Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 21 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Geraldi Andika Pangestu
"ABSTRAK
Pelarut yang paling umum digunakan dalam proses ekstraksi adalah pelarut organik konvensional. Namun, sebagian besar pelarut organik konvensional ini telah terbukti memiliki sifat yang berbahaya terhadap kesehatan manusia dan volatilitas yang tinggi. Berbagai usaha telah banyak dilakukan untuk mengembangkan pelarut jenis lain, seperti ionic liquid IL dan deep eutectic solvent DES . Yang cukup mendapat perhatian tinggi saat ini adalah deep eutectic solvent DES yang memiliki karakteristik fisis yang mirip dengan IL, namun ramah lingkungan. DES merupakan campuran dua atau lebih senyawa padat yang terdiri dari golongan garam dengan pendonor ikatan hidrogen Hydrogen Bond Donors / HBD , yang saling membentuk ikatan hidrogen intermolecular. Pelarut DES yang menggunakan senyawa golongan garam dari metabolit primer sel makhluk hidup disebut sebagai natural deep eutectic solvent NADES .Pada penelitian ini, dilakukan optimasi pada penggunaan NADES untuk ekstraksi senyawa vitexin dan total fenolik dari daun binahong. Penelitian difokuskan kepada formulasi NADES berbasis betain dengan berbagai variasi jenis HBD. Variasi HBD yang digunakan berasal dari senyawa golongan alkohol, yaitu 1,2 propanediol, 1,3 propanediol, 1,2 butanediol, dan 1,3 butanediol dengan suhu ekstraksi 27?C dan waktu pengadukan 4 jam yang didasarkan pada penelitian sebelumnya. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi ekstraksi, seperti viskositas, polaritas, struktur molekul, dll. Pada penelitian ini, faktor yang paling mempengaruhi hasil ekstraksi dari vitexin adalah struktur molekul dari HBD yang digunakan. HBD yang memiliki struktur molekul dengan jarak gugus OH berjauhan dan tidak bercabang memberikan hasil ekstraksi tertinggi. Dalam hal ini adalah HBD jenis 1,3-propanediol yang memiliki struktur molekul terbuka sehingga tegangan permukaan rendah dan yield vitexin tertinggi.

ABSTRACT
The most common used solvent in extraction process is conventional organic solvent. However, most of these organic solvents have been evident for having hazardous properties for human health and high volatility. Lot of effort has been done to develop other type of solvent, such as ionic liquid IL dan deep eutectic solvent DES . The type of solvent which gain a lot of scientist rsquo awareness is deep eutectic solvent DES , having similar properties with IL, but environmentally friendly. DES is a mixture of two or more solid compounds consist of salt and Hydrogen Bond Donors HBD , which form intermolecular hydrogen bond. DES solvent using salt compound which come from primary metabolite cell of organism is called natural deep eutectic solvent NADES .This research optimize the using of NADES for vitexin and total phenolic extraction from binahong leaves. Research will be focusing on NADES formulation based on betaine and HBD type variation. The variety of HBD comes from alcohol group, such as 1,2 propanediol, 1,3 propanediol, 1,2 butanediol, dan 1,3 butanediol. Temperature and mixing period of extraction are 27 C and 4 hours, based on the previous research. There are few factors affecting extraction yield, such as viscosity, polarity, molecular structure, etc. In this research, the most influential factor is molecular structure of HBD. Type of HBD having distance OH group and few branches on its structure will give higher vitexin yield. 1,3 propanediol has fair molecular structure resulting low surface tension and highest vitexin yield.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67168
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nisrina Dhia Fauziah
"Resveratrol memiliki banyak manfaat dalam bidang kesehatan. Resveratrol dapat ditemukan dalam biji melinjo Gnetum gnemon L. . Di Indonesia, biji melinjo biasa di diproses menjadi emping dengan cara dibuat menjadi pipih, lalu digoreng dalam minyak gore ng. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh proses penggorengan terhadap kadar resveratrol dalam emping dari biji melinjo. Pada penelitian ini, emping mentah digoreng dalam minyak goreng selama 2 dan 4 menit pada suhu 160-170 C. Kemudian emping mentah dan emping yang digoreng dengan durasi yang berbeda diekstraksi dengan etanol 96 menggunakan alat refluks. Setelah itu dilakukan penetapan kadar resveratrol dalam ekstrak menggunakan KCKT dengan detektor UV dan penetapan kadar fenol total menggunakan metode Folin-Ciocalteu. Hasil penetapan kadar resveratrol dalam emping mentah, emping goreng 2 menit, emping goreng 4 menit berturut-turut yaitu 0,123 0,002, 0,095 0,002, dan 0,085 0,002 mg/g ekstrak. Sedangkan fenol total berturut-turut yaitu 99,621 0,63, 84,829 1,013, dan 56,794 1,14 mg GAE/g ekstrak. Berdasarkan hasil tersebut menunjukan bahwa proses penggorengan dapat mempengaruhi kadar resveratrol dan fenol total dalam emping.

Resveratrol has many benefit in medical aspect. Resveratrol can be found in melinjo Gnetum gnemon L. seeds. In Indonesia, melinjo seeds are processed by pounding into flat cakes, then fried in cooking oil, called Emping. This Study investigated the effect of frying on resveratrol rsquo s content in Emping from melinjo seeds. In this study raw empings were fried in cooking oil for two and four minutes at 160 170 C. Then raw empings and fried empings with different frying time were refluxed with 96 ethanol as a solvent. Then extracts were determined resveratrol content using HPLC with UV detector and total phenolic with Folin Ciocalteu method. Resveratrol content of raw emping, fried for 2 min and 4 min were 0,123 0,002, 0,095 0,002, and 0,085 0,002 mg g extract, respectively. While total phenolic were 99,621 0,63, 84,829 1, and 013, 56,794 1,14 mg GAE g extract, respectively. The result showed that frying reduced resveratrol and total phenolic contents in Emping.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S67696
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sembiring, Elin Novia
"Kondisi disfungsi endotel disebabkan oleh menurunnya ketersediaan L-Arginin akibat meningkatnya aktivitas arginase dan stres oksidatif. Berdasarkan penggunaan tradisionalnya untuk memperlancar aliran darah, serta kandungan senyawa yang potensial sebagai penghambat arginase dan antioksidan, maka dilakukan pengujian aktivitas penghambatan arginase dan aktivitas antioksidan senggani Melastoma malabathricum L. Simplisia batang, buah, bunga, daun diekstraksi secara maserasi dengan pelarut etanol 70. Ekstrak teraktif penghambat arginase ditentukan nilai IC50, distandardisasi dan difraksinasi dengan n-heksan, etil asetat dan metanol.
Ekstrak etanol 70 daun memiliki aktivitas penghambatan arginase tertinggi dibandingkan bagian tanaman senggani lainnya dengan nilai IC50 62,89 g/mL, serta mengandung senyawa identitas kuersetin 0,27. Fraksi etil asetat menghambat arginase dengan nilai IC50 21,24 g/mL, dan memiliki nilai IC50 4,95 ?g/mL untuk aktivitas antioksidan dengan metode FRAP dan 12,44 ?g/mL dengan metode DPPH. Kadar flavonoid total, fenol total dan kuersetin dalam fraksi etil asetat berturut-turut adalah 16,7; 37,91; dan 3,7 . Fraksi teraktif dalam menghambat arginase dan sebagai antioksidan dari ekstrak etanol 70 daun senggani adalah fraksi etil asetat.

Endothelial dysfunction is primarily due to reduction in Nitric Oxide NO bioavailabilty caused by upregulation of arginase and oxidative stress. Based on traditional used for blood flowing, and potential compounds as arginase inhibitor and antioxidant, research on arginase inhibitory and antioxidant activity of Senggani Melastoma malabathricum L . has conducted. Stem, fruit, flower and leaf were extracted with 70 ethanol by maceration. The most active extract was determined for IC50 value, standardized, and fractionated with n hexane, ethyl acetate and methanol.
The most active extract on arginase inhibition compared to other parts of the plant was leaf extract with IC50 62,89 g mL, and 0,27 quercetin as marker compound. Ethyl acetate fraction inhibited arginase with IC50 value 21,24 g mL IC50 value 4,9 g mL for antioxidant activity by FRAP method and 12,44 g mL for antioxidant activity by DPPH method. Total flavonoid content, total phenolic content and quercetin content in ethyl acetate fraction was 16.7, 37.91, and 3.7 . The most active fraction on arginase inhibition and antioxidant activity from 70 ethanolic leaf extract of senggani was ethyl acetate fraction.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
T49334
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karlah Lifie Riani Mansauda
"ABSTRAK
Tanaman yang mengandung antioksidan dapat dikembangkan menjadi sediaan kosmetik krim anti-kerut karena kemampuannya sebagai anti-kolagenase dan anti-elastase. Rumput laut coklat Sargassum sp. diketahui mengandung antioksidan polifenol seperti senyawa floroglusinol. Penelitian terhadap Sargassum sp. perlu dilakukan karena pemanfataan rumput laut belum maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan krim Sargassum sp yang stabil dan memiliki aktivitas anti-kolagenase serta anti-elastase. Sediaan krim Sargassum plagyophyllum diuji total fenolik dengan metode Folin- ciocalteu dan diuji aktivitas anti-kolagenase dan elastasenya. Hasil menunjukkan krim Sargassum plagyophyllum memiliki total fenolik yaitu 5,597 0,74 mg PGE/g ekstrak kering, dan memiliki nilai IC50 anti-kolagenase krim sebesar 20,83 ?g/mL sedangkan nilai IC50 anti-elastase sebesar 183,73 ?g/mL. Kesimpulannya bahwa sediaan krim Sargassum plagyophyllum stabil dan memiliki aktivitas anti-kolagenase serta anti-elastase.

ABSTRACT
Anti wrinkle cosmetic preparations which function as anti collagenase and anti elastase is caused by the ability of antioxidants inside the plants. Brown seaweed Sargassum sp. is known to contain polyphenol antioxidants such as phloroglucinol compounds. The number of seaweed production is high but its utilization has not been maximized. This study to obtain cream containing Sargassum sp. extract which is stable and have anti collagenase and anti elastase activity.The total phenolic content of Sargassum plagyophyllum cream was tested with Folin ciocalteu method and then tested for its anti collagenase and elastase activity. The result show that the Sargassum plagyophyllum cream formulation has total phenol content of 5.597 0.74 mg PGE g of dried extract, IC50 value of cream as anti collagenase was 20.83 g mL and as an anti elastase value of 183.73 g mL. In conclusion, Sargassum plagyophyllum can be developed as a stable cream and has anti collagenase and anti elastase activity. "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
T50609
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chriscavin Jitas Putra
"ABSTRAK
Nyeri adalah efek yang dihasilkan dalam keadaan sadar ketika rangsangannya sampai di otak dimana rangsangan berasal dari impuls saraf yang dihasilkan oleh rangsangan berbahaya. Analgesik adalah sekelompok golongan obat yang berperan dalam meredakan rasa sakit. Penemuan jamu oleh Rd Soenarto Mertowardojo pada tahun 1899 bahwa Pala (Myristica fragrans), Cengkeh (Syzygium aromaticum) dan Jahe merah (Zingiber officinale Rubrum)dapat digabungkan dan diramu sebagai jamu penurun ketegangan  saraf. Jamu penurun ketegangan saraf dibuat dengan metode reflux selama 90 menit dilanjutkan dengan dekoksi hingga volume mencapai 125 mL. Terdapat 3 dosis jamu yang dibuat yakni 0,1625 mL, 0,325 mL dan 0,650 mL. Penelitian jamu turun tegang saraf menggunakan hewan uji berupa mencit putih galur Mus muculus sebanyak 5 ekor per kelompok uji. Hewan tersebut dikelompokkan menjadi 5 kelompok yakni kontrol negatif, kontrol positif, dosis 1, dosis 2 dan dosis 3. Mencit kemudian diinjeksikan dengan asam asetat (acetic-induced Writhing Test) yang menyebabkan mencit merasakan nyeri dan menggeliat. Total gerakan geliat kemudian didata dan dianalisa per setiap kelompok uji. Total rerata geliat paling sedikit terdapat pada kontrol positif dengan rerata (1,00-1,22) diikuti oleh dosis 2 (0,325 mL/20g BB) dengan rerata (1,40-1,34) diikuti oleh dosis 3 (0,650 mL/20g BB) dengan rerata (1,80-1,30) dan dosis 1 (0,1625 mL/20g BB) dengan rerata (4,00-4,18). Pengujian total fenolik pada bahan tunggal jahe (Zingiber officinale Rubrum) dilakukan dengan mengekstraksi bahan tunggal jahe menggunakan ekstraksi reflux dengan variasi suhu 60oC, 70oC dan 80oC dan pelarut 0% etanol, 25% etanol dan 50% etanol. Hasil ekstraksi kemudian diteteskan folin 0,4 mL, 4,6 mL aquadest dan 4 mL larutan Na2CO3. Larutan kemudian diuji kadar absorbansinya dan didapatkan hasil terbaik kandungan fenolik terdapat pada suhu 80oC dan pelarut etanol 50% yakni 37,08 ppm.

ABSTRACT
Pain is an effect that is produced in a conscious state when the stimulus reaches the brain where stimulation comes from nerve impulses produced by dangerous stimuli. Analgesics are a group of drugs that play a role in relieving pain. Plants contain various chemical compounds with properties that are partially known. The discovery of herbal medicine by Rd. Soenarto Mertowardojo in 1899 that Nutmeg (Myristica fragrans), Cloves (Syzygium aromaticum) and Red ginger (Zingiber officinale Rubrum) can be combined and mixed as herbs drop tense nerves. The nerves dropped by the reflux method for 90 minutes followed by decoction until the volume reached 125 mL. There are 3 doses of herbal medicine made namely 0.1625 mL, 0.325 mL and 0.650 mL. The study of nerve-dropping herbs using test animals in the form of white strain Mus muculus mice as many as 5 per test group. The animals are grouped into 5 groups: negative control, positive control, dose 1, dose 2 and dose 3. Mice are then injected with acetic-induced Writhing Test which causes mice to feel pain and stretch. The total amount of stretching was the least in the positive control with a mean (1.00 ± 1.22) followed by a dose of 2 (0.325 mL/20 g BB) with a mean (1.40 ± 1.34) followed by a dose of 3 (0.650 mL/20g BB) with mean (1.80 ± 1.30) and dose 1 (0.1625 mL/20g BB) with a mean (4.00 ± 4.18). Testing of total phenolic in a single ingredient of ginger (Zingiber officinale Rubrum) was carried out by extracting a single ingredient of ginger using reflux extraction with a temperature variation of 60C, 70C and 80C and a solvent of 0% ethanol, 25% ethanol and 50% ethanol. The extraction results were then dropped by 0.4 mL folin, 4.6 mL aquadest and 4 mL Na2CO3 solution. The solution was then tested for the absorbance level and  the best results of phenolic content is showed at 80C and 50% ethanol solvent which is 37,08 ppm."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Varda Arianti
"Penghambatan penuaan (aging) dapat dilakukan dengan pemakaian sediaan kosmetik antiaging, salah satunya kosmetik berbahan herbal. Kandungan tanaman seperti senyawa fenolik maupun flavonoid berperan sebagai antielastase dan antioksidan. Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa beberapa tanaman marga Myrica memiliki aktivitas antielastase dan antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis aktivitas antielastase, antioksidan, memperoleh data nilai kadar fenolik dan flavonoid, serta membuat sediaan emulgel yang stabil secara fisik dan bermanfaat terhadap kulit dari tanaman Wuru Ketek (Myrica javanica Reinw. ex Bl.). Ekstrak etanol daun, batang, dan buah dilakukan uji antielastase, antioksidan, Total Phenolic Content (TPC), Total Flavonoid Content (TFC). Pengujian antielastase menggunakan enzim Porcine Elastase dan substrat N-Succinyl-(Ala)3-p-nitroanilide, dan untuk pengujian antioksidan menggunakan metode DPPH dan FRAP. Ekstrak yang memiliki antielastase terbaik digunakan sebagai bahan aktif dalam sediaan dan dilakukan uji stabilitas selama 12 minggu. Pengamatan uji iritasi dan uji manfaat menggunakan panelis sebanyak 30 wanita. Ekstrak daun memberikan efek antielastase terbaik (IC50 = 67,83 μg/mL), memiliki nilai TFC dan FRAP yang paling baik (TFC 15,80 mg QE/g; FRAP = 421,68 Mol/gram). Aktivitas antielastase dengan kadar flavonoid memiliki hubungan korelasi yang kuat (r = 0.990). Emulgel ekstrak daun stabil pada penyimpanan di bawah suhu 28°C. Sediaan emulgel ekstrak daun tidak mengiritasi dan memberikan peningkatan signifikan masing-masing terhadap nilai kolagen dan elastisitas (p < 0,05). Kesimpulan dari penelitian ini adalah ekstrak daun Myrica javanica memiliki potensi penghambatan aktivitas elastase dan antioksidan, serta sediaan emulgel ekstrak daun Myrica javanica aman dan efektif sebagai antiaging.

Aging can be suppressed by use of anti-aging cosmetics, one of which is herbal based cosmetics. Phenolic and flavonoid compounds contained in plants act as antielastase and antioxidant. Previous research reported that several plants of the Myrica family have this potential. This study aims to analyze the antielastase, antioxidant, obtain data on the value of phenolic and flavonoid, and make emulgel preparations that are physically stable and beneficial to the skin of the Wuru Ketek (Myrica javanica Reinw. ex Bl.) plant. The ethanol extracts of leaves, stems, and fruit were tested for antielastase, antioxidant, TPC, TFC. Antielastese testing used porcine elastase enzyme and N-Succinyl-(Ala)3-p-nitroanilide substrate, and for antioxidant testing using DPPH and FRAP methods. The extract which had the best antielastase was used as the active ingredient in the preparation, and the stability test was carried out for 12 weeks. Observation of the irritation test and test of benefits using a panel of 30 women. The leaf extract gave the best antielastase effect (IC50 = 67.83 μg / mL), had the best TFC and FRAP values (TFC 15.80 mg QE / g; FRAP = 421.68 Mol / gram). Antielastase activity with flavonoid levels had a strong correlation (r = 0.990). The leaf extract emulgel is stable at storage under 28 ° C. Leaf extract emulgel did not irritate and gave a significant increase in collagen value and elasticity (p <0.05). This study concludes that Myrica javanica leaf extract has the potential to inhibit elastase and antioxidant activity, and the emulgel preparation of Myrica javanica leaf extract is safe and effective as anti-aging."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sabila Robbani
"ABSTRAK
Perubahan gaya hidup yang tidak sehat dapat menjadi faktor pemicu meningkatnya kadar kolesterol, hipertensi, dan obesitas hingga beresiko terbentuknya aterosklerosis. Aterosklerosis adalah pengerasan dan penyempitan arteri sehingga mengakibatkan peredaran darah menjadi lebih lambat bahkan dapat terhambat. Aterosklerosis merupakan penyebab utama penyakit kardiovaskular, yaitu penyakit jantung koroner dan stroke. Berdasarkan fakta WHO media centre 2016 , penyakit kardiovaskular merupakan penyebab nomor satu kematian di dunia. Di Indonesia, stroke menjadi penyebab kematian utama. Salah satu herbal yang berpotensi untuk mengatasi penyakit tersebut adalah Jamu Antiaterosklerosis yang terdiri dari daun tanjung, daun belimbing manis, dan temulawak melalui ekstraksi refluks. Hasil skrining fitokimia bahan Jamu Antiaterosklerosis ukuran simplisia, 60.

ABSTRACT
The change of unhealthy lifestyle can be a factor increased cholesterol levels, hypertension, and obesity, further, risk of the formation of atherosclerosis. Atherosclerosis is the hardening and narrowing arteries that cause the blood circulation will become slower or even stagnation. Atherosclerosis is a major cause of cardiovascular disease, such as the coronary heart disease and stroke. WHO fact based media center 2016 , cardiovascular disease is the number one cause of death in the world. In Indonesia, stroke also causes of death number one. One of the herbs that has a potential to overcome the disease is Jamu Antiatherosclerosis, which consist of tanjung leaf, starfruit leaf, and curcuma by reflux extraction. Based on phytochemical screening of simplicia, 60"
2017
S66939
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hana Permatasari
"Trans-Resveratrol merupakan polifenol golongan stilbenoid yang memiliki berbagai aktivitas farmokologis. Salah satu genus Gnetaceae, yaitu Gnetum gnemon, diketahui mengandung trans-resveratrol dalam jumlah banyak, terutama pada bagian bijinya. Untuk memperoleh trans-resveratrol dari biji Gnetum gnemon tersebut secara optimum perlu dilakukan ekstraksi dengan metode yang sesuai. Metode ekstraksi berbantu gelombang mikro MAE berbasis pelarut ionic liquid dipilih pada penelitian ini, karena lebih ramah lingkungan, waktu ekstraksinya yang singkat, dan hemat pelarut dibandingkan dengan metode ekstraksi konvensional.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan kondisi optimum MAE yang menggunakan ionic liquid dalam memperoleh kadar resveratrol dari biji Gnetum gnemon memanfaatkan Response Surface Methodology RSM. Faktor yang diuji berupa konsentrasi pelarut, rasio pelarut terhadap simplisia, dan waktu ekstraksi.
Metode penelitiannya meliputi pembuatan desain eksperimen, persiapan sampel, ekstraksi dengan MAE, penetuan kadar fenolik total, penentuan kadar resveratrol menggunakan KCKT detektor UV/Vis, dan analisis data menggunakan RSM.
Hasil percobaan, kondisi optimum diperoleh dengan faktor konsentrasi pelarut 1,5 M; rasio pelarut terhadap sampel 23:1; dan waktu ekstraksi 12,5 menit. Rentang kadar fenolik total yang didapat dari 17 kali ekstraksi, yaitu 0,4546 - 1,9562 mgEAG/g simplisia.

Trans Resveratrol is a polyphenol group of stilbenoid that has various pharmacological activities. One of genus Gnetaceae, Gnetum gnemon Linn, was investigated that contain large amounts of resveratrol, especially in their seeds. To obtain trans resveratrol from Gnetum gnemon seeds optimally should be investigated the appropriate extraction method. Ionic liquid based Microwave Assisted Extraction MAE was chosen because of its environmentally friendly, brief extraction time, and saving solvent compared with conventional extraction methods.
The purpose of this research is to determine the optimum condition of IL based MAE to obtain resveratrol from Gnetum gnemon seeds using Response Surface Methodology RSM . The factors which investigated in this experiment were solvent concentration, liquid solid ratio, and time of extraction.
The research methods included experiment design, samples preparation, extraction using MAE, determination of total phenolic content, determination of trans resveratrol content using HPLC UV Vis detector, and data analysis by Response Surface Methodology RSM.
The analysis result of optimum condition was the condition with solvent concentration 1,5 M liquid solid ratio 23 1 sample and extraction time 12.5 minutes. The content of total phenolic compound from 17 runs of extraction, was 0.4546 1.9562 mgGAE g melinjo seeds powder."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S69728
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika Mutiara C.
"Averrhoa carambola L. atau belimbing merupakan tanaman khas yang berasal dari Indonesia. Belimbing dapat digunakan sebagai makanan dan bahan pakan, dan diketahui memiliki manfaat sebagai obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi dari ekstrak daun belimbing dalam menghambat aktivitas elastase menggunakan berbagai metode ekstraksi, yaitu maserasi, refluks, dan Ultrasonic-Assisted Extraction UAE. Ekstrak tersebut diuji penghambatan aktivitasnya terhadap aktivitas elastase, diidentifikasi kandungannya, dan ditetapkan kadar flavonoid dan fenol totalnya.
Hasil uji penghambatan aktivitas elastase menunjukan bahwa ekstrak daun belimbing yang diekstraksi dengan metode maserasi, refluks, dan UAE menunjukan penghambatan berturut-turut sebesar 55,20; 54.40; dan 66,89 pada konsentrasi 200 g/mL. Ekstrak dengan nilai penghambatan terbesar yaitu dengan metode ekstraksi UAE, dihitung nilai IC50 dan menghasilkan nilai IC50 sebesar 156,37 g/mL.
Kandungan total flavonoid dalam ekstrak dengan metode maserasi, refluks, dan UAE secara berturut ndash; turut adalah 7,639; 7,098; dan 9,742 mgQE/gram sampel. Kandungan fenol total ekstrak dengan metode maserasi, refluks, dan UAE secara berturut ndash; turut adalah 19,817; 19,549; dan 33,080. Pada penapisan fitokimia yang dilakukan, diketahui bahwa ekstrak daun belimbing dengan menggunakan ketiga metode ekstraksi mengandung golongan senyawa flavonoid, tannin, saponin, terpenoid, dan glikosida.

Averrhoa carambola L. commonly known as star fruit Belimbing is a typical plant originating from Indonesia. Averrhoa carambola can be eaten fruit, used as raw materials for making food products, and bears a great significance in traditional medicines. This research aims to gain information about the potency of Averrhoa carambola leaf extract in inhibiting elastase activity. Leaf of Averrhoa carambola was extracted using various methods, maceration, reflux, dan Ultra Assisted Extraction UAE. Each extract was tested its activity in inhibiting elastase activity, phytochemical screening, total flavonoid and phenolic content, and IC50 were determined from the extract with the biggest inhibition value.
Elastase inhibition test showed that Averrhoa carambola extract by maceration, reflux, and UAE extraction method had an average inhibition value of 55,20 54,40 and 66,89, respectively on concentration of 200 g mL extract. Extract with the biggest inhibition value by UAE extraction method calculated IC50 value equeal to 156,37 g mL.
Total Flavonoid content in the extract by maceration, reflux, and UAE extraction method was 7,639 7,098 and 9,742 mgQE gram sample. Total phenolic content in the extract by maceration, reflux, and UAE extraction method was 19,817 19,549 and 33,080 mgGAE gram sample. Phytochemical screening showed that Averrhoa carambola extract contains flavonoid, tannin, saponins, terpenoid and glicosides compound.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dieah Siti Rahmawati
"ABSTRAK
Achyranthes aspera atau dalam Bahasa Indonesia biasa disebut Sangketan merupakan tumbuhan liar yang sering digunakan sebagai obat tradisional. Akar Achyranthes aspera ini dapat berkhasiat sebagai penyembuh luka dengan melibatkan peran arginase, arginin, dan metabolitnya yaitu nitrit oksida yang memengaruhi secara langsung proses penyembuhan luka tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi dari ekstrak akar Achyranthes aspera dalam menghambat aktivitas arginase. Simplisia diekstraksi secara bertingkat dengan pelarut n-heksana, etil asetat, dan metanol dengan metode ultrasound-assisted extraction. Ekstrak yang dihasilkan dari masing-masing pelarut kemudian diuji penghambatannya terhadap aktivitas arginase menggunakan metode kolorimetri dengan microplate, lalu dilakukan penetapan kadar fenol total dan kadar flavonoid total. Uji penghambatan aktivitas arginase oleh ekstrak n-heksana, etil asetat, dan metanol pada konsentrasi 100 g/ml secara berurutan adalah 9,56; 17,58; dan 29,77; kandungan fenol total secara berurutan adalah 3,91; 4,83; dan 11,18 mgGAE/gram sampel serta kandungan flavonoid total secara berurutan adalah 0,29; 0,80; dan 0,88 mgQE/gram sampel. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak akar Achyranthes aspera memiliki potensi penghambatan aktivitas arginase yang rendah.

ABSTRACT
Achyranthes aspera, or commonly called as Sangketan in Indonesian is a wild plant that is used as a traditional medicine. The roots of Achyranthes aspera can be used as a wound healer by involving the role of arginine and its metabolites, nitric oxide, that directly affect the wound healing process itself. The aim of this study was to determine the potential of Achyranthes aspera roots extract in inhibiting arginase activity. The simplicia is extracted using ultrasound assisted extraction method with n hexane, ethyl acetate, and methanol solvent. Each extract from different solvents were tested for the inhibition of arginase activity using colorimetric method with microplate, determination of total phenolic concentration, and total flavonoid concentration. The results of inhibition test of arginase activity by n hexane, ethyl acetate, and methanol extract in sequence are 9.56, 17.58 and 29.77 at concentration of 100 g/ml the total phenol concentration in sequence are 3.91 4.83 dan 11.18 mgGAE gram of sample and the total flavonoid concentration in sequence are 0.29 0.80 and 0.88 mgQE gram of sample. From this research it can be concluded that Achyranthes aspera roots extract had low potency of arginase inhibitory activity."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>