Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Puji Raharja Santosa
"Tingkat kecemasan akan meningkat pada pasien yang diduga menderita kanker paru, apalagi saat direncanakan tindakan invasif diagnostik bronkoskopi. Salah satu intervensi keperawatan mengurangi sensasi cemas adalah terapi pijat. Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi pengaruh terapi pijat terhadap tingkat kecemasan pasien suspect kanker paru yang akan menjalani tindakan bronkoskopi.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan bentuk quasi experiment dengan nonequivalent control group design. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik consecutive sampling (n = 28).
Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan tingkat kecemasan antara kelompok kontrol dan intervensi : a) post-test I, Pvalue = 0,048 pada OR = 1 ,556; b) post-test II, Pvalue = 0,021 pada OR sebesar 1,750.
Penelitian ini menyimpulkan ada pengaruh yang signifikan (p < 0,05) terapi pijat terhadap tingkat kecemasan pasien suspect kanker paru yang akan menjalani tindakan bronkoskopi.
Penelitian ini merekomendasikan, terapi pijat dijadikan sebagai prosedur tetap tindakan mandiri keperawatan dalam menurunkan respon kecemasan pasien sebelum dilakukan tindakan bronkoskopi."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T41768
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitria Nurbaeti
"Latar Belakang: Setiap individu memiliki chronotype tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi chronotype dan stresor pekerjaan serta mengidentifikasi hubungannya dengan tingkat kecemasan, depresi, dan stres (distres) pada pekerja shift di perusahaan minyak dan gas di Indonesia.
Metode: Penelitian cross-sectional dilakukan di perusahaan minyak dan gas di Indonesia. Pengumpulan data dilakukan pada tahun 2024 menggunakan kuesioner daring. Chronotype diukur menggunakan Morningness Eveningness Questionnaire (MEQ), stresor pekerjaan diidentifikasi menggunakan Stress Diagnostic Survey (SDS), dan tingkat distres diperoleh dari Depression Anxiety Stress Scale 21 (DASS 21).
Hasil: Sebanyak 122 karyawan berpartisipasi dalam penelitian ini. Semuanya berjenis kelamin laki-laki dengan median usia 45 (21-55) tahun. Sekitar 20,5% responden mengalami kecemasan, depresi, dan stres. Lebih dari separuh (57,4%) responden bertipe pagi. Stresor kerja mereka berada pada tingkat sedang (44,3-54,9%). Kami tidak menemukan hubungan antara kronotipe dan stresor kerja dengan tingkat distres. Namun demikian, kami menemukan hubungan antara lamanya masa kerja (aOR= 5,2; 95% CI: 1,4 – 20,1; p <0,05), pekerjaan berpindah-pindah (aOR= 0,3; 95% CI: 0,1 – 0,9; p <0,05), dan usia (p <0,05) dengan tingkat distres.
Kesimpulan: Chronotype dan stresor kerja dalam penelitian ini tidak memiliki hubungan dengan tingkat distres. Faktor lain yang berhubungan dengan kejadian kecemasan, depresi dan stres dalam penelitian ini adalah usia, lamanya masa kerja dan jenis pekerjaan (p <0,005).

Background: Each individual has a certain chronotype. This study aims to determine the prevalence of chronotype and job stressors and identify its associations with anxiety, depression, and stress (distress) level among shift workers in an oil and gas company in Indonesia.
Methods: A cross-sectional study was conducted in an oil and gas company in Indonesia. Data was collected in 2024 using online questionnaires. Chronotype was measured using Morningness Eveningness Questionnaire (MEQ), job stressors were identified using Stress Diagnostic Survey (SDS), and distress level were obtained from the Depression Anxiety Stress Scale 21 (DASS 21)
Results: A total of 122 employees was participated in this study. All were male with the median age of 45 (21-55) years old. About 20.5% of respondents had anxiety, depression, and stress. More than half (57.4%) of respondents were morning type. Their work stressors were at moderate level (44.3-54.9%). We did not find association between chronotype and work stressor with distress level. Nevertheless, we found association between length of service (aOR= 5.2; 95% CI: 1.4 – 20.1; p <0.05), mobile jobs (aOR= 0.3; 95% CI: 0.1 – 0.9; p <0.05), and age (p <0.05) with distress level.
Conclusion: The chronotype and work stressors in this study did not have a relationship to the level of distress. Other factors related to the incidence of anxiety, depression and stress in this study were age, length of service and type of work (p <0.005).
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library