medical facilities, medical support facilities; and hospital environment), and hospital services (fee, nursing services, administration services, and policy of the director), Study population is all doctors who are registered at the hospital. Samples consist of 20 doctors, while 4 informants were involved; these are 1 person representing the director, 1 commissioner, and 2 practicing doctors. Quantitative data collection used questioner, while qualitative data collection used in-depth interview guidelines.
The study showed that doctor's satisfaction is not correlated with doctors' individual characteristics. It is correlated with all attributes of hospital facilities and hospital services, except for nursing services, which is not correlated with the doctors' satisfaction. Out of all attributes that significantly correlate with doctors' satisfaction, multivariate analysis was conducted using backward method, and the result showed that administration service has the strongest correlation with doctors' satisfaction towards the hospital.
The result of the study is expected to be beneficial for the hospital management team in order to be better understood of doctor's satisfaction, and to increase doctor's satisfaction that in turn will yield an increase in the hospital performance.
Bibliographies: 25 (1987-2003)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T12967
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library