Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anette Yongki Wijaya
"Latar Belakang: TB hingga saat ini masih termasuk dalam sepuluh besar penyebab kematian di dunia. Dalam penatalaksanaannya terdapat beberapa tantangan seperti infeksi HIV/AIDS, diabetes melitus, dan beban resistensi obat. Berdasarkan Global Tuberculosis Report 2019, di Indonesia terdapat 9.118 kasus TB RO dengan 46% di antaranya memulai pengobatan. Dan pada Global Tuberculosis Report 2020, terdapat kenaikan sekitar 2,345 kasus menjadi 11.463 kasus dengan kenaikkan cakupan memulai pengobatan hanya 2%. Selain itu, munculnya pandemi COVID-19 membuat deteksi, konfirmasi, dan pengobatan TB dan TB MDR menurun. Hal ini dapat meningkatkan risiko lebih jauh beban resistensi obat, khususnya TB MDR.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kasus TB MDR di RSUP Persahabatan tahun 2020.
Metode: Penelitian ini merupakan studi analitik observatif dengan data kuantitatif. Sumber data berasal dari data sekunder berupa rekam medik RSUP Persahabatan tahun 2020. Dengan desain studi kasus kontrol, 50 sampel dalam kelompok kasus dan 100 sampel dalam kelompok kontrol dianalisis menggunakan SPSS dengan uji chi square, OR untuk mengetahui derajat hubungan antar variabel, dan p<0,05 sebagai batas kemaknaan.
Hasil: Usia ≤30 tahun (OR=0,30; p=0,019) dan kepatuhan minum obat (OR=6,64; p=0,000) memiliki hubungan statistik yang signifikan dengan kasus TB MDR di RSUP Persahabatan tahun 2020.
Kesimpulan: Faktor risiko yang berhubungan dengan kasus TB MDR di RSUP Persahabatan tahun 2020 adalah usia dan kepatuhan minum obat. Diperlukan pengawasan lebih di masa pandemi COVID-19 ini terhadap kepatuhan minum obat pada kelompok usia >30 tahun. Serta diperlukan penelitian mengenai hubungan COVID-19 dengan TB MDR.

Background: Tuberculosis is still one of the top ten diseases causing death globally. Several challenges could not be omitted in TB treatment, for instance HIV/AIDS infection, diabetes mellitus, dan drug resistant burden. According to Global Tuberculosis Report 2019, in Indonesia there were 9,118 drug resistant TB cases which around 46% were on treatment. However, in Global Tuberculosis Report 2020, the case increased about 2,345 cases to 11,463 cases, yet the treatment enrollment only raised about 2%. The emerging of COVID-19 pandemic causing TB and MDR-TB’s notification, confirmation, and treatment decrease significantly. Due to this situation, the burden of drug resistant TB would be uncontrollable and causing more serious damage in the future.
Aim: The aim of this study is to identify factors associated with MDR-TB in Persahabatan Hospital year 2020.
Methods: This is a quantitative analytic-observational study using secondary data from Persahabatan Hospital’s medical records. With case control as the study design, 50 cases and 100 controls were analyzed with SPSS. Chi square analysis, OR to understand the association degree between variables, and P-Value <0,05 as significance level are used in this study.
Result: Age ≤30 years (OR=0,30; p=0,019) and treatment adherence (OR=6,64 p=0,000) have significant statistical association with MDR-TB cases in Persahabatan Hospital year 2020.
Conclusion: Age and treatment adherence are the risk factors associated with MDR-TB cases in Persahabatan Hospital year 2020. Further treatment supervision needed in COVID-19 pandemic era among patients age of >30 years. And furthermore, studies about association between COVID-19 and MDR-TB are needed.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ira Candra Kirana
"ABSTRAK
Upaya pengendalian TB-MDR telah dilakukan, namun hasil akhir pengobatan pasien TB-MDR masih menjadi permasalahan terkini yang perlu diselesaikan. Di Indonesia, terjadi penurunan success rate pasien TB RO sejak lima tahun terakhir, yaitu kisaran 68-46, sedangkan hasil pengobatan buruk lebih fluktuatif dan masih tinggi yaitu kisaran 28-47. Penelitian ini menggunakan desain kohort retrospektif yang bertujuan untuk mengetahui gambaran dan faktor yang berhubungan dengan hasil pengobatan pasien TB-MDR di Indonesia. Data yang digunakan adalah data pasien TB-MDR yang berusia 15 tahun yangmemulai pengobatan antara Januari 2013-Desember 2015 dan teregister dalam e-TB Manager. Didapatkan 1.683 kasus dengan 49,7 pasien sembuh, 2,7 lengkap, 14,1 meninggal, 4,4 gagal, dan 29,1 loss to follow up.Analisis bivariat dilakukan untuk mengidentifikasi faktor yang berhubungandenganhasil pengobatan buruk kematian, gagal, atau loss to follow up. Faktor risiko terhadap hasil pengobatan buruk adalah usia 45 tahun RR 1.32; 95 CI 1.20-1.46, resistansi OAT lini 1 RR 34.1; 95 CI 8.24-141.0, resistansi OAT lini 1 lini 2 dan/atau florokuinolon RR 32; 95 CI 7.9-134.0, kavitas paru RR 1.21; 95 CI 1.00-1.44, interval inisiasi pengobatan >30 hari RR 1.11; 95 CI 1.00-1.24, dan tempat tinggal di desa RR 1.15; 95 CI 1.02-1.30. Sedangkan faktor protektor terhadap hasil pengobatan buruk adalah paduan standar RR 0.73; 95 CI 0.59-0.91.

ABSTRACT
Efforts to control MDR TB have been done, but treatment outcome of MDR TB patients remains a current issue that needs to be resolved. In Indonesia, success rate was declining in the last five years, from 68 46 , whereas poor treatment results are more fluctuate and still high at 28 47. This cohort retrospective study was conducted to analyze the characteristics and factors influencing treatment outcomes of MDR TB patients in Indonesia. This research was use data from e TB Manager and included all MDR TB patients who were ge 15 years and starting treatment between January 2013 and December 2015. Overall, 1.683 MDR TB patientswere included,49.7 recovered, 2.7 complete treatment, 14.1 died, 4.4 treatment failure, and 29.1 loss to follow up. A bivariate analysis was used to identify risk factors for poor treatment outcomes, which were defined as death, treatment failure, or loss to follow up. The risk factors for poor treatment outcome were age above 45 years RR 1.32, 95 CI 1.20 1.46, patients who are resistant first lines TB drugs RR 34.1 95 CI 8.24 141.0 and first lines TB drugs 2nd lines injection and or fluoroquinolone RR 32 95 CI 7.9 134.0, lung cavity RR 1.21, 95 CI 1.00 1.44, treatment initiation interval 30 days RR 1.11 95 CI 1.00 1.24, and residence in rural areas RR 1.15 95 CI 1.02 1.30. While the protector factor for poor treatment outcome is standardized regimen RR 0.73 95 CI 0.59 0.91."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dela Ryana Swaraghany
"Tuberkulosis multidrug resistant (TB MDR) merupakan penyakit infeksi yang terus mengalami peningkatan jumlah kasus setiap tahunnya. Indonesia menempati peringkat ke-delapan dari 27 negara dengan kasus TB MDR paling banyak di dunia (WHO, 2013). Pengobatan yang lebih kompleks dengan durasi yang lebih lama, menjadikan pasien TB MDR seringkali mengalami kegagalan konversi sputum. Kegagalan konversi sputum ini dipengaruhi oleh banyak faktor (multifaktorial). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor demografi (usia dan jenis kelamin), riwayat merokok serta penyakit komorbid (diabetes melitus dan HIV/AIDS) terhadap kejadian gagal konversi sputum pasien TB MDR di RSUP Persahabatan Jakarta tahun 2014-2016. Penelitian ini tergolong penelitian potong lintang dengan data sekunder yang diperoleh dari 51 rekam medis di Poli TB MDR RSUP Persahabatan.
Hasil penelitian ini menunjukkan prevalensi pasien TB MDR dengan gagal konversi sputum sebesar 5.6%. Hasil analisis univariat menunjukkan pasien TB MDR dengan gagal konversi sputum didominasi oleh laki-laki (62.7%); usia dewasa (80.4%); memiliki kebiasaan merokok (58.8%); tidak memiliki riwayat diabetes melitus (82.4%); dan tidak memiliki riwayat HIV/AIDS (100%). Hasil analisis bivariat menunjukkan hubungan yang tidak bermakna antara usia (p=0.084); jenis kelamin (p=0.421); kebiasaan merokok (p=0.550); riwayat diabetes melitus (p=0.799) dengan kegagalan konversi sputum pasien TB MDR. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa usia, jenis kelamin, riwayat merokok, diabetes melitus, dan HIV/AIDS tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian gagal konversi sputum pasien TB MDR di RSUP Persahabatan Jakarta tahun 2014-2016.

Multidrug resistant tuberculosis (MDR TB) is an infectious disease that continues to increase in the number of cases every year. Indonesia is on 8th rank among 27 countries with the most cases of MDR TB in the world (WHO, 2013). More complex treatment with longer duration, makes MDR TB patients often have sputum conversion failure. This sputum conversion failure is influenced by many factors (multifactorial). The aim of this study is to determine the relationship between demographic factors (age and gender), smoking habit, comorbid diseases (diabetes mellitus and HIV/AIDS) with sputum conversion failure of MDR TB patients at RSUP Persahabatan Jakarta in 2014-2016. The design of this study is a cross-sectional study with secondary data obtained from 51 medical records in MDR TB Polyclinic at Persahabatan Hospital.
The results of this study showed the prevalence of MDR TB patients with sputum conversion failure is 5.6%. The results of univariate analysis showed that MDR TB patients with sputum conversion failure were dominated by men (62.7%); adult age (80.4%); have a smoking habit (58.8%); have no history of diabetes mellitus (82.4%); and have no history of HIV/AIDS (100%). The results of bivariate analysis showed an insignificant relationship between age (p=0.084); gender (p=0.421); smoking habits (p=0.550); history of diabetes mellitus (p=0.799) with sputum conversion failure of MDR TB patients. From these results, it can be concluded that age, gender, smoking habit, diabetes mellitus, and HIV/AIDS do not have significant relationships with sputum conversion failure of MDR TB patients at RSUP Persahabatan Jakarta in 2014-2016.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library