Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Rajawali, 1984
388.1 UNI i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Rajawali, 1984
388.1 UNI i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
M. Karjadi
Bogor: Politeia, 1958
629.28 KAR m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Soerjono Soekanto
"Menurut hasil pengamatan, maka ada kecenderungan yang kuat untuk mengkaitkan proses pembangunan dengan pandangan-pandangan ataupun cita-cita yang optimistis sifatnya. Pandangan-pandangan atau cita-cita tersebut biasanya hendak diwujudkan dalam kegiatan-kegiatan untuk mencapai taraf kehidupan materiil dan spirituil yang lebih baik daripada keadaan yang telah atau pernah dicapai. Motivasi untuk membangun timbul antara lain karena para warga masyarakat beserta pemimpin-pemimpin negara-negara yang merdeka dan berdaulat penuh sesudah Perang Dunia ke II, cenderung untuk mempunyai keinginan-keinginan yang sangat kuat agar dapat mencapai tataf kehidupan yang sederajat dengan masyarakat-masyarakat dari negara-negara yang dikualifisir sebagai negara-negara industri yang kompleks dan modern. Akan tetapi usaha-usaha untuk mengadakan pembangunan tersebut tidaklah semudah yang diduga. Semula ada dugaan kuat bahwa pembangunan secara materiil-ekonomis sudah cukup, terutama apabila disertai dengan tersedianya modal, bahan-bahan mentah, alat-alat produksi, tenaga-tenaga terampil dan terlatih, maupun pelbagai kecakapan untuk mengelola suatu organisasi kedalam proses yang sinkron. Salah satu kelemahan daripada ideologi-ideologi pembangunan kontemporer adalah bahwa pendukung-pendukungnya mempunyai gambaran yang jelas mengenai pembangunan materiil-ekonomis, akan tetapi belum ada suatu arah yang nyata mengenai pembangunan spirituil-sosial. Pembangunan materiil-ekonomis di negara-negara Barat antara lain merupakan suatu hasil perkembangan dari proses diferensiasi strukturil-fungsionil dan peningkatan adaptif daripada bidang-bidang kehidupan secara evolusioner, seperti misalnya bidang politik, administrasi, agama, hukum, dan seterusnya. Keinginan dan motivasi yang kuat untuk meniru hasil proses evolusi yang mempunyai taraf ekonomis dan teknologi tinggi, dapat mengakibatkan terjadinya keragu-raguan untuk mengikuti tahap-tahap yang mantap kearah itu (R. Kintner and H. Sicherman 1975: 91). Disatu pihak hal itu kemungkinan besar disebabkan adanya kekhawatiran akan kehilangan identitas, dan di lain pihak ada pula kecemasan bahwa nilai-nilai perikemanusiaan harus dikorbankan. Maka, ada pemimpin-pemimpin negara-negara yang cenderung untuk mempertahankan identitas tradisionil didalam kerangka modernisasi ekonomis, seperti yang dilakukan oleh Nyerere di Tanzania. Ada pula yang sangat cemas akan pengaruh individualisme Barat sehingga berusaha untuk mengubah manusia menjadi makhluk yang tidak mencari kemajuan dan perkembangan, akan tetapi menempatkannya pada kerangka tugas dan kewajiban sebagaimana halnya yang terjadi di Kuba (A.M.I. Hoogvelt 1976: 150, 151).
Nyatalah dari konstatasi-konstatasi diatas bahwa pembangunan secara materiil-ekonomis belaka tidaklah cukup apabila yang diinginkan dan dicita-citakan adalah suatu taraf kehidupan yang lebih baik, oleh sebab "taraf kehidupan" merupakan pengertian serta paham yang mengandung pelbagai segi dan hakekat. Secara sederhana maka didalam proses pembangunan terlebih dahulu perlu diidentifisir dengan seksama apa yang tidak ada atau belum ada, apa yang rusak atau salah, apa yang macet dan apa yang mundur ataupun telah mengalami kemerosotan. Menurut kerangka pemikiran dan tindakan yang sangat disimplifikasikan, maka hal-hal tersebut memerlukan pengadaan, pembetulan atau perbaikan, penambahan, pelancaran dan peningkatan secara proporsionil. Bagi negara-negara yang sedang berkembang seperti Indonesia, maka pembangunan dapat merupakan proses yang menghambat atau bahkan mungkin menghentikan kelangsungan atau kehidupan unsur-unsur kemasyarakatan tertentu, oleh karena praktek kehidupan suatu masyarakat biasanya rumit dan penuh dengan liku-liku yang sulit diperhitungkan secara pasti dan akurat. Proses tersebut kemudian diikuti oleh kegiatan-kegiatan penyesuaian diri terhadap cara-cara kehidupan yang baru, hal mana tidak jarang merupakan usaha-usaha yang penuh dengan ketegangan, keresahan maupun penderitaan. "
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1977
D321
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sutadi
"Penelitian ini bersifat studi kasus yang bertujuan untuk mendiskripsikan perilaku petugas di lapangan dalam rangka pengawasan dan pengendalian pemberlakuan ketentuan sistim Three in One khususnya di Jalan Jenderal Sudirman sejak jam 06.30 sampai dengan 10.00.
Yang ditentukan oleh penulis sebagai informan kunci adalah unsur-unsur pimpinan dari satuan operasional Dit Lantas Polda Metro Jaya yaitu Satgasus, sedangkan yang dipilih sebagai informan adalah para anggota Satgasus yang sedang bertugas di lapangan baik di Pos Tetap maupun di Pos Sementara di sepanjang Jalan Jenderal Sudirman Jakarta.
Pengumpulan data dilakukan dengan tehnik studi dokumentasi dan penelitian lapangan balk dengan metode pengamatan secara terlibat pasif maupun wawancara dengan pedoman. Studi dokumentasi atau studi kepustakaan tersebut adalah untuk mengetahui dan memahami dasar hukum dari tugas dan wewenang Pemda DKI Jaya di bidang lalu lintas, tugas dan wewenang Polri serta Dit Lantas Polda Metro Jaya di bidang lalu lintas, teori-teori dan konsep tentang keamanan ketertiban dan kelancaran (Kamtibcar Lantas) dan reaksi masyarakat terhadap ketentuan sistim Three in One.
Sedangkan penelitian lapangan dengan pengamatan secara terlibat pasif dan wawancara dengan pedoman adalah untuk memahami bagaimana situasi kesatuan dari Satgasus, bagaimana situasi Jalan Jenderal Sudirman, bagaimana pelaksanaan tugas-tugas dan kegiatan anggota kompi penjagaan, Pam Route, pengaturan lalu-lintas dan penegakkan hukum di Jalan Jenderal Sudirman sejak jain 06.30 sampai dengan jam 10.00, sehingga pada akhirnya dapat diketahui poly-port perilaku petugas tersebut.
Untuk dapat memahami perilaku petugas dengan berbagai dinamika kegiatannya maka penulis menyusun hipotesa kerja sebagai berikut:
1.1. Petugas tidak atau kurang ketat melakukan pengawasan atau penjagaan di pintu atau di ujung jalan masuk gerbang ketentuan atas kawasan Three in One.
1.2. Di Jl. Jenderal Sudirman, petugas tidak hanya menegakkan ketentuan sistim Three in One tetapi juga ketentuan atau peraturan lalu-lintas lainnya."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andyka Kusuma
"Jakarta, dengan kondisi lalu lintas yang tidak dapat diprediksi mengakibatkan travel lime untuk jarak tempuh yang sama dapat berbeda-beda selama 1 hari. Selain dari waktu tempuh, permintaan atau demand pada sistem transportasi permintaan juga bervariasi. Permintaan akan mencapai puncaknya pada pagi hari dan sore hari. Pada kondisi ini sering kali perusahaan menambah bus, walaupun pada kenyataannya armada yang ada masih mampu untuk melayani permintaan yang ada.
Oleh karena itu, diperlukan suatu strategi dalam pengoperasian sistem angkutan umum yang cepat dan tepal waktu, selain mempertimbangkan demand juga mempertimbangkan variasi waktu tempuh, selama operasi. Dengan mengevaluasi waktu tempuh. dapat diprediksi ketersediaan armada untuk melakukan perjalanan selanjutnya. Selain itu harus dipeitimbangkan demand alau variasi jumlah penumpang sehingga bus yang beroperasi tidak merugi karena tertutupinya Biaya Operasi Kendaraan (BOKl. Dari kedua variabel ini diharapkan akan menghasilkan suatu selang waktu keberangkatan headway yang optimum. Dari data-data yang ada, analisa-analisa yang dilakukan adalah analisa terhadap variasi jumlah penumpang, Biaya operasi kendaraan, dan travel time.
Dari ketiga hasil analisa tersebut, digabungkan menjadi satu sebagai dasar penentuan headway optimum. Untuk mempermudah dalam analisa digunakan pendekatan statistik (frekuensi distribusi), software HDM-VOC dan fungsi logika pada software Microsoft Excel untuk menetukan headway optimum tersebut. Pada kasus bus TransBintaro dengan kondisi demand eksisting, headway yang ada saat ini sudah optimum. Karena dari data setiap perjalanan bus yang dilakukan dapat menutupi biaya operasi kendaraan tersebut. Dalam memenuhi demand yang ada, dari hasil analisa travel lime armada yang disediakan cukup 6 bus saja sedangkan saat ini ada 7 buah bus."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S35209
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Doddy Maulana
"Kualitas strategi kebijakan lalu lintas jalan bebas hambatan tergantung pada ketersediaan informasi yang berkualitas pada jalan bebas hambatan tersebut setiap saat. Ini dapat diperoleh dengan cara mengukur aliran dan kecepatan kendaraan bermotor oleh sensor yang ditempatkan pada jaringan jalan raya tersebut. Akurasi Pengukuran tergantung pada penempatan sensor. Proyek ini mencoba untuk mengetahui pengaruh penempatan sensor pada jaringan jalan bebas hambatan dalam simulator AIMSUN untuk kualitas kebijakan pengukuran durasi waktu lampu hijau dengan menggunakan data riil dari jalan tol A6 di Paris, Perancis. Hasil terbaik dari simulasi ini adalah dengan menempatkan sensor di akhir on-jalan masuk ke jalan bebas hambatan dengan kebijakan pengaturan siklus lampu lalu lintas selama 40 detik, durasi lampu hijau selama 10 detik dan durasi lampu kuning selama 5 detik. Disarankan untuk menggunakan strategi ini dalam kondisi nyata di jalan raya, terutama di jalan bebas hambatan A6, Paris, Prancis.

The quality of road traffic regulations strategies depend on the availability of qualified information on the network state at any time. This can be obtained by measuring the flow and velocity of the vehicle by a sensors which are placed on the network. The Measurement accuracy depends on the placement of the sensors. This project tries to find out the influence of the placement of sensors on a network on the AIMSUN simulator for the quality of The Green time metering regulation by using the real data from the A6 freeway on Paris, France. The best result from this simulation is to place the sensors in the end of on-ramp with the green time metering regulation is 40 seconds for the cycle, 10 seconds for green light duration and 5 seconds for yellow light duration. It is recommended for using that strategy in the real condition at the freeway, especially at A6 Freeway, Paris, France."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T30134
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library