Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nely Suryani Nopi
Abstrak :
ABSTRAK
Lamun Thalassia hemprichii telah dilaporkan mengandung senyawa fenolik dengan aktivitas antioksidan, yang berpotensi untuk mengatasi kerusakan kulit akibat paparan sinar ultraviolet UV . Penelitian ini bertujuan mendapatkan krim ekstrak T. hemprichii yang memiliki aktivitas antioksidan, proteksi sinar UV yang dinyatakan dengan nilai Sun Protection Factor SPF , penghambatan tirosinase, stabil secara fisik dan dapat terpenetrasi secara in-vitro. Kondisi ekstraksi dioptimasi menggunakan variasi konsentrasi etanol, penambahan 1 v/v HCl 1 N, dan suhu. Pengujian kadar fenolik total dilakukan dengan metode Folin-Ciocalteu, aktivitas antioksidan dengan metode 2,2-Diphenyl-1-picrylhydrazyl DPPH , dan penghambatan tirosinase diuji secara enzimatis menggunakan substrat L-tirosin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi ekstraksi optimum diperoleh pada etanol 50 yang ditambahkan 1 v/v HCl 1 N, dan suhu 60oC. Krim ekstrak etanol lamun 2 memiliki kadar fenolik 47,5 mg GAE/g ekstrak dengan aktivitas antioksidan IC50 111,39 g/mL, penghambatan tirosinase IC50 1448,36 g/mL, nilai SPF 28,27, dan menunjukkan stabilitas fisik krim yang baik selama 12 minggu. Hasil uji penetrasi dengan sel difusi Franz menunjukkan jumlah kumulatif fenolik terpenetrasi 72,58 g/cm2 3,58 dengan fluks 3,337 g/cm2.jam. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa krim kosmetik ekstrak T. hemprichii memiliki aktivitas antioksidan, penghambat tirosinase, proteksi tabir surya dengan nilai SPF yang relatif tinggi, stabil secara fisik, dan dapat terpenetrasi.
ABSTRACT
Thalassia hemprichii seagrass has been reported contain phenolic compounds with antioxidant activity, which potential to overcome skin damage from UV exposure. This study was aimed to obtain cream of T. hemprichii extract with antioxidant activity, UV protection expressed with Sun Protection Factor SPF , tyrosinase inhibition, physically stable, and penetrate into the skin. The extraction condition was optimized using ethanol concentration, 1 v v HCl 1 N, and temperature. Phenolic content was examined using the Folin Ciocalteu method, the antioxidant activity with 2,2 Diphenyl 1 picrylhydrazyl DPPH method, and the inhibition of tyrosinase through enzymatic reaction with L tyrosine. The results showed the optimum extraction condition was obtained using 50 ethanol added with 1 v v HCl 1 N, and 600C. The cream with 2 ethanolic extract has phenolic content 47,5 mg GAE g extract with antioxidant activity IC50 111,39 g mL, tyrosinase inhibition IC50 1448,36 gg mL, SPF value 28,27, and showed physically stable for 12 weeks. Result of the in vitro penetration test showed cumulative amount of phenolic 72,58 g cm2 3,58 with flux of 3,337 g cm2.hour. Based on these, it can be concluded that cosmetic cream of T. hemprichii extract has the antioxidant activity, inhibition of tyrosinase, sunscreen protection with relatively high SPF value, physically stable and able to penetrate.
2018
T50462
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Azizah
Abstrak :
Kelebihan produksi melanin dapat dikontrol oleh penghambat tirosinase atau antioksidan. Daun dan kulit batang matoa (Pometia pinnata J.R. Forst & G. Forst) (Sapindaceae) mengandung senyawa fenolik, namun penelitian mengenai aktivitas antioksidannya masih terbatas dan belum pernah diteliti sebagai penghambat tirosinase. Tujuan penelitian ini adalah meneliti potensi matoa sebagai penghambat tirosinase dan peredam radikal bebas, serta mengidentifikasi golongan senyawa pada fraksi teraktif dan ekstrak etanol daun dan kulit batang matoa. Uji penghambatan tirosinase dilakukan dengan mengukur serapan L-dopakrom pada λ = 490 nm. Aktivitas antioksidan diuji dengan metode DPPH. Ekstrak teraktif difraksinasi secara partisi cair-cair dan dilakukan pengujian antioksidan dari fraksi-fraksi yang diperoleh. Persen inhibisi ekstrak etanol daun dan kulit batang matoa terhadap aktivitas tirosinase berturut-turut adalah 24,54 ± 0,22% dan 21,93 ± 0,57% (konsentrasi akhir 200 μg/mL). Nilai IC50 kedua ekstrak tersebut dalam peredaman DPPH berturut-turut adalah 6,11 μg/mL dan 5,47 μg/mL). Fraksi teraktif dari ekstrak etanol kulit batang matoa adalah fraksi etil asetat (nilai IC50 = 5,38 μg/mL). Ekstrak etanol daun dan kulit batang matoa serta fraksi etil asetat mengandung flavonoid, tanin, saponin, triterpenoid, dan glikosida. Matoa tidak memiliki kemampuan sebagai penghambat tirosinase yang baik, namun memiliki aktivitas antioksidan yang baik meskipun masih lebih rendah dibandingkan kuersetin.
Excess production of melanin can be controlled by tyrosinase inhibitors or antioxidants. Leaves and stem barks of matoa (Pometia pinnata J.R. Forst & G. Forst) (Sapindaceae) contain phenolic compounds, but study of its antioxidant activity was limited and has not been studied as tyrosinase inhibitor. This study aims to investigate potency of matoa as tyrosinase inhibitor and antioxidant. We also identified the chemical compounds in the most active fraction and ethanol extract from the leaves and stem bark of matoa. The extracts were tested by evaluated the formation of L-dopachrome at 490 nm. Antioxidant activity were tested using DPPH method. The most active extract were liquid-liquid partition fractionated and the antioxidant activity assay of the fractions were performed. Ethanol extract of leaves and stem bark of matoa showed weak anti-tyrosinase activity (% inhibition were 24.54 ± 0.22% and 21.93 ± 0.57%, respectively, final concentration 200 μg/mL), but they showed strong DPPH-radical scavenging activity (IC50 values were 6.11 μg/mL and 5.47 μg/mL, respectively). The ethyl acetate fraction was the most active fraction with IC50 value 5.38 μg/mL. Ethanol extract from leaves and stem bark of matoa, and the ethyl acetate fraction contain flavonoids, tannins, saponins, triterpenoids and glycosides. The result showed that matoa doesn?t have potency as tyrosinase inhibitor, but it has good antioxidant activity although that?s still lower than quercetin.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
S54882
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Utari Oemardy
Abstrak :
Tirosinase merupakan enzim monooksigenase yang berperan dalam katalisis dua reaksi tahap pertama pembentukan melanin. Pigmen melanin melindungi kulit dari radikal bebas yang dapat menyebabkan kerusakan pada kulit, tetapi produksi melanin yang berlebihan dapat mengakibatkan gangguan kulit seperti melasma dan bintik-bintik hitam pada kulit. Oleh Karena itu, saat ini inhibitor tirosinase banyak digunakan dalam dunia kosmetik dan pengobatan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui adanya potensi penghambatan aktivitas tirosinase dan mengidentifikasi golongan senyawa yang terkandung dalam ekstrak dan fraksi teraktif kulit buah markisa. Ekstraksi dilakukan secara berturut-turut menggunakan pelarut n-heksan, etil asetat, dan metanol. Setiap ekstrak diuji penghambatan aktivitas tirosinase menggunakan spektrofotometer yang dilengkapi dengan microplate reader melalui pengukuran serapan L-dopakrom yang terbentuk pada panjang gelombang 490 nm. Ekstrak teraktif yaitu ekstrak n-heksan dipisahkan menggunakan kromatografi kolom dan dilakukan uji penghambatan tirosinase terhadap fraksi gabungan. Golongan senyawa kemudian diidentifikasi pada ekstrak n-heksan dan fraksi dengan persen penghambatan tertinggi yaitu FG 5. Hasil pengujian menunjukkan bahwa ekstrak n-heksan memiliki potensi penghambatan tirosinase tertinggi dengan IC50 85,46 μg/mL dan mengandung senyawa steroid-terpen; FG 5 juga mengandung senyawa steroid-terpen, namun tidak memiliki potensi penghambatan tirosinase.
Tyrosinase is monooxygenase enzyme that plays an important role in two major reactions of melanin production. Melanin pigment protects skin from free radical that may lead skin damage, but an excessive production of melanin may cause skin disorder such as melasma and freckles. Therefore, nowadays many tyrosinase inhibitor are used in cosmetic and medical field. This study was conducted to find out potential inhibition of tyrosinase activity and to identify compound group in extract and the most active fraction of passion fruit rind. Extraction was carried out sequentially using three solvents with increasing polarity; n-hexane, ethyl acetate, and methanol. Each extract was tested using microplate-reader spectrophotometer by measuring L-dopachrome absorbance at 490 nm. The most active extract, n-hexane extract was separated using column chromatography and tyrosinase inhibition assay was performed in the combined fractions. Compound group then was identified in n-hexane extract and fraction with the highest inhibition percentage, FG 5. The result showed that n-hexane extract had the highest inhibition potential with IC50 value of 85,46 μg/mL and contained steroid-terpene; FG 5 also contained steroid-terpene, but it did not have tyrosinase inhibition potential.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
S55066
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noorviana Farmawati
Abstrak :
ABSTRACT
Serum merupakan sediaan gel dengan tingkat viskositas yang lebih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan sediaan serum yang mengandung ekstrak biji lengkeng sebagai penghambat tirosinase dalam bentuk fitosom dengan eksipien koproses kasein dan xanthan gum sebagai basis. Koproses eksipien yang digunakan adalah kasein dan xanthan gum dengan perbandingan 5:1 yang bertujuan untuk memperoleh viskositas serum yang diinginkan. Pada penelitian ini digunakan metode peredaman DPPH dan uji penghambatan aktivitas tirosinase untuk mengetahui nilai IC50 dari ekstrak biji lengkeng. Nilai IC50 dari ekstrak biji lengkeng sebagai antioksidan adalah 6,566 µg/mL dan sebagai penghambat tirosinase adalah 1777,373 µg/mL. Ekstrak biji lengkeng diinkorporasikan dalam bentuk fitosom dan dihasilkan fitosom dengan nilai efisiensi penjerapan sebesar 65,54% serta ukuran diameter partikel yaitu 382,59 nm. Fitosom yang telah terbentuk lalu diformulasikan dalam sediaan serum yang mengandung eksipien koproses kasein dan xanthan gum. Koproses kasein – xanthan gum memiliki kemampuan mengembang yang cukup baik dengan viskositas yang tidak terlalu kental. Sediaan serum diformulasikan menggunakan eksipien koproses kasein – xanthan gum dengan konsentrasi 3% lalu diuji stabilitas fisik serta cycling test dan terbukti stabil. Dapat disimpulkan bahwa sediaan serum dengan koproses kasein dan xanthan gum sebagai eksipien yang mengandung fitosom ekstrak biji lengkeng merupakan sediaan yang dapat digunakan sebagai kosmetik.
ABSTRACT
Serum is a gel with lower viscosity. This study was intended to formulate serum containing phytosome of longan seed extract as tyrosinase inhibitor using coprocessed casein and xanthan gum as a base. Coprocessed of casein and xanthan gum with ratio of 5:1 was chosen to obtain viscosity of serum as desired. Radical scavenging DPPH and tyrosinase inhibitor activity was used to determine IC50 value from longan seed extract. IC50 value of longan seed extract as antioxidant is 6.566 µg/mL dan as tyrosinase inhibitor is 1777.373 µg/mL. Longan seed extract was incorporated into phytosome and the entrapment efficiency is 65.54% with diameter particle size 382.59 nm. Phytosome was formulated into serum containing coprocessed of casein and xanthan gum as excipient. Coprocessed casein – xanthan gum had good enough swelling index with low viscosity. Serum as formulated using 3% of coprocessed casein – xanthan gum and showed stable condition after physical stability test and cycling test. Therefore, the conclusion is the serum using coprocessed of casein and xanthan gum as excipient and containing phytosome of longan seed extract had good characteristic to be applied as cosmetic.
2014
S56011
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ersa Desita
Abstrak :
Carissa carandas L. (karanda) merupakan tanaman yang tumbuh di wilayah subtropis dan tropis. Ekstrak etanol buah karanda matang yang tumbuh di Thailand dilaporkan memiliki aktivitas antioksidan dan penghambatan tirosinase, namun belum ada penelitian terkait aktivitas buah karanda yang tumbuh di Indonesia. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kadar flavonoid total, aktivitas antioksidan, dan aktivitas penghambatan tirosinase pada buah karanda mentah dan matang yang tumbuh di Indonesia. Buah karanda diekstraksi dengan etanol 70% menggunakan metode Ultrasound Assisted Extraction (UAE). Penetapan kadar flavonoid total dilakukan dengan metode kolorimetri AlCl3 dengan standar kuersetin. Uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode DPPH (1,1-Difenil-2-pikrilhidrazil) dengan kuersetin sebagai kontrol positif. Pada uji aktivitas penghambatan tirosinase, L-DOPA (3,4-Dihidroksi-L-fenilalanin) digunakan sebagai substrat dan asam kojat digunakan sebagai kontrol positif. Kadar flavonoid total yang diperoleh dari ekstrak buah karanda mentah dan ekstrak buah karanda matang sebesar 0,93 ± 0,01 dan 1,05 ± 0,01 mg EK/g ekstrak. Uji aktivitas antioksidan dengan metode DPPH pada kuersetin, ekstrak buah mentah, dan ekstrak buah matang diperoleh nilai half-maximal inhibitory concentration (IC50) secara berurutan yaitu 3,57 ± 0,02; 295,34 ± 3,24; dan 232,00 ± 1,33 μg/mL. Pada uji aktivitas penghambatan tirosinase, ekstrak buah mentah dan ekstrak buah matang memiliki nilai IC50 sebesar 18.045,98 ± 2.463,54 dan 14.277,13 ± 80,55 μg/mL, di mana nilai IC50 asam kojat sebagai kontrol positif sebesar 18,37 ± 0,24 μg/mL. Ekstrak etanol 70% buah karanda matang menunjukkan kadar flavonoid, aktivitas antioksidan, dan aktivitas penghambatan tirosinase yang lebih tinggi dibandingkan dengan ekstrak etanol 70% buah karanda mentah. ...... Carissa carandas L. (karanda) is a plant that grows in subtropical and tropical areas. Ethanol extract of ripe karanda fruits grown in Thailand was reported has antioxidant and tyrosinase inhibitory activities, but there is no research related to the activity of karanda fruit that grows in Indonesia. This study aimed to determine the total flavonoid content, antioxidant activity, and tyrosinase inhibitory activity of unripe and ripe karanda fruits grows in Indonesia. Karanda fruits was extracted with ethanol 70% using Ultrasound Assisted Extraction (UAE). Determination of total flavonoid content was carried out using the AlCl3 colorimetric method with quercetin as standard. Antioxidant activity assay was carried out using DPPH method (1,1-Diphenyl-2-picrylhydrazyl) with quercetin as positive control. In tyrosinase inhibitory activity assay, L-DOPA (3,4- Dihydroxy-L-phenylalanine) was used as substrate and kojic acid was used as positive control. The total flavonoid content obtained from unripe and ripe karanda fruits extract were 0.93 ± 0,01 and 1.05 ± 0,01 mg QE/g extract, respectively. The antioxidant activity assay using the DPPH method of quercetin, unripe fruits extract, and ripe fruits extract showed half-maximal concentration (IC50) values of 3.57 ± 0.02, 295.34 ± 3.24, and 232.00 ± 1.33 μg/mL, respectively. In tyrosinase inhibitory activity assay, IC50 values of unripe and ripe fruits extracts were 18,045.98 ± 2,463.54 and 14,277.13 ± 80.55 μg/mL, while the IC50 value of kojic acid as positive control was 18.37 ± 0.24 μg/mL. The ethanol 70% extract of ripe karanda fruits showed higher flavonoid content and higher activity as antioxidant and tyrosinase inhibitor than the ethanol 70% extract of unripe karanda fruits.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayun Erwina Arifianti
Abstrak :
ABSTRAK
Sargassum plagyophyllum sebagai salah satu spesies dari suku Sargassaceae memiliki berbagai senyawa bioaktif. Salah satunya adalah florotanin yang dilaporkan sebagai antioksidan dan penghambat tirosinase. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan metode pembuatan dan karakteristik serbuk Sargassum plagyophyllum, serta mengaplikasikan serbuk tersebut ke dalam formula krim yang stabil, memiliki kandungan total florotanin, aktivitas antioksidan, penghambat tirosinase, dan dapat terpenetrasi secara in vitro. Sargassum plagyophyllum disiapkan dalam bentuk segar dan kering lalu dibuat menjadi bubur rumput laut dan dikeringkan menjadi serbuk dengan metode keringbeku (freeze-dry). Kandungan total florotanin diukur dengan metode Folin-ciocalteu dengan floroglusinol sebagai baku pembanding. Aktivitas antioksidan diukur menggunakan metode peredaman radikal bebas 2,2-Diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH). Aktivitas penghambatan tirosinase diukur melalui hasil reaksi enzimatis dengan menggunakan L-tirosin sebagai substrat. Hasil optimal sebagai bahan baku penghambat tirosinase didapatkan dari serbuk segar yang memiliki karakteristik yaitu serbuk berwarna coklat tua, tekstur halus, memiliki kandungan total florotanin 1,420 mg PE per gram berat kering; persen penghambatan DPPH 23,28% (konsentrasi uji 1,0 mg/mL); dan persen penghambatan tirosinase 35,95% (konsentrasi uji 4 mg/mL). Sediaan krim yang mengandung 5% serbuk rumput laut Sargassum plagyophyllum memiliki kandungan total florotanin 0,596 mg PE per gram berat kering, persen penghambatan DPPH 20,49% (konsentrasi uji 10 mg/mL); dan persen penghambatan tirosinase 33,76 mg/mL (konsentrasi uji 4 mg/mL) serta menunjukkan stabilitas fisik yang baik selama 12 minggu. Hasil uji penetrasi in vitro menunjukkan jumlah kumulatif floroglusinol terpenetrasi sebesar 7574,58 μg/ cm2 dengan fluks 1052,9 μg/cm2 .jam.
ABSTRACT
Sargassum plagyophyllum from Sargassaceae family contains various bioactive compounds, namely phlorotannin which is reported as antioxidant and tyrosinase inhibitor. This study was aimed to obtain production method and characteristics of Sargassum plagyophyllum seaweed powder, and also applied the powder into cream that has total phlorotannin content, antioxidant, and tyrosinase inhibitor. Sargassum plagyophyllum which prepared fresh and dried was processed into seaweed slurry and dried to form powder using freeze-dry method. Total phlorotannin content was measured using Folin-ciocalteu method with phloroglucinol as the standard. Antioxidant activity was assessed by 2,2-Diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH) radical scavenging method. Moreover, the tyrosinase inhibitory activity was measured by enzimatic reaction with L-tyrosine as substrate. Optimal result as tyrosinase inhibitor raw material was obtained from fresh powder which characterized with dark brown powder, smooth texture, contained total phlorotannin content 1,420 mg PE per gram dry weight, DPPH inhibitory activity 23,28% (test concentration 1,0 mg/mL); and tyrosinase inhibitory activity 35,95% (test concentration 4,0 mg/mL). Cream which contained 5% of Sargassum plagyophyllum seaweed powder has total phlorotannin content 0,596 mg PE per gram dry weight, DPPH inhibitory activity 20,49% (test concentration 10,0 mg/mL); and tyrosinase inhibitory activity 33,76% (test concentration 4,0 mg/mL), and physically stable for 12 weeks. The result of in vitro penetration showed that cumulative number of phloroglucinol was 7574,58 μg/ cm2 with flux value of 1052,9 μg/cm2 .hour.
2017
T49035
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library