Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ditha Riyansa
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bahwa kolaborasi pariwisata oleh partisipasi stakeholder merupakan penunjang untuk dapat meningkatkan ketertarikan berwisata pada destinasi dan mengetahui bentuk dan dampak kolaborasi pariwisata berdasarkan perspektif pemerintah, pengusaha, penduduk dan pengunjung. Proses identifikasi dengan melakukan studi kasus yaitu Padang, Sumatera Barat sebagai destinasi wisata. Metode yang digunakan metodologi kualitatif. Pendekatan penelitian yang dilakukan bersifat eksploratori yang memungkinkan untuk menggali faktor-faktor yang mempengaruhi destinasi wisata berdasarkan empat perspektif stakeholder yaitu pemerintah, penduduk, pengusaha dan pengunjung. Pengumpulan data menggunakan metode in depth semi-interview dan FGD kemudian data diolah dengan teknik tematik analisis. Karakteristik destinasi dan potensi pariwisata merupakan esensi dari daya tarik wisata pada destinasi. Hasil penelitian yaitu ditemukannya hal-hal yang krusial menurut stakeholder yang mempengaruhi pariwisata serta kurang maksimalnya pertumbuhan kunjungan dari wisatawan ke destinasi wisata khususnya Padang, Sumatera Barat. Salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan ketertarikan pengunjung untuk datang ke destinasi wisata dengan menerapkan kolaborasi pariwisata. Definisi dari kolaborasi pada penelitian ini adalah partisipasi dari para stakeholder untuk dapat berkontribusi sebagai bagian pariwisata destinasi. Kolaborasi pariwisata yang dianalisa dapat meminimalisir faktor penghambat peningkatan pariwisata dan pertumbuhan kunjungan wisatawan dengan esensi kolaborasi yaitu partitisipasi multi stakeholder, bentuk kolaborasi pariwisata dan penunjang kolaborasi pariwisata. Terakhir, dilaporkan hasil identifikasi terhadap faktor penghambat keberhasilan kolaborasi pariwisata.

ABSTRACT
This study aims to find out that tourism collaboration by stakeholder participation is a support to be able to increase tourism interest in destinations and find out the form and impact of tourism collaboration based on the perspective of government, entrepreneurs, residents and visitors. The identification process by conducting a case study namely Padang, West Sumatra as a tourist destination. The method used is qualitative methodology. The research approach carried out is exploratory which makes it possible to explore the factors that influence tourist destinations based on four stakeholder perspectives, namely the government, residents, entrepreneurs and visitors. Data collection using semi-interview and FGD in depth method then the data is processed with thematic analysis techniques. The characteristics of the destination and tourism potential are the essence of tourist attraction at the destination. The results of the research are finding the crucial things according to stakeholders that influence tourism as well as the less than optimal growth of visits from tourists to tourist destinations especially Padang, West Sumatra. One effort was made to increase visitor interest in coming to tourism destinations by implementing tourism collaboration. The definition of collaboration in this study is the participation of stakeholders to be able to contribute as part of destination tourism. Tourism collaboration analyzed can minimize the inhibiting factors for tourism and the growth of tourist visits with the essence of collaboration, namely multi-stakeholder participation, forms of tourism collaboration and supporting tourism collaboration. Finally, by this research the results of the identification of the obstacles to the success of tourism collaboration have been reported.
"
2019
T52030
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tharriq Arrahman
"Sektor pariwisata menjadi leading sektor pembangunan di Indonesia. Pengembangan industri pariwisata dilakukan secara menyeluruh hampir di seluruh wilayah Indonesia. Salah satu provinsi di Indonesia yang potensial yaitu Provinsi Sumatera Barat dan lebih spesifik yaitu Desa Wisata Agro Kubu Gadang Kota Padang Panjang. Teori yang digunakan untuk membahas penelitian ini menggunakan teori penta helix dari Carayannis dan Campbell (2011) untuk melihat peran dari aktor penta helix sebagai upaya pengembangan Wisata Agro Kubu Gadang. Kemudian untuk pembahasan mengenai pengembangan pariwisata, peneliti menggunakan teori pengembangan pariwisata dari Sharpley dan Telfer (2008) sebagai pisau analisis untuk membedah pembahasan mengenai pengembangan wisata agro Kubu Gadang dengan indikator meliputi Environmental Development, Economic and Political Development, Social-Cultural Development, Community Roles Development dan Human Resources Development. Hasil penelitian menunjukan Disporapar selaku leading sectortelah menjalin kolaborasi dengan stake holder pariwisata dan terdapat 10 (sepuluh) aktor yang terlibat dalam pengembangan wisata agro Kubu Gadang ini meskipun tidak adanya regulasi dan aturan yang mengikat serta kejelasan dari tanggung jawab dan wewenang dari masing-masing stake holder. Kemudian untuk pembahasan mengenai indikator pengembangan pariwisata, peneliti menemukan telah terlaksananya beberapa indikator pengembangan pariwisata, namun masih ditemukan beberapa permasalahan terkait ketiadaan pelatihan tahap lanjutan yang diberikan oleh stake holderterhadap Pokdarwis Kubu Gadang, serta tidak adanya anggaran khusus untuk pengembangan desa wisata karena anggaran dari Disporapar di relokasi untuk pembangunan sport centre dan pengembangan wisata agro ini bukan merupakan fokus utama dari Dinas Pemuda Olahraga dan pariwisata Kota Padang Panjang.

Tourism become a leading sector for development in Indonesia. The development of the tourism industry is carried out comprehensively in almost all regions of Indonesia. One of the potential provinces in Indonesia is West Sumatra Province and more specifically, the Kubu Gadang Agro Tourism Village, Padang Panjang City. This research used theory penta helix model from Carayanis and Campbell (2011) to see the role of penta helix actors as an effort to develop agro tourism in Kubu Gadang. Then, to discuss about tourism development, the researcher used the tourism development theory by Sharpley and Telfer (2008) as an analytical tool to dissect the discussion regarding the development of Kubu Gadang agro tourism with output indicators including Environmental Development, Economic and Political Development, Social-Cultural Development, Community Roles Development and Human Resources Development. The research results show that Disporapar as the leading sector has collaborated with tourism stakeholders and there are 10 (ten) actors involved in the development of Kubu Gadang agro tourism even though there are no binding regulations and rules as well as clarity of the responsibilities and authority of each stake holder. Then, to discuss tourism development indicators, researchers found that several tourism development indicators had been implemented, but there were still several problems related to the absence of advanced training provided by stakeholders for pokdarwis Kubu Gadang, as well as the absence of a special budget for developing tourist villages because the budget was from Disporapar for relocation of the construction a sports center and the development of agro tourism is not the main focus from Youth, Sport and Tourism Department Padang Panjang."
Jakarta: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library