Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Antonius Benedictus
"ABSTRAK
Timbunan sampah di Kota Depok terus mengalami peningkatan yang
dipicu oleh semakin besarnya jumlah penduduk Kota Depok. Selain itu tingkat
perekonomian yang terus meningkat juga mengakibatkan tingkat konsumsi yan
bertambah besar. Namun, dengan jumlah yang terus meningkat tidak diiringi
dengan sistem penanganan yang baik dan terpadu. Dengan berlandaskan kepada
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah,
pemerintah Kota Depok mulai mengembangkan pengolahan sampah terpadu
dengan membangun unit pengolahan sampah (UPS). Penelitian ini dilakukan
untuk mengetahui tingkat efektifitas UPS dalam mengurangi jumlah sampah serta
faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif yang
disajikan secara deskriptif. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode
survey lapangan dan pengukuran terhadap sampel-sampel yang diambil serta
wawancara langsung para pekerja di lapangan. Hasil penelitian menunujukkan
bahwa UPS Gunadarma memiliki tingkat efektifitas sebesar 45%, sedangkan UPS
Merdeka 2 memiliki tingkat efektifitas sebesar 59%. Selain itu diketahui pula
bahwa faktor proses pengolahan, pekerja, peralatan dan perlengkapan kerja, serta
jumlah dan komposisi sampah yang diterima dapat mempengaruhi tingkat
efektifitas UPS dalam mengurangi jumlah sampah.

ABSTRACT
Waste generation in Depok city increases rapidly,which is triggered by the
increase of the population. Furthermore the increase of economic level also makes
consumtive level increase. However, the increase of waste generation is not
supported by a good and integrated handling system. Based on Law No.18 Year
2008 About waste management, Depok city government began to develop
integrated solid waste management by developing solid waste handling facilities
(UPS). This research was conducted to determine the effectiveness rate of UPS in
reducing waste and factors
The research use quantitative and qualitatavie approaches and presented in
a descriptive way. This research conducted using survey method, sample
measurement, and direct interview of the UPS workers. The results show that the
effectiveness rate of UPS Gunadarma, while the effectivenees rate of UPS
Merdeka 2 is 59%. Besides it shown that processing, human resource, equipment,
amount and composition of waste can affect the effectiveness rate of UPS in
reducing waste."
2010
S50629
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nadhiira Khansa Alifah
"Penelitian ini membahas permasalahan pengelolaan pengangkutan sampah di DLHK Kota Depok. Provinsi Jawa Barat merupakan penghasil timbunan sampah organik tertinggi di Indonesia, dimana wilayah pada provinsi tersebut yaitu Kota Depok merupakan penghasil timbunan sampah organik tertinggi dengan total timbunan sampah organik, 60% dari 594 ribu ton sampah pada tahun 2021. Telah terdapat fasilitas pengolahan sampah organik di Kota Depok yaitu Unit Pengolahan Sampah (UPS), namun alokasi sampah yang diterima masih rendah. Tingginya angka timbunan sampah organik dan rendahnya alokasi sampah ke UPS menunjukan keadaan tersebut harus di imbangi dengan baiknya pelayanan pengangkutan keseluruhan sampah yang ada di suatu wilayah. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan rute kendaraan untuk distribusi pengangkutan sampah dengan meminimalkan waktu tempuh yang optimal untuk distribusi tersebut dan menambahkan UPS sebagai fasilitas perantara. Metode yang digunakan pada penelitian ini menggunakan metode vehicle routing problem with Intermediate Facilities. Hasil dari penelitian ini diperoleh 15 rute untuk 15 unit kendaraan pengangkut sampah untuk kedua sesi rute, dengan total timbunan sampah 22 ton/hari untuk rute sesi 1 dan 19,8 ton/hari untuk rute sesi 2. Sedangkan dengan total waktu operasional 2433,15 menit untuk sesi 1 dan 2496,8 menit untuk sesi 2.

This study discusses the problem of waste transportation management in DLHK Depok City. West Java Province is the highest organic waste producer in Indonesia. Whereas Depok City is the highest organic waste producer, with a total pile of organic waste is 60% of 594.000 tons of waste in 2021. There are already organic waste processing facilities in Depok City, that is Waste Processing Unit (UPS), but the waste allocation received by UPS is still low. The high number of piles of organic waste and the low allocation of waste to UPS show that this situation must be balanced with excellent waste transportation services. This study aims to obtain vehicle routes for the distribution of waste transportation by minimizing the optimal travel time for the distribution and considering UPS as an intermediary facility. The method used in this research is the Vehicle Routing Problem with Intermediate Facilities method. The results of this study obtained 15 routes for 15 units of waste transport vehicles for both sessions, with a total waste pile of 22 tons/day for session 1 and 19.8 tons/day for session 2. Meanwhile, with a total operational time of 2433.15 minutes for session 1 and 2496.8 minutes for session 2."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nindi Sekarsari
"Sejak tahun 2006, Pemerintah Daerah Kota Depok telah membangun Unit Pengolahan Sampah (UPS) dalam rangka mengurangi volume sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir. Salah satu kegiatan yang dilakukan di UPS Kota Depok adalah melakukan pengomposan secara open windrow untuk mengolah sampah organiknya. Namun, upaya pengomposan yang sedang berjalan belum menghasilkan kualitas kompos yang sesuai dengan SNI 19-7030-2004. Secara teoritis, beberapa faktor yang mempengaruhi proses pengomposan open windrow antara lain komposisi bahan baku, ukuran partikel dan juga pengadukan. Berdasarkan survey pendahuluan, frekuensi pengadukan menjadi indikasi utama faktor yang mempengaruhi hasil kualitas kompos di UPS Kota Depok. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh frekuensi pengadukan terhadap proses pengomposan open windrow dengan mengambil tempat di UPS Jalan Jawa, Kota Depok. Variasi frekuensi pengadukan yang diterapkan adalah tanpa pengadukan (gundukan I), pengadukan seminggu sekali (gundukan II) dan pengadukan seminggu tiga kali (gundukan III). Parameter kualitas yang dikontrol adalah temperatur dan pH (setiap interval satu minggu), kelembaban dan perbandingan C/N (setiap interval dua minggu) dan seluruh parameter di atas ditambah parameter water holding capacity (WHC) dilakukan saat kompos matang. Hasil penelitian membuktikan bahwa terdapat pengaruh frekuensi pengadukan terhadap proses pengomposan open windrow. Selama proses pengomposan, gundukan II dan gundukan III yang mengalami pengadukan memiliki kualitas lebih baik untuk parameter temperatur, pH, kelembaban dan perbandingan C/N dibandingkan dengan gundukan I (tanpa pengadukan). Sedangkan hasil kualitas kompos antara gundukan II dan gundukan III memiliki kemiripan sehingga metode pengomposan open windrow yang lebih efektif untuk diterapkan di UPS Jalan Jawa adalah dengan melakukan frekuensi pengadukan seminggu sekali (gundukan II) didukung dengan penambahan air rata-rata 39 liter per minggu dan volume gundukan sebesar 1,35 m3.

Since 2006, the Government of Depok has been constructing the Waste Management Unit (UPS) in order to reduce the volume of waste disposed at landfill. One of the activities carried out in UPS Depok is conducting open windrow composting to process the organic waste. However, the current composting is not producing good quality compost according to SNI 19-7030-2004. Theoretically, several factors that affect open windrow composting are composition of feedstock, particle size, and also turning frequency. Based on initial survey, turning frequency is the main indication that affect the quality of compost in UPS Depok. Therefore, there?s a need to conduct a study to determine the effect of turning frequency in open windrow composting. The study is carried out at UPS Jalan Jawa, Depok. The variation of the turning frequency are without turning (pile I), turning once a week (pile II) and turning three times a week (pile III). The parameters of quality control from this study are temperature, pH (interval once week), moisture and C/N ratio (interval two weeks) and all the parameters above plus water holding capacity for mature compost. The result of this study proves that turning frequency affects open windrow composting. During the composting process, pile II and pile III which are turned have better quality for temperature, pH, moisture and C/N ratio compared to the pile I (without turning). While the results of compost quality from pile II and pile III have similarities. So, the most effective open windrow composting method that can be applied in UPS Jalan Jawa is turning once a week (pile II) and supported by addition approximately 39 litre of water per weeks and pile volume about 1,35 m3."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S108
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library