Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tuhfah Hanifah
"Material konvensional yang digunakan pada bangunan saat ini terbukti berdampak buruk pada lingkungan dengan turut berperan dalam 40% limbah di pembuangan akhir. Hal tersebut meningkatkan urgensi untuk membangun bangunan yang sesuai dengan parameter sustainable pada bangunan, khususnya parameter material. Dalam industri fashion, permasalahan limbah tekstil diatasi dengan penggunaan tekstil biodegradable. Bangunan dan fashion sebenarnya memiliki persamaan, yaitu keduanya merupakan selubung dalam dimensi sosial yang berbeda. Oleh karena itu, penggunaan tekstil biodegradable untuk mengatasi masalah limbah dapat digunakan pula untuk bangunan sustainable. Namun, penggunaan tekstil pada bangunan masih didominasi tekstil non biodegradable, sehingga tekstil biodegradable masih kurang di studi performa nya pada bangunan. Padahal untuk membangun bangunan sustainable, elemen yang perlu diperhatikan salah satunya adalah performa material untuk indoor quality environment. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk menguji tekstil biodegradable berdasarkan parameter indoor quality environment jika digunakan pada selubung bangunan. Beberapa inovasi tekstil biodegradable dalam fashion memiliki performa baik dalam menyeimbangkan thermal comfort pada pemakainya dan memiliki transparansi material yang bervariasi, karena tekstil biodegradable memiliki karakteristik berpori yang tinggi nilai transmisi nya. Oleh karena itu, studi ini akan menguji nilai transmisi cahaya dan infrared thermal terhadap standar visual dan thermal comfort. Dari hasil pengujian didapatkan bahwa tekstil biodegradable yang diuji tidak sesuai dengan thermal comfort ASHRAE karena thermal transmittance yang terlalu tinggi. Akan tetapi, tekstil biodegradable memiliki performa yang lebih baik daripada tekstil non biodegradable untuk menurunkan suhu ruang. Sedangkan, nilai light transmittance pada tekstil biodegradable sudah sesuai dengan standar visual comfort SNI. Meskipun begitu, potensi tekstil biodegradable masih perlu dikembangkan lebih lanjut untuk penggunaanya pada selubung bangunan.
......Conventional materials used in buildings are currently proven to have a negative impact on the environment by contributing to 40% of waste in landfills. This increases the urgency to build buildings that comply with sustainable parameters in buildings, especially by the use of material. In industry fashion, the problem of textile waste is overcome by the use of biodegradable textiles. Building and fashion actually have similarities, both are envelopes or enclosures in different social dimensions. Hence, the use of biodegradable textiles to overcome the problem of waste can also be used for sustainable building. However, the use of textiles in buildings is still dominated by non-biodegradable textiles, so biodegradable textiles are still lacking in studies on their performance in buildings. In fact, to build a sustainable building, one of the elements that need to be considered is the performance of the material for an indoor quality environment. This writing aims to test biodegradable textile performances based on indoor quality environment parameters when used on building envelopes. Several innovations in fashion of biodegradable textile have good balancing thermal comfort performance on the wearer and have varying transparency, due to the characteristics of biodegradable textile that is porous with a high transmission value. Therefore, this study will examine the light transmittance values and infrared thermal against visual and thermal comfort standards. From the test results it was found that the biodegradable textile which is tested does not conform to thermal comfort ASHRAE due to too high thermal transmittance. However, biodegradable textile has better performance than non-biodegradable textile to lower the room temperature. Meanwhile, light transmittance value on biodegradable textile does conform to the visual comfort standard SNI. Even so, the potential for biodegradable textiles still needs to be further developed for its use on building enclosures."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moch Abdul Majid
"ABSTRAK
Pengukuran konsentrasi larutan dapat dilakukan dengan mengukur nilai absorbsi pada panjang gelombang tertentu. Proses pengukuran konsentrasi dengan melihat nilai absorbsi memiliki kelemahan, terutama pada larutan dengan konsentrasi tinggi. Oleh sebab itu, perlu dilakukan penelitian berupa pengukuran konsentrasi larutan dengan mengukur variabel selain nilai absorbsi. Beberapa jenis larutan tampak sebagai larutan berwarna, salah satunya adalah logam kromium Cr yang termasuk jenis logam transisi. Karakteristik warna larutan kromium dipengaruhi oleh besar konsentrasinya. Untuk mengkaji lebih lanjut, dilakukan karakterisasi warna dengan mengambil citra larutan kromium menggunakan kamera. Penggunaan 9 macam variasi konsentrasi larutan kromium memberikan informasi perilaku perubahan nilai RGB dari larutan kromium yang mengalami perubahan konsentrasi. Dengan menggunakan metode regresi multivariabel, didapatkan model matematis yang menunjukan hubungan perubahan warna dengan konsentrasinya. Penghitungan nilai error dilakukan dengan cara menghitung perbedaan nilai hasil pengukuran dengan nilai sebenarnya. Persentase nilai error rata-rata pada penelitian ini sebesar 9,19 . Peningkatan akurasi pengukuran dapat dilakukan dengan memilih larutan standar dengan tingkat akurasi nilai konsentrasi larutan yang tinggi.

ABSTRACT
Molarity of the solution can be estimate by measuring the absorption value at specific wavelength, but this technique has weakness, especially in high molarity solutions. Therefore, it is necessary to conduct a research in the molarity measurement of the solution by measuring the other variable. Some types of solutions appear as colored solutions, one of which is the chromium metal Cr . The color characteristics of chromium solution are influenced by the molarity value. To examine further, we identify color characteristic by taking image of chromium solution using the camera. The use of 9 different variations of chromium solution molarity provides information on behavioral change of RGB values from chromium solution which undergo molarity change. By using multivariable regression method, we get a mathematical model showing the relationship of color change with its molarity. Error value defined as difference of value of measurement result with actual value. The percentage of mean error value in this research is 9,19 . Measurement accuracy can be optimized by choosing a standard solution with a high accuracy value of the solution molarity."
2017
S67907
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library