Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Frizka Salsabila Zafri
"Seorang apoteker harus memiliki fondasi dasar dalam profesinya, 2 diantaranya yaitu manajemen logistik obat dan pengendalian kualitas obat. Manajemen logistik yang efektif dan efisien diperlukan agar tidak terjadi masalah adanya stok obat kadaluwarsa (expired date). Kualitas obat salah satunya ditentukan oleh kelancaran proses produksi suatu obat. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti, ditemukan bahwa manajemen logistic obat di apotek belum maksimal. Ditemukan 105 jenis barang passive dan ED, dengan total perkiraan kerugian Rp 37,5 juta. Penulis memberikan solusi alternatif untuk penanganannya seperti label ?USE FIRST?, training management, penataan ulang rak obat. Pada faktor kualitas obat, ditemukan satu masalah khusus yang sering terjadi di pabrik, yaitu tablet molting dan melting. Investigasi menunjukkan bahwa ada masalah pada mesin Fluid Bed Dryer (FBD), sehingga dilakukan Performance Qualification (PQ) terhadap mesin. Hasil PQ dicantumkan dalam data dari pengujian Loss of Drying (LOD), Flowability, dan Particle Size Distribution (PSD).

A pharmacist must have a basic foundation, 2 of which are drug logistics management and drug quality control. Effective and efficient logistics management is needed to avoid problems with expired drug stocks. The quality of a drug is determined by the smooth production process of a drug. Based on the results of observations made by researchers, it was found that the logistics management of drugs in pharmacies was not maximized. We found 105 types of passive and ED items, with a total estimated loss of IDR 37.5 million. The author provides alternative solutions for handling such as ?USE FIRST? label, training management, rearranging medicine shelves. In the drug quality factor, one particular problem was found that often occurs in factories, namely molting and melting tablets. The investigation showed that there was a problem with the Fluid Bed Dryer (FBD) machine, so a Performance Qualification (PQ) was carried out on the machine. PQ result are included in data from Loss of Drying (LOD), Flowability, and Particle Size Distribution tests."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Frizka Salsabila Zafri
"Seorang apoteker harus memiliki fondasi dasar dalam profesinya, 2 diantaranya yaitu manajemen logistik obat dan pengendalian kualitas obat. Manajemen logistik yang efektif dan efisien diperlukan agar tidak terjadi masalah adanya stok obat kadaluwarsa (expired date). Kualitas obat salah satunya ditentukan oleh kelancaran proses produksi suatu obat.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti, ditemukan bahwa manajemen logistic obat di apotek belum maksimal. Ditemukan 105 jenis barang passive dan ED, dengan total perkiraan kerugian Rp 37,5 juta. Penulis memberikan solusi alternatif untuk penanganannya seperti label “USE FIRST”, training management, penataan ulang rak obat.
Pada faktor kualitas obat, ditemukan satu masalah khusus yang sering terjadi di pabrik, yaitu tablet molting dan melting. Investigasi menunjukkan bahwa ada masalah pada mesin Fluid Bed Dryer (FBD), sehingga dilakukan Performance Qualification (PQ) terhadap mesin. Hasil PQ dicantumkan dalam data dari pengujian Loss of Drying (LOD), Flowability, dan Particle Size Distribution (PSD).

A pharmacist must have a basic foundation, 2 of which are drug logistics management and drug quality control. Effective and efficient logistics management is needed to avoid problems with expired drug stocks. The quality of a drug is determined by the smooth production process of a drug.
Based on the results of observations made by researchers, it was found that the logistics management of drugs in pharmacies was not maximized. We found 105 types of passive and ED items, with a total estimated loss of IDR 37.5 million. The author provides alternative solutions for handling such as “USE FIRST” label, training management, rearranging medicine shelves.
In the drug quality factor, one particular problem was found that often occurs in factories, namely molting and melting tablets. The investigation showed that there was a problem with the Fluid Bed Dryer (FBD) machine, so a Performance Qualification (PQ) was carried out on the machine. PQ result are included in data from Loss of Drying (LOD), Flowability, and Particle Size Distribution tests.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fadhaa Aditya Kautsar Murti
"Latar belakang: Angka penggunaan kondom di kalangan remaja laki-laki ketika melakukan hubungan seksual pertama kali sangatlah rendah, padahal perilaku saat hubungan seks pertama kali ini dapat membentuk perilaku seksual di masa depan. Hal ini membuat prevalensi Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD) dan Infeksi Menular Seksual (IMS) di kalangan remaja sangatlah tinggi. Maka dari itu, penting untuk mengetahui faktor apa yang mendorong remaja untuk menggunakan kondom ketika melakukan hubungan seksual pertama kali.
Metode: Penelitian ini menggunakan data SDKI KRR 2017 dengan jumlah sampel sebesar 1.127 remaja yang terbagi menjadi 377 remaja milenial dan 750 remaja gen Z. Variabel dependen penelitian ini adalah penggunaan kondom ketika melakukan hubungan seksual pertama kali yang dianalisis dengan kompleks sampel menggunakan kai kuadrat untuk analisis bivariat dan regresi logistik untuk multivariat.
Hasil: Analisis multivariat menunjukkan bahwa faktor dominan pada generasi milenial adalah penggunaan narkoba (p-value= 0,008; aOR= 3,442 (1,393—8,505)) dan pada generasi Z adalah jenis pasangan (p-value= 0,036; aOR= 4,109 (1,097—15,395)).
Kesimpulan: Faktor dominan menunjukkan bahwa telah adanya remaja di populasi yang berisiko. Maka dari itu, intervensi dapat ditunjukkan kepada kelompok berisiko melalui edukasi.

Background: The prevalence of condom use among male adolescents at first sex was notably low despite being an important factor that shapes future sexual behavior, causing the prevalence of unwanted pregnancy and sexually transmitted infections to be high. Therefore, addressing this issue in regards to what factors lead to condom use at first sex would be notably important.
Methods: This research used IDHS Special 2017 dataset with sample number of 1,127 adolescents, 377 of them were millennials and 750 of them were gen Z. The dependent variable of this research was condom used at first. Analysis were conducted using chi square for bivariate analysis and logistic regression for multivariate analysis.
Results: Multivariate analysis showed that the most influencing factor for millennials was drug use (p-value= 0,008; aOR= 3,442 (1,393—8,505)) and for generation Z was partner types (p-value= 0,036; aOR= 4,109 (1,097—15,395)).
Conclusion: Multivariate analysis suggested that there were some proportions among adolescents that were at risk and therefore, intervention should be conducted to address them through education.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library