Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 113 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hesty Rahayu
"Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 menunjukkan angka kematian balita di Indonesia adalah sebesar 44 kematian per 1000 kelahiran hidup. Secara keseluruhan, angka kematian balita di Indonesia sudah mengalami penurunan. Namun, bila dilihat di setiap tahun penurunannya semakin kecil. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan disain potong lintang dan kasus kontrol yang bertujuan untuk melihat hubungan antara kemandirian ibu dan kejadian kematian balita di Indonesia, dengan mengikutsertakan beberapa karakteristik responden. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa ibu yang kemandiriannya kurang baik, dalam kelompok pendidikan rendah memiliki risiko 7,95 kali untuk mengalami kematian balita, dalam kelompok pendidikan menengah memiliki risiko 1,127 kali untuk mengalami kematian balita, serta dalam kelompok pendidikan tinggi memilki risiko 1,135 kali untuk mengalami kematian balita. Selain itu, beberapa karakteristik ibu, karakteristik balita, karakteristik sosial ekonomi dan lingkungan tempat tinggal, serta interaksi antara kemandirian dan pendidikan juga berhubungan dengan kematian balita. Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah kematian balita, proporsi wanita dengan pendidikan tinggi perlu ditingkatkan.

Indonesia Demographic and Health Survey (IDHS) 2007 shows that under-five mortality in Indonesia is 44 deaths per 1000 live births. Overall, the number of under-five mortality in Indonesia has reduced. But, if seen in every years, the reduction is more minor. This research is the quantitative research, uses crosssectional and case control design and wants to know the relation between mother’s autonomy and under-five mortality in Indonesia, including some caracteristics. According to this research, mother who has not too good autonomy, in low education has probability 7,95 times in under-five mortality, in medium education has probablity 1,127 times in under-five mortality, in high education has probablity 1,135 times in under-five mortality. Besides, some mother’s caracteristics, child’s caracteristics, socioeconomic and sorrounding caracteristic, and interaction of autonomy and education also related to under-five mortality. Thus, decreasing under-five mortality problem can be done by increasing proportion of woman with high education."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hesty Rahayu
"ABSTRAK
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 menunjukkan angka
kematian balita di Indonesia adalah sebesar 44 kematian per 1000 kelahiran hidup.
Secara keseluruhan, angka kematian balita di Indonesia sudah mengalami
penurunan. Namun, bila dilihat di setiap tahun penurunannya semakin kecil.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan disain potong lintang dan
kasus kontrol yang bertujuan untuk melihat hubungan antara kemandirian ibu dan
kejadian kematian balita di Indonesia, dengan mengikutsertakan beberapa
karakteristik responden. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa ibu yang
kemandiriannya kurang baik, dalam kelompok pendidikan rendah memiliki risiko
7,95 kali untuk mengalami kematian balita, dalam kelompok pendidikan
menengah memiliki risiko 1,127 kali untuk mengalami kematian balita, serta
dalam kelompok pendidikan tinggi memilki risiko 1,135 kali untuk mengalami
kematian balita. Selain itu, beberapa karakteristik ibu, karakteristik balita,
karakteristik sosial ekonomi dan lingkungan tempat tinggal, serta interaksi antara
kemandirian dan pendidikan juga berhubungan dengan kematian balita. Oleh
karena itu, untuk mengatasi masalah kematian balita, proporsi wanita dengan
pendidikan tinggi perlu ditingkatkan.

ABSTRACT
Indonesia Demographic and Health Survey (IDHS) 2007 shows that under-five
mortality in Indonesia is 44 deaths per 1000 live births. Overall, the number of
under-five mortality in Indonesia has reduced. But, if seen in every years, the
reduction is more minor. This research is the quantitative research, uses crosssectional
and case control design and wants to know the relation between
mother’s autonomy and under-five mortality in Indonesia, including some
caracteristics. According to this research, mother who has not too good autonomy,
in low education has probability 7,95 times in under-five mortality, in medium
education has probablity 1,127 times in under-five mortality, in high education
has probablity 1,135 times in under-five mortality. Besides, some mother’s
caracteristics, child’s caracteristics, socioeconomic and sorrounding caracteristic,
and interaction of autonomy and education also related to under-five mortality.
Thus, decreasing under-five mortality problem can be done by increasing
proportion of woman with high education."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Susi Hartati
"Pneumonia pada balita di Indonesia masih merupakan masalah kesehatan utama. Hal ini terlihat dengan tingginya angka morbiditas dan mortalitas pneumonia. Salah satu satu upaya untuk menurunkannya adalah dengan mengetahui faktor risiko yang menyebabkan terjadinya pneumonia.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian pneumonia pada anak balita di rumah sakit. Desain yang digunakan adalah cross sectional dengan 138 sampel.
Hasil penelitian dengan regresi logistik didapatkan 4 faktor risiko yang berhubungan significant yaitu usia balita, riwayat pemberian ASI, status gizi balita dan kebiasaan merokok keluarga. Kegiatan edukasi kepada orang tua balita tentang beberapa faktor tersebut perlu ditingkatkan untuk mencegah terjadinya pneumonia.

Pneumonia in children under five in Indonesia is still a major health problem. This can be seen in the high rates of morbidity and mortality of pneumonia. One of the efforts to lower it is by knowing the risk factors that cause pneumonia.
This study aims to determine the risk factors associated with the incidence of pneumonia in children under five in hospital. The study uses cross sectional design with 138 samples.
The results obtained with logistic regression show four significant risk factors: children under five, history of breastfeeding, nutritional status of children and family smoking habits. Promotion and awareness campaign on these factors should be conducted to prevent pneumonia.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Poppy Fitriani
"Peran keluarga sangat penting dalam memenuhi kebutuhan nutrisi balita. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang pengalaman keluarga dalam memenuhi kebutuhan nutrisi balita gizi kurang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif (fenomenologi desktiptif) dengan wawancara mendalam yang datanya dianalisis dengan teknik Collaizi. Penelitian ini menemukan tujuh tema yaitu perasaan keluarga, penilaian keluarga, strategi pemberian makan, sistem pendukung keluarga dan masyarakat, motivasi, dan harapan keluarga. Kesimpulan dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengalaman keluarga dalam memenuhi kebutuhan nutrisi balita gizi kurang sangat beragam. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dalam memberikan intervensi keperawatan terhadap keluarga dalam mengatasi masalah gizi kurang pada balita dan memberikan masukan bagi pemerintah dalam upaya mengatasi masalah gizi kurang pada balita.

Family`s role is very important to fulfill on nutritional demand of children under five years. This study aimed to provide indepth understanding of family`s experience in fulfilling nutrition for underweight children. This study design was descriptive phenomenology with in-depth interview and analyzed with Collaizi`s analysis method. This study identified seven themes, which are family`s feeling to children condition; appraisal to the causes of underweight; family use certain strategy to improve their feeding practice; family applies social support from family members and the community especially informational and instrumental support; the meaning of family`s experience is high motivation; family`s hope that the government has a good program to solve malnutrition problem. The result indicated that there was various experience of family in fulfilling nutritional demand. This study gave information about nursing intervention for family in managing nutritional problem and provided some ways to guide government programs which related to malnutrition management in children."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
610 JKI 14:3 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Integrated health post (Posyandu) implemented 4 princips of Primary Health Care (PHC) which is universal coverage, community participation, multi - sectoral collaboration and the use of appropriate technology. Basic health research (Riskkesdas) 2007 data shows that 23% of household in Indonesia use the services of Posyandu and the most usable services were weighing and immunization children under five. The objective of this study is to get the potrait of the nutrition and morbidity status of children under five on household which children under five and use the services of Posyandu."
BUPESIK
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Alamsyah
"Diare merupakan salah satu prioritas program pemberantasan penyakit menular di Indonesia. Dimana angka kesakitan diare pada semua golongan umur masih tinggi yaitu 280 per 1000 penduduk, episode diare pada balita 1,5 kali per tahun, sedangkan angka kematian balita karena diare 2,5 per 1000 balita yang merupakan penyebab kematian nomor 2 pada balita. Penelitian ini dilakukan di 4 Kecamatan (Bangkinang Barat, Bangkinang, Kampar dan Tambang) Kabupaten Kampar, dengan alasan masih tingginya kejadian diare, dimana pada tahun 2001 terdapat 1.200 balita (53,38%) menderita diare dari keseluruhan balita yang menderita diare pada 13 Kecamatan di Kabupaten Kampar.
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan perilaku hidup bersih keluarga dan balita, faktor keluarga ibu balita serta faktor sanitasi lingkungan dengan kejadian diare pada balita, unit analisanya adalah keluarga yang mempunyai anak umur lebih dari 1 tahun sampai dengan kurang dari 5 tahun (balita). Adapun desain penelitiannya adalah " Kasus Kontrol " dengan jumlah sampel kelompok kasus sebanyak 137 responden dan kontrol juga sebanyak 137 responden.
Dari 19 sub hipotesis yang diajukan, ternyata hanya 10 sub hipotesis yang terbukti berhubungan secara bermakna dengan kejadian diare pada balita, sedangkan faktor yang paling dominan berhubungan dengan kejadian diare pada balita adalah tempat pembuangan sampah yang tidak baik dengan risiko (OR) sebesar 3,27.
Hasil analisis model akhir dengan interaksi menunjukkan bahwa faktor yang secara bersama-sama berhubungan dengan kejadian diare pada balita adalah interaksi kebiasaan balita menghisap jari tangan/mainan dengan tempat pembuangan sampah yang tidak baik, pendapatan keluarga rendah dan pengetahuan kesehatan rendah dengan risiko (OR) masing-masing sebesar 3,56 , 2,08, dan 1,82. Kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar disarankan perlu adanya penyuluhan yang lebih menekankan pada aspek kesehatan lingkungan, kebersihan perorangan dan penyakit diare itu sendiri dengan model dan bahasa yang lebih mudah dipahami dan dimengerti. untuk menarik partisipasi masyarakat dalam hal pembuangan sampah yang baik dan benar perlu adanya bantuan stimulan tempat pembuangan sampah yang memenuhi syarat sesuai dengan kondisi daerah setempat.

Diarrhea is one of priority program to eliminate disease contaminate in Indonesia. Wherever the number of diarrhea disease is high, 280 per 1000 population, diarrhea episode for children under five years old 1,5 diarrhea per year and then the number of disease cause of diarrhea is 2,5 per 1000 children under five years old which the two number of souse for them. This research have done in four sub district (Bangkinang Barat, Bangkinang, Kampar and Tambang) Kampar regency, the reason is diarrhea disease still high, wherever in year 200I has 1.200 children under five years old (53,38%) diarrhea disease from at all the area is 13 sub district in Kampar regency.
In general the purpose of this research is to know how far the relationship sanitation of life family, family mother of children under five years old and sanitation environment with diarrhea to children under five years old, unit of analysis is family have children under five years old. The design of research is "Case Control" whit sample the case is 137 respondents and the control is 137 respondents.
From 19 sub hypothesis, just I0 sub hypothesis have correlation, it means that diarrhea disease to children under five years old, however the dominant factor is throw rubbish place is not good with odds ratio (OR) is 3,27.
The last of technique analysis with interaction that are together to relationship diarrhea disease to children under five years old is finger calculate or toy with rubbish throw place is not good, family in come is low too with odds ratio (OR) they are 3,56 , 2,08 and 1,82. It is necessary that Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar give explanation focusing on environmental health, personal hygiene and diarrhea with simpler language so that it will be easier to be understood. To attract the society's attention on appropriate disposal waste a stimulant which is qualified is needed.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T607
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afiani Ika Limananti
"Jamu berupa ramuan tradisional sebagai salah satu upaya pengobatan telah dikenal luas dan dimanfaatkan oleh masyarakat untuk tujuan: mengobati penyakit ringan, mencegah datangnya penyakit, menjaga ketahanan dan kesehatan tubuh serta untuk tujuan kecantikan. Salah satu jenis jamu yang terdapat di Yogjakarta adalah jamu cekok khusus untuk anak-anak. Tujuan tulisan ini adalah mengetahui ramuan yang terkandung dalam jamu cekok serta mengetahui manfaat jamu cekok terhadap peningkatan nafsu makan dan kesehatan anak. Konsumen jamu cekok sebagai informan penelitian ini adalah lima keluaraga yang memiliki anak usia balita. Keterangan tambahan diperoleh dari pemilik warung jamu cekok dan seorang ahli tanaman obat tradisional. Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari hingga Juni tahun 2003. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan wawancara mendalam serta sumber pustaka yang relevan. Bahan utama jamu cekok adalah empon-empon yang terdiri dari Curcuma xanthorriza Robx (temulawak), Zingiber americans L. (Lempuyang emprit), Tinospora tuberculata Beume (Brotowali), Curcuma aeruginaosa Robx (temu ireng) serta Carica papaya L. (papaya). Alasan utama orang tua mencekok anaknya karena hilangnya nafsu makan yang dikhawatirkan akan menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan anak. Manfaat utama pengobatan ini adalah mengembalikan nafsu makan anak disamping sebagai cara penyembuhan mencret, perut kembung, cacingan serta batuk dan pilek. Pengaruh faktor kepercayaan atau sugesti akan khasiat jamu cekok mengakibatkan konsumen menyatakan kepuasaannya setelah mencekokkan anaknya. Kepercayaan ini tidak lepas dari pengaruh tradisi yang diturunkan dari generasi ke generasi. Selain itu pengobatan tradisional dengan memanfaatkan bahan bahan alam dianggap relatif lebih aman dan harganya terjangkau abgi masyarakat luas. Kebiasaan minum jamu cekok juga menunjukkan adanya kecendrungan masyarakat kembali ke alam (back to nature) sebagaimana tradisi yang telah dimiliki oleh nenek moyang mereka.
Jamu Cekok Components for Treating Children Have No Appetite: An Ethnomedicine Approach. Jamu is used
in an efford to treat patiens with a traditional herbal medicine, which is well known among the community. The jamu is
widely used for trating light health problems, preventing illness, increasing the endurance and the health of the body,
besides for cosmetic reasons. Jamu cekok is a kind of jamu used in Yogyakarta, especially for children , given by
forcing the mixture into the throat if children have no appetite. The aims of the article are to know the components of
jamu cekok and also to know the jamu cekok use toward improving child health. The research took 5 Javanese families
as informants. Additional informants is jamu cekok traditional shop and traditional herbalist. Data were obtained by
interviews and observation during February to June 2003. Analysis data was descriptive using medical anthropology
approach. The essential components of jamu cekok, called empon-empon are curcuma xanthorriza Robx (temulawak),
Zingiber Americans l. (lempuyang emprit), Tinospora tuberculata Beume (brotowali), Curcuma aeruginaosa Robx
(temu ireng) and Carica papaya L. (papaya). The main aims to drink jamu cekok is to increase the appetive of the
children because parents worried about the children growth and development. The children were threatened that they
will be forced to drink jamu, if they did not want to consume food. The belief and suggestion factors of jamu cekok
having special characteristics cause consumers become satisfied after giving jamu cekok to their children. Beside that,
traditional medicine using natural ingredients regarded more secure and the price can be reached by common society.
Drinking jamu cekok indicated that there is trend back to nature, which had possessed by their anchestor."
Universitas Gadjah Mada. Jurusan Antropologi, 2003
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"This study was conducted to explore the nutrional status children under five factor (i,e. mother education background, family income, children under five healty, health environment, access to health service and access to media information). A cross-sectional study based on health service was conducted in Ciruas, Mancak and Kramatwatu Serang, Banten..."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Inel Nelyana
"Tesis ini membahas kualitas penanganan balita sakit dengan gejala ISPA yang mempakan analisis lanjutan data survei evaluasi MTBS di 8 Kabupaten. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional dan cluster di puskesmas. Besar sampel pada penelitian ini sebanyak 421 balita sakit dengan gejala ISPA dari 635 besar sampel yang diambil oleh Puslitkes-UI. Hasil p¢neIitian ini menunjukkan bahwa kualitas penanganan balita sakit dengan gejaia ISPA masih rendah. Disarankan agar dilakukan bagi kepala puskesmas untuk membentuk tim MTBS, membuat job description yang jelas, bagi dinkes provinsi atau kabupaten melakukan penyegaran pelatihan petugas MTBS, melakukan monev minimal 2 kali dalam setahun, memfasilitasi sarana di puskesmas.

The study is exploring the quality of care for under-five children with the ARI symptoms ofthe continued analysis towards data of evaluation survey of the Integrated Management of Childhood Illness (IMCI/MTBS) at 8 districts. The study is a quantitative study with a crosvsectional and cluster designs at puskesmas. The number ofthe sample is 421 children with Acute Respiratory Infection (ARI/ISPA) symptom out of 635 sample of ill children that taken by thc CHRUI. The study revealed that thc quality of care for the under-live with ARI symptoms is still low. Suggestions arc delivered to the head of puskcsmas to develop a team of IMCI, to the Province and District Health Authority to carry out the Reiieshcd Training for MTBS providers and to pcrfomi monitoring and evaluation for at least twice a year, and to provide facilitation on the puskcsmas."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T34404
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Amaliya
"ABSTRAK
Prevalensi gizi kurang di Indonesia memberikan angka yang cukup fluktuatif dari 18,4 persen (2007) menurun menjadi 17,9 persen (2010) kemudian meningkat lagi menjadi 19,6 persen (2013), masalah pendek pada balita juga masih cukup serius. Oleh karena itu, penimbangan berat badan setiap bulan penting dilakukan sebagai salah satu cara pemantauan pertumbuhan dan status gizi balita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku penimbangan balita di wilayah perkotaan dan perdesaan Indonesia tahun 2013. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional dan dianalisis menggunakan chi-square. Populasi penelitian adalah balita umur 6-59 bulan di Indonesia yang menjadi sampel Riskesdas 2013, dengan sampel penelitian balita umur 6-59 bulan di Indonesia yang berhasil diwawancarai Riskesdas 2013 dan memiliki kelengkapan data variabel. Diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara faktor predisposisi (pekerjaan ibu, pendidikan ibu, pendidikan ayah, umur ibu, umur balita, jenis kelamin balita, jumlah balita dalam keluarga, hubungan balita dengan kepala keluarga, dan status ekonomi) dan faktor pemungkin (jenis wilayah, kepemilikan kartu KMS, kepemilikan kartu KIA) dengan penimbangan balita, baik di perkotaan maupun di perdesaan. Kecuali untuk pekerjaan ibu di daerah perkotaan yang menunjukkan hubungan yang tidak bermakna secara statistik, pvalue=0,120. Untuk menurunkan angka balita tidak ditimbang maka diperlukan pendidikan kesehatan dan promosi kesehatan mengenai pentingnya penimbangan balita setiap bulannya.
ABSTRACT
Prevalence of malnutrition in Indonesia that was quite fluctuant, 18,4% in 2007 decreased to 17,9% (2010) and become inflated again to 19,6% in 2013. Also, stunting still a serious problem for under-five childern. Hence, monthly weighing is important as one of the monitoring growth and nutritional status for under-five childern. This research aims to understand determinant factors that associated with under-five children weighing behavior aged 6-59 month according to Urban and Rural areas in Indonesia in 2013. This research was quantitative with cross sectional design and chi-square analyzed. Population study was under-five children aged 6-59 month in Indonesia that was Riskesdas sample and sample study was under-five children aged 6-59 month in Indonesia that have been interviewed by Riskesdas 2013 and have comprehensive variable study. Result obtain significant association between predisposing factors (work status of mother, mother education, father education, mother age, under-five children age, relationship between under-five children and patriarch, gender of under-five children, under-five children size in family, and economic status) and enabling factors (type of living area, Maternal and Child Health handbook ownership, Road to Health Chart ownership) with wheighing behavior, even in Urban and Rural area. Except for work status of mother in Urban area show insignificant association according to statistic, pvalue=0,120. Conducting health education and health promotion are necessary for community to understand the importance of under-five children monthly weighing."
2015
S60968
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>