Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hindun Saadah
"ABSTRAK
Latar belakang : Aktifitas dengan posisi berdiri lama merupakan salah satu penyebab terjadinya kelainan pada tungkai bawah dan kaki. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh penyangga lengkung longitudinal medial terhadap distribusi tekanan plantar saat berdiri dan berjalan, kekuatan otot triceps surae dan tinggi lengkung longitudinal medial setelah berdiri lama.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimental dengan desain penelitian sebelum dan setelah dalam satu kelompok, yang masing-masing unit eksperimennya berfungsi sebagai kontrol bagi dirinya sendiri . Subjek penelitian sebanyak 16 orang satuan pengaman yang sebelumnya diseleksi sesuai dengan kriteria inklusi . Pada penelitian ini dilakukan pengukuran tekanan plantar dengan variabel yang diukur adalah kontak area dan puncak tekanan dengan menggunakan alat Mat-scan, pengukuran dilakukan pada saat berdiri dan berjalan. Kedua dilakukan pengukuran kekuatan otot triceps surae dengan menggunakan hand held dynamometer, sebelum dan setelah menggunakan penyangga lengkung longitudinal medial, serta pengukuran tinggi lengkung longitudinal medial dengan menggunakan mistar. Pengukuran dilakukan sebelum dan setelah bekerja dengan posisi berdiri lama dengan waktu berdiri sekitar 7 jam menggunakan penyangga lengkung longitudinal medial yang disisipkan pada sepatu.
Hasil :Hasil penelitian pada puncak tekanan saat berdiri dan berjalan menunjukan adanya perbedaan bermakna dengan p value <0.05 yang ditunjukan dengan penurunan nilai puncak tekanan. Sementara pada kontak area menunjukan adanya perbedaan bermakna saat berdiri dengan p value < 0.05 yang ditunjukan dengan penurunan luas kontak area. Pada tinggi lengkung longitudinal medial menunjukan perbedaan bermakna dengan p value <0.05 ditunjukan dengan peningkatan tinggi lengkung longitudinal medial. Sementara pada kekuatan otot triceps surae tidak didapatkan perbedaan bermakna.
Kesimpulan :Terdapat pengaruh penyangga lengkung longitudinal medial terhadap distribusi tekanan plantar dengan adanya penurunan puncak tekanan saat berdiri dan berjalan dan penurunan luas kontak area pada saat berdiri serta meningkatkan tinggi lengkung longitudinal medial setelah berdiri lama.

ABSTRACT
Background :Activity of prolonged standing position is one of the cause abnormalities in the lower leg and foot. This study to indicate the influence of the medial longitudinal arch support to the plantar pressure distribution, triceps surae muscle strenght, and height arch when standing and walking activity after prolonged standing.
Methode :The research methode use was a quasi experimental with research design pre and post in one group, participant as many as 16 poeple were selected in inclusion criteria. The first step is to measure plantar pressure distribution in peak pressure and contact area . Measurement were taken while standing and walking. The second step is to measure the strenght of triceps surae muscle using hand held dynamometer before and after using arch support, and the last measure height of medial longitudinal arch. Measurement techniques performed when the participant going to work with prolonged standing and after work as well as using the medial longitudinal arch support in their shoes.
Result :The result of the research showed that can decrease of peak pressure when standing and walking with statistically significant difference with p value<0.05, and decrease of area contact o when s with p value <0.05. Meanwhile height of medial longitudinal medial showed increase and statistically significant difference with p value <0.05. Meanwhile on triceps surae muscle strenght no statistically difference.
Conclusion :Influence of the medial longitudinal arch support to decrease the peak pressure during standing and walking and decrease contact area when standing in distribution of plantar pressure and significant in increase the height medial longitudinal arch."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silphia Novelyn
"Latar belakang: Penelitian ini dirancang untuk menilai pengaruh latihan terhadap pola berjalan, kekuatan otot triceps surae dan VO2maks pada DM tipe 2 dengan neuropati perifer.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Penderita diabetes tipe 2 dengan neuropati perifer (n=29), usia 40-65 tahun dikelompokkan menjadi 3 kelompok. Kelompok pertama (n=10) adalah untuk kontrol dan tidak diberikan program latihan; kelompok kedua (n=10) dan ketiga (n=9) diberi program latihan spesifik yang berbeda. Latihan dilakukan 3 kali seminggu selama 6 minggu. Kecepatan dan frekuensi langkah, lebar BOS, kekuatan otot triceps surae dan VO2maks peserta diukur dua kali, yaitu sebelum dan sesudah program latihan. Hasil pengukuran sebelum dan sesudah program latihan kemudian dibandingkan.
Hasil penelitian: Terdapat perbedaan bermakna (p<0,05) pada setiap parameter pada kelompok kedua dan ketiga sesudah program latihan, perbedaan yang lebih besar terlihat pada kelompok ketiga.
Kesimpulan: Pemberian latihan kekuatan otot triceps surae, latihan berjalan dan senam aerobik memperbaiki pola berjalan, kekuatan otot triceps surae dan lebar BOS penderita diabetes tipe 2 dengan neuropati perifer. Latihan kekuatan otot triceps surae disertai latihan berjalan dan senam aerobik menunjukkan hasil lebih baik dibandingkan latihan kekuatan otot triceps surae dan latihan berjalan saja.

Background: This study was designed to assess the effects of exercise on walking patterns, muscle strength of triceps surae and VO2max in type 2 diabetes with peripheral neuropathy.
Method: This study is an experimental study. People with type 2 diabetes with peripheral neuropathy (n=29), age 40-65 years are grouped into 3 groups. The first group (n=10) is for control and no exercise program is given; the second group (n=10) and the third (n=9) were given different specific training programs. The exercise is done 3 times a week for 6 weeks. Speed and frequency of steps, BOS width, triceps surae muscle strength and VO2max of participants were measured twice, before and after the exercise programs. The results of the measurements before and after the exercise programs were then compared.
Result: There was a significant difference (p<0.05) in each parameter in the second and third groups after the exercise program, a greater difference was seen in the third group.
Conclusion: Triceps surae muscle strengthening training, walking exercise and aerobic exercise improve triceps surae muscle strength and BOS width of diabetic peripheral neuropathy. Triceps surae muscle strengthening training that given with walking and aerobic exercise shows better results than triceps surae muscle strengthening training and walking exercise alone.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library