Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Susan Yosephine
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S32660
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Rachma
Abstrak :
Sel sperma manusia memproduksi reactive oxygen species (ROS) selama respirasi mitokondria dalam jumlah rendah yang dapat membantu berbagai jalur persinyalan. Produksi ROS fisiologis pada sel sperma dapat mengatur karakteristik fungsional yang penting seperti motilitas, kapasitasi, reaksi akrosom, hiperaktivasi, dan fusi sperma-oosit. Namun ROS yang terlalu banyak justru akan menyebabkan efek sebaliknya. Pada penelitian sebelumnya, dilaporkan bahwa α-tokoferol mampu meningkatkan motilitas dan melindungi sperma dari efek buruk stres oksidatif. Namun mekanisme molekuler efek tersebut masih belum jelas. Pada penelitian ini, dilakukan suplementasi α-tokoferol pada sel sperma untuk dianalisis terhadap beberapa parameter diantaranya, kadar MDA, motilitas, integritas membran, kapasitasi melalui ekspresi fosforilasi tirosin, ketahanan hidup melalui ekspresi Akt pada sel sperma, dan apoptosis melalui ekspresi caspase 3. Hasil dari penelitian ini menujukkan bahwa penambahan α-tokoferol tidak dapat menurunkan kadar MDA sel sperma. Namun pada parameter lain, penambahan α-tokoferol dapat meningkatkan motilitas, integritas membran sel, ekspresi fosforilasi tirosin, ekspresi fosforilasi Akt, dan menurunkan ekspresi caspase 3 pada sel sperma. ......The sperm cells of humans produce reactive oxygen species (ROS) during mitochondrial respiration in low amounts that can aid various signaling pathways. Physiological ROS production in sperm cells can regulate important functional characteristics such as motility, capacitation, acrosome reaction, hyperactivation, and sperm-oocyte fusion. However, an excess of ROS can have adverse effects. In previous studies, it has been reported that α-tocopherol can enhance motility and protect sperm from the harmful effects of oxidative stress. However, the molecular mechanisms of these effects are still unclear. In this study, α-tocopherol supplementation was performed on sperm cells to analyze several parameters, including MDA levels, motility, membrane integrity, capacitation through tyrosine phosphorylation expression, survival through Akt expression in sperm cells, and apoptosis through caspase 3 expression. The results of this study indicate that the addition of α-tocopherol cannot reduce MDA levels in sperm cells. However, in the other parameters, the addition of α-tocopherol can increase motility, membrane integrity, tyrosine phosphorylation expression, Akt phosphorylation expression, and decrease caspase 3 expression in sperm cells.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosita Nur Hasanah
Abstrak :
Kulit yang sehat dan bersih dapat dirawat dengan menggunakan produk perawatan kulit (skincare). Salah satu kandungan pada produk perawatan kulit yang banyak digunakan ialah niasinamida. Niasinamida dapat lebih efektif ketika dienkapsulasi oleh niosom yang mengandung vitamin E (tokoferol asetat). Tujuan dari penelitian ini adalah membuat niasinamida terenkapsulasi niosom yang mengandung vitamin E untuk uji antimikroba terhadap bakteri Cutibacterium acnes. Niosom dibuat menggunakan Span® 60 dan tokoferol asetat dengan metode thin film hydration. Niosom yang dibuat di penelitian ini menggunakan tiga variasi konsentrasi tokoferol asetat, yaitu 0, 5, dan 10%. Niosom ditentukan efisiensi enkapsulasi, potensial zeta, dan ukuran partikelnya. Aktivitas antimikroba niosom terhadap bakteri C. acnes dilakukan dengan menggunakan metode broth dilution. Efisiensi enkapsulasi niosom niasinamida tanpa tokoferol asetat (72%) lebih rendah dibandingkan niosom niasinamida yang mengandung tokoferol asetat (99%). Niosom yang diperoleh memiliki ukuran partikel ≥ 1000 nm dan potensial zeta -3 sampai -0,8. Niosom niasinamida yang mengandung tokoferol asetat 10% memiliki aktivitas antimikroba terhadap C. Acnes dengan nilai OD600 sebesar 1,598. ......Healthy and clean skin can be maintained using skin care products. One of the ingredients in skin care products that is widely used is niacinamide. Niacinamide can be more effective when encapsulated by niosomes containing vitamin E (tocopherol acetate). In this research, antimicrobial activity of Niosome-encapsulated niacinamide was determined against Cutibacterium acnes. Niosomes were prepared using Span® 60 and tocopherol acetate by thin film hydration method. The different concentration of tocopherol acetat were used in this research, i.e. 0, 5, and 10%. Niosomes were determined for their encapsulation efficiency, zeta potential, and particle size. The antimicrobial activity of niosomes against C. acnes bacteria was carried out using broth dilution method. The encapsulation efficiency of noisome-encapsulated niacinammide without tocopherol acetate (72%) was lower than that of niacinamide niosomes containing tocopherol acetate (99%). Niosomes obtained had a particle size of ≥1000 nm and a zeta potential of -3 until -0,8. Niosome-encapsulated niacinamide containing 10% tocopherol acetate had antimicrobial activity against C. acnes with a OD600 value of 1,598.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Chris Adhiyanto
Abstrak :
Ruang Lingkup dan Cara Penelitian : Talasemia adalah penyakit kelainan darah yang banyak diderita penduduk sckitar Laut Tengah, Timur Tengali dan Asia. Penyakit ini diakibatkan oleh adanya gangguan pada sintesis salah satu rantai globin. Salah satu penelitian yang telah dilakukan bertujuan untuk menyelidiki ketahanan sel darah merah talasemia terhadap beban oksidatif. Hasil pongamatan yang telah dilaporkan memperlihatkan bahwa pada sel darah merah talasemia terjadi peningkatan pembentukan oksigen reaktif, seperti radikal hidroksil dan superoksida. Oksigen reaktif ini meningkatkan proses otooksidasi dalam sel darah merah talasemia dan merupakan salah satu faktor yang mempercepat kematian sel darah merah talasemia. Penelitian ini tujuan untuk mempelajari kerusakan sel darah merah penderita talasemia bila diberi beban oksidatif dan apakah pemberian reduktor tokoferol dan glutation dapat memberi perlindungan terhadap pembebanan oksidatif. Pemeriksaan kadar malondialdehid dan glutation dilakukan pada 21 sampel sel darah merah normal dan 21 sel darah merah talasemia baik dengan pemberian beban oksidatif maupun tidak. Hasil dan Kesimpulan : Konsentrasi malondialdehid sel darah merah talasemia lebih tinggi dibandingkan sel darah merah normal dan konsentrasi glutation sel darah merah talasemia lebih rendah dibandingkan sel darah merah normal dengan pemberian beban oksidatif maupun tidak. Tokoferol dan glutation dapat menurunkan konsentrasi malondialdehid sel darah normal dan sel darah merah talasemia. Tokoferol juga dapat mengurangi penurunan konsentrasi glutation sel darah normal dan sel darah merah talasemia yang diberi beban oksidatif.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nora Sovira
Abstrak :
Akumulasi rantai globin-α berlebihan pada membran SDM thalassemia-β mayor menyebabkan hemolisis, eritropoiesis tidak efektif dan anemia kronik sehingga memerlukan transfusi sel darah merah (SDM) terus menerus. Transfusi rutin dan hemolisis mengakibatkan besi bebas sebagai radikal bebas dan membentuk radikal peroksil lipid di membran SDM sehingga memperberat hemolisis. Antioksidan α-tokoferol menghambat pembentukan radikal peroksil lipid tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menilai peran α-tokoferol terhadap hemolisis dan stres oksidatif. Penelitian ini merupakan uji klinis acak tersamar ganda pada thalassemia-β mayor usia 5–18 tahun yang mendapat transfusi dan kelasi besi rutin di Pusat Thalassemia RSUP dr.Ciptomangunkusumo Kiara. Intervensi plasebo dan α-tokoferol diberikan selama empat minggu. Suplementasi α-tokoferol berdasarkan rekomendasi Institute of Medicine (IOM), 4–8 tahun 200 mg/hari; 9–13 tahun 400 mg/hari; 14–18 tahun 600 mg/hari. Penilaian penanda hemolisis menggunakan haptogobin (Hp), hemopeksin (Hx) dan fragilitas osmotik SDM. Penanda stres oksidatif yaitu MDA, GSH, GSSG, rasio GSH/GSSG dan α-tokoferol. Pemeriksaan laboratorium dilakukan sebelum dan setelah diberikan plasebo/α-tokoferol, sesaat sebelum transfusi SDM. Analisis uji t-tidak berpasangan untuk melihat perbedaan antara kelompok studi dan uji korelasi untuk melihat hubungan antara variabel. Pada bulan Desember 2016 hingga Juli 2017, 40 subjek mampu menyelesaikan penelitian, 20 subjek kelompok plasebo dan 20 subjek kelompok α-tokoferol. Nilai rerata Hp lebih besar pada kelompok α-tokoferol (3,01 mg/dL) dibandingkan kelompok plasebo (1,08 mg/dL), secara statistik berbeda bermakna (p = 0,021). Nilai rerata kadar Hx dan persentase hemolisis SDM tidak berbeda bermakna pada kedua kelompok studi (p > 0,05). Tidak ada perbedaan bermakna pada kelompok α-tokoferol dan plasebo untuk kadar MDA (1,003 nmol/L dan 1,07 nmol/L), GSH (5,81 µM dan 6,15 µM), GSSG (1,77 µM dan 1,86 µM) dan rasio GSH/GSSG (1,29 dan 1,31), (P > 0,05). Antioksidan α-tokoferol dapat mengurangi hemolisis dan secara tidak langsung memperbaiki kadar Hp pada thalassemia-β mayor, akan tetapi tidak mampu memengaruhi stres oksidatif.
The accumulation of excess unmatchedα-globin chains in the red blood cell membrane of β-thalassemia major leads to hemolysis, ineffective erythropoiesis and chronic anemia which needs multiple red blood cell transfusion. Routine transfusions may lead to iron overload as free radical in the red blood cell membrane, resulting clinically as severe hemolysis. Alpha-tocopherol as an antioxidant has been known as a potent scavenger of hydroxyl lipid radical. The aim of this study was to evaluate the effects of α-tocopherol in hemolysis and oxidative stress on the red cell membrane in β-thalassemia major. This randomized double-blind, placebo-controlled study was done in β-thalassemia major patients range aged 5–18 years old who regularly had transfusion and receiving iron chelating agents at Thalassemia centre, Kiara Ciptomangunkusumo Hospital. All subjects were randomized to receive either α-tocopherol or placebo orally for 4 weeks. Subjects in the experimental group received α-tocopherol, the doses based on the recommendation from Institute of Medicine (IOM) as follows: 200 mg/day for 4–8 years old; 400 mg/day for 9–13 years old; 600 mg/day for 14–18 years old. Laboratory analysis for hemolysis variables were haptoglobin, hemopexin, osmotic fragility test. Oxidative stress and antioxidant variables were MDA, GSH, GSSG, GSH/GSSG ratio, and α-tocopherol. All variable were evaluated before 4 weeks and after consuming α-tocopherol or placebo, just before they received a blood transfusion. The statistical analysis results using independent t-test and correlation test. During December 2016–July 2017, 40 subjects completed the study, they were 20 subjects in the placebo group and 20 subjects in the α-tocopherol group. There was significant enhancement of haptoglobin mean level in the α-tocopherol group (3.01 mg/dL) compared to placebo (1.08 mg/dL), (p = 0.021). The mean level of hemopexin and the percentage of RBC hemolysis did not significantly different in both groups, (p > 0.05). We also did not find any significantly different in mean level of MDA (1.003 nmol/L and 1.07 nmol/L), GSH (5.81 µM and 6.15 µM), GSSG (1.77 µM and 1.86 µM) and GSH/GSSG ratio (1.29 and 1.31), (p > 0.05) for the α-tocopherol and placebo groups. The effects of α-tocopherol may improve hemolysis and haptoglobin level indirectly in β-thalassemia major, but there was no significant role in oxidative stress.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Nur Salmah
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian dilakukan untuk mengevaluasi penambahan antioksidan alfa tokoferol dalam media pembekuan lambat terhadap kualitas oosit domba garut hingga kriopreservasi menggunakan metode pembekuan lambat. Sebanyak 226 oosit kualitas A dan B dimatangkan sebelumnya pada media pematangan TCM-199 dengan penambahan alfa tokoferol 150 μM, kemudian diawetkan dalam media pembekuan lambat dengan penambahan alfa tokoferol 0 μM (KK), 100 μM (KP1), 150. μM (KP2), dan 200 μM (KP3). Dalam media pembekuan lambat, etilen glikol 10% dan sukrosa 0,1 M juga ditambahkan. Evaluasi oosit dilakukan setelah 7 hari disimpan dalam nitrogen cair (-196 oC), meliputi morfologi oosit dan viabilitas oosit menggunakan pewarna Hoechst dan Propidium Iodide (PI). . Berdasarkan hasil yang diperoleh, persentase oosit normal pasca kriopreservasi adalah 0 μM (67,86%), 100 μM (68,42%), 150 μM (74,58%), dan 200 μM (61,11%). Persentase oosit hidup setelah kriopreservasi adalah 0 μM (76,79%), 100 μM (80,70%), 150 μM (86,44%), dan 200 μM (70,37%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan antioksidan alfa tokoferol tidak berpengaruh terhadap kualitas oosit pasca kriopreservasi, namun terdapat kecenderungan peningkatan kualitas seiring dengan peningkatan dosis alfa tokoferol. Pada penelitian ini penambahan 150 μM alfa tokoferol dalam media pembekuan lambat merupakan dosis terbaik dalam menjaga kualitas oosit hingga pasca kriopreservasi, walaupun tidak signifikan.
ABSTRACT
The study was conducted to evaluate the addition of alpha tocopherol antioxidants in slow freezing media on the oocyte quality of arrowroot sheep until cryopreservation using the slow freezing method. A total of 226 oocytes of A and B quality were pre-ripened on the TCM-199 ripening medium with the addition of 150 μM alpha tocopherol, then preserved in slow freezing media with the addition of alpha tocopherol 0 μM (KK), 100 μM (KP1), 150. μM (KP2) , and 200 μM (KP3). In slow freezing medium, 10% ethylene glycol and 0.1 M sucrose were also added. Oocyte evaluation was carried out after 7 days of storage in liquid nitrogen (-196 oC), including oocyte morphology and oocyte viability using Hoechst and Propidium Iodide (PI) stains. . Based on the results obtained, the percentage of normal oocytes after cryopreservation were 0 μM (67.86%), 100 μM (68.42%), 150 μM (74.58%), and 200 μM (61.11%). The percentage of live oocytes after cryopreservation was 0 μM (76.79%), 100 μM (80.70%), 150 μM (86.44%), and 200 μM (70.37%). The results showed that the addition of alpha tocopherol antioxidants did not affect the quality of post-cryopreservation oocytes, but there was a tendency to increase in quality along with the increase in alpha tocopherol doses. In this study, the addition of 150 μM alpha tocopherol in slow freezing medium was the best dose in maintaining oocyte quality until post cryopreservation, although it was not significant.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Irawati Soeria Santoso
Abstrak :
Angiogenesis dalam keadaan normal mempunyai peranan antara lain dalam pertumbuhan dan penyembuhan jaringan. Beberapa zat dapat mempengaruhi proses angiogenesis. Zat yang dapat merangsang keaktifan angiogenesis dapat dipakai untuk merangsang pertumbuhan atau penyembuhan jaringan. Sebaliknya, zat yang dapat menekan proses angiogenesis dapat dipergunakan untuk menghambat pertumbuhan sel-sel tumor. Zat antioksidan dapat menghambat kerusakan jaringan dengan menghambat pembentukan gugus radikal bebas yang berlebihan. Beberapa vitamin seperti vitamin A (beta karoten), vitamin C (asam askorbat) dan vitamin E (alfa tokoferol) mempunyai sifat sebagai antioksidan. Yang menjadi permasalahan ialah apakah vitamin A, vitamin E dan vitamin C mempunyai efek terhadap keaktifan angiogenik. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui pengaruh pemberian vitamin A, vitamin C dan vitamin E yang mempunyai sifat antioksidan terhadap keaktifan angiogenik. Pada penelitian ini dipergunakan jaringan endometrium dari tikus putih (W Ct star) pada kehamilan hari ke 5. Saringan endometrium dari setiap tikus dibagi dalam 4 kelompok. Kelompok 1 direndam dalam RPMI 1640 + vitamin A, kelompok 2 direndam dalam RPMI 1540+ vitamin C dan kelompok 3 dengan RPMI 1640 + vitamin E. Kelompok 4 sebagai kontrol, jaringan direndam dalam RPMI 1640. Semua jaringan diinkubasi pada suhu 37 derajat C , 5 % C02 selama 60 menit. Pemeriksaan angiogenesis dilakukan dengan metoda Folkman. Eksplan jaringan endometrium yang dipotong-potong dengan ukuran kurang lebih 500 um , ditempatkan dalam matriks gel kolagen 3 dimensi yang berisi sel endotel (HUVEC) dalam media NCTC dan FCS. Eksplan tersebut dikultur selama 96 jam. Potensi angiogenik endometrium diukur dengan derajat migrasi sel endotel menuju jaringan yang ditanam ( skor 0 - 4 ). Skor aktifitas angiogenik adalah Mode dari skor angiogenik eksplan yang ditanam pada setiap cawan kultur. Untuk mengetahui perbedaan skor angiogenik setiap kelompok digunakan analisa dengan Chi-squared test dengan p t 0.05 dan derajat kebebasan (k-1)(b-1). Telah diperiksa aktivitas angiogenik 17 tikus. Dibandingkan dengan kontrol, maka pemberian vitamin A, vitamin C dan vitamin E memberikan skor aktivitas angiogenik yang lebih baik. Namun perbedaan ini tidak bermakna. Skor aktivitas angiogenik pada pemberian vitamin A dan C adalah 1 sedangkan vitamin E mendekati 1 dan pada kontrol lebih rendah sedikit dari pemberian vitamin E. Semula diduga bahwa vitamin A akan menekan proses angiogenesis namun dalam penelitian ini pemberian vitamin A memberikan hasil meningkatkan skor aktivitas angiogenesis. Mungkin hal ini disebabkan oleh dosis vitamin yang diberikan dan sifat vitamin A yang dapat menghambat pertumbuhan sel endotel (retinol babas) dan merangsang pertumbuhan sel (beta karoten dan retinol yang berikatan dengan protein -karier). Sebagai kesimpulan dalam penelitian ini ialah vitamin yang mempunyai sifat sebagai antioksidan walaupun tidak bermakna namun dapat memperbaiki skor angiogenesis dan mungkin dapat dikembangkan sebagai terapi tambahan disamping terapi konvensional pada beberapa penyakit di klinik. ......Angiogenesis is an important physiologic process, which plays an essential role in normal tissue growth or repair. Several substances have been known to modulate angiogenic activity and can therefore be used either to stimulate or inhibit angiogenesis. Antioxydants are known to check tissue injury by inhibiting the formation of free radicals. vitamins A (beta carotene), C (ascorbic acid.), and E (alpha tacopherol) have antioxydant properties. The problem is to determine if these vitamins can also affect angiogei is activity. The purpose of this study is to investigate whether the antioxydant properties of vitamins A, C, and E can affect angiogenesis. Endometrial tissue samples were obtained from white rats (Wistar) on the fifth day of pregnancy. Samples from each rat were divided into 4 portions. The first portion was put into a solution of RPMI 1640 and vitamin A, the second into RPMI 1640 and vitamin C, and the third into RPMI 1640 and vitamin E. The last portion, as control, was put into a solution containing only RPMI 1640. All portions.were incubated at 37°C with 5% C02 for 60 minutes. Angiogenic assay followed the Folkman method. Explants from endometrial tissue were finely chopped into pieces smaller than 500 um and placed in a 3 dimensional collagen gel matrix containing endothelial cells (HUVEC) in NCTC and FCS media. the explants were cultured for 96 hours. Endometrial angiogenic potential were quantified by the degree of endothelial cell migration towards the explants, with a possible score of 0 - 4. The angiogenic activity score is the mode of the explant angiogenic score in each culture dish. Statistical analysis by using the chi-squared test with p<0.OOF. and a degree of freedom of (k-l) (b-1) was used to determine the difference in angiogenic score of each portion. The angiogenic activity of samples from 17'female white rats was evaluated. Vitamins A, C, and E was found to produce a higher score when compared to control. The difference was however not statistically significant. In samples given vitamins A and C the score was 1, while in samples with vitamin E the score was slightly less than 1. The score in the control batch was a little bit less than the vitamin E score. It was thought that vitamin A will inhibit angiogenesis, but this study showed that vitamin A enhanced angiogenic activity. This is probably caused by incorrect dosage, or the characteristics of vitamin A itself. Free retinal has been known to inhibit endothelial cell growth, while beta carotene and retinal bound to protein carriers may stimulate cell growth. From this study it can be concluded that vitamins with antioxydant properties can slightly increase angiogenic scores, and may be developed into an adjuvant tc conventional clinical therapy.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Wisnu Wardana
Abstrak :
Minyak sawit kasar mengandung tokoferol dan tokotrienol yang merupakan senyawa dari vitamin E. Proses pemurnian minyak sawit menyebabkan tokoferol dan tokotrienol menghilang. Vitamin E berfungsi sebagai antioksidan dan dapat menjadi produk samping industri sawit. Isomer dari tokoferol yang mempunyai aktivitas terbesar adalah α-tokoferol. Salah satu cara pemisahan α-tokoferol dari minyak sawit kasar adalah dengan ekstraksi cair-cair. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan data kesetimbangan cair-cair sistem minyak sawit kasar + α-tokoferol + isopropanol serta melihat kinerja pelarut yang dipilih sehingga akan berguna untuk perancangan alat ekstraksi. Metode yang digunakan adalah mencampur dan mengendapkan larutan hingga mencapai keadaan yang setimbang kemudian dianalisis fraksi massa tiap komponen pada fase ekstrak dan rafinat untuk rasio massa pelarut yang berbeda-beda. Pada penelitian ini didapat data kesetimbangan cair-cair pada rasio massa minyak sawit kasar dibanding isopropanol sebesar 1:0,2; 1;0,4; dan 1:0,6. Kinerja pelarut isopropanol rendah sebab koefisien distribusi dari α-tokoferol yang terbesar yaitu 0,85 dan selektivitas pelarut yang terbesar yaitu 0,89 bernilai kurang dari 1. Ekstraksi cair-cair secara langsung untuk memisahkan α-tokoferol dari minyak sawit kasar sulit dilakukan karena banyaknya fraksi cair minyak sawit yang ada pada fase ekstrak. ......Crude palm oil contains tocopherols and tocotrienols which are the main compounds of vitamin E. In palm oil refining process tocopherols and tocotrienols is removed. The function of vitamin E is as an antioxidant and can be makes as side product of palm oil industry. Isomer of tocopherol that has the greatest activity is α-tocopherol. Liquid-liquid extraction is one of separation method that can be used for separation of α-tocopherol from crude palm oil. This study was conducted to obtain liquid-liquid equilibrium data for system of crude palm oil + α-tocopherol + isopropanol and to identificate performance of the selected solvent so it can be use for extractor design. The method used is mixing and settling the solution until it reach equilibrium state then analyzed the mass fraction of each component in extract and rafinat phase for different mass ratio of solvent. The liquid-liquid equilibrium data obtained is in mass ratio of crude palm oil to isopropanol at 1:0.2; 1:0.4; and 1:0.6. The performance of isopropanol is poor because the largest distribution coefficient of α-tocopherol is 0.85 and the largest solvent selectivity is 0.89 still below than unity. Using liquid-liquid extraction to directly separating α-tocopherol from crude palm oil is hard to do because a lot of liquid fraction of palm oil in extract phase.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47291
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zakiyah Azzahra
Abstrak :
Jerawat (acne vulgaris) adalah penyakit pada kulit yang dapat disebabkan oleh bakteri patogen Cutibacterium acnes. Asam glikolat diketahui memiliki aktivitas antibakteri terhadap C. acnes. Untuk meningkatkan efektivitasnya, asam glikolat dapat dienkapsulasi oleh niosom dengan menggunakan surfaktan Span® 60 dan tokoferol asetat. Membran bilayer yang mengandung tokoferol asetat diketahui dapat digunakan untuk aplikasi penyembuhan luka. Pada penelitian ini, niosom dibuat dengan metode hidrasi lapis tipis dengan berbagai variasi formula. Efisiensi enkapsulasi untuk niosom asam glikolat tanpa tokoferol asetat sebesar 66,41%, niosom dengan 5%mmol tokoferol asetat sebesar 44,13%, dan niosom dengan 10%mmol tokoferol asetat sebesar 43,86%. Hasil karakterisasi dengan particle size analyzer (PSA) menunjukkan bahwa niosom pada penelitian ini memiliki ukuran ³ 1000 nm dengan nilai potensial zeta pada kisaran -3 mV hingga -0,8 mV. Uji aktivitas antimikroba niosom terhadap C. acnes dilakukan dengan menggunakan metode broth dilution. Niosom yang memiliki aktivitas antimikroba terbaik adalah niosom tanpa tokoferol asetat dengan nilai %inhibisi 96,3%. ......Acne vulgaris or simply acne is a skin disease that can be caused by pathogenic bacteria, Cutibacterium acnes. Glycolic acid is known to have antibacterial activity against C. acnes. To enhance its activity, glycolic acid can be encapsulated by niosome using surfactant Span® 60 and tocopherol acetate. It is known that bilayer membrane containing tocopherol acetate can be used for wound healing application. In this research, niosomes were prepared using the thin-film hydration method with several variations of the formula. Results of the encapsulation efficiency of glycolic acid niosome without tocopherol acetate is 66,41%, niosome with 5%mmol tocopherol acetate is 44,13%, and niosome with 10%mmol tocopherol acetate is 43,86%. Results of the characterization using particle size analyzer (PSA) in this research shows that the particle size of the niosome is ³ 1000 nm with the zeta potential value range from -3 mV to -0,8 mV. The antimicrobial activity of niosomes against C. acnes was tested using the broth dilution method. Niosome with the best antimicrobial activity is glycolic acid niosome without tocopherol acetate with 96,3% %inhibition value.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>