Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Demarda Kalimanto
"

Pergerakan lalu lintas kota Jakarta dihubungkan dengan jalan Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR). Jaringan jalan ini memiliki volume lalu lintas tinggi karena terintegrasi dengan jalan tol lainnya yang menghubungkan antar kota dengan kota Jakarta. Kecenderungan jalan dengan volume lalu lintas padat apabila terjadi perbaikan jalan akan menimbulkan hambatan perjalanan mulai dari meningkatnya waktu perjalanan hingga tundaan panjang arus lalu lintas pada window time. Tundaan perjalanan tersebut menyebabkan kerugian bagi pengguna jalan. Penelitian ini mengkaji dampak perubahan kecepatan di zona kerja (work zone) dengan membagi dua area perkerjaan. Dari dua tipe ini dapat diketahui biaya yang dikeluarkan oleh pengguna jalan akibat tundaan perjalanan. Namun dari kerugian tersebut terdapat biaya perbaikan jalan yang menjadi tanggungan bagi pengelola jalan. Survey lalu lintas telah dilakukan di Jalan Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) seksi S menggunakan alat roadpod metrocount. Alat ini dapat menghitung penurunan kecepatan beserta volume lalu lintas pada dua lokasi zona kerja. Kerugian pengguna jalan akibat tundaan perjalanan dihitung dari biaya operasional kendaraan. Hasil dari penelitian ini didapat diketahui perubahan kecepatan rata-rata sebesar 53 km/h dan 59 km/h, kenaikan biaya operasional kendaraan sebesar 169 % dan 206 % akibat adanya penurunan kecepatan yang disebabkan oleh hambatan atau perbaikan jalan dan kenaikan total biaya pengguna jalan dengan biaya perbaikan jalan apabila mengalami tundaan penanganan.


The Jakarta city traffic movement is linked to the Jakarta Outer Ring Road (JORR) Toll Road. This road network has a high traffic volume because it is integrated with other toll roads that connect between cities and the city of Jakarta. The trend of roads with heavy traffic volume in the event of road repairs will cause travel obstacles starting from increasing travel time to the long delay in traffic flow at the window time. The travel delay caused losses to road users. This study examines the impact of changes in speed in the work zone by dividing the two work areas. From these two types, it can be seen the costs incurred by road users due to the delay in travel. However, from these losses there are costs for road repairs that are borne by road managers. Traffic surveys have been carried out on the Jakarta Outer Ring Road Toll Road (JORR) section S using the roadpod metrocount tool. This tool can calculate the decrease in speed along with the volume of traffic in the two locations of the work zone. Loss of road users due to travel delay is calculated from vehicle operating costs. The results of this study are known to change the average speed of 53 km/h and 59 km/h, an increase in vehicle operating costs by 169% and 206% due to a decrease in speed caused by road repairs and an increase in total road user costs with the cost of repairing the road if a delay occurs.

"
2019
T53170
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dadang Iskandar
"Program pemeliharaan jalan merupakan persyaratan penting agar kinerja jalan tetap stabil. Life Cycle Cost Analysis (LCCA) adalah salah satu metode dalam proses manajemen perkerasan. LCCA digunakan untuk mendukung pengambil keputusan sebagai alat analisis jaringan jalan. Banyak agen transportasi telah menggunakan pendekatan LCCA deterministik maupun probabilistik. Pembuat keputusan menggunakan metode probabilistik untuk mengevaluasi risiko investasi menggunakan variabel input, asumsi, atau estimasi yang tidak pasti. Karena banyaknya input data ambigu dan tidak pasti diperlukan penggunaan aplikasi komputasi lunak/soft computing untuk mengatasinya. Disertasi ini bertujuan mengembangkan sistem informasi preventif jalan dengan inferensi (SIP_JADI) menggunakan teknik soft computing. Diawali dengan pengembangan soft computing berbasis artificial neural network (ANN) yang digunakan untuk pemodelan prediksi hambatan/kerusakan jalan yang kemudian dilanjutkan dengan algoritma berbasis logika fuzzy yang menghadirkan LCCA pemeliharaan preventif perkerasan dengan mempertimbangkan biaya pengguna. Algoritma dengan sistem logika fuzzy berbasis aturan di mana pengguna dapat mendefinisikan aturan untuk mencerminkan kebijakan dan strategi agensi. Penurunan kecepatan akibat dari hambatan baik dari kerusakan jalan maupun adanya zona kerja menjadi input penting yang berpengaruh terhadap biaya pengguna/user cost. Semakin lama penundaan perbaikan kerusakan jalan, akan semakin menambah biaya yang dikeluarkan oleh pengguna. Hasil yang cukup signifikan pada studi kasus yang ditinjau yaitu di jalan tol Jakarta outer ring road seksi S (JORR-S) dengan pengamatan selama 3 (tiga) tahun di tengah masa pemeliharaan menunjukkan kinerja perkerasan meningkat dari indeks present serviceability index (PSI) dengan nilai 2,8 meningkat menjadi 3,2. Dengan meningkatnya indeks kinerja perkerasan meningkat pula umur layanan jalan.

Road maintenance program is an important requirement for improving road performance and its stability. Life Cycle Cost Analysis (LCCA) is one of the methods adopted in pavement management process. It is a decision-making support tool employed for road network analysis. Furthermore, many transportation agencies have utilized deterministic and probabilistic LCCA approaches. The probabilistic methods are employed by decision makers to evaluate investment risks, using uncertain input variables, assumptions or estimates. Due to the ambiguity and uncertainty of the number of data input, a soft computing application is required. This study discusses the development of a road preventive information system with inference (SIP_JADI), using soft computing techniques. In addition, it is initiated with the development of artificial neural network (ANN)-based soft computing technique used for modeling road obstacles/damage predictions. Fuzzy logic-based algorithms present LCCA for pavement preventive maintenance by considering user costs. Algorithms with fuzzy logic systems are rule-based where users can define rules to reflect agency policies and strategies. The reduction in speed limit due to obstacles from road damages and presence of work zones is an important input that affects user costs. Therefore, the longer the delay in repairing road damages, the higher the costs incurred by users. This study was conducted on the Jakarta outer ring road section S (JORR-S) with observations for three years during maintenance period. The results showed that pavement performance improved from the present serviceability index (PSI) with a value of 2.8 to 3.2. Furthermore, as the pavement performance index increases, the life of the road service also increases. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Indah Sujarwati
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Corporate Income Tax Rate (CITR) terhadap arus masuk Foreign Direct Investment (FDI) pada negara-negara di dunia, dan perbedaan pengaruhnya pada tiga kelompok income level yang berbeda (high income, upper middle income, lower middle dan low income). Penelitian dilakukan dengan unit analisis makro pada 112 negara periode 2003-2017. Estimasi dilakukan dengan menggunakan unbalanced panel data dengan fixed effect model. Hasil estimasi menunjukkan bahwa CITR tidak memiliki dampak signifikan terhadap FDI. CITR bukan merupakan faktor utama yang menentukan keputusan perusahaan multinasional dalam melakukan FDI. Karakteristik Corporate Income Tax (CIT) yang mengikat pada semua sektor bisnis (tanpa terkecuali), penentuan CITR yang dipengaruhi oleh banyak faktor, dan kompleksitas CIT yang lebih tinggi dibandingkan dengan jenis pajak lainnya menyebabkan sensitifitas FDI terhadap perubahan CITR menjadi berkurang. Hasil estimasi menunjukkan bahwa dalam melakukan keputusan investasinya, investor lebih tertarik menanamkan modalnya pada negara yang memiliki market size besar (baik pasar domestik maupun ekspor). Country openness dan stabilitas politik merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi keputusan FDI di negara-negara lower middle dan low income. Variabel FDI region berpengaruh signifikan pada negara-negara upper middle, lower middle dan low income. Sementara dummy GFC berpengaruh signifikan di semua level, kecuali upper middle income. Hasil estimasi dengan mengeliminasi tax haven country menunjukkan hasil hampir sama, dimana CITR memiliki signifikansi yang lemah pada kelompok negara lower middle dan low income. Klasifikasi host country sebagai tax haven country tidak serta merta menyebabkan perusahaan multinasional menanamkan investasinya melalui skema FDI tanpa mempertimbangkan determinan lainnya.

ABSTRACT
This study aims to determine the effect of Corporate Income Tax Rate (CITR) on Foreign Direct Investment (FDI) inflows around the world, and the differences between three income level groups (high income, upper middle income, lower middle and low income). The study was conducted with a unit of macro analysis of 112 countries of period 2003-2017. Estimation is done by unbalanced panel fixed effect models technique. Estimation results show that CITR has no significant impact on FDI. CITR is not the main factor determines the decision of multinational companies in conducting FDI. Characteristics of Corporate Income Tax (CIT) imposed on all business sectors (without exception), determination of CITR which is influenced by many factors, and higher complexity of CIT compared to other types of taxes causes the sensitivity of FDI to CITR changes is reduced. Estimation results show that in making investment decision, investors are more interested in investing their capital in large market sizes countries (both domestic and export market). Country openness and political stability are one of the main factors affecting FDI decisions in lower middle and low income countries. Dummy GFC has a significant effect on all levels, except for upper middle income. The FDI region variable has a significant effect on upper middle, lower middle and low income countries. Estimation results by eliminating the tax haven countries show almost the same results, where CITR has a weak significance in the lower middle and low income countries. The classification of host countries as a tax haven country does not necessarily cause multinational companies to invest in FDI schemes without considering other determinants."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library