Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ratna Ekawati
Abstrak :
Gangguan komunikasi pada anak dengan palsi serebral dapat meliputi gangguan pada proses berbicara dan berbahasa baik ekspresif maupun reseptif. Gangguan fungsi komunikasi berpengaruh secara bermakna terhadap kualitas hidup anak dengan palsi serebral terutama dalam domain aktivitas sehari-hari dan partisipasi dalam hubungan sosial. Sistem penilaian fungsi komunikasi pada anak dengan palsi serebral sangat diperlukan untuk mendapatkan data dasar fungsi komunikasi anak. Communication Function Classification System (CFCS) merupakan instrumen yang dipakai untuk mengelompokkan fungsi komunikasi anak dengan palsi serebral. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kesahihan dan keandalan instrumen CFCS yang diadaptasi dan diterjemahkan dalam budaya dan bahasa Indonesia. Penelitian ini dilaksanakan di poliklinik Departemen Rehabilitasi Medik divisi Pediatri RSCM dari 1 Oktober 2021 hingga 28 Februari 2022. Metode yang digunakan adalah desain potong lintang dengan sampel berjumlah 42 orang. Uji kesahian menggunakan validitas isi. Data diolah dengan uji keandalan inter-rater menggunakan koefisien Kappa dan test-retest menggunakan Intraclass Correlation Coefficient (ICC). Hasil penelitian menunjukkan nilai koefisien Kappa antara rater dokter dengan terapi wicara adalah 0,643 (baik), nilai antara rater dokter dengan pelaku rawat adalah 0,385 (lemah) dan nilai antara rater terapi wicara dengan pelaku rawat adalah 0,333 (lemah). Nilai ICC pada rater dokter adalah 1,000, rater terapis wicara adalah 0.973 dan pada rater pelaku rawat adalah 0,937. Berdasarkan hasil dari proses translasi, adaptasi bahasa, uji keandalan inter rater dan test retest maka dapat disimpulkan CFCS versi bahasa Indonesia merupakan instrumen yang sahih dan memiliki keandalan yang baik antara rater dokter dan terapi wicara untuk digunakan sebagai alat klasifikasi fungsi komunikasi penderita palsi serebral di Indonesia. ......Communication disorders in children with cerebral palsy can include disturbances in speech and language processes, both expressive and receptive. Impaired communication function significantly affects quality of life of children with cerebral palsy, especially in the domain of daily activities and participation in social relationships. The communication function classification system in children with cerebral palsy is needed to obtain basic data on children's communication functions. The Communication Function Classification System (CFCS) is an instrument used to classify the communication functions of children with cerebral palsy. This study aims to test the validity and reliability of the CFCS instrument adapted and translated into Indonesian culture and language. This research was conducted at the Polyclinic of Department of Medical Rehabilitation in Pediatrics Division of RSCM from October 1, 2021 to February 28, 2022. The method used was a cross-sectional design with a sample of 42 subjects. Validity test using content validity. The data was processed by inter-rater reliability test using Kappa coefficient and test-retest using Intraclass Correlation Coefficient (ICC). The results showed that the Kappa coefficient between raters of doctors and speech therapy was 0.643 (good), the value between raters of doctors and caregivers was 0.385 (weak) and the value between raters of speech therapy and caregivers was 0.333 (weak). The ICC value for the doctor rater is 1,000, the speech therapist rater is 0.973 and the caregivers rater is 0.937. Based on the translation process, language adaptation, inter rater reliability test and test retest, it can be concluded that the Indonesian version of the CFCS is a valid instrument and has good reliability between rater doctors and speech therapy to be used as a means of classifying the communication function of patients with cerebral palsy in Indonesia.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sagung Adi Sresti Mahayana
Abstrak :
Anak palsi serebral seringkali memiliki kebugaran kardiorespirasi yang rendah yang berdampak inaktivitas dan penurunan kualitas hidup. Untuk meningkatkan kebugaran kardiorespirasi diperlukan terapi latihan, dimana membutuhkan peresepan latihan yang tepat dan aman. Uji jalan dua menit merupakan suatu metode yang paling fungsional untuk menilai kebugaran kardiorespirasi. Penelitian ini bertujuan untuk menilai keandalan dan mengetahui minimal detectable change (MDC95) uji jalan dua menit untuk mengukur kebugaran kardiorespirasi pada anak palsi serebral ambulatori. Penelitian ini merupakan uji keandalan dengan metode test-retest yang berlangsung selama Maret hingga Agustus 2021 di poliklinik Departemen Rehabilitasi Medik divisi Pediatri RSUPN dr. Ciptomangunkusumo dan komunitas. Lima belas subjek yang masuk dalam kriteria inklusi melakukan uji jalan dua menit sebanyak dua kali di hari yang sama. Nilai keandalan test-retest ditemukan sangat tinggi (ICC= 0,99, p<0,001) dengan MDC95 2,496 m. Uji jalan dua menit dapat diaplikasikan sebagai uji latih yang andal dan aman untuk mengukur kebugaran kardiorespirasi pada anak dengan palsi serebral ambulatori. ......Cerebral palsy children often have low cardiorespiratory endurance which results in inactivity and decreased quality of life. To improve cardiorespiratory endurance, exercise therapy is needed, which requires proper and safe exercise prescriptions. The two-minute walk test is the most functional method for assessing cardiorespiratory fitness. This study aims to assess the reliability and determine the minimum detectable change (MDC95) of two-minute walking test to measure cardiorespiratory endurance in ambulatory cerebral palsy children. This research is a reliability test using the test-retest method which take place from March to August 2021 at the outpatient clinic of Department of Medical Rehabilitation, Pediatric Division, RSUPN dr. Ciptomangunkusumo and the community. Fifteen subjects who met the inclusion criteria did a two-minute walking test twice on the same day. The test-retest reliability was found to be excellent (ICC= 0.99, p<0.001) with MDC95 of 2,496 m. The two-minute walking test can be applied as a safe and reproducible exercise test to measure cardiorespiratory endurance in ambulatory cerebral palsy children with excellent reliability.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dosmaria
Abstrak :
Tesis ini membahas tentang  kesahihan dan keandalan dari kuesioner Shoulder Pain and Disability Index versi  bahasa Indonesia pada subjek dengan nyeri bahu. Penelitian ini didahului dengan menerjemahkan dan mengadaptasi transkultural menggunakan metode ISPOR dengan persetujuan dari penyusun kuesioner asli. SPADI bahasa Indonesia diaplikasikan pada 127 subjek yang berusia lebih dari 18 tahun dengan nyeri bahu dengan diagnosis bervariasi. Subjek mengisi SPADI bahasa Indonesia pada kunjungan pertama dan melakukan pengisian SPADI ulang dalam rentang waktu 2-7 hari setelah kunjungan pertama untuk reliabilitas test-retest. Penelitian ini menghasilkan adaptasi transkultural untuk SPADI Indonesia dengan beberapa adaptasi yang telah disetujui oleh penyusun asli. Shoulder Pain and Disability Index versi Indonesia dengan konsitensi internal yang baik (Chronbach α = 0,947), uji keandalan test-retest ( Intraclass Coefficient Correlation = 0,975) dan uji kesahihan konstruksi ( r = 0,93). Dari hasil penelitian ini disimpulkan Shoulder Pain and Disability Index versi bahasa Indonesia merupakan pengukuran yang sahih dan andal untuk subjek dengan nyeri bahu. ......This study aim to evaluate the reliability and validity of Indonesian Shoulder Pain And Disability Index questionairre among  subjects with shoulder pain. The first step was translation and transcultural adaptation using ISPOR method with permission from author of SPADI. The Indonesian version was applied to 127 patients with shoulder pain with variety of diagnosis, aged over 18 years old. Subjects completed Indonesian SPADI in the first visit and reevaluated within  2- 7 days after first visit for test-retest reliability. The result of this study is some adaptations in several items of questionnaire that has been approved by original author. The result showed that the Indonesian Shoulder Pain and Disability Index has good internal consistency ( Chronbach α = 0,947), test-retest reliability (ICC = 0,975) and construct validity (r = 0,93).  This study concluded that the Indonesian version of the Shoulder Pain and Disability Index is a reliable and valid measure when adiministered to patients with shoulder pain.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reni Rozanti Basyar
Abstrak :
Disfagia merupakan ketidakmampuan menelan dengan cara yang aman dan efisien, yang dihasilkan dari berbagai kondisi medis. Identifikasi awal gangguan menelan sangat penting untuk dilakukan karena dapat menyebabkan berbagai komplikasi seperti dehidrasi, malnutrisi, dan pneumonia aspirasi. Gugging Swallowing Screen (GUSS) merupakan suatu alat uji penapisan disfagia yang menggunakan 3 konsistensi berbeda untuk ditelan (semisolid, cair dan padat). Instrumen ini memungkinkan penilaian bertahap dari kemampuan menelan, memprediksi tingkat keparahan disfagia, dan memungkinkan rekomendasi tekstur diet. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kesahihan dan keandalan instrumen GUSS yang diadaptasi dan diterjemahkan kedalam budaya dan bahasa Indonesia. Penelitian ini dilaksanakan di poliklinik Departemen Rehabilitasi Medik RSCM dari 1 Oktober 2021 hingga 31 Desember 2021. Metode yang digunakan adalah desain potong lintang dengan sampel berjumlah 47 orang. Uji kesahihan konstruk dinilai dengan menghitung nilai r hitung pada corrected item total correlation yang berkisar antara 0,502-0,913 dengan rerata 0.783. Nilai keandalan GUSS didapatkan dari uji konsistensi internal, uji test-retest, serta inter-rater. Nilai konsistensi internal koefisien Cronbach’s α keseluruhan 0,939, sedangkan nilai masing-masing subtes 0,939 pada tes menelan tidak langsung, 0,793 tes menelan langsung. Uji test-retest dengan waktu minimum dari 1 uji ke uji berikutnya adalah 2 jam, didapatkan nilai intraclass correlation coefficient (ICC) 0,939 (95% confidence interval 0,910 – 0,962). Perhitungan uji statistik Kappa antar dua pemeriksa berdasarkan total item didapatkan nilai koefisien к=0,789 (p<0,001). Berdasarkan proses translasi, adaptasi bahasa, uji kesahihan dan keandalan maka dapat disimpulkan GUSS versi bahasa Indonesia merupakan instrumen yang sahih dan memiliki keandalan yang baik antara rater untuk digunakan sebagai alat uji penapisan tingkat keparahan disfagia di Indonesia. ......Dysphagia is the inability to swallow safely and efficiently, resulting from various medical pathologies. Early identification of swallowing disorders is very important because it can cause complications such as dehydration, malnutrition, and aspiration pneumonia. Gugging Swallowing Screen (GUSS) is a dysphagia screening tool that uses 3 different consistencies to be swallowed (semisolid, liquid and solid). This instrument allows a stepwise assessment of swallowing ability, predicts the severity of dysphagia, and allows recommendations for dietary texture. This study aims to examine the validity and reliability of the GUSS instrument which was adapted and translated into Indonesian culture and language using the WHO guideline. This research was conducted at the RSCM Medical Rehabilitation Department Polyclinic from 1 October 2021 to 31 December 2021. The method used was a cross-sectional design with a sample of 47 people. The validity test was assessed by calculating the value of corrected item total correlation 0.783(95% confidence interval 0.502-0.913). The reliability test of GUSS is obtained from internal consistency, test-retest, and inter-rater tests. The overall internal consistency value of Cronbach's α coefficient is 0.939, while the value of each subtest is 0.939 on the indirect swallowing test, 0.793 on the direct swallowing test. Test-retest test with a minimum time from 1 test to the next test is 2 hours, obtained an intraclass correlation coefficient (ICC) value of 0.939 (95% confidence interval 0.910 – 0.962). Calculation of the Kappa statistical test between two examiners based on total items obtained a coefficient value of к=0.789 (p<0.001). Based on the translation process, language adaptation, validity, and reliability tests, it can be concluded that the Indonesian version of the GUSS is a valid instrument and has good reliability among raters to be used as a screening test tool for the severity of dysphagia in Indonesia.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yaldiera Utami
Abstrak :
Latar Belakang. Depresi pasca SKA memiliki prevalensi sebesar 20-37 , yaitu sekitar tiga kali lipat lebih tinggi dibandingkan pada populasi umum. Pasien pasca SKA yang mengalami depresi dalam waktu 2 tahun pertama memiliki risiko mortalitas sebesar 2.5 kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan pasien yang tidak mengalami depresi. Meskipun prevalensinya cukup tinggi, namun kondisi ini seringkali tidak terdeteksi sehingga sulit untuk ditatalaksana. Kuesioner CDS telah terbukti andal dan sahih untuk mendeteksi depresi pasca SKA di beberapa negara, namun belum ada penelitian yang menguji keandalan dan kesahihan kuesioner tersebut di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menguji keandalan dan kesahihan kuesioner CDS berbahasa Indonesia sebagai alat ukur untuk mendeteksi depresi pasca SKA di Indonesia. Metode. Penelitian ini merupakan studi potong lintang yang dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahap adaptasi lintas bahasa dan budaya serta tahap uji keandalan dan kesahihan. Subjek penelitian terdiri atas pasien rawat jalan pasca SKA yang berobat di Polikilinik Kardiologi PJT RSCM pada bulan Juli-September 2017. Uji keandalan dilakukan dengan menilai Intraclass Correlation Coefficient ICC melalui metode test-retest dan menilai Cronbach-alpha untuk mengetahui konsistensi internal. Uji kesahihan dilakukan dengan menilai kesahihan konstruksi melalui multitrait multimethod analysis dan kesahihan eksternal dengan cara membandingkan CDS dengan kuesioner BDI-II sebagai alat ukur standar untuk menilai depresi. Hasil. Penelitian ini diikuti oleh 56 subjek dengan rerata usia 58.39 8.38 tahun. Sebagian besar subjek berjenis kelamin laki-laki 64.3 dan sudah menikah 80.4 . Uji keandalan memberikan hasil yang baik, terbukti dengan nilai ICC r 0.944; p ......Background. Prevalence of post Acute Coronary Syndrome ACS depression reached 20 37 which is three times higher than in general population. Depressed post ACS patients have 2.5 times higher risk of mortality within 2 years after ACS compared with non depressed patients. Despite the high prevalence, this condition often go unrecognized and untreated. Cardiac Depression Scale CDS has been demonstrated to be valid and reliable in detecting post ACS depression in other countries. However it has not been validated in Indonesian population. This study was designed to evaluate the validity and reliability of Indonesian version CDS as a screening tool for post ACS depression in Indonesia. Method. A cross sectional study was conducted in two phases a the language and cultural adaptation phase and b the validity and reliability test. The study participants were recruited from post ACS outpatients attending Cardiology Clinic in PJT RSCM between July September 2017. Reliability of the CDS was evaluated by calculating Intraclass Correlation Coefficient ICC using test retest method and by calculating Cronbach alpha to determine internal consistency.Validity of the CDS was evaluated by examining construct validity using multitrait multimethod analysis and by comparing CDS with BDI II as gold standard measurement to determine external validity. Result. Fifty six patients were included in this study. The mean age was 58.39 8.38 years. Of these patients, 64.3 were male and 80.4 were married. Indonesian CDS demonstrated good result for test retest reliability r 0.944 p
Jakarta: Fakultas Kedokteran, 2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library