Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dadan Sudarto
Abstrak :
Penyakit tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis dan merupakan penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan di masyarakat. Jumlah penderita TB pam BTA positif di Kabupaten Subang Tahun 2006 sebanyak 1.095 kasus (Insidens rate 107/100.000 penduduk). Di Kabupaten Subang selama lima tahun terakhir sampai tahun 2006 angka penemuan penderita baru TB paru BTA positif dan angka penemuan penderita seluruh tipe meningkat, keadaan itu menunjukkan bahwa penyakit TB masih menjadi masalah kesehatan di masyarakat. Program Penanggulangan Tuberkulosis di Kabupaten Subang untuk pengumpulan data menggunakan sistem jemput bola pada saat petugas kabupaten melakukan supervisi. Sistem ini mengakibatkan data yang terkumpal pada akhir triwulan tidak sama dengan angka yang sebenarnya ada di puskesmas apabila supervisi dilakukan pada awal atau pertengahan triwulan. Pengembangan sistem yang dilakukan berdasarkan metode System Development Lye Cycle, yaitu planning analysis system, design, implementation, maintenance dan evaluation system dengan memadukan konsep Data Base Management System dan terintegrasi dengan data spasial sehingga menambah keunggulan dalam Sistem Informasi P2TB berbasis wilayah (SIG) di Kabupaten Subang. Hasil analisis sistem dapat mengidentifikasi permasalahan manajemen sistem informasi penanggulangan penyakit TB serta alternatif solusi pada tahap input, proses dan output. SIP2TB berbasis wilayah dirancang untuk kemudahan input data dan otomasi proses pengolahannya menjadi informasi. Output yang dihasilkan berupa laporan reguler, tabulasi indikator program, grafik indikator program dan informasi pemetaan endemisitas wilayah dengan unit pengamatan terkecil desa. Interpretasi epidemiologis kasus TB pada visual peta ini dapat mengetahui jangkauan pelayanan kesehatan (Puskesmas) dalam penanggulangan TB dan kepadatan penduduk dengan sebaran kasus TB. Aplikasi SIP2TB ini dapat menjadi alat manejemen dalam program penanggulangan TB, menguatkan kemampuan pada kegiatan monitoring dan evaluasi. Output yang dihasilkan dapat dijadikan informasi untuk masukan pada pengambil keputusan dalam program Penanggulangan TB. SIP2TB ini diharapkan dapat dijadikan alat bagi pengelola program dan bila memungkinkan dapat dikembangkan di puskesmas serta menjadi model bagi kabupaten lain. ......Tuberculosis (TB) is a communicable disease caused by Mycobacterium tuberculosis that it is still beeing a public health problem in the community. Number of detected new smear positive pulmonary TB were 1,095 cases in Subang district by the year 2006 referred to the national incidence rate, 107/100,000. Over the last five year there were an increased number of detected all type TB cases in Subang district. This showed that TB still becomes a public health problem in the community. TB Control Program in Subang has been carrying out ball pick up for TB data colection in district level. It means that district TB supervisor (wasor) goes to health services unit to pick up data or registry when quarterly supervisory visit. This system might cause the data differences between the real existing data at health service unit (UPK) and collected data by wasor at the same period of time the wasor visit UPK at the begining or in the middle ofthe quarter. System Development was done on the basis of System Development Life Cycle method, including planning analysis system, design, implementation, maintenance and evaluation system. Through combining the concept of Dafa Base Management System and integrated with spatial data able to increased an advances of TB Control Program Geographical Information System in Subang district. Result system analysis was able to identify the management information system of TB control program as well as alternative solution on input phase, process phase and output phase. The GISTB was designed to make input data and data processing to be information becoming easier. The output is a regular report, tables, graphs of the program indicators as well as information mapping of TB case distribution in village level as an investigation unit. Epidemilogy Interpretation of TB case on the visual map shows the level of health center coverage in relation to TB services. It also shows the population density and case distribution. The GISTB application will be able become as a management tool of TB control program for strengthening monitoring and evaluation system. Therefore a decision making for TB control program in Subang based on valid, acurate and reliable data as an output ofthe system. This system also is expected to be able to be adopted as a wasor tools and expanded to health service unit level as well as being a model in other districts.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ernanti Wahyurini
Abstrak :
ABSTRAK
Penyakit tuberkulosis paru masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang cukup besar. Salah satu faktor yang menunjang keberhasilan pemberantasan adalah pendidikan kesehatan. Beberapa media pendidikan tentang tuberkulosis setelah dibuat, akan tetapi media tersebut selalu memerlukan penyempurnaan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah booklet Aku Tekun Aku Sembuh dapat meningkatkan pengetahuan penderita tuberkulosis paru di Rumah Sakit Dr. Soetomo Surabaya. Penelitian menggunakan "Studi intervensi" dengan desain "Randomized pretest postest with control group". Data yang didapat dianalisa dengan Student t test.

Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan bermakna antara nilai uji awal aan uji akhir pada kelompok Studi (p <0,05) dan tak ada perbedaan bermakna antara nilai uji awal dan uji akhir pada kelompok kontrol (p > 0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa booklet "Aku Tekun Aku Sembuh dapat meningkatkan pengetahuan penderita tuberkulosis paru di Rumah Sakit Dr. Soetomo Surabaya. Akan tetapi dari penilaian uji awal nampak bahwa pengetahuan responden tentang penyakitnya masih belum memadai.

Berdasarkan hasil tersebut penulis mengajukan saran agar pendidikan kesehatan pada penderita TB Paru ditingkatkan antara lain dengan menyebarkan booklet tersebut kepada sasaran yang tepat.
1986
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dadan Sudarto
Abstrak :
Penyakit tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis dan merupakan penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan di masyarakat. jumlah penderita TB paru BTA positif di Kabupaten Subang Tahun 2006 sebanyak 1.095 kasus (Insidene rate 107/100.000 penduduk). Di Kabupaten Subang selama lima tahun terakhir sampai tahun 2006 angka penemuan penderita baru. TB paru BTA positif dan angka penemuan penderita seluruh tipe meningkat, keadaan itu menunjukkan bahwa penyakit TB masih menjadi masalah kesehatan di masyarakat. Program Penanggulangan Tuberkulosis di Kabupaten Subang untuk pengumpulan data menggunakan sistem jemput bola pada saat petugas kabupaten melakukan supervisi. Sistem ini mengakibatkan data yang terkumpul pada akhir triwulan tidak sama dengan angka yang sebenarnya ada di puskesmas apabila supervisi dilakukan pada awal atau pertengahan triwulan. Pengembangan sistem yang dilakukan berdasarkan metode System Development Life Cycle, yaitu planning analysis system, design, implementation, maintenance dan evaluation system dengan memadukan konsep Data Base Management System dan terintegrasi dengan data spasial sehingga menambah keunggulan dalarn Sistem Informasi P2TB berbasis wilayah (SIG) di 1Cabupaten Subang. Hasil. analisis system dapat mengidentifikasi permasalahan manajemen sistem informasi penanggulangan penyakit TB serta altematif solusi pada tahap input, proses dan output. SIP2TB berbasis wilayah dirancang nntuk kemudahan input data dan otomasi proses pengolahannya menjadi informasi. Output yang dihasilkan berupa laporan reguler, tabulasi indikator program, grafik indikator program dan informasi pemetaan endemisitas wilayah dengan unit pengamatan terkecil desa. Interpretasi epidemiologis kasus TB pada visual peta ini dapat mengetahui jangkauan pelayanan kesehatan (Puskesmas) dalam penanggulangan TB dari kepadatan penduduk dengan sebaran kasus TB. Aplikasi SIP2TB ini dapat menjadi alat manajemen dalam program penanggulangan TB, menguatkan kemarnpuan pada kegiatan monitoring dan evaluasi. Output yang dihasilkan dapat dijadikan informasi untuk masukan pada pengambil keputusan dalam program Penanggulangan TB. SIP2TB ini diharapkan dapat dijadikan alat bagi pengelola program dan bila memungkinkan dapat dikembangkan di puskesmas sarta menjadi model bagi kabupaten lain. ......Tuberculosis (TB) is a communicable disease caused by Mycobacterium tuberculosis that it is still beeing a public health problem in the community. Number of detected new smear positive pulmonary TB were 1,095 cases in Subang district by the year 2006 referred to the national incidencerate, 107/100,000. Over the last five year there were an increased number of detected all type TB cases in Subang district. This showed that TB still becomes a public health problem in the community. TB Control Program in Subang has been carrying out "ball pick up" for TB data colection in district level. It means that district TB supervisor (wasor) goes to health services unit to pick up data or registry when quarterly supervisory visit. This system might cause the data differences between the real existing data at health service unit (UPK) and collected data by wasor at the same period of time if the wasor visit UPK at the begining or in the middle of the quarter. System Development was done on the basis of System Development Life Cycle method, including planning analysis system, design, implementation, maintenance and evaluation system. Through combining the concept of Data Base Management System and integrated with spatial data able to increased an advances of TB Control Program Geographical Information System in Subang district. Result system analysis was able to identify the management information system of TB control program as well as alternative solution on input phase, process phase and output phase. The GISTB was designed to make input data and data processing to be information becoming easier. The output is a regular report, tables, graphs of the program indicators as well as information mapping of TB case distribution in village level as an investigation unit. Epidemilogy Interpretation of TB case on the visual map shows the level of health center coverage in relation to TB services. It also shows the population density and case distribution. The GISTB application will be able become as a management tool of TB control program for strengthening monitoring and evaluation system. Therefore a decision making for TB control program in Subang based on valid, acurate and reliable data as an output of the system. This system also is expected to be able to be adopted as a wasor tools and expanded to health service unit level as well as being a model in other districts.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T34616
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fetty Sugiharti DK
Abstrak :
Tuberkulosis merupakan masalah kesebatan masyarakat di Indonesia, karena dapat menyebabkan kematian. Untuk penanggulangan penyakit tuberculosis, pemerintah telah melaksanakan Strategi DOTS (Directly Observed Treatment Shortcourse). Pengobatan yang baik dan teratur dapat menyembubkan penderita TB Paru. Penderita TB Paru dapat mengalami DO (Drop Out), bila pengobatan tidak baik dan tidak teratur. Angka DO di Balai Kesehatan Paru Masyarakat Kota Bandung pada tahun 2005 adalah 11,6 %. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor faktor yang berhubungan dengan terjadinya DO pada penderita TB Paru di Balai Kesehatan Paru Masyarakat tahun 2007. Penelitian ini menggunakan data primer dengan desain kasus kontrol dan dilakukan pada penderita TB Paru yang berasal dari Kota Bandung dan berobat di Balai Kesehatan Pam Masyarakat dengan jumlah sampel kasus 115 responden dan kontrol sebanyak 115 responden. Kasus adalah penderita TB Paru yang Drop Oul, sedangkan kontrol adalah penderita TB Paru yang tidak Drop Out. Pada penelitian ini variabel yang berhubungan dengan terjadinya Drop Out adalah pengetahuan, biaya dan keberadaan PMO. Pengetahuan mempunyai OR =5,2 dengan 95% C T: 2,79-9,80 berarti bahwa penderita TB Paru dengan pengetahuan yang kurang barisiko 5,2 kali menjadi DO bila dibandingkan dengan pengetahuan yang baik setelah dikontrol variabel biaya dan PMO. Variabel biaya mempunyai OR= 3,4 dengan 95% CI: 1,80-6,23 berarti bahwa penderita dengan presepsi biaya mahal berisiko 3,4 kali bila dibandingkan dengan penderita dengan presepsi biaya murah, setelah dikontrol variabel pengetahuan dan PMO Variabel keberadaan PMO mempunyai OR= 2,2 dengan 95% CI: 1,16-4,05 berarti bahwa penderita yang tidak mempunyai PMO berisiko 2,2 kali bila dibandingkan dengan penderita yang mempunyai PMO setelah dikontrol variabel pengetahuan dan biaya. ......Tuberculosis is a public health problem in Indonesia due to the life threatening nature of the disease, To contro) tuberculosis, the government has implemented DOTS (Directly Observed Treatment Short-course) Strategy, Good and regular treatment can cure lung TB patients. Lung TB patients, will be DOs (Drop Outs) when the treatment is not performed well and regularly The DO rate at the Balal Kesehalan Paru Masyarakot (Public Lung Health Center), Bandung City in 2005 was 11,6 %, The aim of this study is to know factors related 10 Lung TB patient drop outs in Ball'; Kesehatan Par" Masyarakat in 2007. The study is conducted using primary data with case control design and was performed to Lung TB patients who came from Bandung City and who were treated at Balai Kesehatan Poru }Jasyarakaf with a sample size of 115 case respondents and 115 control respondents. The case respondents consist of Lung TB patients who drop out while the control respondents consist of Lung TB patients who do not drop out of treatment. The variables relationship with happened of Lung TB patients who drop OUT in this research arc knowledge, cost, and the presence of drug observer. Knowledge has an OR of 5.2 with 95% Cl: 2.80-9,80 meaning that a Lung TB patient whose knowledge is poor has 5.2 times more risk to DO compared to those with good knowledge after the cost and drug observer variab1es are controlled, The cost variable has an OR of 3.4 with 95% Cl: 1.80 -6.23 meaning that patients with a perception of high cost have 3.4 more risk compared to patients with a perception of low cost after the knowledge and drug observer variables are controlled. The presence of drug observer variable has an OR of 2.2 with 95% CI: L160-4.049 meaning that patients who do not have drug observer has 2.2 times more risk compared to patients with drug observer after the knowledge and cost variables are controlled.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T32026
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tjandra Yoga Aditama
Jakarta: UI-Press, 2008
PGB 0286
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Lubis, Rinaldy Panusunan
Abstrak :
Latar belakang dan tujuan: Petugas kesehatan adalah populasi yang rentan terhadap infeksi Tuberkulosis (TB). Salah satu penilaian dalam kontrol infeksi TB adalah melakukan evaluasi pada petugas kesehatan, terutama yang kontak dengan pasien TB. Interferon gamma release assays (IGRA) adalah suatu alat untuk pemeriksaan infeksi TB laten. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menetapkan angka proporsi infeksi TB laten pada petugas kesehatan di Rumah Sakit Rujukan Respirasi Nasional Persahabatan. Metode: Penelitian ini adalah penelitian potong lintang yang dilakukan pada 95 subjek dengan cara concecutive sampling. Subjek akan dilakukan anamnesis, foto toraks dan Xpert MTB/RIF untuk menyingkirkan diagnosis TB aktif dan TB MDR. Hasil: Hasil IGRA positif didapatkan pada 37 subjek (38,9%) dan negatif pada 58 subjek (61,1%). Tidak ditemukan kasus TB aktif atau TB MDR. Didapatkan hubungan yang signifikan antara hasil pemeriksaan IGRA dengan lokasi kerja (P = 0,004). Kesimpulan: Proporsi infeksi TB laten pada petugas kesehatan di Rumah Sakit Rujukan Respirasi Nasional Persahabatan dengan pemeriksaan IGRA adalah 38,9%.
Background: Healthcare workers (HCW) are group of population that are prone to tuberculosis (TB) infection. One of the tuberculosis infection control measure is the evaluation of HCW, especially those who have contact with TB patient. Interferon gamma release assays (IGRA) is a method for diagnosing latent TB infection (LTBI). The aim of this trial is to determine the proportion of LTBI in HCW in Persahabatan Hospital, a high burden TB hospital in Indonesia. Methods: This cross sectional study was conducted among 95 HCW in Persahabatan Hospital who have contact with TB patient. Sample was recruited by consecutive sampling. The participants were subject to history taking, chest X ray and Xpert MTB/RIF to exclude the diagnosis of active TB infection or multi drug resistant (MDR) TB. Results: Positive IGRA was found in 37 HCW (38,9%) and negative IGRA was found in 58 HCW (61,1%). There were no active TB and MDR TB in HCW. There was a significant association between IGRA result and the work place (P = 0,004). Conclusion: Proportion of LTBI in HCW in Persahabatan Hospital by using IGRA was 38,9%.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Akhbarona Fauzan
Abstrak :
Skripsi ini membahas terjadinya peningkatan kejadian kasus Tuberkulosis paru BTA (+) di Kota Sukabumi dan belum diketahuinya pola penyebaran penyakit Tuberkulosis paru BTA (+) dengan analisis spasial berdasarkan faktor kependudukan dan pelayanan kesehatan, bertujuan untuk mengetahui analisis spasial kejadian Tuberkulosis paru BTA (+) di Kota Sukabumi tahun 2010-2012. Penelitian menggunakan desain studi ekologi jenis multiple group dengan time trend menggunakan pendekatan analisis spasial. Hasil penelitian bahwa kasus baru dan insiden Tuberkulosis paru BTA (+) di Kota Sukabumi tahun 2010-2012 meningkat dan cenderung mengikuti pola persebaran kepadatan penduduk, jumlah fasilitas pelayanan kesehatan dan jumlah tenaga kesehatan. Dari hasil penelitian ini menyarankan agar program pemberantasan dan pengendalian penyakit Tuberkulosis paru BTA (+) sebaiknya diprioritaskan pada wilayah dengan kepadatan penduduk tinggi. ...... This essay discusses the increased incidence of pulmonary Tuberculosis cases of Acid-Resistant Bacteria (+) in Sukabumi and not knowing the pattern of spread of disease pulmonary Tuberculosis Acid-Resistant Bacteria (+) with a spatial analysis based on demographic factors and health services, spatial analysis aimed to determine the incidence of pulmonary Tuberculosis Acid–Resistant Bacteria (+) Sukabumi in 2010-2012. Research design using multiple types of ecological study group with a time trend using spatial analysis approach. The results of that study and the incidence of new cases of pulmonary Tuberculosis Acid–Resistant Bacteria (+) in Sukabumi in 2010-2012 increased and tend to follow the pattern of distribution of population density, the number of health care facilities and health workers. From the results of this study suggest that eradication programs and disease control pulmonary Tuberculosis Acid–Resistant Bacteria (+) should be prioritized in areas with high population density.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55132
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatimah
Abstrak :
ABSTRAK
Disertasi ini membahas tentang determinan infeksi tuberkulosis laten pada wargabinaan pemasyarakatan di Rutan klas 1 Bandung. Penelitian ini menggunakandesain cross sectional dan dianalisis dengan regresi logistik berganda. Hasilpenelitian ini menunjukan prevalensi infeksi TB laten sebesar 76,9 dan TB aktif2,3 . Risiko tinggi dan faktor yang paling dominan berhubungan dengan kejadianinfeksi TB laten yaitu kebiasan merokok sering sebesar 12,99 kali dan kebiasanmerokok kadang-kadang sebesar 9,34 kali. Determinan lainnya yang berisikomengalami infeksi TB laten yaitu riwayat kontak TB diluar rutan sebesar 3,02kali, status gizi kurang dari normal sebesar 2,64 kali dan status gizi lebih darinormal sebesar 0,21 kali, penahanan lebih dari 1 kali sebesar 0,44 kali, usia lebihdari 26-34 tahun sebesar 0,23 kali, usia 34-42 tahun sebesar 0,41 kali dan usialebih dari 42 tahun sebesar 0,63 kali. TB laten sangat tinggi sehingga diperlukanskrining TB laten agar dapat memutus mata rantai TB. Determinan utama TBlaten adalah merokok sehingga perlu pembatasan penjualan rokok dan membuatregulasi hingga kebiasaan merokok warga binaan pemasyarakatan berhenti. Selainitu, juga perlu meningkatkan status gizi sesuai dengan angka kecukupan gizi.
ABSTRACT
This dissertation discusses the determinant latent tuberculosis infection ofprisoners in state prison class 1 Bandung. This study used cross sectional designand analyzed by multiple logistic regression. The results of this study show theprevalence of latent TB infection is 76.9 and active TB is 2.3 . The highest riskand the most dominant factors associated with the incidence of latent TB infectionwho have smoking habits frequently are 12.99 times and intermitent smokinghabits are 9.34 times. Other determinants who have risk of latent TB infectioninclude a history of TB contact outside the prison is 3.02 times, less nutritionalstatus from normally is 2.64 and nutritional status more than normally is 0.21times, incarceration more than once is 0,44 times, age range of 26 34 years old is0.23 times, the age 34 42 years is 0.41 times and the age more than 42 years is0.63 times. The occurence of latent TB is very high that latent TB screening isnecessary to be able to cut the transmission of TB. The main determinant of latentTB is smoking so it is necessary to restrict the sale of cigarettes and make aregulation to stop smoking habits of prisoners. In the other hand, it also needs toimprove nutritional status in accordance with the nutritional adequacy rate.
2017
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nikko Yendi Sutrisno
Abstrak :
Tuberkulosis (TB) merupakan masalah kesehatan yang umum di dunia, bahkan tergolong mematikan. Pengobatan TB menggunakan obat anti Tuberkulosis (OAT) berupa isoniazid, rifampisin, pirazinamid, dan etambutol. Penggunaan OAT dapat menimbulkan Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki (ROTD) sehingga perlu mendapatkan perhatian khusus. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi ROTD yang dialami pasien pengguna OAT beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya pada pasien TB paru rawat jalan di RSUD Kota Depok periode Desember 2013 ? April 2014. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pengambilan data secara prospektif menggunakan data kuesioner hasil wawancara dengan pasien dan data resep pasien. Sampel adalah pasien yang mendapatkan OAT dengan lama penggunaan ≤ 3 bulan. Jumlah sampel yang didapat selama penelitian sebanyak 33 orang. Penderita baru TB paru di RSUD Kota Depok sebagian besar adalah wanita (58%), berada pada usia produktif 15-54 tahun (76%), serta merupakan keturunan Jawa, Sunda, dan Betawi. Pasien yang mengalami ROTD sebesar 85%, 65% di antaranya mengalami lebih dari 1 ROTD. ROTD yang dialami yaitu gatal, mual, muntah, pusing, dan kesemutan. Pasien dengan jenis kelamin wanita, berusia lansia (> 54 tahun), memiliki riwayat penyakit lain, dan menggunakan obat non Kombipak/FDC, memiliki persentase lebih besar untuk mengalami ROTD. Sebanyak 71% pasien yang menggunakan OAT merasakan timbulnya ROTD beberapa jam atau pada hari yang sama setelah minum OAT. Usia, jenis kelamin, riwayat penyakit lain, asal suku pasien, dan jenis obat merupakan faktor yang mempengaruhi terjadinya ROTD. ...... The Tuberculosis (TB) is a popular enough problem of health in the world, in many cases and even can cause the death. The Tuberculosis medication using the anti-Tuberculosis drugs, such as isoniazid, rifampicin, pyrazinamide, and ethambutol. The use of anti-Tuberculosis drugs can cause The Adverse Drug Reactions (ADR) that need to get a special attention. The aims of this research were to evaluate ADR that could happen on the TB pulmonary outpatients who are using the anti-Tuberculosis drugs and the factors which affect it on the patients at RSUD Kota Depok in December 2013 – April 2014 period. The research method that was used is descriptive with the prospective datas collecting method use data questionnaires from interviewed the patients and patient’s data recipes. The sample is the patients who used the anti-Tuberculosis drugs for ≤ 3 months. The samples were gotten during the research are 33 peoples. New patients of TB pulmonary in RSUD Kota Depok are mostly women (58%), in productive ages 15-54 years old (76%), and also from javanese, sundanese, and betawi tribe. The prevalence of patients that feel the ADR is 85%, which 65% patients feel more than 1 ADR. The ADR which was felt is itchy, queasy, vomit, dizzy, and numb. There are 71% patients who consume anti-tuberculosis drugs feel the ADR several hours or in the same day after they have consumed the drugs. The ages, gender, history of other disease, patient’s tribe, and kinds of drugs are the factors that affect the incidence of ADR.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
S56182
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library