Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Reza Ari Lesti
"Batavia sebagai pusat pemerintahan Hindia Belanda mengalami peningkatan jumlah penduduk pada abad ke-19. Oleh karena itu, dibutuhkan sistem transportasi yang memadai untuk mempermudah mobilisasi. Transportasi publik yang populer waktu itu adalah trem, mulai dari yang bertenaga kuda, uap, hingga listrik. Sisa jalur trem listrik ditemukan pada tahun 2007 di depan Museum Fatahillah, tahun 2018 di Jalan Gajah Mada, lalu tahun 2021 ditemukan kembali di Jalan Pintu Besar Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk komponen rel dan fungsi temuan rel di Jalan Pintu Besar Selatan. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dan studi pustaka yang bersifat deskriptif. Analisis didasarkan pada bentuk dan konteks temuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa temuan rel di Pintu Besar Selatan diperuntukkan bagi moda transportasi trem listrik. Hal ini diperkuat dengan temuan arde sebagai komponen yang berguna untuk mengalirkan kebocoran arus listrik. Bentuk ceruk pada bagian kepala rel trem listrik berpengaruh pada bentuk roda dan rolling stock (kereta penumpang). Rel beralur tidak ditemukan pada moda transportasi lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa secara fungsi bentuk rel beralur hanya digunakan untuk transportasi umum perkotaan.

Batavia as the center of the Dutch East Indies government experienced an increase in population in the 19th century. Therefore, an adequate transportation system was needed to facilitate mobilization. The popular public transportation at that time was the tram, ranging from horse-powered, steam, to electric. The remaining electric tram tracks were found in 2007 in front of Fatahillah Museum, in 2018 on Jalan Gajah Mada, then in 2021 they were found again on Jalan Pintu Besar Selatan. This research aims to find out the form of rail components and the function of rail findings on Jalan Pintu Besar Selatan. This research is a descriptive field research and literature study. The analysis is based on the form and context of the findings. The results showed that the rail findings at Pintu Besar Selatan were intended for the electric tram transportation mode. This is reinforced by the finding of ground as a useful component to drain electric current leakage. The shape of the niche at the head of the electric tram rail affects the shape of the wheels and rolling stock (passenger trains). Grooved rails are not found on other modes of transportation. This suggests that the grooved rail form is functionally only used for urban public transportation."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Sayyid Nashrullah Rasmadi
"Kota Bandung yang pada awalnya merupakan sebuah wilayah tertutup mengalami kemajuan yang pesat pada era kolonial, banyak sekali tempat yang dibangun untuk menunjang kehidupan masyarakatnya seperti, sekolah, pasar, perumahan, pabrik, dan lain-lain, dengan demikian Karsten berencana untuk membangun jalur kereta api trem dan halte-haltenya sebagai penunjang kegiatan masyarakat Kota Bandung dalam beraktivitas setiap harinya. Sehingga permasalahan mengenai bagaimana lanskap perkeretaapian di Kota Bandung pada era kolonial dimaknai oleh masyarakat pada masa itu menjadi permasalahan penelitian ini menarik untuk dibahas. Dengan penelitian deskriptif-analitis, peneliti membagi data ke dalam dua jenis yaitu primer yang berupa hasil observasi lapangan dan sekunder yang merupakan data kepustakaan, menggunakan kerangka pemikiran arkeologi lanskap dan paradigma pasca prosesual mampu memecahkan masalah penelitian. Hasil penelitian mengemukakan bahwa adanya aspek kestrategisan dan keefektifan bagi para penumpang-penumpangnya yang merupakan masyarakat Kota Bandung maupun sekitar Kota Bandung. Halte-halte ini berpengaruh pada waktu tempuh masyarakat yang akan bepergian ke lokasi-lokasi tersebut menjadi lebih singkat dan memerlukan usaha yang lebih sedikit dibandingkan dengan jika tidak adanya halte yang berlokasi dekat dengan sarana-sarana publik tersebut. Kebaharuan pada penelitian ini adalah dalam interpretasinya yang berada dalam ranah pikiran para penduduknya, sehingga tidak hanya persoalan fungsionalnya saja.

Bandung which was originally an isolated area experienced a very rapid progress in the colonial era, many places were built to support the lives of its people such as schools, markets, housing, factories, etc., thus Karsten planned to build tram lines and its stops to support Bandung’s citizens in their daily activities. So that the problem of how the railroad system landscape in Bandung in colonial era interpreted by the community at that time for their daily lives becomes a very interesting research problem. With descriptive-analytical research, researchers divide the data into two types, namely primary in the form of field observations and secondary which constitute library data, using landscape archeological frameworks and post-processual paradigms capable of solving the problem of this research. The results of this study suggest that there are strategic and effectiveness aspects for the passengers who are residents of Bandung and around Bandung. The tram stops affect the travel time of the citizens who will travel to these locations to be shorter and require less effort compared to if there are no shelters located near the facilities these public facilities. The novelty of this research is in its interpretation which is in the realm of the minds of its inhabitants, so that it is not only a functional problem.

"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dadang Isnandar
"Kereta listrik (tram) merupakan salah satu Mass Rapid Transportation (MRT) yang akan diaplikasikan di lingkungan kampus Universitas Indonesia. Tram menggunakan energi listrik sebagai sumber tenaga, hal itu menjadikan tram ramah terhadap lingkungan. Sumber tenaga listrik dapat dikombinasikan dengan peralatan kontrol elektronik, seperti electric drive serta Programmable Logic Controller (PLC). Berkaitan dengan hal tersebut, maka dalam penulisan tugas akhir ini akan dilakukan rancang bangun miniatur tram yang merupakan tahap awal untuk mendapatkan sistem transportasi menggunakan kereta listrik.
Rancang bangun yang dilakukan adalah mendapatkan program ladder untuk mengendalikan panggilan dan pemberhentian tram pada stasiun dengan menggunakan PLC serta mengaplikasikannya kedalam miniatur tram. Miniatur terbagi atas tiga buah stasiun yang terdapat dalam sistem, dimana masing-masing stasiun terdiri dari beberapa sensor dan tombol tekan yang digunakan sebagai Input PLC. Pada tugas akhir ini telah berhasil dirancang dan dibangun serta dianalisis panggilan otomatis tram dari stasiun secara utuh, sehingga pada tahap selanjutnya dapat membantu kesempurnaan dalam pembuatan sistem transportasi menggunakan tram yang akan diaplikasikan di dalam kampus Universitas Indonesia.

A Light Rail Train (tram) is a type of Mass Rapid Transportation (MRT) which to be applied in University of Indonesia. Tram has used electric energy as power source and it will become friendly for environment. An electric power source can combine with Programmable Logic Controller (PLC) and electric drive. This final project will be done by design and build a miniature of tram. It is an early stage to get a system of transportation using a tram.
Main purpose the project is to get a ladder program for controlling call and stop tram at station with PLC and also applicated into miniature of tram. A tram miniature consists of three station in the system, where each station have a number of push-button and censor (input in PLC). This final project have success to analyze, build and design an automatic call for tram. For the next stage, the project can help engineer making a full-system of electric train (tram) which latter will be applied in University of Indonesia.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S40534
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pandan Enggarwati, examiner
"[ABSTRAK
Kanker payudara merupakan masalah kesehatan yang semakin meningkat di daerah urban. Mastektomi radikal modifikasi (MRM) merupakan upaya pengangkatan kanker payudara yang dapat menimbulkan komplikasi berupa kekakuan bahu, penurunan rentang gerak lengan, dan limfedema. Transverse Rectus Abdominis Modification (TRAM) flap merupakan rekonstruksi payudara menggunakan sebagian besar otot abdomen yang berpotensi menyebabkan penurunan kemampuan otot perut dan hernia. Latihan gerak pada lengan dan abdomen bertujuan meningkatkan rentang gerak sehingga tidak terjadi kekakuan lengan dan abdomen, serta mencegah limfedema dan hernia. Perawat perlu mengedukasi latihan rentang gerak lengan dan abdomen pasca MRM dan TRAM flap agar kualitas hidup semakin meningkat.ABSTRACT Breast cancer is a health problem that the prevalence is increasing in urban areas. Modified radical mastectomy (MRM) is the treatment of breast cancer that can cause complications such as shoulder stiffness, decreased range of motion of the arms, and lymphedema. Modification transverse rectus abdominis (TRAM) flap is a breast reconstruction using abdominal muscles that potentially can cause a decrease in the ability of the abdominal muscle and hernia. The exercise of motion in the arm and abdomen aims to improve the range of motion in order to avoid stiffness of the arms and abdomen, as well as to prevent lymphedema and hernia. Nurses need to promote the range of motion exercises for the arms and abdomen following MRM and TRAM flap to improve the quality of life.;Breast cancer is a health problem that the prevalence is increasing in urban areas. Modified radical mastectomy (MRM) is the treatment of breast cancer that can cause complications such as shoulder stiffness, decreased range of motion of the arms, and lymphedema. Modification transverse rectus abdominis (TRAM) flap is a breast reconstruction using abdominal muscles that potentially can cause a decrease in the ability of the abdominal muscle and hernia. The exercise of motion in the arm and abdomen aims to improve the range of motion in order to avoid stiffness of the arms and abdomen, as well as to prevent lymphedema and hernia. Nurses need to promote the range of motion exercises for the arms and abdomen following MRM and TRAM flap to improve the quality of life., Breast cancer is a health problem that the prevalence is increasing in urban areas. Modified radical mastectomy (MRM) is the treatment of breast cancer that can cause complications such as shoulder stiffness, decreased range of motion of the arms, and lymphedema. Modification transverse rectus abdominis (TRAM) flap is a breast reconstruction using abdominal muscles that potentially can cause a decrease in the ability of the abdominal muscle and hernia. The exercise of motion in the arm and abdomen aims to improve the range of motion in order to avoid stiffness of the arms and abdomen, as well as to prevent lymphedema and hernia. Nurses need to promote the range of motion exercises for the arms and abdomen following MRM and TRAM flap to improve the quality of life.]"
Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian mengenai Perhimpoenan Beambte Spoor dan Tram (PBST) di Bandung pada tahun 1927 ? 1934 ini ditujukan untuk melengkapi penulisan tentang sejarah pergerakan nasional dan sejarah tentang perburuhan di Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode sejarah yang terdiri dari empat tahap, yaitu heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Dalam penelitian penulis hanya menggunakan sumber-sumber tertulis, karena penggunaan sumber lisan tidak memungkinkan untuk dilakukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pergerakan serikat pekerja setelah tahun 1927 tidak berjalan seperti tahun-tahun sebelumnya. Pergerakan serikat pekerja pada awalnya berjalan secara radikal dan revolusioner dengan diwarnai oleh pemogokan-pemogokan yang dilakukan oleh para buruh. Aksi inilah yang digunakan untuk menolak kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah dan dirasa tidak adil oleh para pekerja. Aksi ini turut didukung oleh gerakan-gerakan politik yang kontra terhadap pemerintah kolonial di Hindia Belanda. Kondisi ini kemudian berubah setelah tahun 1927 dengan adanya pembatasan ruang gerak untuk pergerakan kaum pribumi di Hindia Belanda. Pergerakan serikat pekerja pun kemudian berubah menuju ke arah yang lebih lunak dengan jalan kooperatif dengan pemerintah, terutama untuk mereka yang bekerja di perusahaan negara. Kondisi yang seperti inilah yang kemudian menyulitkan para pekerja untuk memperjuangkan perbaikan hidupnya, ditambah lagi dengan situasi ekonomi malaise yang melanda di Hindia Belanda. Perhimpoenan Beambte Spoor dan Tram (PBST), serikat pekerja untuk kaum beambten --pekerja kelas II-- di dalam Staatsspoorwegen (SS), merupakan salah satunya yang melewati periode tersebut."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S12640
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Saragih, Carolina
"

Memasuki era Healthcare 4.0, Indonesia melakakun berbagai upaya dalam meningkatkan penggunaan teknologi digital pada rumah sakit yang ada di Indonesia. Salah satu teknologi yang telah mulai diimplementasikan dan dikembangkan adalah teknologi Rekam Medis Elektronik (RME). Namun dalam implementasinya, masih banyak rumah sakit yang belum mengimplementasikan teknologi RME dengan maksimal. Di dalam penelitian-penelitian sebelumnya disebutkan bahwa kesiapan dan penerimaan suatu teknologi akan mempengaruhi keberhasilan implementasi teknologi tersebut. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat kesiapan dalam menggunakan teknologi khususnya teknologi RME berdasarkan model Technology Readiness Index 2.0 (TRI 2.0), serta melihat pengaruh setiap variabel terhadap penerimaan teknologi RME yang mengacu pada Technology Readiness and Acceptance Model (TRAM). Berdasarkan hasil pengukuran skor kesiapan, didapatkan bahwa pengguna RME di berbagai rumah sakit di Indonesia termasuk dalam kategori high technology readiness. Dari analisis yang dilakukan pada penelitian ini, ditemukan bahwa kesiapan teknologi yang tinggi tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap penerimaan teknologi RME. Variabel yang ditemukan memiliki pengaruh signifikan terhadap penerimaan teknologi RME pada rumah sakit di Indonesia adalah perceived ease of use dan innovativeness. Kedua variabel yang berpengaruh ini kemudian dijadikan dasar untuk membangun strategi dengan menggunakan Importance-Performance Analysis (IPA) sehingga didapatkan atribut yang dijadikan prioritas untuk dilakukan strategi peningkatan atau perbaikan. 


Entering the era of Healthcare 4.0, Indonesia has made various efforts in increasing the use of digital technology in hospitals in Indonesia. One of the technologies that has begun to be implemented and developed is Electronic Medical Record (EMR) technology. But in the implementation of the EMR technology, there are still many hospitals that have not been very successful. The previous studies mentioned that the readiness and acceptance of a technology will affect the successful implementation of the technology. Therefore, this study aims to measure the level of readiness in using technology, especially EMR technology based on the Technology Readiness Index 2.0 (TRI 2.0), and analyzing the effect of each variable on the acceptance of EMR technology using Technology Readiness and Acceptance Model (TRAM). Based on the technology readiness measurement results, it was found that EMR users in various hospitals in Indonesia are in the category of high technology readiness. From the analysis conducted in this study, it was found that high technology readiness had no direct significant effect on the acceptance of EMR technology. Perceived ease of use and innovativeness are the variables that were found to have a significant influence on the acceptance of EMR technology in hospitals in Indonesia. These two influential variables are then used as the basis for building a strategy using Importance-Performance Analysis (IPA) so that the attributes that are prioritized for an improvement strategy are obtained.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Irsyal Nadhifa Zahran
"Pemerintah Kabupaten Kuningan tengah melakukan upaya dalam pengembangan potensi pariwisata dengan menggunakan teknologi, salah satunya e-tourism. Pengembangan tersebut bukanlah suatu perkara yang mudah karena dibutuhkannya kesiapan teknologi dari Pemerintah Kabupaten Kuningan untuk melaksanakan e-tourism secara optimal. Namun dari itu, masih terjadi permasalahan-permasalahan yang ditemukan seperti permasalahan yang terjadi pada website e-tourism yang disediakan Pemerintah Kabupaten Kuningan melalui Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Kuningan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesiapan teknologi terhadap pelaksanaan e-tourism di Pemerintah Kabupaten Kuningan menggunakan kerangka teori technology readiness and acceptance model (TRAM) dari Sun et al. (2020). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik pengumpulan data yaitu mixed method dengan melakukan survei kepada 100 responden dan melakukan wawancara mendalam kepada 6 narasumber sebagai sumber data primer serta studi kepustakaan berdasarkan penelitian terdahulu, publikasi lembaga, dan sumber berita elektronik sebagai data sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesiapan teknologi terhadap pelaksanaan e-tourism di Pemerintah Kabupaten Kuningan belum optimal. Hal tersebut dapat dilihat dari delapan indikator yang belum terpenuhi dan masih terdapat kendala.

The Kuningan Regency Government is making efforts to develop tourism potential using technology, one of which is e-tourism. The development is not an easy matter because technological readiness is needed from the Kuningan Regency Government to carry out e-tourism optimally. However, there are still problems such as problems that occur on the e-tourism website provided by the Kuningan Regency Government through the Kuningan Regency Youth, Sports and Tourism Office. Therefore, this study aims to analyze the readiness of technology for the implementation of e-tourism in the Kuningan Regency Government using the theoretical framework of the technology readiness and acceptance model (TRAM) from Sun et al. (2020). This study uses a quantitative approach with data collection techniques, namely mixed method by conducting a survey to 100 respondents and conducting in-depth interviews with 6 sources as primary data sources as well as literature studies based on previous research, institutional publications, and electronic news sources as secondary data. The results of the study show that the readiness of technology for the implementation of e-tourism in the Kuningan Regency Government is not optimal. This can be seen from the eight indicators that have not been fulfilled and there are still obstacles."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library