Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 193 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S11644
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusuf Rahman
Jakarta: Pusat bahasa dan Budaya UIN, 2003
297 YUS k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
New York: Holt, Rinehart and Winston , 1964
901.94 HUM
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yasmine Zaky Shahab
Abstrak :
These days there are many who believe that the Betawi will become mere legends of an ethnic group that once lived in Jakarta. Even as they are aware of the existence of Jakarta's indigenous people, they are swept by the myth that this ethnic group has been marginalized, and gradually losing its identity as a result of development. However, the voice of the Betawi is now being heard-including their demand that the office of Governor of Jakarta be held by a Betawi-leading many to ask: 'Who are they?' What the Betawi are doing is in contrast to the myths surrounding them. The author sees the matter as a contradicting viewpoint of Betawi. Although many believe that this ethnic group is becoming marginalized and in the process of disappearing, the author believes the opposite is true. The Betawi are becoming more noticeable; and they are playing a larger role in Jakarta's history. They are not in the process of disappearing, but are re-appearing. They are not losing their identity; instead, they are creating, and in fact have found and are actively expressing Betawi identity as a means of representing their existence. This has been going on since the 1970's in many aspects of life. This article focuses on art as one aspect. The author believes has been given much attention by actors in the invention of tradition. The outcome has been a qualitative and quantitative improvement in the existence of the Betawi ethnic group, which has in turn raised the attention of those any deal with the Betawi people. Several issues are discussed here: when did all these begin among the Betawi? What triggered the process? Who are involved, and who, especially, are the active players? If art is reinvented, are the effects limited to art and matters of identity and self-representation; or are there wider ranging consequences? If the latter is the case, then the author expects the use of cultural aspects for non-cultural ends. How will this take place? With a focus on the actors of reinvention, the question to be addressed is who holds authority in the reinvention of tradition in efforts to achieve non-cultural goals through a cultural approach, and how does this come about?
2001
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yawani Alloh
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang strategi Perpustakaan Nasional RI dalam melaksanakan pengembangan koleksi tradisi lisan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metodologi fenomenologi untuk menggambarkan fenomena yang terjadi di bidang akuisisi dalam menjalankan pengembangan koleksi tradisi lisan. Penelitian ini menggunakan teori dari Evans dan Saponaro 2005 sebagai acuan dalam mengambarkan pengembangan koleksi di Perpustakaan Nasional RI dan teori World Bank 1998 yang digunakan untuk menggambarkan tahapan preservasi pengetahuan tradisi lisan yang telah dilakukan. Penelitian ini dilakukan di Bidang Koleksi Perpustakaan Nasional RI dengan menerapkan metode bola salju dalam mencari narasumber untuk wawancara serta menggunakan menggunakan metode wawancara tidak terstruktur agar diperoleh informasi sebanyak-banyaknya untuk kepentingan penelitian. Dengan penelitian ini diharapkan dapat memperkaya pengetahuan tentang strategi pengembangan koleksi dan presevasi pengetahuan tradisi lisan.
ABSTRACT
This research aims to provide an overview of the strategies of the National Library of Indonesia in carrying out the collection development of oral tradition. This research uses qualitative research methodology with phenomenology method to describe phenomena that occur in the field of acquisition in the running of the collection development of oral tradition. This research uses theories from Evans and Saponaro 2005 describe the development as a collection at the National Library of Indonesia and the theory of the World Bank 1998 used to describe the stages of a preservation of knowledge of oral tradition that has been carried out. This research was conducted in the fields Collection of the National Library of Indonesia by applying the snowball method in looking for informan for the interview as well as using unstructured interview method is not so much information obtained for the purposes of research. With this research is expected to enrich the knowledge of the collection and development strategy of knowledge presevation of oral tradition.
2016
T47294
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Paulus Jasmin
Abstrak :
Upacara Gawai pada awalnya adalah tradisi lokal Orang Dayak Mualang. Gawai dilakukan sebagai wujud syukur atas panen terhadap penguasa alam semesta yang disebut petara. Dalam upacara gawai terdapat unsur-unsur religius. Selama Gawai berlangsung, dilakukan pula pemujaan-pemujaan dengan memberikan sesaji kepada para dewa yang mereka anggap sebagai penguasa dunia. Dalam Gawai berbagai mantra dan doa serta berbagai aspek magis berasal dari kepercayaan asli orang Mualang. Kenyataan ini menegaskan bahwa gawai sebagai pesta yang mengungkapkan kebahagiaan manusia sekaligus ritual keagamaan orang Mualang. Dengan melakukan gawai orang Mualang mempraktekkan kepercayaan tradisional atau agama lokal. Sedangkan orang Mualang sudah memeluk agama Katolik. Namun pada perkembangannya kemudian, ketika sebagian besar Orang Dayak sudah memeluk agama Katolik, ternyata tradisi ini tetap bertahan. Orang Dayak yang telah menjadi Katolik, tetap melakukan Gawai. Gawai yang kini dilakukan adalah Gawai yang telah mengalami penyesuaian. Di dalam Gawai sekarang, terdapat unsur-unsur tradisi lokal dan juga tradisi agama yang bercampur. Penelitian ini membahas mengenai sinkretisme agama dan tradisi lokal, yaitu percampuran antara tradisi lokal dan tradisi agama di dalam gawai. Untuk memahami percampuran antara dua tradisi keyakinan saya juga meminjam istilah little tradition and great tradition (Redfield, 1971). Konsep ini menyatakan bahwa akan selalu terjadi dialog antara tatanan nilai agama yang menjadi cita-cita religius dari agama dengan tata nilai budaya lokal. Yang dimaksudkan sebagai great tradition adalah Katolik sementara little tradition adalah agama adat Mualang. Agama Katolik dikelompokkan sebagai great tradition karena merupakan sebuah tradisi yang bersifat universal, disebarluaskan ke seluruh dunia dan memiliki tradisi yang berlaku secara universal pula. Sementara little tradition di sini adalah tradisi dari agama adat Orang Mualang. Pertemuan antara budaya lokal (little tradition) dan budaya (agama) besar (great tradition) menghasilkan suatu kreasi baru yakni keyakinan baru. Keyakinan baru tersebut merupakan hasil perpaduan antara yang lokal dan universal. Dialog antara dua keyakinan yakni agama Katolik dan agama lokal (gawai) menghasil suatu kepercayaan yang baru. Namun demikian peroses dialog tersebut tidak menimbulkan suat konflik dan tidak saling menyalahkan satu sama lain. Bagi agama Katolik maupun agama lokal tetap saling menghargai dan menghormati serta berjalan bersama-sama. Keterbukaan dan sikap toleransi dari pihak Katolik terhadap kepercayaan lokal membuat gawai bertahan sampai sekarang. Gawai has been considered as one of the greatest ceremonies in the life of Dayak Mualang. Gawai is celebrated as a sign of thanksgiving to their god, called Petara. The ceremony of Gawai contains religious elements. During gawai, people worship Petara by offering gifts, doing rites of mantra of the original belief of Dayak Mualang, and saying prayers. This fact confirms that the ceremony of gawai expresses of human happiness and religious rituals as well. By doing gawai, people of Dayak Mualang practice their traditional beliefs or local tradition, whereas the people of Dayak Mualang themselves are already being Catholic. However, on the subsequent development the ceremony of gawai still exists even though most of the people of Dayak Mualang has become Catholic. In other words, the people of Dayak Mualang have become Catholic and keep their tradition which is doing gawai. The ceremony of current gawai has undergone adjustment. The current gawai contains both elements of local tradition and the mixture of religious tradition (syncretism). This research investigates about syncretism and religious tradition of Dayak Mualang in gawai. To understand the mixture of two different beliefs, researcher borrows the terms of little tradition and great tradition proposed by Redfield (1971). These concepts indicate that there is a dialogue between the local religion and local culture. In this context, little tradition refers to the local religion of Dayak Mualang and Catholic religion is classified as great tradition. Encountering between the local culture (little tradition) and religion (great tradition) produces a new creation which is a new belief. The dialogue between Catholic religion and local religion (gawai) generates a new belief. However, the process of that dialogue does not cause conflicts nor blames each other. Either the Catholic religion or local culture respects each other. Openness and tolerance of the Catholic religion to the local beliefs make gawai still exists.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2011
D1181
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Sofyan
Abstrak :
Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1993 mengisyaratkan bahwa Pembangunan Nasional dilaksanakan bersama oleh masyarakat dan Pemerintah. Masyarakat diharapkan dapat berperan sebagai mitra Pemerintah, bahkan menjadi pelaku utama pembangunan. Pada umumnya, masyarakat pedesaan relatif lebih mudah untuk diajak berpartisipasi dalam pembangunan dibandingkan dengan masyarakat perkotaan. Masyarakat kota bersifat heterogen, individualis dan hubungan antara sesamanya kurang terjalin secara akrab. Keadaan itu antara lain disebabkan tantangan kehidupan kota yang keras. Hampir tak ada kesempatan yang luang bagi orang kota, penuh dengan kesibukan dan selalu kelihatan seperti kekurangan waktu. Sehingga, untuk mengajak masyarakat kota bermusyawarah, bergotong-royong, kerja bakti, ronda malam dan lain sebagainya, tidaklah mudah. Disamping itu, masih banyak faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan. Oleh karena itu, tujuan utama dari penelitian ini ialah untuk mengetahui seberapa jauh partisipasi masyarakat dalam Program Pembangunan Prasarana Kota Terpadu (P3KT) dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam pembangunan perkotaan. Dalam negara berkembang, posisi pemerintah sangat dominan dalam pelaksanaan pembangunan. Agar masyarakat dapat berperan serta dalam pembangunan, Pemerintah berkewajiban untuk mengarahkan, membimbing, merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan dan menciptakan suasana yang kondusif. Untuk dapat memberikan masukan dan langkah kebijaksanaan yang perlu ditempuh, penulis melakukan penelitian terhadap pelaksanaan P3KT di Kabupaten Bekasi. Tipe penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitis. Analisis dilakukan dalam bentuk kualitatif. Namun demikian, akan dikemukakan data kuantitatif dalam bentuk tabel sebagai hasil pengolahan data yang berasal dari teknik kuesioner. Hasil temuan di lapangan menunjukan bahwa pelaksanaan P3KT pada umumnya dapat dikatakan berjalan lancar. Target fisik dan target fungsional dapat dicapai dan masyarakat telah menikmati hasil-hasil pembangunan tersebut. Sayangnya, partisipasi masyarakat masih rendah, sungguhpun kondisi maupun potensi masyarakat memungkinkan untuk turut berpartisipasi. Oleh karena itu, perlu diambil langkah kebijaksanaan dengan mengemukakan pertimbangan dan saran antara lain dengan memberikan peluang dan kesempatan yang seluas-luasnya kepada masyarakat untuk berpartisipasi melalui berbagai kebijaksanaan.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Opy Novitasari
Abstrak :
ABSTRAK
Sintren sebagai tradisi lisan masih bertahan hingga saat ini. Dalam pertunjukan sintren terdapat prinsip kelisanan, yaitu saat pertunjukan berlangsung, penyanyi sudah memahami formula dalam membawakan tembang. Sebagai bagian dari alur perubahan kehidupan manusia, kebudayaan ikut berubah sesuai dengan kelangsungan hidup masyarakatnya.Hal ini juga berlaku pada kelangsungan pertunjukan sintren. Penelitian ini berfokus pada struktur dan fungsi pertunjukan sintren Mekar Jaya di Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap. Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan proses pergeseran struktur dan fungsi sintren Mekar Jaya dan menganalisis faktor yang menyebabkan terjadinya pergeseran tersebut. Sumber data diperoleh dari data lapangan dan studi kepustakaan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terjadi pergeseran fungsi sintren sebagai ritual ke hiburan.Selain itu, struktur sintren juga mengalami pergeseran.
ABSTRACT
Sintren as an oral tradition is still widely used until now. There is a principle of oral in performing sintren that is when the show progresses, the singer already understand the formula to sing tembang. As a part of the changing flow of human life, culture will also change along with the society. This also applies to the continuity of sintren performances. This study focuses on the structure and function of Mekar Jaya sintren performance in Majenang Sub district, Cilacap Regency. The objective of this study is to describe the shifting process of structure and function of Mekar Jaya sintren and to analyze the factors that cause the shift. Sources of data were obtained from field data and literature study. The result of this study indicates that there is a shift of function in sintren as a ritual to entertainment purpose. In addition, the structure of sintren also experienced a shift.
2017
S69667
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2015
839.6 MET
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hammerle, P. Johannes M.
Sumatera Utara: Yayasan Pusaka Nias, 2005
306.072 HAM d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>