Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anisa Saphira Wulandari
Abstrak :
Latar belakang: Glaukoma membutuhkan pengobatan seumur hidup untuk mencegah perburukan dari saraf optik mata sehingga tingkat kepatuhan pasien menjadi faktor yang sangat penting untuk keberhasilan pengobatan. Tujuan: RSCM Kirana sebagai pusat rujukan penyakit mata di Indonesia belum memiliki data mengenai tingkat kepatuhan pada pasien glaukoma, sehingga penelitian ini ditujukan untuk menyediakan informasi mengenai tingkat kepatuhan pasien serta pengaruh antara lama pemakaian dan frekuensi pemakaian terhadap tingkat kepatuhan pasien. Metode: Penelitian ini menggunakan teknik potong lintang dan digunakan kuesioner Morisky Medication Adherence Scale (MMAS-8) sebagai instrumen yang disebarkan kepada pasien glaukoma pada RSCM Kirana dengan pengisian kuesioner dilakukan dengan mewawancarai pasien khususnya pasien glaukoma primer sudut terbuka. Pengambilan subjek dilakukan dengan teknik consecutive sampling dengan jumlah subjek sebanyak 96 pasien. Hasil: Didapatkan sebesar 50% pasien tergolong memiliki tingkat kepatuhan rendah, 32.29% pasien memiliki tingkat kepatuhan sedang, dan 17.70% lainnya tergolong memiliki tingkat kepatuhan tinggi. Lama pengobatan terbanyak berada pada rentang 1 – 5 tahun yaitu sebesar 42.71% sedangkan untuk frekuensi pemakaian terbanyak berada pada kelompok dengan frekuensi pemakaian 1–3 kali yaitu sebanyak 56.25% pasien. Pengaruh antara lama pemakaian terhadap tingkat kepatuhan pasien cenderung tidak menunjukkan adanya hasil yang signifikan secara statistik yaitu nilai p = 0.355. Pada pengaruh antara frekuensi pemakaian terhadap tingkat kepatuhan juga cenderung tidak menunjukkan adanya makna yang signifikan secara statistik yaitu nilai p= 0.537. Simpulan: Korelasi antara lama pemakaian dan frekuensi pemakaian terhadap tingkat kepatuhan cenderung tidak memiliki pengaruh (p= >0.05), sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor – faktor lain yang dapat menyebabkan ketidakpatuhan pada pasien. ......Background: Glaucoma needs a lifelong time of medication to prevent optic nerve damage, hence patient adherence is crucial to ensure treatment success. Purpose: RSCM Kirana as a National Central General Hospital for eye disease has not been able to provide the data regarding medical adherence among glaucoma patients, therefore this study was aim to assess level of adherence among primary angle glaucoma patients and to analyze the relationship between length of use and frequency of use against medical adherence among glaucoma patients in RSCM Kirana. Methods: This study was a cross sectional study. A consecutive sampling was used to select 96 participants. The participants were interviewed and adherence was rated using a Morisky Medication Adherence Scale (MMAS-8) questionnaire. Results: 50% of patients have low level of adherence to medical prescription, 32.29% have moderate level of adherence, and 17.70% other have high level of adherence to medical prescription. Most patients have been using glaucoma medication for 1 – 5 years which is 42.71% while 56.25% of patients were using 1 – 3 times of eye drops daily. There were no association between length of use and frequency of use with medical adherence (p= >0.05). Conclusions: Medical adherence were not correlated with the length of use and frequency of use of medication. Therefore, we suggested to do a further research to identify other factors that may affect medical adherence among glaucoma patients.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chrisella Annabelle
Abstrak :
Latar belakang: Glaukoma merupakan gangguan penglihatan peringkat ketiga terbanyak di dunia, yang juga menjadi penyebab kebutaan permanen yang paling sering ditemukan. Terapi medikamentosa merupakan penanganan utama bagi pasien glaukoma primer sudut terbuka untuk mencegah perluasan defek lapang pandang yang dapat meningkatkan disabilitas pasien. Keberhasilan pengobatan bergantung kepada kepatuhan pasien terhadap rencana terapi yang telah dibuat untuknya. Metode: Penelitian ini adalah penelitian potong lintang analitik yang menggunakan teknik consecutive sampling dalam pemilihan subjek penelitiannya. Secara total, 33 subjek penelitian diwawancara melalui panggilan telepon berdasarkan kuesioner Morisky Medical Adherence Scale-8 (MMAS-8) yang diterjemahkan ke Bahasa Indonesia untuk menentukan tingkat kepatuhannya. Jenis perubahan lapang pandang ditentukan berdasarkan perhitungan laju perubahan MD dari dua hasil pemeriksaan perimetri Humphrey mata paling baik pasien. Hubungan antara kedua variabel dianalisis menggunakan uji chi square. Hasil: Mayoritas subjek penelitian memiliki tingkat kepatuhan yang rendah (54,5%), diikuti dengan kepatuhan sedang (24,2%), lalu kepatuhan tinggi (21,2%). Median laju perubahan lapang pandang pasien adalah -0,30 (IQR=-1,48—0,87) dB/tahun. Sebanyak 19 (57,6%) pasien mengalami pemburukan lapang pandang. Lima (71,4%) pasien dengan tingkat kepatuhan tinggi mengalami perubahan lapang pandang yang bersifat stabil, sementara sembilan (50%) pasien dengan tingkat kepatuhan rendah mengalami pemburukan lapang pandang (p=0,335). Tidak ditemukan hubungan yang bermakna antara usia pasien dengan perubahan lapang pandangnya (p=0,719). Simpulan: Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemburukan lapang pandang pasien lebih sedikit ditemukan pada kelompok pasien dengan tingkat kepatuhan sedang dan tinggi, namun secara statistik tidak bermakna (p>0,05). Penelitian skala besar lanjutan perlu dilakukan untuk mengatasi keterbatasan penelitian ini. ......Background: Glaucoma is the third most prevalent visual disorder in the world, and also the most common cause of permanent blindness. Pharmacological therapy is used to prevent further visual field defect in open-angle glaucoma patients. Successful treatment is dependent on each patient’ adherence to their planned therapy regimen. Methods: This research is an analytical cross-sectional research which used consecutive sampling technique for subjects recruitment. In total, 33 research subjects were interviewed by phone using the translated Morisky Medical Adherence Scale-8 questionnaire to determine their adherence level. The classification of visual field progression was established based on the calculation of the rate of MD change between two Humphrey perimetry evaluations of the better glaucomatous eye on each patient. The association between the two variables were analysed using the chi square test. Results: The majority of the research subjects enrolled in this study showed low adherence (54,5%), followed with moderate (24,2%), then high adherence (21,2%). Median rate of MD change was -0,30 (IQR=-1,48-0,87) dB/year. As many as 19 (57,6%) patients experienced worsening visual fields. Five (71,4%) patients with high adherence had stable visual field changes, while nine (50%) patients with low adherence had worsening visual fields (p=0,335). No association was found between patients’ ages and their visual field changes (p=0,719). Conclusion: Data analysis suggests that less patients have worsening visual field when the adherence levels are moderate and high. However, it is not statistically significant (p>0,05). Further full-scale research to follow through this pilot study is recommended to be done to overcome the study’s limitations.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library