Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Harris
"Ulkus peptikum adalah hilangnya sel epitel yang mencapai atau menembus mukularis mukosa dengan diameter kedalaman < 5 mm. Ulkus dapat terjadi akibat produksi mukus yang terlalu sedikit atau produksi asam yang berlebihan. Salah satu obat yang sering digunakan dalam praktek dokter dan dapat menimbulkan efek samping ulkus peptikum adalah deksametason, suatu glukokortikoid sintetik. Glukokortikoid mempengaruhi respon peradangan dengan mengurangi sintesis prostaglandin dan leukotrien yang diakibatkan oleh aktivasi fosfolipase A2 sehingga berfungsi sebagai suatu antiinflamasi poten. Namun, glukokortikod dalam dosis besar mempunyai efek samping merangsang produksi asam dan pepsin yang berlebihan di dalam lambung dan memudahkan timbulnya ulkus peptikum. Gastroproteksi pada lambung dimediasi oleh pelepasan CGRP dari serat saraf aferen dan pembentukan NO. Capsaicin adalah suatu alkaloid yang larut dalam alkohol dan terdapat pada cabai. Capsaicin bekerja dengan merangsang pelepasan CGRP yang selanjutnya memicu pelepasan NO yang berfungsi untuk meningkatkan aliran darah ke lambung. Pada penelitian terdahulu, telah dibuktikan bahwa capsaicin dapat membantu mempercepat proses penyembuhan ulkus peptikum, namun belum pernah dilakukan pemberian capsaicin bersamaan suatu zat yang dapat menimbulkan ulkus seperti deksametason. Percobaan dilakukan dengan menginduksi ulkus pada lambung tikus kemudian tikus diberi capsaicin dan deksametason per oral pada hari yang sama. Hasil menunjukkan perbedaan luas ulkus pada tiap kelompok percobaan, namun perbedaan tersebut tidaklah bermakna. Hal ini kemungkinan disebabkan jumlah sampel yang terlalu sedikit, sehingga diperlukan penelitian lanjutan dengan teknik yang serupa menggunakan jumlah sampel yang lebih besar.

Peptic ulcer is the loss of epithelial cell through muscularis mucosa with diameter of depth less than 5 mm. Peptic ulcer can be caused by lack of mucous or excess of acid production. In clinical practice, there are a lot of drugs can induce peptic ulcer, e.g dexamethsone. Dexamethasone is one of syntethic glucocorticoid. Glucocorticoid, a potent anti-inflammatory, effect inflammatory reaction by decrease prostaglandin and leukotrien synthesis caused by activation of fosfolipase A2. However, large amount of glucocorticoid has side effect to increase acid and pepsin production then induce peptic ulcer. Stomach has own self-defence mechanism which mediated by CGRP release from afferent nerve and produce nitric oxide (NO). Capsaicin is an alcohol solved material which is contained in chili. Capsaicin stimulates the release of CGRP moreover stimulates release of nitric oxide (NO) that increase blood supply to the stomach. On the previous research, it has been proven that capsaicin can accelerate ulcer healing process. However, the interaction of the capsaicin with other drugs which induce peptic ulcer e.g. dexamethasone has not been tested yet. The test was started with induction of ulcer on rat?s stomach moreover it?s given with capsaicin and dexamethasone per oral in the same day. The results shown difference of ulcer size from every group, however, the difference is not significant. It possibly caused by small number of the tested sample so it needs continous research with similar technique but larger number of sample."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S-pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Puspito Sari
"Ulkus peptikum adalah hilangnya sel epitel yang mencapai atau menembus muskularis mukosa dengan diameter kedalaman < 5 mm. Ulkus dapat terjadi akibat produksi mukus yang terlalu sedikit atau produksi asam yang berlebihan. Lambung memiliki sistem pertahanan yang dimediasi oleh pelepasan CGRP dari serat saraf aferen dan pembentukan NO. Pada penelitian terdahulu, telah dibuktikan bahwa terdapat zat dalam capsaicin yang dapat membantu mempercepat proses penyembuhan ulkus peptikum. Capsaicin adalah suatu alkaloid yang larut dalam alkohol dan terdapat pada cabai. Capsaicin bekerja dengan merangsang pelepasan CGRP yang selanjutnya memicu pelepasan NO yang berfungsi untuk meningkatkan aliran darah ke lambung. Sedangkan dalam praktek dokter sehari-hari, terdapat beberapa obat yang dapat menimbulkan efek samping ulkus peptikum, salah satunya adalah indometasin. Indometasin mempengaruhi respon peradangan dengan menghambat enzim siklooksigenase sehingga berkurangnya sintesis prostaglandin dan leukotrien yang berfungsi sebagai suatu antiinflamasi. Namun, indometasin dalam dosis besar mempunyai efek samping merangsang produksi asam dan pepsin yang berlebihan di dalam lambung dan memudahkan timbulnya ulkus peptikum. Metode penelitian ini adalah eksperimental. Pada penelitian ini, dilakukan pemberian capsaicin bersamaan dengan suatu zat yang dapat menimbulkan ulkus seperti indometasin. Percobaan dilakukan dengan menginduksi ulkus pada lambung tikus kemudian tikus diberi capsaicin dan indometasin per oral pada hari yang sama. Hasil menunjukkan perbedaan luas ulkus pada tiap kelompok percobaan, rata-rata luas ulkus kelompok kontrol yaitu 5,3 mm2, kelompok capsaicin sebesar 2 mm2, kelompok indometasin sebesar 40,33 mm2, dan kelompok capsaicin dan indometasin sebesar 0 mm2. Hasil uji statistik: perbedaan bermakna (p = 0,034) terdapat antara kelompok yang diberi capsaicin dan kelompok yang diberi indometasin. Kesimpulan Capsaicin terbukti mampu mempercepat penyembuhan ulkus lambung pada tikus yang diberi paparan indometasin.

Peptic ulcer is loss of epithelial cell through muscularis mucosa with diameter of depth less than 5 mm.Peptic ulcer is caused by lack of mucous or excess of acid production. Gaster has own self-defence mechanism which mediated by CGRP release from afferent nerve and produce nitric oxide (NO). On the previous research, it has been proven that there is a substance in capsaicin which can accelerate ulcer healing process. Capsaicin is a alcohol solved material which is contained in chilli. Capsaicin stimulates the release of CGRP moreover stimulates release of nitric oxide (NO) that function to increase blood supply to the gaster. In daily clinical practice, there are some drugs which it will lead to peptic ulcer, one of them is indometachin. Indomethacin influence an inflammatory reaction by inhibit cyclooxigenase enzyme, so that decrease the synthesis of prostaglandin and leukotrien which functioned as an anti-inflammatory. However, large amount of indomethacin has side effect to increase acid and pepsin production then induce peptic ulcer. The method of this research is experimental. In this research, given capsaicin with substance that can induce peptic ulcer such as indometachin. The test was started with induction of ulcer on rat?s stomach moreover it?s given with capsaicin and indometachin per oral in the same day. The results shows the difference wide of ulcer between control which are 5,3 mm2, capsaicin 2 mm2, indomethacin 40,33 mm2, and indometchacin combine by capsaicin 0 mm2. Statistic result shows the difference is significant (p = 0,034) between capsaicin and indomethacin. This research shows capsaicin plays role in healing process of gastric ulcer in rats exposured by indomethacin.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Darwin Yunaidy
"Ulser adalah masalah yang sering ditemukan pada rongga mulut. Keluhan sakit seringkali menimbulkan rasa tidak nyaman pada penderita yang dapat memengaruhi kualitas hidupnya, sehingga penderita cenderung mencari pengobatan untuk menangani hal tersebut. Propolis merupakan bahan alami yang memiliki kandungan flavonoid yang dapat bertindak sebagai anti-inflamasi dalam menangani ulser. Mengetahui efektivitas pasta gigi propolis sebagai pengobatan ulserasi traumatik termal pada mukosa bukal. Penelitian dilakukan secara in vivo dengan menggunakan model ulser traumatik termal pada mukosa bukal 16 ekor Mus musculus (SwissWebster) yang terbagi dalam penelitian pendahuluan dan penelitian lanjutan. Penelitian menggunakan 3 kelompok dengan kelompok pasta gigi propolis, pasta gigi kontrol dan larutan saline (NaCl 0,9%). Dilakukan pemaparan trauma termal dengan ballpointed bersuhu 80oC selama 5 detik. Pengamatan dilakukan secara klinis berupa perubahan diameter ulser, pembengkakan dan kemerahan di sekitar ulser, berat badan serta persentase penyembuhan ulser, dan secara histopatologis berupa perubahan skor radang. Mus musculus kemudian dikorbankan pada hari pertama terbentuk ulser, hari puncak ulser dan hari sembuhnya ulser pada setiap kelompok. Pada pengamatan makroskopis, persentase penyembuhan kelompok pasta gigi propolis lebih cepat dibanding kelompok pasta gigi kontrol dan saline, serta rata-rata waktu penyembuhan ulser juga lebih cepat, yaitu sembuh pada hari ke-8. Pada pengamatan mikroskopis, semua kelompok perlakuan mengalami perubahan skor radang dibandingkan ketika hari pertama terbentuknya ulser. Pasta gigi propolis efektif terhadap penyembuhan ulser traumatik termal pada mukosa bukal Mus musculus (Swiss Webster).

Ulcer is a problem which is mainly found in the oral cavity. The pain resulted often causes discomfort towards the patients hence affecting their life quality. As a result, they tend to seek treatment to deal with it. Propolis is a natural ingredient that contains flavonoid which can act as an anti-inflammatory to treat the ulcer. To determine the efficacy of propolis toothpaste as a treatment for thermal traumatic ulcer of the buccal mucosa. The study was conducted in vivo by using the thermal traumatic ulcer model of the buccal mucosa of 16 Mus musculus (Swiss Webster) and divided into preliminary test and continuous test. There are 3 groups in the study, using propolis toothpaste, control toothpaste and saline (NaCl 0,9%) groups. The thermal trauma is exposed by a 80oC ballpointed for 5 seconds. Observations are made clinically (difference in ulcer diameter, swelling and redness around the ulcer, weight and percentage of ulcer healing) and histopathologically in the form of changes in inflammation score. Mus musculus was then sacrificed on the first day of ulcer formation, ulcer peak day and ulcer healing day in each group. In the macroscopic observation, the ulcer healing percentage in propolis toothpaste group was faster than the control groups, and the ulcer healing time was also faster, which was healed on the 8 day. In the microscopic observation, all treatment groups show changes in inflammation score compared to the first day of ulcer formation. Propolis toothpaste is effective towards the healing of thermal traumatic ulcer in the buccal mucosa of Mus musculus (Swiss Webster)."
Depok: Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library