Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Usep Nugraha
Abstrak :
Dampak COVID-19 bagi dunia di antaranya adalah penularan virus, kematian, dan masalah kesehatan mental. Isu kesehatan mental terutama menjadi perhatian masyarakat urban, di mana kasus COVID-19 paling banyak terjadi. Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa bentuk kota dapat memiliki kaitan dengan kesehatan mental populasi urban. Studi ini menganalisis apakah bentuk kota dapat mengurangi dampak negatif dari pandemi COVID-19 terhadap kesehatan mental masyarakat urban, dengan studi kasus di Jakarta. Hipotesis penelitian ini adalah wilayah yang lebih padu dapat memberikan dukungan yang lebih baik pada status kesehatan mental. Metode Ordinary Least Square (OLS) dan matching digunakan sebagai pendekatan untuk menjawab pertanyaan penelitian. Hasil analisis menunjukkan bahwa bentuk kota yang lebih padu mengurangi tekanan mental yang dihadapi oleh masyarakat urban selama pandemi. Selain itu, pengaruh bentuk kota lebih dirasakan oleh kelompok laki-laki, bukan pendatang, dan individu dari keluarga kaya ......Several impacts of COVID- 19 on the world include increased fatalities and physical and mental health issues. Mental health issues are a concern among the people living in urban areas, where the pandemic hit most. Existing studies show that urban form could associate with the general mental health status of urban populations. Jakarta is the case of this study in the investigation of whether urban form could moderate the negative impact of the pandemic on the mental health of urban society. The hypothesis is a more compact area could offer better support. An Ordinary Least Square (OLS) estimator combined with a matching technique is used as the identification strategy. The results suggest that urban form reduces the mental distress symptoms encountered by urban communities during the pandemic. In addition, the urban form effect is majorly felt by males, non-migrants, and individuals from wealthy families.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irzal Adji Pangestu
Abstrak :
Mulai beroperasinya MRT di Jakarta, akan mempengaruhi urban form pada jalur pedestrian di sekitar kawasan MRT. Urban form digunakan untuk mendeskripsikan karakter fisik sebuah kota. Yaitu, karakteristik yang membentuk daerah terbangun, termasuk bentuk, ukuran, kepadatan, dan konfigurasi permukiman. Skripsi ini ingin mengetahui dampak hadirnya MRT terhadap urban form pada jalur pedestrian saat sebelum dan sesudah MRT beroperasi karena akan menimbulkan perubahan pada karakteristik dan kualitas urban form pada jalur pedestrian Kawasan MRT. Ada beberapa metode yang digunakan dalam skripsi ini studi literatur, wawancara, dan observasi berbagai elemen urban form (kepadatan, penggunaan lahan, akses dan infrastruktur, tata letak, dan karakteristik bangunan) pada jalur pedestrian di kawasan stasiun MRT Bundaran HI. Kesimpulan dari skripsi ini untuk mengetahui perubahan karakteristik dan kualitas urban form pada jalur pedestrian yang terbentuk di Kawasan MRT. ......Starting the operation of the MRT in Jakarta will affect the urban form on pedestrian lanes around the MRT area. Urban form is used to describe the physical character of a city. Which is, the characteristics that builds the area, including the shape, size, density, and configuration of settlements. This thesis wants to find out the impact of the presence of MRT on urban forms on pedestrian lanes before and after the MRT operates because it will cause changes in the characteristics and quality of urban forms on the pedestrian lanes of the MRT Region. There are several methods used in this thesis, literature studies, interviews, and observations of various urban form elements (density, land use, access and infrastructure, layout, and building characteristics) on pedestrian lanes in the HI Bundaran HI MRT station area. The conclusion of this thesis is to find out the characteristics and quality changes of urban forms on pedestrian lanes formed in the MRT area.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunita
Abstrak :
Studi tentang obesitas dari berbagai sudut pandang telah banyak dibahas dalam literatur ilmu kesehatan. Akan tetapi, studi yang membahas obesitas dari sisi karakter kota masih sangat terbatas, terutama untuk negara berkembang. Untuk melengkapi gap literatur, studi ini memberikan pembuktian empiris hubungan kausal antara obesitas dan karakter kota berupa urban sprawl. Skor indeks risiko gempa dan elevasi digunakan sebagai instrument variable (IV) untuk mengatasi masalah endogenitas dalam mengestimasi parameter. Hasil estimasi dengan metode 2SLS menunjukkan bahwa peningkatan satu persen indeks sprawl akan menurunkan 3,6% poin indeks massa tubuh dan 0,4% poin likelihood peningkatan status obesitas. Konsisten dengan hasil estimasi tersebut, studi ini menemukan bahwa semakin sprawl suatu area, maka peluang individu melakukan aktivitas fisik seperti berjalan kaki dan bersepeda semakin meningkat, intensitas individu mengkonsumsi makanan sehat meningkat, dan intensitas konsumsi makanan yang tidak sehat semakin menurun. Berdasarkan hasil temuan tersebut, dapat disimpulkan bahwa untuk mengendalikan tingkat obesitas masyarakat dapat dilakukan dengan melakukan perubahan pada struktur kota (lingkungan) dengan meningkatkan fasilitas yang dapat mendukung aktivitas fisik masyarakat, seperti jogging track, jalur khusus sepeda, atau taman untuk berolahraga terutama di aera yang padat residensial. ......The study of obesity from various perspectives has been widely discussed in the health science literature. However, studies that discuss obesity in terms of urban character are still very limited, especially for developing countries. To complete the literature gap, this study provides empirical evidence of a causal relationship between obesity and urban form in terms of urban sprawl. The earthquake risk and elevation scores are used as instrument variables (IV) to solve the endogeneity problem in estimating parameters. The estimation results using the 2SLS method find that a one percent increase in the sprawl index will decrease 3.6% body mass index points and 0.4% likelihood of increasing obesity status. Consistent with the results, this study found that the more sprawl an area, the chances of individuals doing physical activities such as walking and cycling increased, the intensity of individuals consuming healthy food increased, and the intensity of consumption of unhealthy foods decreased. Based on these findings, it can be concluded that to combat the obesity rate can be done by making changes to the structure of the city (environment) by increasing facilities that can support the physical activities of the community, such as jogging tracks, bicycle lanes, or parks to exercise, especially in areas that residential solid.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifi Fazrina Djuuna
Abstrak :
Transport consumption has rapidly increased in conjunction with urban expansion. It is widely claimed through compact city hypothesis that individuals transport consumption could be more efficient as urban form changes. However, this evidence only seemed to work for the case of developed countries. This paper would like to investigate the relationship between urban form and transport consumption in developing country, particularly Indonesia. In general, this study suggests that compact city hypothesis is rejected for the case of Indonesia, because transport consumption tend to increase as population density grew. Specifically, due to endogeneity of urban form, this research relies on IV TSLS analysis to obtain unbiased estimates. Main IV TSLS results verify that the correlation between urban form and transport consumption tend to form U-shaped relationship–after reaching a certain point, transport consumption tend to increase as population density grew.
Konsumsi transportasi meningkat cukup tinggi sejalan dengan ekspasi wilayah perkotaan. Berdasar compact city hypothesis, konsumsi transportasi individu seharusnya menjadi lebih efisien saat struktur wilayah perkotaan berubah. Namun, hipotesis ini hanya berpengaruh pada kasus negara-negara maju. Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi hubungan antara bentuk wilayah perkotaan dan konsumsi transportasi di negara berkembang, khususnya Indonesia. Secara umum, penelitian ini menunjukkan bahwa compact city hypothesis tidak terjadi pada kasus Indonesia, sebab konsumsi transportasi cenderung meningkat saat kepadatan penduduk meningkat. Secara spesifik, akibat adanya endegenitas bentuk wilayah perkotaan, penelitian ini menggunakan analisis IV TSLS dalam memperoleh hasil yang tidak bias. Hasil utama IV TSLS menunjukkan bahwa korelasi antara bentuk wilayah perkotaan dan konsumsi transportasi cenderung berbentuk U–setelah mencapai titik tertentu, konsumsi transportasi cenderung meningkat saat kepadatan penduduk bertambah.
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T52805
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irfani Fithria Ummul M
Abstrak :
Pembangunan kota yang memiliki kepadatan tinggi dikalim sebagai bentuk perkotaan yang sesuai untuk membangun modal sosial. akan tetapi, hubungan antar keduanya belum banyak diinvestigasi secara empiris, sehingga terjadi berbagai hasil yang berlawanan di literatur. Studi ini bertujuan untuk menganalisa peranan bentuk fisik perkotaan terhadap pembentukan modal sosial dengan menggunakan kasus kota metropolitan di Indonesia. Riset ini juga merupakan studi yang pertama kali menganalisa hubungan bentuk perkotaan dengan modal sosial di Indonesia dengan menggunakan Regresi Logistik Multilevel. Hasil empiris menunjukkan bahwa individu yang tinggal di wilayah padat memiliki kemungkinan untuk lebih tidak mengenal tetangganya, lebih tidak mempercayai orang lain dan kurang aktif dalam kegiatan masyarakat. Sedangkan, konektivitas jalan memiliki hubungan yang positif dengan tingkat bridging trust akan tetapi justru memiliki jaringan sosial (social network) yang lebih rendah. Selain itu, keberadaan berbagai fasilitas publik ternyata sama sekali tidak berhubungan dengan pembentukan modal sosial. Dengan data agregat, studi ini belum bisa memberikan rekomendasi kebijakan yang spesifik. Akan tetapi, para pembuat kebijakan perlu memikirkan peranan bentuk perkotaan terhadap pembentukan modal sosial.
High-density urban development is claimed as a suitable urban form in enhancing social capital. However, the relationship between those two variables has not been well empirically explored, leading to the emergence of competing results in the literature. This study aimed to investigate the role of urban physical arrangement or urban form in the social capital formation using Indonesian metropolitan cities as a case study. This research was also the first empirical study to investigate the association between urban form and social capital in Indonesia. The multilevel logistic regression was used to investigate the association between the urban form and several indicators of social capital. The findings revealed that individuals in high residential density areas were less likely to know their neighbours, had lower levels of bridging trust, and less involved in the communitys activities. Meanwhile, street connectivity appeared to have a positive association with bridging trust but negatively related to social networks. Moreover, the land use mix did not seem to be significantly associated with any social capital variables. However, the aggregated data of urban form limited our ability of the present study to provide specific policy recommendations. Nonetheless, this study would still suggest that urban planners and policy makers should be mindful to consider that urban form features might influence the development of social capital.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library