Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 24 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Dessy N.P.
"Daun Nerium oleander memiliki aktivitas antibakteri. Ekstrak kering diolah menjadi sediaan gel dengan basis karbomer, natrium CMC, dan natrium alginat. Pemeriksaan dilakukan terhadap stabilitas fisik dan kimia gel yang meliputi warna, bau, pH, dan viskositas dilakukan selama masa penyimpanan gel dalam suhu rendah (4° C), suhu kamar (28 ± 2° C) dan suhu tinggi (40 ± 2° C). Dilakukan juga uji cycling test dan uji mekanik terhadap gel. Hasil analisis menunjukkan bahwa gel berbasis karbomer memiliki stabilitas fisik yang lebih baik daripada gel dengan basis natrium CMC dan gel dengan basis natrium alginat."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
S32788
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Michael Hartanto Angriawan
"ABSTRAK
Latar belakang: Perekat medis akrilat banyak digunakan dalam layanan kesehatan tetapi kerap menimbulkan Medical adhesive-related skin injury (MARSI). Pencegahan dapat dilakukan dengan menambahkan larutan NaCl 0,9%, vaselin album, atau alkohol saat pengangkatan.  Namun belum didukung oleh penelitian. Tujuan: Mengetahui efektivitas penambahan bahan topikal dalam prosedur pelepasan perekat akrilat dalam mengurangi angka kejadian MARSI dan parameter objektif terkait. Metode: Penelitian ini adalah uji klinis acak tersamar tunggal. Dilakukan penempelan perekat akrilat pada empat lokasi di kulit lengan atas dewasa normal. Pada hari ketiga dan keenam perekat diangkat dengan/tanpa menambahkan bahan topikal secara acak pada keempat lokasi dan dilakukan evaluasi angka kejadian MARSI, skor eritema klinis, nilai eritema mexameter, TEWL, dan skor VAS nyeri. Hasil: Terdapat 224 lokasi uji dari 56 sampel. Angka kejadian MARSI pasca pengangkatan pertama 49,5% dan kedua 59,3%, terendah pada alkohol 50%. Alkohol menunjukkan peningkatan rerata skor eritema terendah baik klinis (p=0,102) maupun mexameter (p=0,024).  Alkohol dan vaselin menghasilkan peningkatan nilai TEWL terendah (p=0,709). Alkohol dan NaCl 0,9% tidak bermakna meningkatan skor VAS nyeri (p=0,173 dan p=0,699). Kesimpulan: Penambahan bahan topikal dapat mengurangi angka kejadian MARSI, namun tidak bermakna secara statistik. Alkohol secara konsisten menunjukkan perubahan parameter terkait yang lebih baik.

ABSTRACT
Background: Acrylic-based tapes are widely used in medicine but frequently associated with medical adhesive-related skin injury (MARSI). Addition of normal saline, vaseline or alcohol in its removal may prevent this, but studies are lacking. Aim: To determine the effectiveness of topical substances in reducing MARSI and related parameters during the removal of acrylic-based adhesives. Methods: We conducted a single-blind randomized controlled trial on the skin of normal adults. Tapes were placed on four sites on the upper forearms which were removed on the third and sixth days with/without applying the substances. The incidence, erythema based on clinical scores and mexameter, TEWL, and pain VAS were measured. Results: We obtained 224 test locations from 56 subjects. The incidence was 49.5% on the third day, increasing to 59.3% on the sixth; it was lower in alcohol group (50%). Alcohol resulted in lower mean of clinical erythema (p=0.102) and mexameter scores (p=0.024).  Both alcohol and vaseline gave the lowest TEWL increase (p= 0.709). Alcohol and normal saline was insignificantly increasing pain score (p=0.173 and p=0.699). Conclusion: Application of substances reduced MARSI incidence, but not statistically significant. Alcohol consistently demonstrated more favorable outcome in MARSI-related parameters.

 

"
2019
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Salsally Firdaus Ramadhani
"Obat topikal adalah salah satu metode pengobatan melalui rute kulit yang dinilai lebih nyaman dan efektif dibandingkan pengobatan oral. Pada penelitian ini, disintesis nanoemulsi minyak dalam air (O/W) dengan basis krim dan gel mengandung bromelain untuk menganalisis kemampuan bromelain dalam menghambat pertumbuhan bakteri sebagai obat topikal. Bromelain diisolasi dari bonggol nanas (Ananas comosus [L.] Merr) lalu dimurnikan dengan fraksinasi ammonium sulfat dan menghasilkan aktivitas spesifik sebesar 153,97 U/mg. Dilakukan pula pemurnian dengan dialisis yang menghasilkan peningkatan aktivitas spesifik menjadi sebesar 400 U/mg dengan tingkat kemurnian 12,33 kali dari enzim kasarnya. Fraksi dialisis dipekatkan dengan metode freeze dry dan ditambahkan ke dalam sediaan dengan variasi konsentrasi (3, 5, dan 7%b/b). Sediaan terlebih dahulu dievaluasi sifat fisik dan stabilitasnya sebelum ditambahkan enzim. Nanoemulsi dipilih sebagai sediaan paling efektif sebagai pengantar obat dengan viskositas sebesar 40.000 cps, ukuran globul 32.13 nm, bobot jenis 1.008 g/mL, dan pdI 0.439. Pengamatan stabilitas dilakukan selama 6 minggu pada suhu 4, 27, dan 40±2 ºC terhadap ketiga sediaan dengan hasil tidak terdapat pemisahan fasa, serta pH yang masih dalam rentang pH kulit. Aktivitas proteolitik enzim bromelain pada sediaan nanoemulsi mengalami penurunan menjadi 83,834 U/mL yang diikuti dengan penurunan konsentrasi protein dari 39,403 mg/L menjadi 16,8 mg/L.

Topical drug is a treatment via skin route which is considered more comfortable and effective than oral. In this study, nanoemulsion (O/W) containing bromelain synthesized to analyze the ability of bromelain in inhibit bacterial growth as topical drug. Bromelain was isolated from pineapple core (Ananas comosus [L.] Merr) then purified by ammonium sulfate fractionation with the specific activity of 153.79 U/mg. Further purification was carried out with dialysis which result an increase in specific activity to 400 U/mg with purity level of 12.33 times than the crude enzyme. The fraction was concentrated by freeze dry method then added with various concentrations (3, 5, and 7%w/w) to preparations which the physical properties and stabilities have been observed. Nanoemulsion was chosen as the most effective drug delivery with viscosity of 40.000 cps, globul size 32.13 nm, specific gravity 1.008 g/mL, and pdI 0.439. Observation of preparations stability was carried out for 6 weeks at various temperatures (4, 27, and 40±2 ºC) with the result that there are no phase separation and the pH is within the skin's pH. The proteolytic activity of the bromelain nanoemulsion decreased to 83.834 U/mL followed by decrease in protein concentration from 39.403 mg/L to 16.8 mg/L."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Felya Afifah Chairunnisa
"Latar Belakang Kortikosteroid merupakan obat dengan fungsi imunosupresif dan antiinflamasi. Kortikosteroid dalam sediaan topikal umum digunakan untuk mengobati berbagai dermatosis. Efek kortikosteroid topikal (KST) yang cepat dalam meredakan gejala dermatosis menyebabkan maraknya pemakaian KST di kalangan dokter. Penggunaan KST yang salah dikhawatirkan memicu efek samping seperti penipisan kulit atau supresi tumbuh kembang. Oleh karena itu, penggunaan KST sebagai tatalaksana memerlukan pengetahuan, sikap, dan perilaku dokter umum yang baik. Namun, belum terdapat penelitian terkait pengetahuan, sikap, dan perilaku dokter umum terhadap penggunaan KST di Indonesia. Pada studi ini, akan dieksplorasi tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku dokter umum terhadap penggunaan KST. Metode Instrumen penelitian yang digunakan berupa kuesioner yang dinilai validitasnya menggunakan uji korelasi Pearson dengan nilai signifikansi <0,05. Reliabilitas kuesioner dinilai dari koefisien Cronbach’s Alpha. Data penelitian dianalisis secara deskriptif untuk menilai tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku dokter umum terhadap penggunaan KST. Hasil Responden telah memiliki pengetahuan yang baik terhadap KST (72,1%). Sebagian besar responden memiliki sikap yang positif terhadap kenyamanan penggunaan KST (76%) dan kepuasan terhadap hasil tatalaksana KST (74,1%). Sebanyak 98,1% responden telah memberikan/meresepkan KST. Terdapat 1,9% responden yang meresepkan KST tidak sesuai indikasi. Kesimpulan Tingkat pengetahuan dokter umum terhadap KST baik. Sebagian besar dokter umum memiliki sikap positif terhadap penggunaan KST. Mayoritas dokter umum telah meresepkan KST dengan indikasi yang sesuai.

Introduction Corticosteroids are medications with immunosuppressive and anti-inflammatory functions. Topical corticosteroids (TCS) are commonly used to treat various dermatoses. The rapid effects of TCS in relieving dermatosis symptoms have led to its widespread use. Improper use of TCS may trigger side effects such as skin thinning or growth suppression. Therefore, the use of TCS requires good knowledge, attitude, and behavior from doctors. However, there is currently no research on the knowledge, attitude, and behavior of general practitioners regarding the use of TCS in Indonesia. This study explore the level of knowledge, attitude, and behavior of general practitioners regarding the use of TCS. Method The research instrument used is questionnaire, and its validity is assessed using Pearson correlation with significance level of <0.05. The reliability of the questionnaire is evaluated through the Cronbach's Alpha coefficient. Research data is analyzed descriptively to assess the level of knowledge, attitude, and behavior of general practitioners regarding the use of TCS. Results The respondents exhibited good knowledge of TCS (72.1%). Majority of respondents demonstrated positive attitude toward the comfort of using TCS (76%) and satisfaction with the results of TCS management (74.1%). A total of 98.1% of the respondents have prescribed TCS. There were 1.9% of respondents who prescribed TCS outside the recommended indications. Conclusion The level of knowledge among general practitioners regarding TCS is good. Majority of general practitioners have positive attitude towards the use of TCS. Most general practitioners have prescribed TCS with correct indications."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farhanif Fauzanputra
"Latar Belakang TOPICOP adalah suatu skala yang dikembangkan untuk mengevaluasi topical steroidphobia pada pasien dermatitis atopik atau orang tuanya yang telah menjalani validasi statistik awal. TOPICOP dibuat dan diuji di Perancis, namun dimensi yang dieksplorasi pada kuesioner ini tidak terbatas pada pasien di Perancis dan validasi skala lebih lanjut di negara dan budaya lain diperlukan untuk memfasilitasi studi perbandingan internasional. Saat ini, belum tersedia instrumen penilaian prevalensi fobia steroid topikal di Indonesia. Oleh karena itu, dibutuhkan terjemahan serta uji validasi dan reliabilitas untuk membuat kuesioner TOPICOP berbahasa Indonesia agar dapat digunakan untuk penelitian dan pelayanan. Setelah divalidasi, akan dilakukan survey terhadap responden terkait topical steroid-phobia. Metode Kuesioner TOPICOP asli berbahasa Inggris diterjemahkan ke Bahasa Indonesia. Pengisian kuesioner TOPICOP ini dilakukan pada 30 subjek penelitian (SP) di Poliklinik Kulit dan Kelamin dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM). Uji validitas dilakukan dengan menghitung nilai Pearson Correlation dan nilai signifikansi. Uji reliabilitas dilakukan dengan menghitung nilai Cronbach’s alpha. Hasil Terjemahan kuesioner TOPICOP asli berbahasa Inggris menghasikan kuesioner TOPICOP versi Bahasa Indonesia. Rentang nilai Pearson Correlation. pada seluruh pernyataan pada kuesioner ini sebesar 0,162-0,768 dan nilai signifikansi berada di rentang 0,000001-0,394. Terdapat tiga butir kuesioner yang tidak valid, yaitu BEL1, WOR2, dan BEH3. Nilai uji reliabilitas konsistensi internal pada pertanyaan yang valid pada kuesioner ini sebesar 0,826. Kesimpulan Perlu dilakukan beberapa modifikasi pada beberapa butir instrumen kuesioner TOPICOP agar dapat memenuhi uji validitasi.

Introduction TOPICOP is a scale developed to evaluate topical steroid-phobia in atopic dermatitis patients or their parents that has undergone initial statistical validation. TOPICOP was created and tested in France, however the questionnaire are not limited to patients in France and further validation of the scale in other countries and cultures is needed to facilitate international comparative studies. Currently, there is no instrument available to assess the prevalence of topical steroid phobia in Indonesia. Translation as well as validation and reliability tests are needed to create a TOPICOP questionnaire in Indonesian so that it can be used for research and services. After validation, a survey will be conducted on respondents regarding topical steroid-phobia Method The original TOPICOP questionnaire in English was translated into Indonesian. Filling out the TOPICOP questionnaire was answered by 30 research subjects at the Dermatology and Venereology clinic of dr. Cipto Mangunkusumo. The validity test is carried out by calculating the Pearson Correlation value and significance value. The reliability test was carried out by calculating the Cronbach's alpha value. Results The translation of the original TOPICOP questionnaire into English produces the Indonesian version of the TOPICOP questionnaire. Pearson Correlation value range. for all statements in this questionnaire it is 0.162-0.768 and the significance value is in the range 0.000001-0.394. There are three invalid questionnaire items, namely BEL1, WOR2, and BEH3. The internal consistency reliability test value for valid questions on this questionnaire is 0.826. Conclusion Several modifications need to be made to several items of the TOPICOP questionnaire instrument so that they can meet the validity test."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amatus Yudi Ismanto
"Imunisasi pada masa anak-anak merupakan tindakan yang menimbulkan trauma karena menyebabkan nyeri. Tujuan penelitian untuk membandingkan pemberian ASI dan topikal anestesi terhadap respon nyeri imunisasi pada bayi di Puskesmas Bahu Manado. Desain penelitian adalah quasi experimental dengan rancangan perbandingan kelompok (static group comparism). Sampel yaitu bayi usia 0-12 bulan yang dilakukan tindakan penyuntikan imunisasi yang terdiri dari 49 responden kelompok intervensi ASI dan 49 responden kelompok intervensi topikal anestesi. Analisis perbedaan respon nyeri saat penyuntikan imunisasi menggunakan Mann-Whitney U test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa respon nyeri bayi yang diberi ASI lebih rendah dibandingkan dengan bayi yang diberi topikal anestesi (p= 0,000). Rekomendasi penelitian ini yaitu ASI dapat digunakan untuk menurunkan respon nyeri bagi bayi.

Immunization in childhood is a traumatic event for children, because it's causes pain. Research purposes to compare of providing milk and topical anesthesia administration to the pain response in infants immunized at the Primary Health Care Bahu Manado. Design research is quasi-experimental with comparison group design (static group comparism). The sample of infants aged 0-12 months who perceived immunization injection consisting of 49 respondents breastfeeding intervention group and 49 intervention group respondents topical anesthesia. Analysis of differences in pain response during immunization injections using the Mann-Whitney U test. The results showed that pain response of breastfed babies is lower compared with infants who were given topical anesthesia (p = 0.000). Recommendations of this study that breast feeding can be used to reduce the pain response for infants."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Luh Putu Pitawati
"ABSTRAK
Tesis ini meneliti perbandingan efektivitas antara antibiotik topikal dengan vaselin
album untuk mencegah infeksi pada luka superfisial pasca tindakan bedah listrik (BL)
tumor jinak kulit berdiameter 1-3 mm. Penelitian analitik dengan rancangan uji klinis
acak buta ganda ini dilakukan di Poliklinik Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
FKUI/RSCM pada tahun 2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa antibiotik
topikal dan vaselin album memiliki efektivitas yang sama untuk mencegah terjadinya
infeksi pada luka superfisial pasca tindakan BL tumor jinak kulit berdiameter 1-3
mm. Antibiotik topikal tidak diperlukan untuk mencegah infeksi pada luka superfisial
pasca tindakan BL, khususnya pada tumor jinak kulit berdiameter 1-3 mm.

ABSTRACT
This thesis compares the effectiveness between topical antibiotics and vaseline album
to prevent superficial wound infection post electrosurgery benign skin lesions,1-3 mm
in diameter. The Analytical research, double blind randomized clinical trial was
conducted in dermatovenerology outpatient clinic, Cipto Mangunkusumo Hospital,
Jakarta. The results showed that topical antibiotics as effective as vaseline album for
preventing superficial wound infection post electrosurgery benign skin lesions, 1-3
mm in diameter. Topical antibiotics may not be necessary to prevent superficial
wound infection post electrosurgery, especially for benign skin lesions, 1-3 mm in
diameter."
2012
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rendy Agustian
"Latar belakang dan tujuan: Penggunaan asam traneksamat intravena pada bedah jantung bertujuan untuk mengurangi komplikasi perdarahan pascabedah. Asam traneksamat secara topikal (intraperikardial) bekerja secara lokal dan meminimalisasi efek samping sistemik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan asam traneksamat topikal lebih efektif terhadap jumlah perdarahan dan kebutuhan transfusi darah pascabedah dibandingkan dengan plasebo pada bedah pintas arteri koroner .
Metode: Randomisasi 44 sampel menjadi kelompok asam traneksamat topikal (n = 22) dan kelompok plasebo (n = 22). Variabel dengan sebaran normal menggunakan statistik independent t-test, sedangkan data dengan sebaran tidak normal menggunakan statistik nonparametrik Mann-Whitney test. 
Hasil: Perdarahan inisial (asam traneksamat 47,50 (10-105) mL vs plasebo 75 (10-160) mL menunjukkan  p = 0,012), perdarahan 6 jam pascabedah (asam traneksamat 135,50 (80-285) mL vs plasebo 190 (35-480) mL menunjukkan p = 0,021, kebutuhan transfusi trombosit (asam traneksamat 0(0-136) mL vs plasebo 0(0-993) menunjukkan p = 0,027), dan kebutuhan transfusi kriopresipitat (asam traneksamat 0(0-0) mL vs plasebo 0 (0-347) menunjukkan p = 0,034).
Simpulan: Asam traneksamat topikal efektif mengurangi perdarahan, dan kebutuhan transfusi darah pascabedah pintas arteri koroner.

Background and purpose: Administration of intravenous tranexamic acid in cardiac surgery aimed to reduce postoperative bleeding complications. Tranexamic acid topically (intrapericardially) works locally and minimizes systemic side effects. This study aims to determine whether topical tranexamic acid is more effective on the amount of bleeding and the need for postoperative blood transfusion compared with placebo in patients undergoing CABG on-pump surgery. This study aims to determine whether topical tranexamic acid is more effective in reducing postoperative bleeding and decreasing postoperative blood transfusion  compared to placebo in patients underwent on-pump CABG. 
Methods: 44 samples are randomized into the tranexamid acid group (n = 22) and the placebo group (n = 22). Variables with normal distribution were carried out with independent t-test statistical analysis, whereas data with abnormal distribution were analyzed using nonparametric statistics Mann-Whitney test.
Result: Postoperative bleeding and transfusion in the tranexamic acid group compared to the placebo group showed differences as follows: initial bleeding (tranexamic acid 47.50 (10-105) mL vs. placebo 75 (10-160) mL, p = 0.012), 6 hours postoperative bleeding (tranexamic acid 135.50 (80-285) mL vs. placebo 190 (35-480) mL, p = 0.021), Postoperative bleeding requiring platelet transfusion (tranexamic acid 0(0-136) mL vs. placebo 0(0-993), p = 0.027), and postoperative bleeding requiring cryoprecipitate transfusion (tranexamic acid 0(0-0) mL vs. placebo 0 (0-347), p = 0.034).
Conclusion: Topical tranexamic effectively reduces postoperative bleeding and minimize postoperative blood transfusion in CABG.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hesti Indriati
"Wanita yang menderita kanker serviks stadium lanjut mengalami malodor yang akan mengganggu kualitas hidupnya. Perawat memiliki kewajiban untuk membantu pasien dengan menggunakan pendekatan teori Unpleasant Symptom dan Self Care. Dengan menggunakan teori Unpleasant Symptom pasien dibimbing untuk mengenali keluhan dan dampak yang mungkin terjadi pada dirinya, sedangkan dengan teori Self Care pasien dibimbing untuk mengenali potensi dirinya dalam mengatasi keluhannya secara mandiri sesuai dengan kemampuan diri dan support systemnya. Dengan berdasar kepada dua konsep yang dikolaborasikan, dilakukan implementasi evidence based practice nursing (EBPN) menggunakan intervensi perawatan luka kanker dengan menggunakan formula topikal standar dengan melibatkan pasien dan keluarga. Hasil menunjukan bahwa perawatan luka kanker dengan formula topikal standar dapat mengurangi instensitas malodor dan meningkatkan gambaran diri pasien.

Woman with advance cervical cancer will experience malodour which would influence their quality of life. Nurses has a responsibility to help patient by using the Unpleasant Symptom and Self Care theory approaches. Using the Unpleasant Symptom theory, the patient is guided to recognize symptom and the effect that may occur to herself, whereas with the self care theory the patient is hint to know her own potential and manage her symptom independently according to her abilities and support system. Based on two colaborative concepts, evidence based practice nursing is implemented. Intervention given by nurse involved patients and families in giving a cancer wound care using standard topical formulas. The result show that wound care with standard topical formula effective to reduce malodour and improving patient self image."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>