Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Oktaviani
Abstrak :
Senyawa trifeniltimah asetat merupakan senyawa golongan trifeniltimah karboksilat yang mempunyai kegunaan antara lain sebagai insektisida, dengan mekanismenya sebagai antifeedant. Senyawa tersebut dapat berfungsi sebagai antifeedant karena kemampuannya untuk mempengaruhi indera perasa dari serangga, sehingga keinginan untuk makan dari serangga tersebut akan menurun. Sintesis trifeniltimah asetat ini dilakukan dengan menggunakan material awal trifeniltimah klorida dalam pelarut aseton dan dengan penambahan natrium asetat berlebih. Produk yang dihasilkan berupa kristal yang berwarna putih, yaitu sebanyak 0,6327 g dengan kemurnian yang cukup baik, jika dilihat dari kromatogram yang dihasilkan dari GC, yaitu dengan luas area 100 %, persentase yield dari produk yang dihasilkan adalah 30,9 %. Karakterisasi juga dilakukan dengan menggunakan uji titik leleh, nilai kisaran titik leleh yang terbaik adalah 120,6 ? 124,6 0C, nilai tersebut didapatkan jika produk direfluks selama 3 jam. Begitu juga dengan serapan pada daerah infra merah, menunjukkan hasil yang mendekati dengan standar jika produk tersebut direfluks selama 3 jam, yaitu sudah tidak terdapat serapan pada daerah 300-400 cm-1, yang merupakan daerah serapan Sn-Cl. Identifikasi dengan GC yang menghasilkan satu puncak, kemudian dengan menggunakan detektor spektrometri massa, didapatkan fragmentasi dari senyawa trifeniltimah asetat hasil sintesis adalah adalah m/z 351 m/z 274 m/z 197 m/z 120. Selanjutnya senyawa trifeniltimah asetat tersebut diuji efektivitasnya sebagai antifeedant bagi ulat grayak. Hasilnya menunjukkan, bahwa dengan kenaikan konsentrasi, maka terjadi penurunan keinginan untuk makan dan karena konsumsi makanan berkurangl, maka ulat tersebut akan mati. Banyaknya ulat yang mati semakin besar jumlahnya, dengan kenaikan konsentrasi trifeniltimah asetat yang diberikan pada makanannya.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Danti Firda Nur
Abstrak :
ABSTRAK
Ulat grayak adalah salah satu hama yang sering menyerang tanaman cabai merah. Kerusakan yang ditimbulkan oleh hama ini antara lain dengan gigitan dan kunyahan pada daun serta memakan permukaan daun sehingga hanya meninggalkan tulang daunnya saja. Getah pepaya dapat digunakan sebagai pestisida karena mengandung enzim sisteina protease yang merupakan zat yang dapat menghambat sistem pencernaan serangga sehingga dapat membunuh serangga. Percobaan ini memvariasikan getah pepaya yang digunakan yaitu getah yang berasal dari daun, batang dan kulit buah pepaya. Selain itu metode ekstraksi yang digunakan juga divariasikan menjadi metode ekstraksi dengan menggunakan blender dan dengan penyadapan. Ekstraksi dengan menggunakan blender akan dilanjutkan dengan ekstraksi secara kimia menggunakan larutan fosfat buffer dan amonium sulfat. Sedangkan metode penyadapan akan dilanjutkan dengan ekstraksi secara kimia dengan menggunakan aseton. Kedua metode akan dibandingan dengan menggunakan uji aktivitas enzim dan uji efikasi. Aktivitas enzim akan diukur menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Sedangkan uji efikasi akan menggunakan larva ulat grayak yang diberi daun cabai yang telah dioleskan biopestisida. Selain itu akan dilakukan uji penyimpan untuk melihat perubahan warna dan bau serta aktivitas pada sampel
ABSTRACT
Spodoptera litura is one of the major pests on red chilli pepper Capsicum annum . Larvae damage crops by biting, chewing and then eating the lower surface of the leaves. The leaves will become transparent white, severe damage leaves behind only leaf bone. Spodoptera litura in red chilli pepper ca eliminated with pesticide from chemical. But they have side effect if using in a long time like killing another insects and increase the number of pest. Using chemical pesticide need to increase the dose so will be dangerous to enviroment. For decreasing dependancy of chemical pesticide using biopesticide is the alternative.The author s initiated to use latex and piece of papaya as biopesticide. Papaya Carica papaya could be used as a biopesticide because it contains sisteine protease which substances that can inhibit eating even to kill insects pests. The method used is extraction with variation of tapping. First latex and piece of papaya from tapping soluted by phospate buffer, after incubated in temprature 40 C centrifuge the solution and precipitated with aseton 50 . For purification author use nylon filter. For latex and piece of papaya without tapping the extraction add sodium bisulfate as enzyme activator. Based on the method, result will be reach is enzyme activity and mortality rate of spodoptera litura.The result will be test using efication test with flybow of spodoptera litura which are given red chilli pepper leave which given biopesticide from papaya in a week. For activity,we using spectrophotometer UV Vis for measure absorbance in wavelength 750 nm.
2017
S67873
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Tuada Afnan
Abstrak :
Ulat grayak Spodoptera sp. merupakan salah satu hama yang sangat merusak. Berbagai insektisida kimia telah diciptakan untuk mengontrol serangga tersebut salah satunya bekerja dengan menginhibisi Asetilkolinesterase AchE pada sistem syaraf. Akan tetapi, insektisida kimiawi tersebut menyebabkan efek samping terhadap mamalia yang memiliki situs katalitik sejenis serta terakumulasi pada hewan air. Kita perlu menciptakan insektisida yang ramah lingkungan, ramah pengguna, secara spesifik mengontrol ulat grayak, dan terdegradasi secara alamiah dalam tubuh hewan air. Penelitian ini menginvestigasi aktifitas protease sistein jahe merah Zingiber officinale var. Rubrum dalam kaitannya menginhibisi kerja Asetilkolinesterase ulat grayak. Jahe merah terkenal dengan kekuatan kandungan enzim proteasenya, yaitu zingibain. Jenis protease zingibain cocok dengan situs katalitik pada ulat grayak sehingga jahe merah potensial dijadikan bahan baku bioinsektisida ulat grayak yang memenuhi kriteria di atas. Jahe merah segar dicuci kemudian diekstraksi dengan dua variasi yakni menggunakan pelarut etanol 95 dan tanpa pelarut. Aktifitas enzim yang diperoleh menggunakan pelarut jauh lebih kecil dibandingkan dengan ekstrak yang diperoleh tanpa menggunakan pelarut sehingga tidak dilanjutkan ke tahap uji efikasi. Perolehan ekstrak tanpa menggunakan pelarut disentrifugasi pada 4600 rpm dan difilter. Filtrat kemudian dicampur dengan buffer natrium fosfat ber-pH 7 dengan rasio 1:1. Campurannya kemudian disentrifugasi kembali pada 4600 rpm selama 30 menit dan ambil supernatannya. Supernatan hasil ekstrak tersebut digunakan untuk mencelup daun pakan ulat grayak berinstar 4. Efeknya terlihat dengan kematian ulat grayak pada konsentrasi larutan 25 dan 50 sedangkan pada larutan berkonsentrasi 100 hanya tampak perlambatan tumbuh kembang ulat. Ekstrak crude jahe merah tidak cukup efektif mematikan ulat grayak walaupun aktifitas enzimatiknya mencapai 169 PU. Ekstrak tersebut perlu diteliti lebih lanjut untuk dapat diproduksi sebagai bioinsektisida komersial. ...... Armyworm Spodoptera sp. is highly polyphagous defoliator on various horticulture and grain plants. Various chemical insecticides have been created to control armyworms. One of those insecticides inhibits Acetylcholinesterase AChE in nervous system. Nevertheless, it causes side effect to mammals since their serine catalytic residu in their nervous system are inhibited and accumulated in under water living organism. There is a need to create an eco friendly, user friendly, and specific insecticide which only affect armyworm rsquo s nervous system, and degraded safely in the body of under water living organism. This research investigates cysteine protease rsquo s enzyme activity of red ginger Zingiber officinale var. Rubrum to block armyworm rsquo s AChE. Red ginger is known for its powerful proteolytic enzyme content, called zingibain. Its catalytic site also matches with residue site in armyworm rsquo s body so that red ginger rsquo s proteolytic enzyme can be used as bioinsecticide raw material which meets the criterias above. Fresh red ginger rhizomes were washed and extracted with 95 ethanol and without any organic solvents. Ethanol extracted has lower enzymatic activity than non solvent extract so that only non solvent extract was continued to efication test. Non solvent was then deposited in low temperature and centrifuged at 4600 rpm to get rid of its starch content. It was filtrated through filtration paper to remove large contaminants. The filtrate was poured into 0.1 M Potassium Phospate buffer pH 7 with ratio 1 1. The liquid was then centrifuged again at 4600 rpm for 30 minutes before collecting the supernatant. Fresh leaves were then dipped into crude ginger protease extract and fed to fourth instar armyworms. Leaves dipped into non diluted extract were barely eaten by armyworm while the 50 and 25 dilution was half eaten and most eaten. The crude red ginger extract was not strong enough to kill them although the research showed its enzymatic activity reaches up to 169 PU. It still needs improvement to be produced as commercial bioinsecticide.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67854
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Tibrizi
Abstrak :
Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi pertanian yang cukup besar terhadap pembangunan dan ekonomi nasional. Namun potensi pertanian tersebut harus diikuti dengan peningkatan kualitas pertanian itu sendiri. Ulat grayak (Spodoptera sp.) merupakan salah satu hama yang merusak berbagai macam tumbuhan dan dapat merugikan sektor pertanian. Salah satu cara untuk mengendalikan hama ulat grayak adalah pemberian pestisida organik (bioinsektisida) yang bersifat mudah terurai di alam dan aman bagi kesehatan manusia. Enzim papain merupakan salah satu enzim yang didapatkan dari getah pepaya yang berfungsi sebagai bioinsektisida dan bisa didapatkan pada limbah kulit pepaya yang ketersediannya melimpah di Indonesia. Metode yang dapat digunakan untuk mendapatkan enzim papain dari getah pepaya adalah ekstraksi dengan bantuan gelombang ultrasonik. Natural Deep Eutectic Solvent (NADES) dipilih sebagai pelarut karena sifatnya yang ramah lingkungan untuk mengekstrak enzim papain yang nantinya akan dibuat menjadi biopestisida. Waktu sonikasi 10, 20, dan 30 menit serta rasio massa getah per volume pelarut 20, 40, dan 60 mg/mL divariasikan untuk mendapatkan kondisi optimum dalam proses ekstraksi yang dilihat terhadap hasil uji konsentrasi protein, uji aktivitas enzim, dan uji efikasi. Hasil menunjukkan bahwa waktu 20 menit dan konsentrasi 20 mg/mL merupakan kondisi optimum untuk proses ekstraksi enzim papain. Selain itu penggunaan pelarut NADES dibandingkan dengan pelarut etanol sebagai pelarut yang umum digunakan, menunjukkan bahwa hasil ekstraksi dengan pelarut NADES lebih baik dibandingkan dengan hasil dari pelarut etanol. ......As an agricultural country, Indonesia has considerable agricultural potential towards development of the national economy. However, the potential itself must be followed by the improvement quality of the agriculture. Armyworm or ulat grayak (Spodoptera sp.) is one of the pests that damages various kinds of plants and leads to harm the agricultural sector. One of the ways to control armyworm pests is to provide organic pesticides (bioinsecticides) which are biodegradable and safe for human health. The papain enzyme is one of the enzymes obtained from the sap of papaya which functions as a bio-insecticide. The sap of papaya itself comes from waste papaya skin which its availability is abundant in Indonesia. The method that can be used to get the papain enzyme from papaya’s sap is the extraction through the help of ultrasonic waves. Natural Deep Eutectic Solvent (NADES) was chosen as a solvent because of its environmentally friendly nature to extract the enzyme papain which later will be made into a biopesticide. The sonication time of 10, 20 and 30 minutes and the mass ratio of sap per volume of solvents 20, 40, and 60 mg / mL were varied to obtain the optimum conditions in the extraction process which were seen from the results of protein concentration test, enzyme activity test, and efficacy test. The result of the study showed that 20 minutes and a concentration of 20 mg / mL were the optimum conditions for the extraction process of the papain enzyme. In addition, the use of NADES solvents compared to ethanol solvents as commonly used solvents, showed that the extraction results with NADES solvents were better than the results of ethanol solvents.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library