Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Prawira Adi Putra
Abstrak :
Pada penelitian ini, parameter pencemaran udara yang diukur adalah parameter fisik TSP dan kebisingan. Kendaraan dibagi menjadi 3 golongan berbeda yaitu bus dan truk, mobil penumpang dan sepeda motor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa volume kendaraan mempengaruhi konsentrasi TSP yang dibuktikan dengan koefisien r antara 0.106-0.993. Untuk penggolongan kendaraan, nilai koefisien r menunjukkan kisaran 0.576-0.995 dengan kontribusi TSP paling tinggi secara berurutan dimulai dari sepeda motor, bus dan truk serta mobil penumpang. Pengujian timbal (Pb) menunjukkan rata-rata konsentrasi timbal terukur adalah 2.86 μg/m3 untuk 1 jam pengukuran dan 1.665 μg/m3 untuk konversi 24 jam, menunjukkan kadar timbal masih dibawah baku mutu. Hasil pengukuran kebisingan menunjukkan kebisingan terukur di dalam ruang kelas saat jam belajar diatas baku mutu yang disebabkan oleh kebisingan internal. Rata-rata kebisingan yang diukur di dalam kelas saat jam belajar untuk SMP 29 sebesar 79.46 dB(A), untuk SMP 11 sebesar 79.53 dB(A) dan SMP 19 sebesar 77.82 dB(A). Kebisingan latar belakang yang diukur pada 3 titik di tiap sekolah menunjukkan tingkat kebisingan yang masih diatas baku mutu. Berdasarkan hasil pengukuran dan pengamatan eksisting, SMP 11 memiliki penanganan kebisingan yang paling efektif. ......In this study, the air pollution parameters measured are physical parameters of TSP and noise. Vehicles are divided into 3 distinct groups namely buses and trucks, passenger cars and motorcycles. The results showed that the volume of vehicles affects the TSP concentration in ambient air as evidenced by r coefficient between 0,106-0,993. For the classification of vehicles, the coefficient value of r indicates the range of 0,576-0,995 with the highest TSP contributions in a sequence starting from motorcycles, buses and trucks and passenger cars. Testing lead (Pb) showed an average lead concentration measured was 2,86 μg/m3 for 1 hour measurement and 1,665 μg/m3 for conversion 24 hours, showed lead levels still below the quality standard. The results show the noise measured noise in the classroom during teaching hours above the quality standard caused by internal noise. The average noise measured in the classroom during school hours for SMP 29 are 79,46 dB(A), for SMP 11 are 79,53 dB(A) and SMP 19 are 77,82 dB(A). Background noise measured at 3 points in each school shows the noise level is still above the standard quality. Based on the results of measurement and observation of existing, SMP 11 has the most effective noise handling.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1029
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Khotimah Ratna Indradjanue
Abstrak :
ABSTRAK
Lokasi concrete batching plant (CBP) yang berada dekat dengan permukiman, memiliki potensi tersebarnya partikulat ke permukiman. Untuk mengetahui konsentrasi TSP yang dihasilkan pada kegiatan di CBP dan di permukiman, dilakukan pengukuran kualitas udara TSP dengan menggunakan metode gravimetri yang dilakukan pada pagi dan malam hari di hari kerja dan di akhir pekan. Pengukuran kualitas udara TSP dilakukan di dalam area CBP dan di permukiman pada radius ±500 meter dari CBP. Konsentrasi TSP tertinggi pada CBP didapat pada pada titik 1 pada malam hari di akhir pekan dengan konsentrasi sebesar 3454,6 µg/m3. Rata – rata konsentrasi TSP harian di area CBP masih berada di atas baku mutu 230 µg/m3. Kualitas udara TSP tertinggi di permukiman berada pada titik B (±250 meter di timur CBP) pada malam hari di hari kerja sebesar 205,9 µg/m3. Nilai konsentrasi TSP tertinggi pada setiap titik berada pada malam hari. Rata – rata konsentrasi TSP di permukiman masih berada di bawah baku mutu. Pada komposisi sampel udara TSP di permukiman terdapat unsur Si, Fe, Al, Mg dan Ca yang merupakan unsur di dalam fly ash yang merupakan salah satu bahan pembuatan beton yang merupakan B3 dan bersifat karsinogenik. Meskipun begitu, berdasarkan hasil laboratorium dan analisa literatur, komponen – komponen tersebut tidak termasuk dalam rentang kandungan dalam fly ash.
ABSTRACT
The location of concrete batching plant (CBP) which is close to rural area has potential to spread particulate emission that can pollute the neighborhood. To determine the concentration of TSP from activities in CBP and at the neighborhood, gravimetric method is used in the morning and night shift during weekend and weekday. Measurement of air quality is done in CBP’s area and in the neighborhood within radius 0 – 500 meter from CBP. The highest TSP’s concentration in CBP is at Point 1 in the weekend’s night shift with TSP’s concentration is 3454,6 µg/m3. The average of TSP’s concentration in CBP’s area is still above the standard, 230 µg/m3. The highest TSP’s concentration in neighborhood is at Point B (±250 meter at the east of CBP) in the weekday’s night with TSP’s concentration is 205,9 µg/m3. The highest TSP’s concentration at the neighborhood is still below the TSP’s air quality standard. Within the composition of neighborhood’s air samples there are Si, Fe, Al, Mg and Ca elements which are the element of fly ash. Fly ash is categorized as hazardous waste and carcinogenic. Nevertheless, based on laboratory result and literature’s analysis, those chemical components were not as fly ash component.
2015
S59783
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andrew Luis Krishna
Abstrak :
ABSTRAK
Debu total atau TSP adalah jumlah debu total yang tersuspensi di udara dengan ukuran partikel dibawah 100µm. Pajanan TSP yang tersuspensi di udara terutama di udara ambien dapat memberikan dampak negatif terhadap lingkungan sekitar dan dapat menimbulkan gangguan kesehatan pada manusia terutama gangguan pernapasan. Salah satu sumber penghasil TSP terbanyak di Indonesia sendiri adalah proyek konstruksi yang sedang banyak dilakukan oleh Pemerintah Indonesia terutama di wilayah DKI Jakarta. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk menghitung risiko yang diterima oleh masyarakat terutama pekerja konstruksi terhadap pajanan TSP di udara ambien terhadap munculnya gangguan pernapasan di Proyek Konstruksi Jalan Tol Becakayu. Risiko dihitung dengan metode Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan berdasarkan metode Louvar yang menghasilkan nilai Intake pajanan yang diterima individu per hari berdasarkan nilai konsentrasi pajanan, pola aktivitas individu, dan nilai antropometri. Konsentrasi TSP yang digunakan untuk penghitungan tingkat risiko adalah konsentrasi TSP di tiga titik tertinggi konsentrasinya dan dengan tingkat aktivitas kegiatan konstruksi tertinggi, sedangkan pola aktivitas dan nilai antropometri diukur dengan menggunakan kuesioner pada 56 responden pekerja di wilayah Proyek Konstruski Jalan Tol Becakayu. Hasil perhitungan risiko yang diterima seumur hidup (lifetime) menunjukkan semua titik penelitian berisiko dengan nilai RQ > 1. Diperlukan adanya manajemen risiko untuk meminimalisir dampak negatif yang diterima oleh pekerja dan masyarakat sekitar proyek.
ABSTRACT
Total dust or TSP is the total amount of dust suspended in the air with a particle size below 100μm. TSP Exposure suspended in the air, especially in the ambient air can have a negative impact on the surrounding environment and can cause health problems in humans, especially respiratory disorders. One of the largest TSP source in Indonesia itself is a construction project that is being carried out by the Government of Indonesia, especially in Jakarta. Therefore, this study was conducted to calculate the risks accepted by the population, especially construction workers against exposure to TSP in ambient air to the emergence of respiratory disorder in Becakayu Toll Road Construction Project. Risk is calculated with the method of Environmental Health Risk Assessment based method that returns a value Louvar Intake received individual exposure per day based on the exposure concentration, activity patterns of individuals, and the value of anthropometry. TSP concentration used for the calculation of the level of risk is the concentration of TSP in the three highest point of concentration and the highest activity level of construction activity, while activity patterns and anthropometric values measured using a questionnaire at 56 respondents working in the Becakayu Toll Road Construction Project Area. The result of the calculation of risk acceptable lifetime show all risky research points to the value of RQ> 1. Required a risk management to minimize the negative impacts received by workers and the public about the project.
2016
S64082
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Idham
Abstrak :
ABSTRAK
Total Suspended Particulate (TSP) atau yang biasa dikenal sebagai partikulat (debu) merupakan salah satu sumber pencemar udara yang utama. Sumber pencemar di udara dapat dihasilkan oleh fenomena alam maupun kegiatan manusia seperti penggunaan kendaraan bermotor. Di Kota Bekasi tingginya jumlah angka kendaraan bermotor yang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun berpotensi memiliki dampak yang signifikan terhadap penurunan kualitas udara secara keseluruhan di kota tersebut. Pada saat ini banyak gedung perkantoran maupun pusat perbelanjaan yang dibangun dengan menggunakan area parkir basement dengan tujuan efisiensi ruang dan waktu. Summarecon Mall Bekasi sebagai salah satu mall terbesar di Kota Bekasi dengan parkir basement yang memadai, jumlah kendaraan yang masuk ke area parkir ini dalam sehari terbilang cukup tinggi. Kendaraan bermotor yang masuk ke dalam area basement mengemisikan partikulat dalam kadar tertentu yang dapat memberikan dampak negatif kepada para pegawai yang bekerja di basement tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis konsentrasi dan ukuran diameter partikulat dalam parameter Total Suspended Particulate (TSP) beserta dampaknya terhadap tingkat kenyamanan dan kesehatan pegawai melalui kuesioner. Melalui penelitian ini diketahui konsentrasi TSP tertinggi di basement diketahui sebesar 326,28 g/m3 yang berarti telah melewati ambang batas baku mutu yang telah ditetapkan yaitu sebesar 230 g/m3 untuk parameter Total Suspended Particulate, dengan ukuran diameter partikulat yang termasuk dalam kategori PM2,5, PM10, dan lebih besar dari keduanya.
ABSTRACT
Total Suspended Particulate (TSP) or in simplify as known as particulate matter (dust) constitute one of major class of air pollution. The source of air pollution can be emmited by natural phenomena or human activity like utilization of motor vehicle. In Bekasi City numerous number of motor vehicle and its growth from years to years have a potent to reduce air quality in this city at significant rate. Today many building like offices or departement store had been founded using basement parking for space and time efficiency. Summarecon Mall Bekasi as one of the biggest departement store in Bekasi City with adequate basement parking space, the numbers of motor vehicle enter this parking site is quite high. Motor vehichle in basement area emitted an amount of particluate matter that can give ngetive impact to the employee who working in basement area. This research was aiming at finding out and analyze concentration and diameter size of partculate matter in Total Suspended Particulate (TSP) parameter and its effect to employee comfortness dan health through questionnaire. From this research, given the highest concentration is founded on basement parking is 326,28 g/m3 and it means this concentration exceeds air standart that had maximal concentration 230 μg/m3 for Total Suspended Particulate Parameter, with the diameter size of particulate matter include in PM2,5, PM10 categories and bigger than both.
2016
S64928
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elvi Sunarsih
Abstrak :
ABSTRACT
Nitrogen dioxide (NO2), sulfur dioxide (SO2), particulate matter (PM10), and total suspended particulate (TSP) are the most common and harmful air pollutants to humans. In a short period, air pollution exposure at 5 ppm for 10 minutes in humans causes dyspnea, and when the level is increased to 800 ppm could cause 100% mortality in animals. This study was an analytical study with implementing a cross-sectional design and risk analysis. One hundred subjects were involved in this study. The results showed that the mean value of the non-cancer Hazard Index (HI) for real-time exposure was NO2: 1.85; SO2: 2.92; TSP: 7.09; and PM10: 11.7 (HI value ≥1). Test for forced vital capacity lung capacity to non-cancer risk estimation of NO2, SO2, TSP, and PM10 indicated that there was no significant relationship (p-value >0.05). The variable of smoking habit is the most dominant variable (odds ratio [OR] = 12.542) which affects respiratory disorders. The exposure to NO2, SO2, TSP, and PM10 in Palembang City bus drivers is considered hazardous to the health of subjects without cancer.
Depok: Universitas Indonesia, 2019
613 KESMAS 13:4 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Naura Azka Nabila
Abstrak :
Salah satu dampak lingkungan yang dihasilkan dari kegiatan konstruksi adalah total suspended particulate (TSP), yang merupakan keseluruhan partikulat tersuspensi di udara dengan ukuran 100l¼m. TSP pada konstruksi ini diketahui dapat mengakibatkan berbagai efek kesehatan pada pekerja, termasuk efek karsinogenik, terutama yaitu pada pernapasan dan kardiovaskular. Oleh karena itu, dilakukan analisis risiko kesehatan pajanan TSP pada pekerja konstruksi jalan, dengan studi kasus Pembangunan Jalan Tol Cengkareng-Batu Ceper-Kunciran. Analisis risiko ini dibagi ke dalam risiko non- karsinogenik (realtime dan lifetime) serta risiko karsinogenik, dengan menggunakan metode Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL). Nilai risiko non-karsinogenik (RQ) dianalisis dari perbandingan antara asupan dengan nilai referensi batas aman pajanan. Didapatkan secara kelompok (populasi) nilai RQ T1, baik pada pajanan realtime dan lifetime, dimana artinya tidak berisiko. Namun saat dianalisis secara individu, didapatkan 2 (2%) pekerja yang berisiko non-karsinogenik pada pajanan realtime dan 23 (27%) pekerja pada pajanan lifetime. Sedangkan, nilai risiko karsinogenik (ECR) dianalisis dengan mengalikan asupan dengan slope factor agen risiko. Secara kelompok (populasi) ataupun individu, didapatkan ECR > E yang artinya pekerja memiliki risiko kesehatan karsinogenik. Dengan adanya risiko tersebut, maka manajemen risiko perlu untuk dilaksanakan untuk meminimalisir dampak kesehatan pada pekerja di proyek. Beberapa cara yang dapat dilakukan yaitu dengan komunikasi risiko dengan edukasi/sosialisasi, pengurangan debu dengan penggunaan water suppression/on tool extraction, serta pemberian APD pada seluruh pekerja.
One of the environmental impacts resulting from construction activities is total suspended particulate (TSP), which is a whole particle suspended in air with a size of 100l¼m. TSP in construction is known to cause various health effects on workers, including carcinogenic effect, especially in respiratory and cardiovascular diseases. Therefore, a TSP exposure health risk analysis is carried out on road construction workers, with a case study of the Cengkareng-Batu Ceper-Kunciran Toll Road Construction. This risk analysis is divided into non-carcinogenic risks (realtime and lifetime exposure) and carcinogenic risk, using the Environmental Health Risk Analysis (EHRA) method. The value of non-carcinogenic risk (RQ) was analyzed from the comparison between intake and reference value of safe exposure limit. It is found that in group (population) the value of RQ < 1 in both in realtime and lifetime exposure, which means the risk is still acceptable. However, when analyzed individually, 2 (2%) of workers were at risk of non-carcinogenic to realtime exposure and 23 (27%) workers on lifetime exposure. Meanwhile, carcinogenic risk (ECR) values were analyzed by multiplying intake with slope factor of the risk agent. In group (population) or individuals, ECR > E-4 is obtained, which means workers have carcinogenic health risks. With this, risk management is needed to be implemented to minimize the health impact on workers on the construction project. Some ways that can be done is by communicating the risk with education/socialization, reducing the dust by using a water suppression/on tool extraction, and also providing PPE to all workers.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library