Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 34 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hutapea, Misfa
Abstrak :
Pondasi tiang bor merupakan salah satu alternatif pondasi dalam yang banyak dan umum digunakan untuk menyokong bangunan bertingkat tinggi terutama di daerah yang telah padat dengan bangunan. Kelebihan tiang bor dibandingkan tiang lainnya adalah penurunan pada permukaan tanah sangat kecil, metoda konstruksi tidak mengganggu telinga, amat mungkin menembus lapisan batuan atau gravel dan tidak mengganggu lingkungan sekitarnya.

Penggunaan tiang bor lebih dari satu tiang pada satu pile cap dikarenakan beban yang dipikul oleh pondasi Iebih dari daya dukung satu tiang bor. Beberapa tiang diatur berjajar membentuk grup tiang dengan memperhatikan faktor eiisiensi yang sangat mempengaruhi daya dul-mug ijin grup tiang bor, yang nilainya didapat dari daya dukung grup tiang dibandingkan dengan jumlah daya dukung tiang tunggal.

Dalam melakukan analisis kelompok tiang bor pada proyek ini pertama-tama dilakukan pengumpulan data dan permasalahazmya. Setelah pennasalahannya dideiinisikan dengan jelas, dikembangkan dengan tinjauan kepustakaau dilakukan analisis kasus terhadap daya dukung dan penurunan tiang. Dari analisis kasus yang ada dibandingkan dengan hasil loading test dan desain yang ada disiapkan saran-saran sebagai bahan pertimbangan dan diajukan sebagai rekomendasi.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S35656
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Yulius
Abstrak :
Tesis ini membahas perilaku pile group spunpile dengan memperhatikan sambungan antara pile dengan pilecap pada kondisi tanah lunak. Penelitian ini mengunakan analisis numerik metode elemen hingga menggunakan software SAP2000. Hasil analisa pushover grup spunpile pada tanah sangat lunak menunjukkan bahwa dengan menambah prosentase tulangan pada koneksi antara pile dengan pilecap menambah performa grup tiang; dan dengan bertambahnya beban vertikal menurunkan performa dari grup spunpile.
This thesis discusses the behavior of spunpile pile groups by paying attention to the connection between pile and pilecap in soft soil conditions. This study uses numerical analysis of finite element methods using SAP2000 software. The results of the spunpile group pushover analysis on very soft soils indicate that by increasing the percentage of reinforcement on the connection between the pile and pilecap increasing performance of spunpile group; and with increasing vertical load decreases the performance of the spunpile group.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T54202
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maleakhi, John
Abstrak :
Perencanaan sebuah bangunan sipil dapat dibedakan menjadi dua bagian utama, yaitu : 1 Struktur bawah (pondasi) 2. Struktur atas (super Struktur) Pondasi atau struktur bawah merupakan bagian yang berfungsi untuk menyalurkan semua beban yang bekerja pada struktur ke Iapisan tanah di bawahnya_ Dalam merencanakan pondasi diperlukan data dan informasi yang memadai tentang tanah dimana pondasi akan ditanam. Hal ini diperlukan agar persyaratan dasar dalam perencanaan pondasi dapat terpenuhi. Adapun persyaratan dasar tersebut antara lain : Cl Faktor keamanan terhadap keruntuhan geser dari tanah pendukung harus memadai (2.5 - 3).
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S35054
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yafhet Titus
Abstrak :
ABSTRAK
Pondasi tiang dalam pada umumnya digunakan pada bangunan-bangunan bertingkat banyak. Ada beberapa jenis pondasi tiang dalam yang umum dikenal yaitu pondasi tiang pancang, pondasi tiang bor dan Iain-lain. Tentunya jenis-jenis pondasi tersebut mempunyai karakteristik sendiri-sendiri, sehingga kita dapat memilih jenis pondasi apa yang cocok untuk bangunan dan kondisi lapangan yang ada.

Dengan mengetahui besarnya beban yang bekerja, maka dapat ditentukan pula jumlah tiang yang akan digunakan. Makin besar beban yang bekerja, maka makin banyak pula jumlah tiang yang digunakan. Penggunaan tiang yang terlalu banyak, kadangkala tidak menghasilkan kekuatan maksimum yang diharapkan bahkan sebaliknya dapat menimbulkan kerugian. Tanah-tanah yang berada diantara tiang akan mendapat perlemahan akibat adanya desakan diantara tiang-tiang tersebut. Hal ini terjadi kalau jarak antara tiang terlalu dekat. Beberapa literatur- literatur telah mencantumkan peraturan-peraturan tentang syarat-syarat minimum jarak antara tiang.

Beberapa percobaan telah dilakukan untuk mencari hubungan jarak antar tiang terhadap efisiensi, namun pada pembahasan ini rumus efisiensi menurut Converse-Labarre akan ditinjau kembali untuk mengetahui sampai sejauh mana efektivitasnya terhadap jumlah baris dan jumlah tiang pada tiap-tiap baris. Dengan memberikan jumlah baris dan jumlah tiang pada tiap-tiap baris yang berbeda-beda untuk nilai efisiensi yang tetap akan didapatkan nilai-nilai hubungan diameter dan jarak tiang kemudian dibuatkan suatu grafik. Selain meninjau rumus Converse-Labarre juga dicari hubungan pembebanan dan jumlah tiang dengan mernberikan beban dan diameter tiang yang berbeda-beda. Dari data diatas dapat pula dicari hubungan antara panjang tiang dan diameternya terhadap jumlah tiang. Hasil-hasil yang diperoleh dibuatkan grafiknya. Program yang dipakai untuk tujuan ini menggunakan bahasa Visual BASIC.
1996
S35556
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bisanto Kadarisman
Abstrak :
Tiang pancang baton prategang yang dipergunakan disuatu proyek, tidak seluruh panjangnya dapat dimanfaatkan sebagai bagian dari fondasi bangunan. Kegiatan pemancangan akan senantiasa diikuti oleh hasil sisa buangan potongan tiang yang tidak dapat dimanfaatkan sebagai bagian fondasi dan juga sukar untuk dapat didaur ulang. Tiang beton prategang memang labih kaku dari pada tiang pancang biasa namun penggunaan prategang terutama bermanfaat selama tiang dalam proses bongkar muat sejak dari pabrik hingga dilokasi pekerjaan dan memposisikannya ditempat yang telah ditentukan sebelum tiang dipancang. Kemampuan tiang dalam menahan gaya lateral tidak hanya ditentukan oleh kekakuan tiangnya saja, namun juga sangat ditentukan oleh kemampuan tanahnya sendiri. Tiang pancang baton non prestressed cor ditempat yang dilakukan bersamaan dengan pemancangan, tidak menghasilkan sisa buangan tiang, selain dari itu pula masalah yang timbul akibat transportasi tiang dari pabrik ke lokasi proyek yang dapat menyebabkan lalu lintas terutama dikota besar menjadi macet, tidak akan dijumpai.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Mabrur
Abstrak :
ABSTRAK
Sebagian wilayah di Kota Banda Aceh memiliki lapisan tanah yang berasal dari endapan aluvium. Lapisan ini memiliki daya dukung yang relatif rendah serta potensi penurunan yang besar. Maka dari itu dipandang perlu dilakukan penelitian untuk mempelajari karakteristik daya dukung serta penurunan dari lapisan tanah tersebut. Sehingga nantinya diharapkan hasil penelitian akan berguna untuk membantu program pembangunan Kota Banda Aceh. Penelitian ini dimulai dengan melakukan pemgambilan sampel tanah di lokasi endapan aluvium kota Banda Aceh. Sampel yang diperoleh kemudian diuji di laboratorium untuk dipelajari parameter penurunannya. Berdasarkan parameter penurunan yang diperoleh selanjutnya dilakukan analisa terhadap potensi penurunan yang terjadi pada beberapa alternatif pondasi tiang. Berdasarkan analisa yang telah dilakukan diketahui bahwa lapisan tanah endapan aluvium Kota Banda Aceh memiliki nilai Koefisien konsolidasi (Cv) = 0,001 cm/det, nilai Indeks pemampatan (Cc) = 0,365, dan Indeks pemampatan kembali (Cr) = 0,21. Semakin dalam pondasi kelompok tiang dipasang, maka potensi penurunan yang terjadi akan semakin kecil, sebaliknya potensi penurunan akan bertambah pada pondasi kelompok tiang yang lebih dangkal. Hal ini tampak pada setiap jenis alternatif pondasi yang dianalisa. Pondasi bore pile (D=1m) pada kedalaman yang dangkal menunjukkan tingkat penurunan yang lebih kecil dibandingkan alternatif pondasi jenis lainnya pada kedalaman yang sama. Namun pada kondisi pondasi ditanam lebih dalam semua alternatif pondasi cenderung sama dalam besar penurunannya.
Medan: Politeknik Negeri Medan, 2017
338 PLMD 20:4 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Alfi Fadillah
Abstrak :
Pondasi adalah suatu bagian dari sistem rekayasa yang bekerja dengan cara meneruskan beban yang ditopangnya dan beratnya sendiri kedalam tanah atau batuan yang terletak dibawahnya. Dalam pemilihan jenis pondasi sangat penting dalam struktur bangunan, untuk dapat menahan beban bangunan tersebut serta beban hidup yang ada di dalam bangunan itu serta beban gempa yang direncanakan agar tidak terjadi keruntuhan struktur. Pada banguan kantor bupati Kabupaten Rokan Hilir yang selasai di bangun pada tahun 2011 dan terjadi penurunan gedung adalah subjek dari penilitian saya. Bangunan tersebut dari hasil tes tanah lapangan dan dilaboratorium kedalam tanah keras yang didapat ialah >36 meter, dan dipilihlah fondasi bored pile sebagai fodasi bangunan dengan kedalam 38 meter dengan diameter 0,8 meter. Pada penelitian ini penulis merencanakan membandingkan fondasi bored pile yang sudah di terapkan dibangunan tersebut dengan alternatif pondasi lain yaitu pondasi tiang pancang 1 dengan dalam 38 meter dengan diamater 0.8 meter, Serta tiang pancang 2 dengan dalam 38 meter dengan diameter 1 meter dari sisi kapasitas daya dukung dan besaran terjadi nya penurunan. Untuk melakukan analisis, data yang digunakan ialah gambar teknik (Data as build drawing), data Standart Penetration Test (SPT) dan Sondir test. Besar beban bangunan yang disalurkan ke tanah didapat dari hasil perhitungan yang telah di lakukan oleh konsultan perencana.

Kemudian dilakukanlah perhitungan daya dukung pondasi dengan metode Meyerhof (1976), Skempton (1966), dan Reese & O'neill (1999) pada kondisi tanah Undrained. Penurunan tiang tunggal dengan metode Vesic (1977) dan Poulos & Davis (1980) serta menggunakan program Plaxis 2D selanjutnya analisa tiang grub mengunakan metode Vecic (1977) dan program plaxis 2D di ketiga model yang sedang di teliti. Selanjutnya dari hasil perhitungan dibandingkan antara podasi boredpile dengan tiang pancang model 1 dan 2. ......A foundation is a part of an engineering system that works by transmitting the load it supports and its own weight into the soil or rock beneath it. Choosing the type of foundation is very important in the building structure, to be able to withstand the load of the building as well as the live load within the building as well as the planned earthquake load so that structural collapse does not occur. The building of the Rokan Hilir Regency regent's office, which was completed in 2011 and there was a decline in the building, is the subject of my research. Based on the results of field and laboratory soil tests for the building, the hard soil obtained was >36 meters, and a bored pile foundation was chosen as the building foundation with a depth of 38 meters with a diameter of 0.8 meters. In this research, the author plans to compare the bored pile foundation that has been applied to the building with other alternative foundations, namely pile foundation 1 with a depth of 38 meters with a diameter of 0.8 meters, and pile 2 with a depth of 38 meters with a diameter of 1 meter in terms of bearing capacity. and the magnitude of the decline. To carry out the analysis, the data used are technical drawings (Data as build drawing), Standard Penetration Test (SPT) data and Sondir test. The amount of building load distributed to the ground is obtained from the results of calculations carried out by planning consultants.

Then the foundation bearing capacity was calculated using the Meyerhof (1976), Skempton (1966), and Reese & O'neill (1999) methods in undrained soil conditions. Derivation of a single pole using the Vesic (1977) and Poulos & Davis (1980) methods and using the Plaxis 2D program, then analyzing the grub pole using the Vecic (1977) method and the Plaxis 2D program in the three models being studied. Furthermore, the calculation results are compared between the boredpile foundation and pile models 1 and 2.

Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Samuel R.B.
Abstrak :
Pengujian fondasi tiang dengan metode Pile Driving Analyzer (PDA) telah digunakan secara luas dan diakui American Society for Testing and Materials dengan ASTM Standard D4945-89 sebagai alternatif lain pengujian untuk mendapatkan daya dukung fondasi tiang selain pengujian dengan metode statik. Pengujian dengan PDA mempunyai kelebihan dapat dilakukan selain pada saat tiang selesai dipancang juga dapat dilakukan pada saat pemancangan (during driving) untuk tiang pancang. Dengan PDA, dapat diketahui daya dukung selama pemancangan, juga dapat dievaluasi pekerjaan pemancangan (energi pemancangan, efisiensi pemancangan, dan lain-lain) dan bagaimana perilaku tiang pancang selama pemancangan (apakah terjadi kerusakan, berapa gaya-gaya yang bekerja dalam tiang, dan lain-lain)
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S34564
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1990
303.372 SIS
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>