Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Chrysanti Dwi Sarika
"Saat ini dengan sistem sekolah ‘full day school’ maka anak-anak mendapatkan materi pelajaran lebih banyak dari pada anak-anak dengan sistem sekolah konvensional. Sehingga mereka perlu mcmbawa buku-buku dan perlengkapan lainnya Icbih banyak, dengan kata lain beban tas sekolah (Backpack) mereka menjadi Iebih berat. Beban yang berat pada punggung dapat memicu masalah kelainan tulang beiakang yang dimulai dengan terjadinya postur janggal yang dapat mengganggu kesehatan dan penampilan pada anak-anak.Dan dari laporan wali murid ditemukan 4 anak dcngan usia 11-16 tahun dinyatakan positifmcndcrita kelainan tulang belakang skoliosis fungsional dan kyphosis. Tujuan penelitian ini adalah mengevaiuasi pemakajan backpack pada siswa siswi SD-SMP di Lazuardi GIS terhadap risiko terjadinya kelainan tulang belakang yang dimulai dengan teijadinya postur janggal .
Disain penelitian dan subyek: merupakan jenis penelitian desluiptif dengan pendckatan cross sectional. Sampel penelitian adalah 72 siswa SD-SMP Lazuardi dan backpack yang mereka gunakan. Pengukuran data mengunakan timbangan berat badan, mctcran, kamera digital dan kuesioner. Data yang dihasilkan diolah sehingga mcnghasilkan suatu nilai dalam bentuk kategorik. Analisa data dilakukan seoara univariat dan bivariat dengan chi square dan t independen serta analisa kualitatif.
Hasil penelitian ditemukan rata-rata berat ransel dari keseluruhan responden adalah 9% dari berat tubuh mereka dan 33.3% dari responden membawa beban dengan rata-rata lebih dari 10%, 55,6% dari responden menggunakan tas dengan dimensi yang baik, 83.3% membawa backpack dengan tidak baik.
Kesimpulan dari penelitian ini diperoleh bahwa kornbinasi beban backpack dan atau dimensi backpack yang tidak baik dengan cara membawa backpack yang tidak baik pada sebagian besar siswa-siswi SD-SMP di Lazuardi GIS Cinere berisiko merubah postur normalnya menjadi janggal dan hal ini meningkatkan risiko terjadinya kelainan pada tulang belakang mereka.

Lazuardi GIS is a Full Day School , which implement 5 day school with long hours study at school, with this system, children need to bring more books and other requirement. In other word, the children carry heavier backpack load which is suspected exceed recommendation limit for children (10% or body weight). Heavy loading ofthe opioo, improper use of backpack and bacpack dimension may induce postural changcs,which increase the risk of spinal disorder.And from parents report, there are 4 children 11-17 years old, suffering skoliosis and kyphosis. Aim:To Evaluate the risk of backpack use which cause a risk of spinal disorder, begin with postural changes among the children in long term.
Study Design; This research is a survey research with cross sectional approach. The sample of research are 72 students of SD-SMP Lazuardi GIS and their backpack. The data is collected using, weight scale, meter, digital camera dan questioner. The data was processed and as a result it showed in categoric form, then was analyzed univariantly and bivariantly.
Results ; It is found that, the average weight of backpack is 9% body weight and 33.3% of respondent carried backpack load with average weight more than 10% of body weight, the variant of position or the way he students carry their backpack are as follow, 55.6% of respondents carrying with a good backpack dimension, 83.3% respondent carries backpack improperly..
Conclusion, this study End that Combination of heavy backpack and or bad backpack dimension and the way of the most elementary and junior high school student in Lazuardi GIS Cinere, carry the backpack create a postural changes and increase the risk of spinal disorder.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2008
T33821
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Rofikoh
"ABSTRAK
Adapun tujuan utama dilakukannya penelitian ini yaitu mengetahui profil dosis lapangan kecil pada medium tulang belakang dengan teknik penyinaran SAD. Selain itu, kami mengevaluasi dan membandingkan dosis perencanaan pada teknik SBRT dan konvensional terhadap hasil pengukuran yang dilakukan menggunakan dosimeter Exradin A16 dan Gafchromic EBT3. Evaluasi perencanaan radioterapi dilakukan dengan menghitung indeks konformitas dan indeks homogenitas untuk daerah toraks dan lumbal. Hasilnya menunjukkan bahwa film EBT3 merupakan dosimeter dengan akurasi dan presisi yang paling tinggi dengan rata-rata standar deviasi sebesar ±1.7 dan diskrepansi maksimum sebesar 2.6%, secara berturut-turut. Deviasi FWHM untuk lapangan 0.8 x 0.8 cm2 sebesar 16.3%, sedangkan untuk lapangan 2.4 x 2.4 cm2 sebesar -3.0%. Perbandingan lebar penumbra terhadap luas lapangan kolimasi untuk lapangan 0.8 x 0.8 cm2 sebesar 37.1%, sedangkan untuk lapangan 2.4 x 2.4 cm2 sebesar 12.4%. Evaluasi indeks konformitas dan indeks homogenitas pada perencanaan menunjukkan bahwa perencanaan pada daerah toraks memiliki hasil yang lebih baik dibandingkan lumbal.

ABSTRACT
The main objective of this study was to know dose profile of small field radiotherapy in the spine case with SAD techniques. In addition, we evaluated and compared the dose planning of SBRT and conventional techniques to measurements with Exradin A16 and Gafchromic EBT3 film dosimeters. Evaluation of radiotherapy planning has been used using both conformity and homogeneity index for thorax and lumbal regions. The results showed that film EBT3 is highest precision and accuracy with average of standard deviation of ±1.7 and maximum discrepancy of 2.6%, respectively. In addition, the deviation of Full Wave Half Maximum (FWHM) in small field size of 0.8 x 0.8 cm2 is 16.3%, while it was found around 3 % for the field size of 2.4 x 2.4 cm2. The comparison between penumbra width and the collimation was around of 37.1% for the field size of 0.8 x 0.8 cm2 is 37.1%, while it was found of 12.4% for the field size of 2.4 x 2.4 cm2. Moreover, the HI and CI evaluation of the planning shows that planning of thorax indicating better results than lumbal regions"
2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanny Aurelya Artha Mevia
"Limfoma merupakan jenis keganasan jaringan limfoid sebagai bentuk tumor padat pada jaringan limfoid yang dapat menyebar secara metastasis ke organ lain dan menyebabkan sebuah lesi yang menempati ruang (Space Occupying Lesion/SOL). Lesi yang timbul pada tulang belakang dapat menimbulkan masalah nyeri dan neurologis akibat kompresi saraf tulang belakang. Manifestasi yang timbul tergantung pada tempat kompresi tumor di saraf tulang belakang. Hasil penelitian menunjukan bahwa asal tumor tulang belakang yang paling umum adalah limfoma sebanyak 7,4% dari keseluruhan kasus tumor metastasis ke tulang belakang. Tujuan penulisan karya ilmiah akhir ners ini adalah untuk menganalisis pemberian asuhan keperawatan kolaborasi pemberian terapi Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS) dengan kombinasi teknik relaksasi napas dalam untuk mengatasi nyeri, masase abdomen dan pemberian minum air putih hangat sebagai manajemen konstipasi, dan latihan rentang gerak aktif-pasif pada pasien tirah baring. Hasil dari karya ilmiah ini menunjukan keefektifan pemberian OAINS dengan kombinasi teknik relaksasi napas dalam dalam penurunan skala nyeri menggunakan Numeric Rating Scale (NRS). Pemberian masase abdomen dan minum air hangat sebagai manajemen konstipasi dapat merangsang peristaltik usus. Latihan rentang gerak aktif-pasif pada pasien dengan tirah baring dapat memelihara tonus otot dan dapat dilakukan secara mandiri oleh pasien serta caregiver. Kata kunci: Lesi, Limfoma, Metastasis, Sumsum Tulang Belakang

Lymphoma is a type of lymphoid tissue malignancy as a form of solid tumor in lymphoid tissue that can spread metastases to other organs and cause a space-occupying lesion (SOL). Lesions that arise in the spine can cause pain and neurological problems due to spinal nerve compression. Manifestations that arise depending on the site of compression of the tumor in the spinal cord. The results showed that the most common origin of spinal tumors was lymphoma as much as 7.4% of all cases of tumor metastases to the spine. The purpose of writing this final scientific paper for nurses is to analyze the provision of collaborative nursing care in the provision of Non-Steroid Anti-Inflammatory Drugs (NSAID) therapy with a combination of deep breathing relaxation techniques to treat pain, abdominal massage, and drinking warm water as management of constipation, and range of motion exercises. active-passive in bed rest patients. The results of this scientific work show the effectiveness of administering NSAIDs with a combination of deep breathing relaxation techniques in reducing pain scale using the Numeric Rating Scale (NRS). Giving abdominal massage and drinking warm water as management of constipation can stimulate intestinal peristalsis. Active-passive range of motion exercises in patients on bed rest can maintain muscle tone and can be done independently by the patient and the caregiver."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ismail Salim
"Pendahuluan: Operasi fusi tulang belakang adalah penanganan definitif yang dilakukan untuk mengembalikan stabilitas struktural tulang belakang. Sel punca mesenkimal (SPM) telah diteliti mempunyai kemampuan untuk menyembuhkan defek pada metafisis tulang dan fusi vertebra. Saat ini, terdapat keterbatasan studi yang menilai capaian fusi vertebrae pada pasien dengan SPM. Metode: Studi ini menggunakan desain systematic review berdasarkan metode Preferred Reporting Items for Systematic Review and Meta-Analysis (PRISMA) yang dilakukan pada Juni 2020. Data dianalisis mengikuti panduan dari Cochrane Handbook for Systematic Reviews of Interventions dan menggunakan software Review Manager (RevMan, V.5.3). Hasil: Dari 11 studi yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, ditemukan perbaikan radiologis yang signifikan pada 3 studi RCT ini yakni OR: 2,46 (95% IK: 1,29-4,68; I2: 68%) pada pemeriksaan CT scan dan 2 studi RCT OR: 3,91 (95% IK: 1,92-7,99; I2: 0%) pada pemeriksaan X-ray. Pada studi pre dan post ditemukan 100% pasien mengalami perbaikan radiologis pada akhir studi. Perbaikan klinis nyeri berbeda bermakna pada pasien dalam waktu 3 bulan pasca tindakan pemberian stem sel dan bertahan dalam waktu 6-12 bulan. Perbaikan hambatan fungsi dengan penilaian skor ODI bermakna dalam 6 bulan pasca tindakan. Efek samping yang banyak ditemukan adalah nyeri. Kesimpulan: Penggunaan sel stem mesenkimal menghasilkan perbaikan radiologis, klinis, dan fungsi yang signifikan pada pasien dengan penyakit tulang belakang degeneratif.

Introduction: Spinal fusion surgery is a definitive treatment to restore spinal structural stability. Although allograft is a gold standard for vertebral fusion, this method associates with high morbiidy. Based on previous studies, mesenchymal stem cell has ability to fix defect of metaphyses of bone and has a role in vertebral fusion. However, studies about vertebral fusion in patient treated with mesenchymal stem cell are still limited. Method: This study was a systematic review which was conducted according to Preferred Reporting Items for Systematic Review and Meta-Analysis (PRISMA) on June 2020. Data was analysed with guidance from Cochrane Handbook for Systematic Reviews of Interventions using Review Manager (RevMan, V.5.3) software. Results: From 11 studies which satisfy inclusion and exclusion criteria, there were significant radiological improvement in 3 RCT study on CT scan (OR: 2,46 95%CI: 1,29-4,68; I2: 68%) and 2 RCT study on X-Ray examination (OR: 3,91 95%CI: 1,92-7,99; I2: 0%). On pre and post study, 100% of patients showed significant improvement. The pain improved significantly 3 months after the procedure. Functional ability improved within 6 months after the surgery. The most common side effect reported was pain. Conclusion: Mesenchymal stem cell resulted in significant improvement of radiological, clinical, and function of patients with degenerative spinal disease."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Arsanto Triwidodo
"Kordoma adalah jenis tumor ganas dan langka yang biasanya terjadi di tulang belakang, terutama sakrum atau lumbosakrum. Tumor tersebut mengakibatkan gangguan struktur anatomi tulang belakang yang mengarah ke kondisi cacat ketika daerah yang terkena diangkat. Operasi rekonstruksi menggunakan implan tulang belakang yang terdiri atas kombinasi batang dan sekrup saat ini masih menunjukkan tingkat kegagalan dan kompleksitas pembedahan yang tinggi. Selain itu, hanya sedikit prostesis yang dapat memfasilitasi preservasi saraf dan rekonstruksi parsial. Oleh karena itu diperlukan prostesis baru untuk memenuhi kebutuhan rekonstruksi tulang belakang.
Penelitian ini merupakan proses pengembangan desain baru prostesis lumbal dan sakrum berdasarkan studi antropometri yang berpotensi untuk diproduksi dalam skala besar dan memfasilitasi preservasi saraf maupun rekonstruksi parsial. Desain dikembangkan dengan tahapan identifikasi kebutuhan, pembuatan konsep, pemilihan konsep dan material, pengembangan detail desain, dan tahap akhir berupa pembuatan prototipe. Pada tahap akhir dilakukan pengujian fisik dan instalasi pada kadaver menggunakan bahan polylactic acid (PLA) dan aluminium serta pengujian virtual dengan finite element method (FEM). Proses ini dilanjutkan dengan diskusi ahli dan uji biomekanik menggunakan prostesis berbahan dasar titanium. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Anatomi Departemen Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dan Laboratorium Teknik Mesin Fakultas Mesin Universitas Indonesia (FTUI) pada Januari 2020–Juni 2022.
Dimensi ukuran morfometri tulang lumbal laki-laki lebih besar dibandingkan perempuan, kecuali parameter spinal canal depth, vertebral body height anterior, ventral straight breadth, dan transverse diameter of the base (p < 0,05). Pada proses pengembangan desain dan konsep, terdapat 3 spesifikasi produk utama yaitu desain yang menyerupai anatomi asli, sistem modular, dan implan dengan beberapa ukuran. Ti-6Al-4V dipilih untuk material berdasarkan skor terbaik untuk evaluasi material dan persyaratan kinerja kepadatan rendah, kekuatan tarik tinggi, kekuatan luluh tinggi, young modulus rendah, ketahanan aus tinggi, ketahanan korosi tinggi, dan biaya rendah. Pembobotan faktor properti dilakukan menggunakan metode logika digital. Selanjutnya pada pengujian FEM, desain yang telah dikembangkan memenuhi kriteria untuk penggunaan sehari-hari dengan tegangan tertinggi 149,53 MPa dan faktor keamanan 2,56 kali. Berdasarkan uji biomekanik kondisi nyata, tegangan terkoreksi terbesar untuk prostesis adalah pada kondisi pembebanan fleksi 118,6 MPa pada komponen sakrum S2 kanan. Semua kondisi pembebanan pada masing-masing komponen menunjukkan ketahanan terhadap tegangan dan tidak mengalami kegagalan sama sekali.
Prostesis lumbosakral yang baru dirancang ini menunjukkan hasil yang memuaskan dari segi teknik bedah, pemasangan, maupun uji biomekanik serta dapat menjadi pilihan metode bedah untuk rekonstruksi defek tulang vertebra.

Cordoma is a rare and malignant type of tumor that usually occurs in the spine, especially the sacrum or lumbosacrum. The tumor resulted in disruption of the anatomical structure of the spine leading to a deformed condition when the affected area was removed. Reconstructive surgery using spinal implants consisting of a combination of rods and screws currently still shows a high failure rate and surgical complexity. Moreover, few prostheses can facilitate nerve preservation and partial reconstruction. Therefore a new prosthesis is needed to meet the needs of spinal reconstruction.
This research is the process of developing a new design of lumbar and sacral prostheses based on anthropometric studies that have the potential to be produced on a large scale and facilitate nerve preservation and partial reconstruction. The design is developed with the stages of needs identification, concepts generation, concepts and materials selection, detailed designs development, and prototype production. In the final stage, physical testing and installation was carried out on the cadaver using polylactic acid (PLA) and aluminum as well as virtual testing using the finite element method (FEM). This process was followed by expert discussions and biomechanical tests using titanium-based prostheses. This research was conducted at the Anatomy Laboratory of the Department of Anatomy, Faculty of Medicine, University of Indonesia (FMUI) and Mechanical Engineering Laboratory, Faculty of Engineering, University of Indonesia (FEUI) in January 2020–June 2022.
The morphometric dimensions of the male lumbar spine were larger than those of the female, except for the parameters spinal canal depth, anterior vertebral body height, ventral straight breadth, and transverse diameter of the base (p <0.05). In the design and concept development process, there are 3 main product specifications, namely designs that mimic the original anatomy, modular systems, and implants of several sizes. Ti-6Al-4V was selected for the material based on the best score for material evaluation and performance requirements of low density, high tensile strength, high yield strength, low young modulus, high wear resistance, high corrosion resistance and low cost. Property factor weighting is done using a digital logic method. Furthermore, in the FEM test, the design that has been developed meets the criteria for daily use with a maximum stress of 149.53 MPa and a safety factor of 2.56 times. Based on real-condition biomechanical tests, the largest corrected stress for the prosthesis is at a flexion load of 118.6 MPa on the right sacral component S2. All loading conditions on each component show resistance to stress and no failure at all.
This newly designed lumbosacral prosthesis has shown satisfactory results in terms of surgical technique, fitting, and biomechanical tests and can be the preferred surgical method for reconstruction of vertebral defects.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Martin, John H.
East Norwalk: Appleton & Lange, 1989
611.83 MAR b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sirupang, Yafet Yanri
"Latar Belakang: Anestesi spinal adalah anestesi pilihan untuk ibu melahirkan yang menjalani bedah sesar elektif, di mana kejadian hipotensi sering terjadi akibat anestesi spinal. Perubahan fisiologis yang terkait dengan kehamilan membuat setiap ibu hamil rentan terhadap berbagai gejolak intraoperatif yang dapat mengancam kehidupan ibu dan janinnya. Pengukuran tekanan darah noninvasif (NIBP) yang intermiten mungkin gagal untuk mendeteksi episode hipotensi secara tepat waktu. Perfusion index (PI) didefinisikan sebagai rasio aliran darah pulsatil dengan aliran darah nonpulsatil yang mencerminkan tonus vaskular perifer dan digunakan sebagai prediktor kejadian hipotensi selama pembedahan sesar. Metode : Penelitian ini merupakan studi prospective observasional dengan desain uji diagnostik yang melibatkan 77 pasien wanita hamil yang menjalani prosedur bedah sesar dengan anestesi spinal di RS Cipto Mangunkusumo dan RSUD Tangerang. Anestesi spinal dilakukan pada level L3-4, menggunakan jarum Quincke 27G (gauge) dengan Bupivacain Heavy 0.5% 12,5mg dan Fentanyl 25mcg. Hipotensi ditandai sebagai penurunan 25% tekanan darah sistolik dari nilai dasar. Hasil : Nilai dasar PI dapat menjadi prediktor kejadian hipotensi pascaanestesi spinal pada bedah sesar dengan nilai cut-off 3.75 (p<0.001). Diperoleh sensitifitas sebesar 72.4% dan Spesifisitas 72.9%. Kesimpulan : Nilai dasar PI ≥ 3.75 dapat menjadi prediktor kejadian hipotensi pascaanestesia spinal pada wanita hamil yang menjalani bedah sesar.

Background: Spinal anesthesia is the anesthetic of choice for women undergoing elective cesarean delivery, where hypotension often occurs as a result of spinal anesthesia. Physiological changes associated with pregnancy make every pregnant woman vulnerable to various intraoperative shocks that can threaten the life of the mother and her fetus. Intermittent non-invasive blood pressure measurement (NIBP) may fail to timely detect episodes of hypotension. The perfusion index (PI) is characterized as the proportion of pulsatile blood stream to nonpulsatile blood stream that reflects peripheral vascular tone and is used as a predictor of the occurrence of hypotension during cesarean section. Method: This research is a prospective observational study with a diagnostic test design involving 77 pregnant female patients who underwent caesarean section procedures under spinal anesthesia at Cipto Mangunkusumo Hospital and RSUD Tangerang. Spinal anesthesia was performed at L3-4 levels, using a 27G Quincke needle (gauge) with Bupivacaine Heavy 0.5% 12.5mg and Fentanyl 25mcg. Hypotension was characterized as a 25% diminish in systolic blood pressure from standard. Results: The baseline PI value can be a predictor of the occurrence of hypotension after spinal anesthesia in cesarean section with a cut-off value of 3.75 (p<0.001). Obtained a sensitivity of 72.4% and a specificity of 72.9%. Conclusion: Baseline PI value ≥ 3.75 can be a predictor of post spinal anesthesia hypotension in pregnant women undergoing cesarean section."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mutmainah Nur Ramahwati
"ABSTRACT
Osteoporosis merupakan suatu penyakit metabolik pada tulang yang ditandai dengan menurunnya kepadatan massa tulang. Pengobatan osteoporosis dapat dilakukan dengan menambahkan kadar kalsium Ca3 PO4 2 berukuran nano. Ca3 PO4 2 merupakan mineral yang terdapat pada tulang dan berfungsi untuk membangun dan memperkuat tulang dan gigi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efektifitas penambahan Ca3 PO4 2 ndash;nano yang dapat diserap oleh tulang dan melihat struktur kristal yang terbentuk pada tulang setelah diberi purifiet diet dengan penambahan Ca3 PO4 2 ndash;nano. Purifiet diet untuk pakan tikus diberi Ca3 PO4 2-nano dengan variasi komposisi 0,5X, 1,0X dan 1,5X dari kebutuhan normal. Kemudian tikus dipanen setiap dua minggu untuk diambil tulang belakangnya. Pengujian yang dilakukan pada tulang belakang tikus dengan menggunakan Atomic Absorption Spectroscopy AAS , serta X-Ray Diffraction XRD . Nilai efektif dari kebutuhan kalsium yang diperlukan tulang berada pada nilai 0,5X. Kandungan Ca mengalami kenaikan sedangkan kandungan Mg cenderung fluktuatif. Struktur kristal yang terbentuk merupakan tipe heksagonal dari hidroksiapatit dengan ukuran butir yang kecil. Parameter kisi kristal hidroksiapatit yang diperoleh adalah a = 9,50 dan nilai c = 6,83.

ABSTRACT
Osteoporosis is a metabolic disease in bones identified by the decreasing of bone mass. The treatment of osteoporosis can be done by adding the level of nano sized calcium Ca 3 PO4 2. The Ca 3 PO4 2 is a mineral contained in the bones to build and strengthen the teeth and bones. The purposes of this research were discovering the effectivity of added nano sized Ca 3 PO4 2 that was absorbed by the bones and identifying the crystalline structure formed at the bone after being given purified diet with the addition of nano sized Ca 3 PO4 2. The purified diet as the food for rats was given with varied compositions of 0.5X, 1.0X and 1.5X of nanosized Ca 3 PO4 2 from the normal requirement. The rats were harvested in every two weeks then their spines were investigated. The characterizations applied for the rat rsquo s spine were Atomic Absorption Spectroscopy AAS and X Ray Diffraction XRD . The effectivity value of the varied composition was found in 0.5X. The calcium content was increasing, while the magnesium content tended to be fluctuating. The crystalline structure was identified as hexagonal from hydroxyapatite with very small grain size. The lattice parameters of hidroxyapatite were a 9,50 and c 6,83."
2017
S67870
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Novitasari
"Pendahuluan: Estimasi usia dan jenis kelamin yang akurat memiliki peran penting dalam upaya identifikasi individu yang tidak dikenal terutama pada kasus-kasus forensik, baik pada individu yang masih hidup maupun sudah meninggal. Tulang belakang segmen dada dan iga merupakan tulang yang tidak banyak diteliti dalam penentuan usia dan jenis kelamin, namun tulang-tulang tersebut sering ditemukan pada saat pemeriksaan identifikasi dilakukan. Metodologi: Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif dan analitik dengan desain potong lintang menggunakan 300 sampel radiografi toraks dari pasien rawat jalan RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta, terdiri dari 150 laki-laki dan 150 perempuan dengan rentang usia antara 18 hingga 65 tahun. Pengukuran dilakukan pada tulang belakang segmen dada ke-1 hingga ke-12 dan tulang iga ke-2 hingga ke-7. Penelitian ini disetujui oleh komite etik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Hasil: Pada penelitian ini didapatkan korelasi yang lemah dan sangat lemah pada tulang belakang segmen dada yang signifikan (p<0,05) dan korelasi yang sangat lemah namun tidak signifikan (p>0,05) pada tulang iga terhadap estimasi usia kronologis. Terdapat hubungan yang signifikan antara ukuran lebar, tinggi, diagonal pada seluruh tulang belakang segmen dada dan semua iga yang diperiksa, dimana 14 parameter yang bermakna pada tulang belakang segmen dada ke-2, ke-3 dan ke-8; tulang iga ke-2, ke-3, dan ke-7; serta Y total secara bersama-sama memberikan nilai akurasi 70,7% terhadap estimasi jenis kelamin.
Kesimpulan: Radiografi toraks untuk menilai tulang belakang segmen dada dan iga-iga merupakan metode yang sangat berguna untuk upaya identifikasi usia dan jenis kelamin. Namun, penelitian lebih lanjut tetap diperlukan untuk mendapatkan estimasi yang lebih akurat.

Introduction: Accurate age and sex determination holds important role in determining the identity of unknown individuals in forensic science for both living and remains. Vertebrae are one of the least studied bones for chronologica age and sex identification; however, eventhough its presence at a death scene is the most common of all.
Methodology: This research was an observational descriptive and analytic study using cross-sectional research design with 300 chest radiograph as its sample in Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital, with 150 males and 150 females taken for T1-T12 thoracic vertebras and second-seventh ribs. All the procedures for this study were approved by the ethical committee of Faculty of Medicine, Universitas Indonesia.
Results: In this study, weak and very weak significant correlation was calculated from thoracic vertebras calculation and very weak correlation but no significant of ribs related to chronological age. There were significant correlation between width, height, and diagonal size in all thoracic vertebras and all ribs, which have 14 significant parameters of 2nd, 3rd and 8th thoracic vertebras; 2nd, 3rd and 7th ribs; and total height of thoracic vertebras with an accuracy value of 70.7% for sex determination.
Conclusion: Chest radiograph of thoracic vertebrae and ribs is a useful method for sex and chronological age identification of unknown bodies; however, further studies are still needed to develop examinations with higher accuracy."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library